Secuil tentang Produk Susu Sapi

Kali ini mau menebus janji untuk menulis tentang susu. Sesedikit yang saya tahu. Selamat membaca.

Per kata, susu adalah makanan cair yang diproduksi oleh kelenjar susu mamalia betina. Dalam istilah, kata susu juga digunakan untuk cairan pengganti susu (nah lho!) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya susu kedelai (atau coconut milk dalam perbendaharaan istilah bahasa Inggris).

Sedangkan definisi susu secara kimiawi adalah emulsi (campuran zat yang tidak saling larut) butiran lemak dalam cairan berbahan dasar air. Dalam kata lain, kandungan terbesar susu adalah air dan lemak.

Susu mentah

Susu mentah adalah susu yang tidak diproses, baik pasteurisasi (pemanasan) maupun homogenisasi (perlakuan tekanan udara terhadap susu untuk mencegah krim terpisah dari cairan) sebelum dikonsumsi oleh manusia. Rasanya berbeda dibandingkan dengan susu yang diproses, begitu juga dengan kemudahan cernanya.

Tidak ada kesepakatan yang definitif apakah susu mentah lebih menyehatkan dibandingkan dengan susu yang diproses lebih dulu. Yang pasti, susu mentah lebih berisiko menyebabkan penyakit akibat kemungkinan hadirnya mikroorganisme patogen.

Sanitasi dapat mencegah kontaminasi sebisa mungkin. Tapi memastikan matinya kontaminan patogen lebih penting daripada menjunjung selisih nutrisi antara susu mentah dan susu terproses. Lagipula, susu bukan makanan utama manusia (kecuali pada 1 tahun pertama kehidupan). Bagian besar nutrisi anda diperoleh dari makanan dengan pola konsumsi yang sesuai piramida makanan.

Di artikel ini dijelaskan mengapa susu segar mentah memiliki segala keuntungan dibandingkan dengan susu segar yang diproses, khususnya pasteurisasi. Jika ingin membacanya, harap diingat bahwa tulisan tersebut dibuat tahun 1938 saat teknologi pasteurisasi masih sangat terbatas, jadi mungkin tidak lagi sepenuhnya berlaku saat ini.

Pihak yang mendukung konsumsi susu mentah misalnya Realmilk (sumber artikel yang saya sebut di paragraf sebelum ini). Para pendukung susu mentah punya segala alasan untuk mengatakan bahwa susu mentah adalah yang terbaik. Mereka bahkan mengklaim bahwa anak sapi yang diberi susu pasteurisasi akan mati sebelum dewasa. Mereka percaya:

  • Pasteurisasi membunuh sebagian besar (jika tidak semua) mikroorganisme alami (termasuk yang menguntungkan karena membantu proses pencernaan dan metabolisme susu) dan merusak banyak kandungan nutrisi.
  • Bakteri baik (probiotik, pasti pernah denger dong di iklan? :mrgreen:) meningkatkan kesehatan dengan cara menekan jumlah bakteri jahat dan membantu mencegah pertumbuhan ragi di usus, misalnya Candida.
  • Pasteurisasi menghancurkan enzim yang membantu proses pencernaan. Laktase adalah enzim yang diproduksi oleh bakteri yang terdapat pada susu mentah -yang tidak dipasteurisasi- yang membantu pencernaan gula susu (laktosa), sehingga segelintir 'penderita' intoleransi laktosa dapat mengonsumsi produk susu non-pasteurisasi.
  • Pada whole milk (maksudnya, susu yang utuh dengan segala apapun yang ada secara alami di dalamnya) dan percaya bahwa lemak dalam susu mentah dapat meningkatkan kesehatan.

Membeli susu langsung dari peternakan dapat (sekali lagi: dapat! tidak harus berarti 'selalu') berarti mendapatkan susu yang usianya baru beberapa menit, atau maksimal jam, yang jika didinginkan dengan layak dapat bertahan selama 8 hari. Berlawanan dengan kebanyakan susu pasteurisasi yang dijual di supermarket, yang berumur 5-6 hari.

Pihak yang menentang konsumsi susu mentah misalnya adalah US-FDA. Berikut adalah penggalan dari artikelnya (FDA Consumer magazine, September-October 2004 Issue):

Meminum susu mentah atau produk-susu dalam keadaan mentah adalah seperti "bermain rolet Rusia (berjudi) dengan kesehatan anda," ujar John Sheehan, direktur Divisi Keamanan Produk Susu dan Telur di FDA. "Kami mendapati sejumlah kasus kejadian penyakit yang menular lewat makanan setiap tahunnya yang berkaitan dengan konsumsi susu mentah."

Pada tahun 2001, lebih dari 300 orang di Amerika Serikat jatuh sakit setelah minum susu mentah atau makan keju yang dibuat dari susu mentah. Sedangkan pada tahun 2002, hampir 200 orang sakit akibat hal yang sama, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC, Centers for Disease Control and Prevention).

Susu mentah dapat menjadi inang bagi organisme patogen (penyebab penyakit), seperti bakteri campylobacter, escherichia, listeria, salmonella, yersinia, dan brucella. Gejala umum dari penyakit yang bersumber dari makanan (yang mengandung bakteri-bakteri tersebut) adalah diare, kram perut, demam, sakit kepala, muntah-muntah, dan lemas.

Kebanyakan orang yang sehat, pulih dari penyakit yang bersumber dari makanan dalam waktu singkat, tapi beberapa orang dapat mengalami sekumpulan gejala yang sifatnya kronis, parah, atau bahkan mengancam jiwa.

Orang-orang dengan kekebalan tubuh yang (me)lemah, misalnya manula, anak-anak, dan yang mengalami penyakit atau dalam kondisi tertentu, paling berisiko terhadap infeksi patogen yang mungkin terdapat dalam susu mentah.

Pada ibu hamil, penyakit yang disebabkan oleh Listeria monocytogenes dapat mengakibatkan keguguran, kematian janin, atau bayi-baru-lahir yang sakit atau mati. Sedangkan infeksi yang disebabkan oleh Escherichia coli bisa menyebabkan sindrom hemolytic uremic, suatu kondisi yang dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian.

Beberapa penyakit yang dapat dicegah oleh proses pasteurisasi adalah tuberkulosis, diphteri, polio, salmonelosis, radang tenggorokan (bakterial), demam scarlet, dan tipus.

Susu segar

Jenis susu ini hanya sedikit berbeda dengan susu mentah. Susu mentah pasti ™ tidak diproses. Sedangkan susu segar (yang diedarkan oleh penjual berkendara motor dengan tabung sebesar tabung gas, misalnya) sebagian ada yang sudah dipasteurisasi dulu di peternakan.

