Menunggu Gundah Pergi
Iya cinta, kita sudah sepakat untuk tidak membiasakan perayaan ulang tahun. Aku juga tidak suka suasana ramai pesta. Atau menikmati makan malam romantis berdua seperti yang Gregorian people (as you state) biasa lakukan di saat yang mereka anggap istimewa (we both know you didn’t like those).
Bukan pestanya. Bukan makan malamnya. Bukan hadiah. It’s not about flower. Hanya secuil aksi untuk hal sepele, di saat yang tepat.
Heeeyyy, you did say that! Long before the time comes. Tapi kok rasaku masih kurang sreg ya? Hmm, jadi ini tidak hanya soal pemberian ucapan, tapi kapan diucapkannya.
Aku tahu itu tidak penting. Tapi kenapa hati ini sedikit tak rela ya? Apa sebenarnya aku tidak ingin menyepakati namun hanya ingin menyenangkan hatimu? Kalau benar begitu, maafkan ketidakjujuranku, yang.
Ah, aku baik-baik saja kok! Hanya sempat gundah sesaat namun cepat hilang setelah sebuah obrolan dengan seseorang. Yang menampilkan tulisan besar berwarna merah dan membuatku tersenyum senang dengan sungguh-sungguh. Lho, jadi ini masih masalah ucapan itu toh?
Duuh, ruwet amat sih! Jangankan dirimu mas, aku saja kadang bingung dengan suasana hatiku sendiri. Sepertinya kok ndak mau nurut sama apa yang diperintahkan otak.
Yah, mungkin memang hanya karena perempuan dan laki-laki menggunakan bahasa yang berbeda dalam mengungkapkan maksud. Perempuan suka hal yang kecil, detil, penuh perasaan, dan terkias. Sedangkan laki-laki fokus pada gambaran besar, pekerjaan penting, dan apa yang terlihat.
Apapun lah yang kukatakan tadi. Aku tetap sayang padamu, selalu. Dan aku tahu kau selalu mencintaiku dalam bahasamu, yang kadang masih gagap kulafalkan hingga saat ini.
Heh?… Kenapa gaya menulisku jadi seperti ini ya? Entahlah. Mulanya sedang membuat draft tentang masalah yang sama sekali lain. Tapi topik ini selalu meloncat-loncat minta perhatian sejak siang hari. Mengganggu kalau tidak dikeluarkan.
Bagi yang tidak mengerti, mohon maafkan saya. Pembicaraan ini agak ‘lokal’ dan hanya melibatkan saya, suami tercinta, dan seseorang. Harusnya tulisan ini pakai tag ‘dewasa’, supaya kodok ijo tidak terjebak terus di sini
p.s. terimakasih untuk obrolan satu malam tentang Mars dan Venus
yanti
March 22, 2006 at 11:47 amAda banyak arti saat seorang perempuan bilang “nggak” atau “iya”.
‘Nggak” bisa berarti “sebenarnya ‘iya’, tapi aku nggak akan bilang ‘iya’ sampai kamu maksa aku”.
“Iya” bisa berarti “sebenarnya ‘nggak’, tapi karena kamu pengen aku bilang ‘iya’, aku akan bilang begitu”.
Even itu aku, yang rada ga romantis, kadang pengen denger pujian atau kata2 cinta, kadang pengen dikasih kejutan.
Tapi aku susah ngungkapin itu ke pasangan. Ada “gengsi perempuan” yang aku punya, yang aku pengennya, orang lain ngerti tanpa aku kasih tau.
Rumit ya? That’s why men love us *pede* :D.
Aswad
March 22, 2006 at 4:21 pmkoq rumit ya? Kalo saya selalu melihat segi kemanfaatan. Kalo bilang “engga” lebih manfaat kenapa harus bilang “iya” ? Kenapa harus ada ucapan “Happy Birthday…” jika itu tidak manfaat, malah mudharat.
Itu saya, sama spt Pak Yahya, laki-laki.
awaloeddin
March 23, 2006 at 4:43 pmsusah dah kalo ngadepin cewek. 🙁
ebonk
March 24, 2006 at 7:39 pmTau yang orang lain mau tanpa dikasih tau? Emangnya paranormal?
yahya
April 2, 2006 at 12:42 amBukan, bukan paranormal….
Mungkin sebaiknya setiap cowok apalagi suami itu belajar yang namanya proses stokastik dan teori probabilitas, biar bisa forecasting … aahahah… Lebih baik lagi kalo belajar ninjitsu, seeing underneath the underneath .. hehe.
Belum pernah belajar semua itu? ga pa pa, yang penting bisa ngegombal, flirting, dan good at finding getaway … 😛 that’l save you from extinction 😀
ps.
forecasting ~: meramal keadaan mendatang berdasarkan data yg ada
Al
September 10, 2008 at 4:46 pmI guess it’s a part of men’s responsibility to understand the women. Especially when one of our responsibility is to lead and guide them. Not just in domestic relationships, between husband and wife(s), but in other aspects of life, too. And I don’t think it goes the other way around.
Pardon if my opinion is not your cup of coffee.