Chewing Mom Latihan di Tengah Malam
The benefit of being a breastfeeding mom is the practical way of how to feed your baby on your sleepy nights. You donΓ’β¬β’t even need to open your eyes π
And thatΓ’β¬β’s not the only benefit. Your baby can also enjoy other thing: teethe! But this time itΓ’β¬β’s not the rubber thing filled with sterile water. ItΓ’β¬β’s something that yelled Γ’β¬ΛouchΓ’β¬β’ when chewed. The mother!
What made me awake for some hours later was Daud got angry when I pulled myself away. He still asked for some. Milk? No, chew! Maaannnn!!!
Reality DOES bite. Literally, at least for breastfeeding mothers. Welcome aboard, moms!
Keuntungan bagi ibu yang menyusui bayinya adalah kepraktisan. Anda bahkan tak perlu membuka mata jika bayi anda lapar di tengah malam. Ah, tentu ‘yang lain’ yang harus dibuka π Sedikit saja, dan tetap tanpa harus mengumpulkan kesadaran penuh.
Tidak hanya itu. Bayi anda juga dapat menikmati hal lain: latihan menggigit. Tapi latihan yang ini tidak menggunakan mainan karet yang berisi air steril, melainkan yang dapat protes dan berteriak ‘Aow!’. Si ibu!
Yang membuatku tetap terjaga selama beberapa jam selanjutnya adalah Daud menjadi marah ketika kulepas gigitannya. Dan tak hanya marah, dia juga masih ingin. Ingin menyusu? Tidak, ingin mengunyah! Adaaaaow!
Kenyataan memang menyakitkan. Secara harfiah. Selamat datang di dunia ibu.
Doan
July 6, 2006 at 9:53 amSaya ngga ngerti harus komentar apa. Bingung.
Mungkin ibu-ibu aja deh yang ngasih komentar. Tapi paling ngga saya bisa tau dikit ‘kerjaan’ istri saya nanti π
cindymon
July 6, 2006 at 10:23 amwaduh.. bayinya proaktif ya bu.. hihihi
dental
July 6, 2006 at 10:32 amo0o0o0o0o… begitu toh…
aribowo
July 6, 2006 at 11:17 amiya seeh itu bisa di bilang satu keuntungan kalo kasih asi ke bayi, tapi berdasarkan pengalaman istri saya, kalo menyusui bayi dalam keadaan tidur terkadang air susunya bisa mengenai kulit si bayi, nah asi kan bisa ngerusak kulit bayi yang masih sangat sensitif, soalnya anak aku pernah ngalamin nya, tapi syukur sekarang dah hilang bekas nya berkat masukan dari tetangga aku yang pernah punya pengalaman yang sama
Dhika
July 6, 2006 at 1:13 pmhhmmm…sekedar tanya, apakah ini termasuk birokrasi untuk mengakses posting yg bilingual? atau?
Irma Citarayani
July 6, 2006 at 2:21 pm000000000000000000uchhhh
fitri
July 6, 2006 at 5:05 pmiya, kakak-kakakku juga suka jejeritan kalau anaknya mulai “nyiksa” begitu. tapi sekarang anaknya udah gede-gede. saya ledekin tuh ponakan2 itu π
Jabrik
July 6, 2006 at 6:07 pmHmm,.. situs keren…
Saya belum punya istri dan anak. Jadi gak ngerti dan kedengaran sedikit saru,.. hehe,.. sori..
mia
July 6, 2006 at 6:22 pmAssalmualaikum Bu Lita, hehe saya masi ingat Bu Lita pake seragam sma, ternyata ketemu lagi sudah lain cerita, saya jadi pengen bisa tau rasa kunyah-mengunyah itu:D, salam sayang buat Ibrahim dan Daud ya Lit…
ndoro kakung
July 6, 2006 at 6:47 pmkalau bapaknya yang minta jatah, apa ya ngasihnya sambil tetep merem, ya …. *kabur* …
johan
July 6, 2006 at 7:04 pmah … jadi inget pengalamn di kereta. Ibunya netek-in anaknya .. trus ibunya tidur .. eh anaknya tidur juga dengan tidak lagi netek … jadi buah dada si ibu terpublikasi dengan lugas ke penumpang-penumpang lain
Mbilung
July 6, 2006 at 9:39 pmLha … ono postingan pentil kecakot — penjabat tilpun kecamatan kota.