Karena itu, saya cenderung pada pengertian bahwa susu segar adalah 'whole milk', susu hasil perahan yang tidak ditambahkan apa-apa dan tidak mengalami proses yang mengubah bentuknya.

Untuk tahu apakah susu segar berstatus mentah atau dipasteurisasi lebih dulu, tanyakan pada penjualnya.

Sayangnya, karena susu segar juga ada yang tidak berlabel (hanya berjudul 'susu segar'), kita tidak bisa tahu apakah susu
ditambahi air, vitamin, pengawet, perasa, diproses dulu, atau sudah diskim (diambil lemak susunya). Ada baiknya untuk hanya membeli susu segar dari produsen, pengedar atau pengecer yang sudah anda kenal baik dan dipercaya.

Susu pasteurisasi

Pasteurisasi adalah proses memanaskan makanan dengan tujuan membunuh organisme patogen (dapat menyebabkan penyakit) seperti bakteri, virus, protozoa, jamur (kapang), dan ragi.

Tidak seperti sterilisasi yang mematikan semua mikroorganisme, baik yang patogen maupun yang menguntungkan. Pasteurisasi mengurangi jumlah mikroorganisme hidup hingga tidak lagi berisiko menyebabkan penyakit (dengan asumsi produk yang telah dipasteurisasi disimpan dalam keadaan dingin dan dikonsumsi sebelum tanggal kadaluarsa).

Segolongan orang berpendapat bahwa kasein dalam susu pasteurisasi telah berubah menjadi beta-casomorphin-7, yang diduga ada hubungannya dengan autisme. Argumentasi ini didasarkan pada pengetahuan yang kurang layak tentang pencernaan kasein.

Yang mengubah kasein menjadi casomorphin adalah sistem pencernaan manusia, bukan proses pasteurisasi susu. Dengan demikian sumber kasein, apapun bentuknya (susu pasteurisasi, keju, yogurt, dan lain-lain), hasil cernanya tetap sama.

Sebagai tambahan, kasein tidak terdegradasi pada temperatur proses pasteurisasi, tapi terkoagulasi (tergumpalkan) pada saat dididihkan. Ini menjelaskan mengapa susu yang dididihkan memiliki konsistensi (penampakan 'kesatuan bentuk') yang berbeda. Dan karena itulah, sebaiknya susu tidak dididihkan.

Untuk definisi pendidihan sendiri, sila simak boiling, agar tidak rancu dengan pernyataan 'kalau begitu saat susu dipanaskan dengan pasteurisasi atau UHT maka kaseinnya rusak, karena susunya dididihkan'.

Susu UHT (Ultra-High Temperature processing)

Susu UHT tidak berbeda jauh dengan susu pasteurisasi. Sama-sama dengan panas (tapi temperaturnya berbeda), sama-sama memperhitungkan waktu pemanasan, yang keduanya bertujuan untuk meminimasi mikroorganisme patogen namun tetap menjaga keutuhan kandungan gizi (kerusakan sesedikit mungkin).

Bedanya dengan pasteurisasi, UHT membunuh semua mikroorganisme. Karena itu, susu UHT dikenal juga dengan sebutan susu steril.

Susu PasteurisasiSusu Pasteurisasi

Membedakan produk susu pasteurisasi dan susu UHT

Kemasan

Susu pasteurisasi biasanya dikemas dalam kotak karton dengan bagian atas menyerupai bentuk atap rumah (limas segiempat). Dulu untuk membuka kemasan harus dengan merobeknya (sistem cubit-tarik, pinch-pull). Sekarang kebanyakan sudah memakai tutup berulir, mirip tutup botol sirup.

Sedangkan kemasan susu UHT biasanya berbentuk balok dengan bagian atas mendatar. Dulu untuk membuka kemasan, bagian tepi atas kotak harus ditarik lalu digunting. Sekarang kebanyakan sudah memakai tutup flip-top, dengan segel dalam berupa lembaran alumunium.

Update 12 Maret 2007

Sekarang sudah ada beberapa merek susu UHT dengan kemasan kantong (biasa disebut susu bantal) dan botol (kecil maupun besar, biasanya botolnya punya lekuk supaya mudah digenggam). Perlakuannya tetap sama dengan susu UHT kemasan kotak.

Tempat penyimpanan

Susu pasteurisasi HARUS disimpan di lemari pendingin. Tak ada pilihan lain. Dengan begitu anda tak akan menemukannya di rak biasa (tak berpendingin) bersama produk minuman atau susu lain.

Sedangkan susu UHT dapat disimpan di rak biasa atau lemari pendingin. Umumnya di rak biasa, demi penghematan. Dan kalau ada yang diletakkan di lemari pendingin, itu adalah layanan ekstra untuk pelanggan yang suka produk dingin.

Shelf-life

Umur simpan susu pasteurisasi maksimal 1 minggu terhitung sejak tanggal produksi. Catatan penting, umur simpan ini dipengaruhi oleh temperatur penyimpanan (biasanya tertera di kemasan). Dengan begitu, semakin tinggi temperatur penyimpanan, semakin singkat umur simpannya (mencapai beberapa jam saja). 

Umur simpan susu UHT bisa mencapai 6 bulan hingga 1 tahun terhitung sejak tanggal produksi, tergantung proses dan produsennya. Dengan catatan, jika sudah dibuka, maka umur simpan (yang berbulan-bulan itu) tidak berlaku lagi dan sisa susu (jika tidak langsung habis diminum) harus disimpan di lemari pendingin.

Kenapa umur simpannya berbeda? Karena perlakuan proses kedua jenis susu tersebut berbeda. Lihat lagi penjelasan sebelumnya tentang susu UHT.

Merek

Ini memang hanya dapat anda 'kuasai' jika sangat terbiasa dan teratur menyambangi supermarket serta pengamat-produk yang jeli.

Beberapa produsen hanya membuat susu pasteurisasi dan tidak membuat susu UHT (misalnya merek D*amond). Begitu juga sebaliknya, ada pula yang hanya membuat susu UHT dan tidak memproduksi susu pasteurisasi (misalnya merek U*tra). Ada pula yang membuat keduanya, seperti I*domilk.

Label

Jika anda merasa tidak yakin, cermati labelnya. Ada merek susu UHT terkenal yang ternyata tidak mencantumkan bahwa produk tersebut diproses secara UHT (misalnya U*tra). Tapi tanggal kadaluarsanya jelas 'berkata' bahwa susu tersebut adalah susu UHT (karena berlaku setahun).

