“Bunda, pijetin aku dong!”

Kemarin Daud agak rewel. Kalau digendong atau habis minum susu, kelihatannya ngantuk. Tapi kalau direbahkan di kasur, melek lagi deh matanya. Doh!

Sudah hampir jam 9 malam, dan aku capek. Jadi waktu dia protes ketika tubuhnya menyentuh kasur, kudiamkan saja. "Auk ah! Bunda istirahat bentar ya! Daud kan sudah makin berat, pundak bunda sakit nih," kataku sambil duduk di kursi dekat tempat tidur.

Eh, mbah putrinya keluar kamar. Mungkin kasihan karena cucunya yang satu ini ribut aja, jadi digendonglah dia. "Kok agak anget ya? Apa kecapekan? Dipijitin bunda gimana?", kata beliau sambil pegang-pegang tengkuk Daud.

Aku baru ingat, tadi siang memang kepalanya agak hangat tapi suhu tubuhnya cuma 37,1 C. Mungkin memang capek karena gerakannya sudah makin banyak. Aku lupa kapan terakhir kali memijatnya. Sepertinya sudah tiba waktu pijat yang berikut senyum

Ketika ditaruh di kasur, kembalilah teriakan protesnya berkumandang hehehe… Baju dilepas, posisi tengkurap. Masih protes. Kuteteskan minyak telon ke telapak tangan, dan mulailah bahunya kupijat lembut.

Eh, kok jadi anteng?! "Ngg… Mm.. Aoh.. Hoo.. hoo… Nggmm… mmm…", ocehnya dengan kepala rebah. Waktu ditanya, "Enak ya?" sama mbah putri, dia tertawa, "Heheee…". Walaaahhhhh!!!! Bilang dong dari tadi kalo pengen dipijet, nak! emoticon

Pijatan berlanjut ke sepanjang tulang punggung, tangan, kaki (terutama betis, Daud hobinya berdiri sih!), sampai pantat. Duuh, kayanya nikmat banget deh. Semua protesnya berganti gumam-gumam. Sesekali aku diberi senyum. Wahduh… hati mana yang tak luluh lihat si ganteng ini senyum-senyum! emoticon

Kira-kira 15 menit, pijatan kusudahi. Waktu dipakaikan baju, lho dia protes lagi. Lalu kakinya kupijit-pijit. Eh tenang lagi. Halaaahhh, minta tambah rupanya emoticon Ya sudah, kuladeni saja sampai dia puas. Habis pijit, terus digendong. Jam setengah sepuluh sudah merem. Gantian aku yang senyam-senyum. Geli. Sukses! emoticon

Waktu Ibrahim masih bayi, dia sering dipijat oleh mbah… engg… -siapa ya namanya Yang? lupa aku- yang memang profesinya memijat bayi dan anak-anak. Tinggalnya di dekat rumah mertuaku di Solo. Jadwalnya adalah kalau rewel (tanda capek, kata mbah kakungnya) dan sepulang bepergian.

Pulang dari sana biasanya Ibrahim sudah tidur pulas dengan tubuh berbalur beras kencur, walau selama dipijat nangisnya luar biasa ("Heeeyyy! Aku ngga mau disuruh tiduran! Doooh, kok dipegang-pegang seeehhh! Iiiihhh… mau mik susuuu!!", gitu kali protesnya kalo dia udah bisa ngomong). Enak sekaligus capek nangis kali ya.

Pijat untuk bayi bukan kegiatan wajib, tapi juga tidak dilarang. Dr. Wati biasanya menyarankan para orangtua untuk melakukannya sendiri, ketimbang minta dipijatkan fisioterapis atau ‘dukun’ pijat.

Kalau kurang pede, orangtua bisa baca-baca dulu panduan memijat bayi (untuk bayi prematur ada prosedur yang lebih spesifik). Kalau pede banget -hehe, seperti sayah- ya sekenanya saja tanpa teori. Asal kira-kira tidak menyakiti dan nyaman untuk anak. Tidak berbeda jauh dibandingkan metode pijat orang dewasa kok.

Sentuhan bisa menghantar cinta dan lebih mengakrabkan, begitulah kira-kira alasan beliau. Dengan alasan yang sama pula, beliau minta para suami saja yang memijat istrinya -biasanya pasca melahirkan- ketimbang sang istri berpijat di spa atau salon.

Pijatan ini juga jadi acara lepas lelah aku dan suamiku walau tidak rutin. Kangmas beroleh ‘ilmu’ pijat dari ayahnya yang katanya jagoan kalau memijat. Enak? Ya iya lah… Sesudah pijat, terserah kita aja mau ngapain emoticon

p.s. Yang, kalo pulang pijetin aku ya! 

8 Comments

  1. geblek

    March 11, 2006 at 12:40 am

    skalian titip kakiku dong pegel2 nih

    lita: permintaannya sesuai dengan namanya ya? :mrgreen:

  2. hericz

    March 11, 2006 at 8:08 am

    Hwaduh, postingan khusus dewasa!

    aku gak ikutan deh

  3. Hedi

    March 11, 2006 at 10:19 pm

    katanya sih pijitan buat anak²…bisa juga dalam bentuk mengelus (usap²)…

  4. danu

    March 13, 2006 at 2:34 pm

    enaknya punya ummi kayak ummi lita ini. daud minta pijat pake nambah ya oke ajah. kalo nanda koq lebih sering minta dipijitin ayahnya, pdhal ayahnya kan mijatnya model refleksi.

  5. pipit

    March 14, 2006 at 12:43 pm

    Bu, boleh tahu belajar ilmu memijat bayi dimana ?
    Apakah ada referensi online ?
    Btw, untuk soal bayi, punya referensi sumber web atau ikutan milis yang bagus ?

    lita: Saya ngga belajar khusus tuh pak. Referensi bisa dicari di majalah atau buletin Ayahbunda, buku tentang pijat bayi, atau cari di internet juga banyak (lihat link di bawah kategori Health Resource di blog ini).
    Untuk milis, saya ikut milis ‘Sehat’ dan ‘Anakku’, dua-duanya di yahoogroups *bukan promosi* 🙂

  6. Adrian

    March 14, 2006 at 5:32 pm

    anak saya (9 bln) paling seneng kalo dikelonin sambil dipijat-pijat punggungnya. gak pijat betulan sih cuma diusap-usap aja. begitu juga dengan kakaknya (6 thn) masih suka kali saya kelonin sambil dipijat.

    dengan begitu hubungan emosional ‘kan terjalin dengan sendirinya, ini yang terpenting, ya kan?

    lita: Yak betul. Setuju dengan pak Adrian! 🙂

  7. NoY

    March 19, 2006 at 3:54 am

    begini bu…
    pacar saya kalo di pijat pijat kok mau minta tambah…
    apakah itu bisa menandakan kalo dia kelainan jiwa ato apa ?..
    sekiyan pertanyaan dari saya bu…
    tRima kasih atas jawabannya…

    😛

    lita: no comment ah… yang mijet pacarnya sih. nikah dulu aja mas 🙂

  8. Sri Dewi Suryana

    April 30, 2018 at 6:45 pm

    Terima kasih atas informasinya,
    Pijet pada bayi memang perlu karna bisa membantu berlatih relaksasi.

Leave a Reply to geblek Cancel

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.