Lita
July 6, 2006 at 11:20 pmAribowo
Saya tambahkan sekaligus luruskan beberapa hal, ya.
Kulit bayi memang sensitif, namun sensitivitas tiap bayi tidak sama. Tidak semua bayi mengalami reaksi berupa dermatitis atopi ketika kulitnya mengalami kontak agak lama dengan sisa ASI. Sensitivitas ini biasanya merupakan faktor keturunan, mirip sifat alergi.
ASI bukan satu-satunya penyebab dermatitis atopi pada bayi. Biasanya bayi lebih peka pada sisa susu formula. Mencegah dan mengatasi dermatitis ini cukup mudah: bersihkan sisa/ceceran susu di sekitar mulutnya dengan kain lembut yang dibasahi dengan air bersih, hangat juga boleh (semoga anjuran ini yang diberikan tetangga bapak, ya).
Salep yang mengandung hidrokortison adalah pilihan terakhir ketika dermatitis tak mereda dalam waktu lama. Dan penggunaannya cukup ketat, dalam dosis maupun waktu pemakaian.
Jadi? Jadi posisi menyusui silakan dipilih yang paling nyaman. Dan pastikan sisa susu tidak melekat di kulit bayi untuk waktu yang lama.
Dhika
Di screenshot itu, permalinknya tidak sama dengan yang digunakan saat ini.
Salah saya. Saya sempat mengubah post slug dengan menambahkan dash ‘-‘ karena permalink yang pertama tampak ganjil. Sepertinya feeder yang Dhika gunakan keburu memungut tulisan ini sebelum saya ganti permalink-nya.
Dan tidak ada hubungannya dengan birokrasi gettext
Jabrik
Saya berusaha untuk tidak bercerita secara detil demi menghindari imaji. Tak ada niat untuk saru, hanya ingin berbagi secuil ‘duka’ ibu saat anaknya melangkah ke tahap tumbuh-kembang selanjutnya.
Saru atau tidak, pilihan ada di tangan anda π
Mia
‘Alaykum salam Mia. Ini Mia-nya Ridho yang sekarang di Jepang? Waaah… kesasar ke sini dari mana, Mi? π
Ehm, mending gak tau deh, Mi. Sakit :p
*seragam SMA? waks, malu*
Semoga dimudahkan ALlah, walau saat ini belum berkesempatan untuk ‘dikunyah’ bayi. Bulan madunya bisa dinikmati berlama-lama kan? π
Salam disampaikan π
Ndoro kakung & Mbilung
*Tendang para bapak jauh-jauh*
Johan
Aduh, apa ngga ada yang berbaik hati membangunkan ibu itu?
Ibu-ibu yang menyusui sebaiknya memang membawa kain/selimut sebagai penutup untuk berjaga-jaga ketika terpaksa menyusui di tempat umum. Demi menghindari hal yang bikin tak enak hati seperti ini π
dini
July 7, 2006 at 9:15 amhehehe… asi saya kering duluan… π
emang emaknya (saya) dulu yang kurang “gigih” kali ya… π
hmmm kali aja bakal ada next time π
aribowo
July 7, 2006 at 3:30 pmoooo… gitu toh,
abis saya mah kurang ngerti ama yang ginian soalnya saya kan gak ngalamin nya…
tapi makasih banget atas tips nya…
satu lagi, susu formula (kalengan) juga bisa sebab kan hal yang sama yach seperti ASI?
Lita
July 7, 2006 at 9:07 pmDini
Semoga diberi kesempatan selanjutnya yang ‘lebih baik’ π
Ternyata faktor gigih banyak berpengaruh, mbak.
*pengalaman menyusui anak pertama yang gagal ‘secara eksklusif’*
Aribowo
Semoga sekarang jadi lebih mengerti ya π
Saya tidak tahu perbandingan jumlah kejadian dermatitis atopi antara yang disusui dengan ASI dan susu formula. Jadi saya hanya bisa bilang, bisa ya (terjadi), bisa tidak. Tergantung sensitivitasnya, tergantung individunya.