Sedangkan produk susu pasteurisasi setidaknya punya keterangan penyimpanan (temperatur versus waktu) berupa diagram atau tabel sederhana. 

Susu bubuk

Susu bubuk dibuat dari padatan susu yang dikeringkan. Cukup menarik untuk diketahui bahwa susu bubuk banyak ditemukan di negara-negara berkembang akibat biaya transportasi dan penyimpanan yang lebih murah (karena tidak memerlukan pendinginan) dibandingkan jenis susu yang disebutkan sebelum ini.

*Hoho… jadi jelas bahwa bentuk susu bukanlah lambang kemakmuran, seperti mungkin disangka sebagian orang bahwa susu bubuk lebih baik, lebih bergizi, lebih higinis, dan (yang paling gak penting) lebih bergengsi (iye soale harganya -kebanyakan- lebih mahal, terutama jika dikeluarkan produsen semacam Wy*th)*

Semakin panjang proses, semakin banyak nutrisi yang rusak/hilang. Dan tentu saja proses dari susu segar hingga susu bubuk memiliki tahap yang lebih banyak daripada susu yang 'hanya' dipasteurisasi atau diproses secara UHT. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa susu bubuk ada di bagian bawah 'rantai kualitas' produk susu.

Untuk mengatasi kehilangan nutrisi, produsen susu bubuk lalu menambahkan (fortify) berbagai vitamin, mineral, dan apapun itu (dari y
ang penting sampai yang belum ketahuan penting/tidaknya) ke dalam produk susunya. Dikurangi, lalu ditambal, kemudian dijual dengan iklan 'diperkuat dengan A, B, C'. Begitu kira-kira.

Demikian sekilas dari saya. Mohon bantu saya melengkapi.

Beberapa taut sumber:

124 Comments

  1. danu

    January 16, 2007 at 2:12 pm

    “untuk tahu apakah susu segar berstatus mentah atau dipasteurisasi lebih dulu, tanyakan pada penjualnya”… nyang ini rada susah emang nih. kalo si penjual bilang udah dipasteurisasi pdhal blom kita gak ngerti juga yak. dulu sih kalo buat ngetes susu segar yg didistribusikan lewat sepeda, cara gampangnya: ambil setetes susunya lalu taruh di kertas koran (bekas, jangan yang baru sayang tapi yang blom kena basah atawa bekas terendam air). lantas lihat sebaran susu itu kalo melebarnya luas kemungkinan ada ‘oplosan’nya atau dikasih bahan tambahan lain.

  2. Luthfi

    January 16, 2007 at 2:35 pm

    jadi inget kuliahku ….

    *masih ujian*

  3. yanti

    January 16, 2007 at 2:49 pm

    waaaa.. lengkap banget!!!! sip lah Ta.
    kenapa ya orang tuh nggak ngerti2 bahwa di negara2 maju malah hampir ga ada susu bubuk selain untuk bayi di awah 12 bulan :P.

    kalo dikasih tau ngeyel pulak,
    “ya mereka kan gizinya udah bagus, jadi memang nggak perlu penambahan2 DHA dan sejenisnya itu. kalo kita mau mengejar mereka harus lebih banyak tambahan”

    euuuuuuhh *gemes*

  4. zalfany

    January 16, 2007 at 4:02 pm

    Terima kasih infonya. Sangat informatif. * jadi nanti beli susu pake mikir ini Pasteurisasi atau UHT ya πŸ˜€ *

    Yang kurang sedikit (mudah-mudahan saya ga kelewat baca), jadi antara susu UHT dan Pasteurisasi lebih bagus yang mana?

  5. Herman Saksono

    January 16, 2007 at 4:24 pm

    Katanya pasteurisasipun nggak begitu efektif membunuh bakteri. Bener gak sih?

  6. Lita

    January 16, 2007 at 5:40 pm

    Danu
    Oh gitu ya. Jadi kalau diencerkan dengan air, tetes susu berkurang konsentrasi lemaknya jadi lebih mudah ‘menyebar’ di atas kertas. Hmmm…
    Terimakasih pak Danu πŸ™‚

    Luthfi
    Cep cep… jangan sedih, nak.
    Bagus dong, bahan kuliahnya dibahas sama aku. Jadi lebih inget :mrgreen:

    Yanti
    Yaaa… kan ngga semua ibu-ibu sepinter mbak Yanti :mrgreen:

    Kalau pola makannya ngga sehat, ya belum tentu tingkat gizi penduduk negara maju lebih baik daripada di Indonesia lah. Tergantung yang dimakan, dong. Apa karena semerta-merta tinggal di luar negeri lalu otomatis gizinya baik? Hehe… aneh :p

    Lagipula ngapain ngejar-ngejar suplementasi DHA di susu. Lha wong dari makanan utama aja bisa dapet banyak kok. Capek, lagi, ngejar-ngejar yang gak jelas πŸ˜€

    Zalfany
    Soal kualitas bahan baku, lebih baik susu pasteurisasi. Hanya saja, kalau soal optimalisasi (dari segi kualitas, harga, penyimpanan), susu UHT lebih ‘baik’.

    Terimakasih kembali. Senang bisa berguna πŸ™‚

    Momon
    Bacanya jangan di-sekip-sekip ah, Mon :mrgreen:

    Pasteurisasi bertujuan membunuh organisme patogen.
    Pasteurisasi mengurangi jumlah mikroorganisme hidup hingga tidak lagi berisiko menyebabkan penyakit.

    Ya memang tidak semua bakteri dibunuh, hanya yang patogen saja. At least, we hope so πŸ˜€

  7. Hedi

    January 16, 2007 at 7:15 pm

    Rasa-rasanya memang yang UHT lebih pas, menurut versi pribadi πŸ™‚

  8. Herman Saksono

    January 16, 2007 at 10:27 pm

    Iya bacanya aku sekip-sekip, ternyata sudah dibahas juga. πŸ˜€ Mau mengkoreksi malu, sapa tau yang punya blog gak nyadar. Ternyata.

    Kayaknya aku rada disleksia, gak fokus kalau baca tulisan berparagraf-paragraf :D.

