Kala Pilek Melanda

Kalau sedang mendapat pilek, selain terkadang juga demam, ya hidung meler atau hidung mampet. Sebenarnya, apa yang sebaiknya kita lakukan jika dua gejala ini terjadi? Pastinya tindakan untuk hidung yang mampet dan lendir yang mengalir berbeda.

Hidung mampet (stuffy nose)

Hidung mampet karena lendir yang mengering dan sulit dikeluarkan dapat dibantu pengencerannya dengan pemberian larutan garam NaCl isotonik (0,9%) steril berupa tetes (saline nasal drops) atau semprot (saline nasal spray). Aturan pakainya diteteskan langsung atau disemprotkan di lubang hidung yang sedang mampet.

Pada bayi yang hidungnya mampet, di antara tanda-tanda yang mungkin adalah rewel, menggaruk-garuk hidung (atau menggosok-gosokkan hidungnya pada benda atau orang lain), atau suara khas yang timbul saat ia bernapas (bukan mengi). Pemberian tetes hidung juga tidak dapat dikatakan proses yang nyaman bagi bayi, karena akan mudah membuatnya tersedak. Tenangkan dan yakinkan bahwa rasa tidak nyamannya hanya sebentar.

Setelah lendir mencair, pada anak (atau orang dewasa) yang sudah dapat mengendalikan tubuh dengan baik, maka ia dapat diminta untuk menghembuskan napas lewat hidung untuk mendorong lendir keluar. Pada bayi, mungkin akan dibutuhkan alat hisap untuk mengeluarkan lendirnya, berupa pipet (jangan dari bahan gelas). Tekan bagian karet untuk mengeluarkan udara, masukkan ke lubang hidung, lalu lepas bagian karet untuk mekanisme menghisap.

Hindari menghisap lendir menggunakan mulut. Biasanya ibu bayi tidak berkeberatan melakukan ini. Alasannya lebih pada kemungkinan penularan yang tinggi, bukan pada jijik. Ibu mestinya tidak jijik-an pada apapun pada anaknya 🙂 Jika ibu sakit, maka akan berkurang kemampuannya untuk dapat menangani bayi. Dan dapat terjadi penularan ulang dari ibu ke bayi. Jadi sebisa mungkin dihindari ya, bu.

Penanganan hidung mampet dengan larutan garam steril bukan satu-satunya. Ada pula pilihan menggunakan dekongestan (decongestant) dengan ragam bahan aktifnya. Biasanya terdapat di obat selesma (bukan flu, ya, beda). Namun jika masih bisa diatasi dengan yang paling sederhana dan paling rendah risikonya, dekongestan bukan prioritas.

Hidung meler (runny nose)

Hidung meler umumnya terjadi pada tahap awal selesma atau flu. Bisa juga akibat alergi, misalnya pada alergi dingin, alergi debu, atau alergi serbuk sari. Selain itu, hidung meler lumrah terjadi di saat tertentu yang bukan disebabkan oleh kuman, misalnya setelah menangis atau setelah berada di luar ruangan pada hari yang dingin.

Jika hidung meler ini terjadi, yang anda butuhkan tidak lebih dari lembar-lembar tisu ekstra untuk menampung kelebihan lendir. Dan seringkali, hanya itu yang perlu dilakukan dalam mengatasi hidung meler.

Cara lain yang dapat dicoba -juga jika gejala tidak berkurang atau disertai bersin-bersih yang semakin parah- yaitu dengan minum antihistamin, yang dapat mengurangi lendir yang terbentuk di saluran pernafasan.

Penting diingat, ikuti aturan pakai. Antihistamin dapat memberi efek samping atau berinteraksi dengan obat lain dan alkohol.

Kapan perlu ke dokter?

Hidung meler dapat menjadi tanda bahwa masalah yang dialami sifatnya lebih serius. Anda dapat mempertimbangkan untuk berkunjung ke dokter jika:

  • Gejala bertahan selama lebih dari 3 minggu atau diiringi demam.
  • Lendir sangat kental dan berwarna selain putih atau keabuan -mungkin hijau atau kuning- DAN dibarengi dengan rasa sakit pada bagian sinus. Ini mungkin pertanda infeksi bakteri, misalnya sinusitis (penting: sinusitis TIDAK SELALU disebabkan oleh bakteri).
  • Hidung meler di satu lubang saja. Pada anak-anak, ini mungkin menjadi pertanda bahwa ada benda kecil yang menyumbat lubang hidungnya (Bukan canda, adik bungsuku pernah kemasukan bulir tasbih di hidungnya. Hati-hati dengan benda kecil di jangkauan anak-anak ya, bu.).
  • Terdapat darah pada lendir atau keluarnya cairan bening secara terus menerus setelah sebuah trauma pada kepala.
  • Anda memiliki kondisi medis yang serius, misalnya asma atau sedang mengonsumsi obat penekan sistem kekebalan (immune-suppressing medications).

Yang paling penting, ketahui penyebabnya. Dan selalu cari tahu kandungan obat beserta khasiatnya. Jangan sampai over-treatment, minum obat berisi macam-macam yang melebihi yang dibutuhkan.

Referensi:

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.