Anggur Hijau dan Airmata
Jam 21.30. Ibunda baru pulang dari pesta nikah pengusaha kapal ikan. Hmm, tempatnya aja di Hotel Mulia, tak sulit mengira bahwa makanan yang tersedia akan berlimpah ruah.
Aku yang agak capek karena Daud baru mau tidur beberapa menit sebelum ibu pulang, jadi ‘tersegarkan’ oleh-oleh pesta tadi. Dua ikat anggur hijau dan dua kue bolu. Eh, dua ikat ini kalau ditimbang sepertinya hampir 1 kg deh. Aku yang bengong lalu bertanya, "Ngga papa nih buah yang dibawa pulang segini banyak?". "Orang-orang juga pada bawa pulang kok. Buahnya aja tadi dihampar gitu, apalagi jeruk & apel, banyak banget", kata ibu.
Antara takjub dan miris. Semoga makanan di acara itu tak banyak terbuang. Semoga ada orang miskin yang ikut menikmati.
Terbayang di hati, betapa keriput kulit anak-anak yang gizinya sangat kurang. Betapa lemah gerak tubuh mereka. Betapa layu sorot matanya. Betapa keadaan itu tak pernah luput dari airmataku yang berebut jatuh. Tak peduli berapa kali stasiun TV berulang menayangkannya. Betapa pedih perasaan orangtua yang tak berdaya. Walau aku ikut sedih, pilu mereka pasti tak terwakilkan.
Ah bunda, bukan aku tidak bersyukur sudah dibawakan penganan. Hanya saja…
Yah, semoga tak ada makanan sisa bertumpuk yang basi, yang akan membuat perih hati orangtua-orangtua itu. Semoga mereka tak tahu (?)
Aswad
February 20, 2006 at 10:52 amYa begitu lah umumnya pesta pernikahan yang ada di Indonesia. Baik yang tradisional atau tidak semua bergaya hedonis. Pesta mewah, makanan berlebih, setel lagu semaleman keras2 sampe sekampung kedengeran, jadi tempat rumpi dan pacaran, penganten ga solat seharian takut make up luntur. Fiuuhh…
naga
February 21, 2006 at 3:22 amiya..kenapa ya org2 suka maksa pesta jor2an…???
Rani
March 5, 2006 at 1:29 amjorjoran itu tanda ga pede sebenernya…