  9. galih

    January 17, 2007 at 7:12 am

    Kayak gini dinamakan sesedikit? Lalu sesebanyak-nya kayak apa buk? *dung dung dung dung…..*

  10. bunda rasyad

    January 17, 2007 at 8:00 am

    Tertarik dengan yang organik-organik nih, Mbak Lita.
    Kalo sempet, boleh dong ditulis tentang produk organik secara khusus. Soalnya sampai saat ini saya masih kasih Rasyad(19bln) beras dan sayuran organik. Dalam benak saya, yang organik lebih sehat karena ga pake pupuk kimia maupun insektisida dalam budidayanya.Bener ga sih?
    Makasih ya, buat tulisan2nya yang mencerahkan. πŸ™‚

  11. iney

    January 17, 2007 at 10:19 am

    waah… secuil yang padat berisi rupanya bahasan kali ini ya mbak πŸ™‚
    thanks loh info lengkapnya, very useful!

  12. wadehel

    January 17, 2007 at 1:42 pm

    Setuju dengan bunda Rasyad, bahas tentang organik juga dong. Apa memang sesehat itu? Jangan2 cuma trik marketing lagi.

  13. ekowanz

    January 17, 2007 at 5:35 pm

    hmm…hmmm…tambah pengetahuan nih πŸ˜€

    thx bu!!

  14. Luky

    January 17, 2007 at 6:27 pm

    Setuju dengan mbak Lita. Saat ini aku juga lagi trained Alya untuk minum Fresh Milk, tapi gak gampang karena sudah terbiasa dengan susu bubuk. Dulunya males karena kalo fresh milk mesti sering sering ke Supermarket, tapi karena sekarang ada yang bisa delivery kerumah lho…merknya “C*mory”.

  15. Luky

    January 17, 2007 at 6:29 pm

    Thanks mbak Lita atas infonya yang lengkap. Saat ini aku juga lagi trained Alya untuk minum Fresh Milk, tapi gak gampang karena sudah terbiasa dengan susu bubuk. Dulunya males karena kalo fresh milk mesti sering sering ke Supermarket, tapi karena sekarang ada yang bisa delivery kerumah lho…merknya “C*mory”.

  16. Lita

    January 18, 2007 at 9:10 am

    Hedi
    Buat saya, susu pasteurisasi rasanya kok lebih enak, lebih seger dan ngga terlalu eneg. Tapi memang lebih berat di kantong, harus cepat dihabiskan, dan harus sering ke supermarket besar (gak bisa ke mart-mart kecil itu) hehehe…

    Momon
    Apes, yang punya blog sadar ya, Mon? Hihihi…

    Galih
    Kalau mau tahu yang banyak, ya… rangkum aja dari ensiklopedi dan artikel-artikel pemerhati pangan, dokter, ahli gizi, petani, peternak, pekerja pemasaran, dan banyak lagi heheheh…

    Yang pasti, kalau semua ditulis di sini, yang baca (dan yang nulis) pasti capek. Untung aku tahunya cuma sedikit :mrgreen:

    Bunda Rasyad
    Saya memang sudah merencanakan menulis tentang produk organik, makanya di sini hanya disinggung sedikit.

    Begini, istilah organik itu sendiri tidak mensyaratkan 100% bebas bahan kimia sintetik, jadi ada tenggang bagi ‘masuknya’ pestisida, herbisida, atau pupuk non-organik. Berapa persennya, itu tergantung regulator (misalnya US-FDA atau yang semacam itu).

    Jadi kalau dikatakan bahwa produk organik 100% bebas bahan non-organik, ya tidak berlaku untuk semua produk, karena tidak semua produsen menganut ‘100% organik’ dalam produksinya.

    Selebihnya, saya bahas di posting tersendiri saja, ya πŸ™‚

    Iney
    Semoga bisa dimanfaatkan πŸ™‚

    Wadehel
    Jangan marah ya, Hel, kalo komentarmu gak langsung tayang. Dijaring akismet terus, nih. IP address-mu ‘punya dosa’ kayanya :p
    Sori…
    Tapi aku selalu ngecek komentar yang masuk spam, kok. Jadi jangan khawatir, kau pasti kuselamatkan πŸ˜€

    Soal organik, err… ya, memang, ada faktor marketing yang besar di sana πŸ™‚ Bahasannya nanti ya, di posting tersendiri.

    Ekowanz
    Sama-sama πŸ™‚

    Luky
    Beberapa merek susu UHT juga menerima pesanan antar-ke-rumah. Bisa ditanyakan langsung ke layanan konsumennya. Kalau mau lebih jarang bolak-balik ke supermarket tanpa layanan antar ya… pilih susu UHT, biar bisa bikin simpanan di rumah hehehehe…

    Iya memang, kalau sudah terbiasa dengan susu formula (bubuk) lebih sulit minum susu cair. Begitu juga sebaliknya πŸ™‚

  17. manusiasuper

    January 18, 2007 at 11:56 am

    Ngomongin susu neh mba, saya punya pertanyaan serius…
    Boleh di lihat di sini neh. Tolong penjelasannya ya…
    Kalo bisa jadi bahan posting sukur, kalo da, tolong di email saja ya mba cantiik…

    Tengkyu…

  18. pandri

    January 18, 2007 at 12:45 pm

    #1. segini banyaknya dibilang ‘secuil’ mba? *save aja, ntar bacanya di rumah* hehehe tapi memang betul mba saya pernah dengar katanya kalo di belanda, konsumsi susu bubuk sudah 0%! btw, apakah ada mba susu cair yang aman untuk balita?

    #2. sebenarnya saya lebih tertarik untuk bertanya tentang ‘penampilannya’ yang berubah πŸ˜‰ tapi tetap.. isinya sama berbobotnya! πŸ™‚ can’t wait to see banana talk ver 2.0! πŸ˜›

  19. iway

    January 18, 2007 at 4:53 pm

    kalo susu buat ibu menyusui gimana mbak ?? mending susu bubuk mengandung sari daun katuk (l*ctamil) ato susu segar + sayur katuk ?? ato dua-duanya ?? biar asi-nya bisa segalon πŸ˜€

    1. bunda Naura

      August 21, 2007 at 1:22 pm

      Dokter anak saya dg tegas menyatakan harus susu segar…. dan selama menyusui hindari semaksimal mungkin makanan instant, so ASI mempunyai kualitas yang ruarrr biasa, amin. BTW, sebelum memberi ASI jangan lupa melengkapi kualitas ASI nya dengan 3 pilihan berikut, minum air putih 1 gelas or minum susu segar 1 gelas or jus buah (bikinan sendiri tentunya!) 1 gelas. Maaf telat postingnya. FYI, anak saya lepas dari ASI eksklusif (6 bulan), sudah minum freshmilk….. tentunya dibawah pantauan dokter, but tidak semua dokter anak mempunyai pendapat seperti itu.