Yang umum terjadi pada bayi yang diberi susu formula adalah lidah yang putih dan kasar. Ini disebabkan oleh menumpuknya sisa susu. Kejadian ini lebih kecil pada bayi yang diberi ASI saja.
Mengatasinya juga mudah. Cukup dibersihkan saja dengan kasa steril yang dicelup dalam air hangat. Tentu jangan keras-keras menggosoknya, supaya lidah bayi tidak luka π
Aswad
July 7, 2006 at 9:36 pmRada vulgar…. :))
Ni Ibu banyak ngambeknya :))
Eep
July 7, 2006 at 9:55 pmhmmmm…, menyusu ya…? rasanya saya berhenti menyusu pas mau sekolah.. (gile pas mau masuk SD?)… kekekeke
maklum anak bungsu…, dapet paling lama jatahnya, meskipun dapet paling pe*ot..
*kaburrrr…
Yulini
July 8, 2006 at 8:56 amHi Lita, I am a new mom and so proud to breastfeed my son.It was really a challenge to switch him to breastfed from bottlefed. What you say is exactly right. Your life becomes so much easier with breastfeeding. BTW, mind if I link your blogsite?
luthfi
July 9, 2006 at 10:23 amstuju ama aswad
Arif Widianto
July 10, 2006 at 2:27 pmOuch!
Hehehehehehe…
Dimana-mana cerita anak asyik ya. Met tugas ya Bu!
Anak yang agak bandel gitu jangan dimarahin. Biasanya bakat jadi orang terkenal. π
Luigi
July 10, 2006 at 7:46 pmSabar-sabar yah, bu – inget pahala aja :), persis seperti si idung pesek-ku dulu ngurus 2 malaikat kecil itu sendirian di New York, gak ada yang mbantuin.
——-
Seneng udh bisa nengok kesini – salam hangat dari afrika barat π
paririan
July 11, 2006 at 3:42 pmADOOUW!! Brarti akhirnya musti melek juga klo si kecil latihannya tengah malem.
hehe
firman
July 11, 2006 at 6:07 pmhati-hati loh nenenin sambil tidur, kalo bayi tersedak ndak sadar ntar…
hanum
July 12, 2006 at 8:43 amOoow…ternyata si baby suka nggodain ibunya ya di tengah malam. Jd belajar nih dr latihan tengah malam bu Lita π
Lita
July 12, 2006 at 12:01 pmYulini
Sure I wouldn’t mind π
Arif
Punya bakat atau ngga, dimarahi ya dimarahi. Dia tetep harus kenal berbagai emosi orangtuanya
Firman
Yang lebih dikhawatirkan adalah tertutupnya jalan nafas bayi oleh dada ibu, karena itu untuk bayi yang refleks geraknya belum terlatih si ibu disarankan untuk menyusui sambil duduk.
Ketika bayi sudah agak besar, bisa bernafas lewat mulut jika hidung ditutup dan bisa menjauhkan diri (misal mengangkat kepala dari kasur), risiko sudah agak berkurang.
Dan ketika bayinya sudah bisa merangkak dan belajar berjalan seperti Daud, rasa khawatir saya nyaris lenyap sama sekali karena dia pasti terbatuk jika tersedak, dus saya pasti bangun untuk membantunya π
Hanum
Belajar ya? Hmm… jadi sudah positif ya, bu? π
Ollie
July 12, 2006 at 4:00 pmHehe baru denger ceritanya aja sih… kapan ya ngerasainnya hauhehe π
Btw, this is a great blog.
Inga
July 16, 2006 at 3:34 ambreastfeeding memang lebih mudah at night. nggak banyak distraction, sambil ngantuk-ngantuk bisa dilakonin, dan bebe-nya langsung pules juga.
nggak kebayang deh kalo harus pake formula. belom botolnya, naker susunya, ngisi airnya, ngecek suhunya. ckckckck yang ada bebe-nya ngamuk-ngamuk karena kelamaan nunggu.
Jauhari
August 10, 2006 at 8:07 amAkhirnya… REAL MOTHER π
Ketty
June 2, 2007 at 12:17 pmHaduh mbak Lita, masa2 menyakitkan dah lewat ya? Yang ini baru saya jalanin sekarang2 ini. Pokoke tiada hari tanpa adaaaouuww