  20. Amd

    January 18, 2007 at 10:06 pm

    OOT dulu: Mbak Blognya kenapa?

    OOT kedua: kalo susu kedelai tahan berapa hari?

    BTW, anak saya sudah beberapa bulan tidak mau minum susu (formula) lagi. Sudah coba ganti merk tetap tidak berhasil, susunya disembur-sembur saja, padahal kalau minum air putih cepat aja habisnya.

  21. Lita

    January 18, 2007 at 11:20 pm

    ManusiaSuper
    Begini. Tip dariku ya: jangan langsung percaya tes yang diberikan oleh produsen yang sedang promosi. Titik. Aku ngga bilang mereka pasti bohong. Tapi jelas bukan jaminan bahwa yang mereka katakan sudah pasti benar.

    Susu kalsium. Hemmm… Aku yakin umurmu masih muda. Jadi, susu biasa saja sudah cukup. Perhatikan porsinya dan olahraga juga, kalau kepadatan tulang yang jadi bahasan.

    Baca postingmu, aku rada bingung. Dulu, salah satu jurusan pernah menyelenggarakan tes gratis yang sepertinya mirip seperti yang kau ceritakan itu. Ngga pake sponsor produk susu atau suplemen. Sepertinya untuk kepentingan survey.

    Nah, penafsiran hasil tesnya justru terbalik dari tes yang kau jalani itu. Kalau minus, berarti kepadatan tulangnya baik. Dan sebaliknya. Aku paling kurus -dibandingkan dengan orang-orang yang saat itu ada di situ- tapi kepadatan tulangku paling baik. He.

    Kusimpulkan, olahraga ada peranan pentingnya. Karena -kuduga- aku paling rajin olahraga (beladiri) -relatif- terhadap yang lain. Dugaan amatir :p

    Di posting tersendiri aja deh, ya. *PRku banyak bener yak* πŸ™‚
    Yu welkam.

    Pandri
    Bagus, baca di rumah. Biar istri ikutan baca πŸ™‚

    1. Kalau anak tidak punya alergi susu sapi, mulai 1 tahun sudah bisa minum susu (sapi) cair yang mana saja. Usahakan yang tidak ditambahi gula atau perasa lain (plain). Ditambahi vitamin juga baik, walaupun tidak ditambah juga tidak apa-apa.

    2. Tentang penampilan. Tunggu saja tampilan barunya. Untuk jawaban lengkap, sila simak penjelasan untuk pak Amd di bawah, sekalian πŸ™‚

    Iway
    Ibu hamil dan menyusui TIDAK butuh susu KHUSUS. Susu cair biasa sudah cukup. Susu segar juga baik, kalau cocok.

    Porsi buah dan sayur yang lebih banyak daripada sebelum hamil, sudah cukup. Kata dokter anak saya: 3 piring ngga papa. 1 piring nasi, 2 piring sayur. Hehehe…

    Tidak harus daun katuk. Kalau doyannya bayam, kangkung, daun singkong, atau yang lain ya tidak apa-apa. Urap juga OK. Kacang-kacangan juga penting. Kacang merah, kacang hijau, kacang polong, kedelai, buanyak pilihan. Jangan terpaku ke satu jenis sayuran. Kalau bosen dan jadi ogah makan sayur, malah jadi berabe.

    Tidak perlu suplementasi khusus semacam sari daun katuk dalam kapsul atau apalah itu. Hati tenang, gizi cukup, fisik prima. Asalkan tidak ada kelainan bawaan, insya Allah ASI mencukupi πŸ™‚
    Sekian.

    Amd
    Satu. Ada isyu keamanan untuk WP versi 2.0.6 dan sebelumnya, karena itu bananaTALK diperbarui dengan WP 2.0.7. Apa daya, ternyata theme yang dipakai tidak mendukung. Jadi ya sudah, sementara pakai pengaturan standar seperti ini dulu sementara menunggu theme yang baru dirampungkan.

    Dua. Saya ndak tahu tuh, mas. Dilihat di kemasannya aja gimana?

    Tiga. Umurnya berapa? Kalau sudah di atas 1 tahun, minum susu cair saja. Sudah tidak butuh susu formula kok. Bagus kalau senang minum air putih, daripada sembelit πŸ™‚

  22. Amd

    January 19, 2007 at 12:50 am

    Umurnya baru 10 bulan, dulu lahirnya kembar prematur 8 bulan (kembarannya meninggal usia 2 hari). BL-nya 1600gr, jadi oleh dokter dikasih susu formula mahal khusus (Pr#n#n itu lho). Selepas tiga bulan diganti ke susu formula biasa, sempat bertahan sampai usia lima bulan, lalu mulai malas minum susu. Akhirnya sampai sekarang sama sekali ndak mau. ASI-nya sih lancar aja, ndak ada masalah, cuma kami takut kurang mencukupi kalau hanya dari ASI, soalnya anaknya aktif bergerak ke sana ke mari. Sekarang sebagai gantinya sesekali dikasih air kacang hijau dan air tajin.

    1. vivi

      September 5, 2007 at 1:52 pm

      Mbak Lita… Met kenal.. dan I love u so much.. (wogh..!!!)
      Gimana gak cinta… Beruntung banged ada campur tangan Tuhan buad browsing n nemu ulasan-ulasan mbak tentang susu UHT, susu bubuk dan kroni-kroninya..
      Tau ga siiih.. sudah setuir ini, anak juga dah tiga (balitanya dwa..hwakakakakkk..) baru tau betapa susu bubuk adalah produk susu kelas tiga…
      Baru (baru!!) 2 hari ini anak-anak tak stop minum susu bubuk beralih ke susu UHT..
      Alhamdulillah mereka mauw.. (meski bukan yang plain.. -sumpah..mereka ogah banged-… gimana gak… dari oek-oek kenalnya udah yang berasa-rasa..)
      Udah gitu.. baru kemaren sore vivi berantem sama ibu (berantem sehatlah!.. manalah berani teriak-teriak di depan simbok..) masalah susu UHT vs susu bubuk.. Beliau seperti biasa masih berpendapat bahwa susu bubuk lebih cip daripada susu UHT.. bahkan vivi dituduh sudah terpengaruh dari produsen susu UHT.. (hiks..hiks.. mbak Lita kan ga kerja di sana yaaaa……)
      Yo wis.. kalau orang Jawa bilang : kebaikan mbak Lita menularkan ilmu ini sing mbales sing Kuasa…

      1. Lita

        September 5, 2007 at 11:19 pm

        Halo mbak Vivi, I love you too hehehe…
        Ah, bukan soal udah punya anak berapa dan umur berapa, mbak.
        Kalau belajar sih ngga ada kata terlalu dini atau telat, toh πŸ˜‰
        Aamiin. Doakan ya… semoga bisa terus berbagi kebaikan πŸ™‚

        Tenang, aku bukan perwakilan produsen susu UHT kok.
        Aku ibu rumahtangga, ngga dapet pesenan sponsor :mrgreen:
        Selamat berjuang dengan susu UHTnya.

  23. fulan

    January 19, 2007 at 1:02 am

    klik, kaget lho saya … berubah wajah.
    Maaf, menurut saya om John Sheehan kurang fair.
    Kalau memang hanya itu ulasan beliau, rasanya lucu, orang Amrik doyan minum susu mentah. Apa sulitnya memasak, mereka serba listrik.
    Dan lagi lebih dari 300 orang jatuh sakit itu dari berapa orang peminum susu mentah…
    Tidak disebutkan pula jenis sakitnya, interval waktu minum, masa simpan susu dan biakan mikroorganisme. Atau tidak ditayangkan ya ?
    Jangan-jangan seperti Profesor yang backup DHA, akhirnya ketahuan …
    *curiga market*
    Btw, susu DHA masih dipercaya gak oleh ibu-ibu kita ?
    Saya maklum aja, wong Indo itu pasar empuk …
    πŸ˜€

  24. Lita

    January 19, 2007 at 1:06 am

    Amd
    Lha, pinter tuh anaknya, maunya ASI daripada susu formula πŸ™‚

    Kalau di bawah 1 tahun, pilihannya ya hanya ASI dan atau susu formula. Cerita panjangnya bisa dicari di arsip pakai kata kunci ‘susu formula’.

    Jangan khawatir, sampai usia 1 tahun ASI saja cukup. Lancar saja, kan? Percaya diri saja. Ibunya makannya banyak toh? πŸ™‚

    Kalau sudah di atas 1 tahun, berikan susu sapi sebagai tambahan. Tapi kalau anak tidak mau susu sapi juga bukan ‘kiamat’. Masih banyak jalan lain untuk kalsium dan lemaknya. Usahakan ASI jalan terus sampai 2 tahun. Lebih juga tidak apa-apa.

    Usul. Gimana kalau susunya disusupkan dalam bentuk lain? Puding? Keju? Pisang kukus tutup keju atau siram susu? Buah potong plus sedikit yogurt? Jus buah plus susu? Sup yang diberi susu? Makaroni schotel? (nyam…) Es krim? Biasanya anak kecil suka es krim. Apalagi orangtuanya hehehe… (doh, jadi ngiler ngomongin makanan jam segini)

    Ngomong-ngomong, istri bapak hebat ya. Menyusui kembar. Semangat ya, bu! Saya juga, nih! (maksudnya saya juga menyusui si 15 bulan, tapi ngga kembar hehehe…)

  25. Lita

    January 19, 2007 at 1:19 am

    Fulan
    Wah, ada yang menyalip di tikungan nih. Tahu-tahu ada komentar baru sebelum saya memasukkan tanggapan.

    Hati-hati pak, bilang lucu. Nanti para pendukung susu mentah pada protes :p Mereka minum susu mentah karena memang inginnya susunya mentah, bukan karena alasan teknis.

    Belakangan ini, kabarnya ‘korban’ susu mentah bertambah, ditengarai karena mengikuti anjuran penganut susu mentah itu. Soal berapa dari berapa, bisa dicari di arsip FDA atau CDC (hehe… saya tidak sempat mencari sedetil itu).

    Profesor yang mendukung DHA? Belum dengar saya. Kabarnya pula, penelitiannya sulit karena terganjal etika. Bagaimana tidak, sulit sekali kan mau menjadikan bayi sebagai responden. Iya kalau emaknya memberi susu formula. Kalau maunya ASI, masa iya mau dicobakan dengan susu formula bersuplemen DHA.

    Soal DHA. ASI mengandung DHA. Kalau yang ditanyakan hanya DHA-nya saja, saya percaya. Tapi, seberapa besar efektivitas DHA dalam susu formula? Pastinya tidak sama dengan ASI, karena daya serap ASI dan susu formula kan berbeda.

    Lha, jadi panjang nih bahasannya πŸ˜€

  26. manusiasuper

    January 19, 2007 at 10:46 am

    Makasih mba, sepertinya saya memang kurang olahraga neh. Paling banter main catur sama adik, tapi kayanya itu da cukup ya?

    Ayo Fitness!

  27. ndoro kakung

    January 19, 2007 at 11:32 pm

    cuma mau bilang “spada” krn dah lama gak mampir … akeh gawean je … πŸ˜€

  28. Amd

    January 20, 2007 at 12:22 am

    Terima kasih infonya. Yang soal susu formula saya sikat juga aaah…

    Idenya bagus juga nih, solusinya sama kayak pas istri hamil muda kemarin, muntah mulu kalau minum susu, terus susunya dijadikan “selai” buat dioles ke roti, efektif deh, sebulan kemudian ndak eneg lagi minum susu, kok ndak kepikiran yah?
    Iya deh. Nanti mau saya ajarin makan keju biar tulangnya kuat ndak kayak Oom-nya yang kata SPG Anl#n# keropos πŸ˜€

    Ngomong-ngomong, anaknya sekarang tinggal satu, Mbak. Satunya meninggal usia 2 hari, lantaran fungsi paru-parunya belum sempurna. (BL-nya jauh di bawah standar, 1400gr).

  29. Lita

    January 20, 2007 at 9:52 am

    ManusiaSuper
    Yaelah, catur. Saya sampe sekarang bingung, kenapa catur dimasukkan ke dalam kategori olahraga. Karena raga yang diolah itu -IMHO- otak doang dan sangat kurang kerja fisik. Err… duduk berlama-lama termasuk kerja fisik gak ya? Hehehe…

    Ndoro kakung
    Sugeng rawuh, ndoro… Istirahat dulu sebentar supaya ndak bosen kerja πŸ™‚

    Amd
    So sorry to hear that. Semoga kehadirannya yang singkat bisa mengingatkan pada kesejatian menjadi orangtua, ya. (Maap gak baca ‘about’nya dulu :p )

    Hamil muda memang biasanya eneg, setelah itu enegnya hilang sendiri ketika kehamilan bertambah besar. Jadi mungkin bukan karena susunya dijadikan ‘selai’, memang sudah waktunya rasa eneg menghilang saja.
    Selamat berjuang dengan susunya πŸ˜€

  30. ebonk

    January 20, 2007 at 10:55 pm

    SUSU KOK DIBILANG TEH !!!

    MANA TEHNYA ????

  31. MaIDeN

    January 22, 2007 at 2:47 am

    Susu sapi bisa bikin kamu jadi hiperaktif. Ganti susu sapi sama susu nabati. Murah meriah dan menyehatkan.

    *Beli susu hewani cuma bikin kaya konglomerat susu yang sudah kaya*

  32. Lita

    January 22, 2007 at 7:06 am

    Ebonk
    Kapan gue bilang teh, Bonk? Ada-ada saja, kau. Lagipula aku belum ngomongin susu kental manis kok πŸ˜€

    Maiden
    Kesimpulan dari mana ya itu?

    Kelemahan utama susu (dan produk) nabati (lain) adalah kurangnya kandungan lemak tertentu yang diperlukan oleh tubuh kita, yang hanya bisa disediakan oleh produk hewani.

    Tidak ada makanan yang buruk, yang ada adalah porsi yang tidak tepat. Lemak tidak selamanya buruk, bahkan sangat dibutuhkan, asal kita mengonsumsinya dalam jumlah yang pas. Produk nabati juga tidak selamanya baik apabila dikonsumsi berlebihan. Santan termasuk produk nabati kan?

    Kalau tidak ingin konsumsi susu sapi, tidak usah menuding ke konglomerat susu. Asal susu hewaninya juga dari para peternak susu di pelosok Indonesia yang rata-rata tidak kaya, kok.

  33. iway

    January 22, 2007 at 9:14 am

    makasih mbak, kalau kapsul macam l*ktafit atau m*loko itu penambah jumlah ASI juga, atau cuman sugesti aja ASI-nya jadi tambah banyak, tanya lagi, kok susu kental ga dibahas ya, lagi ngumpulin bahan ato mo jadi tulisan sendiri πŸ˜€ **nuwun**

  34. Evi

    January 22, 2007 at 9:30 am

    wah ketinggalan postingan yg baru nih…..
    Mba, anakku skrg dah 1 thn pgn rasanya aku kasih susu UHT atau pasteurisasi itu, tp kok msh ragu (takut alergi atau diare) ya…? caranya gimana biar aman…? Sampai skrg susu formula Nasywa blm aku ganti msh yg plain. ASI udh nggak keluar lagi cuma 11 bulan. Sementara ini yg minum susu pasteurisasi Ayah ama Mboke aja hehehe…..

  35. Aswad

    January 22, 2007 at 10:07 pm

    Bu, kenapa ya kalo setelah minum susu pagi2 jadi mules?

  36. Lita

    January 22, 2007 at 10:43 pm

    Iway
    Menurut yang sudah pernah minum suplemen itu, katanya biasa-biasa aja tuh. Maksudnya, ngga kemudian ASInya jadi berlimpah. Jadi yang awalnya stres lalu coba-coba pakai suplemen, ketika ngga ada hasilnya jadi tambah stres. ASInya malah jadi tambah sedikit.

    Sugesti berperan cukup besar, lho. Walaupun kondisi tubuh juga tetap jadi faktor utama. Jadi kalau urun rembug dari saya sih… tidak usah pakai kapsul-kapsul itu.
    Lho, katanya si M itu ada kandungan plasenta non-nabati yang tidak halal?

    Tadinya memang mau bahas susu kental manis sekalian. Tapi setelah dilihat ulang, kok jadi panjang banget ya. Jadi ya sudah, dibuat posting tersendiri saja.
    Nanti ya, belum sempat nih. Tolong diingatkan.

    Evi
    Kalau susu formulanya berbasis susu sapi dan Nasywa baik-baik saja, berarti Nasywa tidak alergi terhadap susu sapi.

    Cara yang relatif aman untuk memperkenalkan susu cair adalah dengan bertahap. Coba kasih beberapa sendok ketika bundanya minum (biasanya anak kecil suka pengen apa yang dimakan/diminum orang dewasa). Lihat reaksinya. Besoknya seperempat gelas, dicoba untuk beberapa hari. Begitu terus sampai akhirnya porsinya sama seperti susu formulanya.

    Yang perlu diingat, feses melunak itu cukup sering terjadi ketika anak berganti susu. Tidak hanya dari susu formula ke susu cair saja, tapi juga berganti merek susu formula (dalam banyak kasus malah terjadi sebaliknya: sembelit).

    Feses melunak tidak serta merta berarti diare. Frekuensi makin sering juga belum tentu diare.
    Kalau kondisi fesesnya semakin tidak wajar (lunaknya bertambah-tambah bahkan jadi cair sama sekali) ketika pemberian susu diteruskan, berarti Nasywa tidak cocok dengan susunya. Entah tidak cocok dengan susu sapi atau tidak cocok dengan mereknya saja. Untuk tahu ya harus dicoba.

    Sebaliknya. Kalau fesesnya berangsur kembali normal saat pemberian susu dilanjutkan, berarti tidak ada masalah. Nasywa bisa minum susu pasteurisasi bareng ayah dan bundanya πŸ™‚
    Semoga membantu.

    Aswad
    Hehe… aku belum tahu jawabannya tuh.
    Yang jelas, setiap orang itu unik. Beberapa orang jadi lebih lancar buang air besar setelah minum susu. Lainnya ngga ngaruh.
    Susu yang diminum pun gak mesti sama. Waktunya juga gak sama. Ada yang ngaruhnya kalo minum susu malem-malem, ada yang pagi-pagi.

    Misalnya saya, kalo minum susu hangat biasanya gak lama kemudian lalu jadi pengen pup. Bukan diare karena konsistensi fesesnya biasa aja. Dan kalau susunya ngga anget ya gak pengen pup juga.

    Jadi kenapa ya?
    *ikutan nanya*

  37. riko

    January 23, 2007 at 12:11 am

    pertanyaan penting.. berapa banyak kita harus minum susu dalam sehari???
    aku bisa 1 liter per hari…
    kalo susu kedelai gmana??
    knapa harus susu sapi??
    susu kuda liar??
    susu kerbau??
    susu anjing mah haram ya?? ada juga yg bermanfaat tp haram…

  38. mina

    January 23, 2007 at 9:04 pm

    untuk posting nomor #21:
    mbak, bener kok aturan WHO bone density kalo

  39. mina

    January 25, 2007 at 3:42 pm

    wah kok kepotong gitu postinganku. diapus aja mbak. maunya nulis gini:
    untuk posting nomor #21:
    mbak, bener kok aturan WHO bone density kalo T-score

  40. tiesmin

    January 26, 2007 at 5:55 pm

    alooo…salam kenal ya!
    thanks banget buat postingannya…luengkapp! mau ta’ print buat orang rumah yang babynya masih pake susu bubuk.
    bolehku posting di blogku ya mba? πŸ™‚

  41. Lita

    January 26, 2007 at 9:24 pm

    Riko
    Lha ini dokter malah nanya ama pasien gimana seh.
    Di piramida makanan kan ada, Ko.
    Susu itu daily optional.
    Kalau lihat di kemasan susu, takaran sajinya rata-rata 400-500 mL sehari ya (diukur dengan kandungan kalsium sebagai tolok ukur).

    CMIIW. Nanti kalau sudah senggang aku sertakan link ke piramidanya.

    Mina
    Aduh mbak Mina, sudah posting dua kali masih kepotong juga πŸ™
    Sepertinya ada sedikit masalah di koneksinya tuh. Belum selesai transfer data dikira sudah selesai.

    Jadi, T-score-nya yang mana yang bener ya?
    Hehe… saya kira penafsirannya tergantung alat dan penggunanya.
    Seperti kalau menganalisa larutan berwarna, bisa dinilai % transparansi atau % kepekatannya.

    Terimakasih mbak Mina, bisa sertakan link-nya di sini ngga ya?

    Tiesmin
    Allo mbak Ties, salam kenal juga.
    Boleh, tolong ikutsertakan link-nya ya, mbak πŸ™‚
    Nanti kalau muncul versi yang lebih lengkapnya, saya beritahu supaya yang di rumah bisa ikutan update.

    Salam ultah buat among-nya Marvel.
    Semoga makin disayang keluarga πŸ™‚

  42. tiesmin

    January 30, 2007 at 2:31 pm

    thanks ya mba…
    makasih juga ucapannya dan dah mau mampir πŸ™‚
    pasti duonk mba aku link…:)
    trus sekalian blog mba aku link di blogku ya mba…
    makasih banyak ahh…:)

  43. Apri

    February 7, 2007 at 10:34 am

    mbak lita, info ttg susu UHT komplit nih…btw, anakku udah mulai mau minum susu UHT. tadinya susu bubuk,krn sering sembelit jadinya ganti UHT. dan bener,sejak beralih UHT BABnya gampang dan gak kesakitan spt sebelumnya.

    aku mo tanya nih, susu UHT yang udah dibuka dan disimpan di kulkas, tahan berapa jam yah…?selama ini sih kalo satu hari gak habis, emaknya yg ngabisin..hehehe…

    please respon yach…ditunggu banget soalnya…

    tengkyu berat,

    Apriyanti

  44. nYam

    February 7, 2007 at 1:23 pm

    wah telat baca neh. baru mampir lagi. matur nuwun Mbak. temen2 ada yang nyaranin minum susu hamil. lha aku ga suka, ya wes. antara susu pasteurisasi ama UHT. sementara milih UHT biar bisa nyetok di rumah n ga menuh2in kulkas.

    adikku yang kerja di Ne**le juga ga terlalu doyan susu. dia bawa sih susu bubuk, buat stok aja. tapi satu yang dia ogah: susu kental manis. katanya nggilani kalo dah tau cara bikinnya plus ga ada gizinya sama sekali. susunya seberapa, gulanya entah berapa kali lipat.

  45. Lita

    February 7, 2007 at 10:23 pm

    Tiesmin
    Terimakasih juga, mbak. Semoga ilmu yang kita sebarkan bisa membantu orang lain ya πŸ™‚

    Apri
    Wah, sayangnya di susu UHT ngga ada panduan khusus seperti susu pasteurisasi ya.
    Aku sih kalem aja susunya ngga habis sehari juga. Asal selalu icip-icip dan endus-endus dulu sebelum dikasih ke anak, memastikan rasa dan baunya tetap untuk panduan ‘belum basi’. Jadi hitunganku bukan jam, tapi hari.

    Kalau seminggu gak habis juga, dibuang deh. Kelamaan. Atau kalau para orang dewasa yakin tuh susu masih layak minum, ya diminum sendiri (biasanya si ayah nih hehehe).

    Sedikit tip, menyimpan susunya di pojok paling dingin aja kalau lama habisnya. Atau beli yang kemasan kecil. Sayangnya jarang ya susu UHT plain kemasan kecil, yang ngga ditambahi gula dan perasa.

    nYam
    Susu hamil biasanya gak enak :p Udah gitu lebih mahal dan gak gitu perlu (karena biasanya DSOG meresepkan suplemen folat dan zat besi di trimester pertama).

    Iya, susu UHT bisa distok walau sebenernya aku lebih suka susu pasteurisasi. Lebih ‘ringan’ rasanya, gak se-eneg susu UHT.

    Susu kental manis? Ya begitulah hehehe… Gulanya emang super duper yak. Nanti-nanti aku diingetin ya untuk nulis soal susu kental manis. Lanjutan posting ini πŸ™‚

  46. Apri

    February 9, 2007 at 3:45 pm

    wah, senengnya langsung di reply sama mbak lita. tengkyu lagi ya mbak, atas tips penyimpanan susu UHT nya. iya sih, selama ini emaknya nyicip dulu baru dituang ke botol susu (anakku masih minum pake botol)…

    selama ini, di simpan gak sampe lebih dari 3 hari sih mbak. jadi masih amanlah….

    anakku pake U*TR* yg plain, krn pemanis n pewarna kan emang gak perlu yach…

    salam hangat,
    yanti

  47. renee, bundanya aila

    February 12, 2007 at 12:14 pm

    simply…two thumbs up!;)
    sekarang kebiasaan konsumsi susu cair (UHT ato pasteurisasi) di rumah gak monopoli aila aja.
    bundanya…yandanya…ikut minum susu cair semua! πŸ˜€
    sekarang satu lagi favorit aila: bikin scramble egg dicampur susu UHT (dia yg pecahin & kocok telur, kami yg goreng, dia yg habisin pake semangkuk nasi hangat yg diaduk sm butter :D)

    mba’ lita…udah liat iklan susu suplemen pria *-m*n?
    aa’ bilang missleading krn si cowoq yg minum susu kotak digambarkan sbg cowoq childish.
    emangnya cowoq butuh ya susu khusus spt itu?
    perasaan kalo udah usia segini peran utama susu kan sbg sumber kalsium, yg menurutku & aa’ udah cukup pake susu cair aja (plus asupan gizi berimbang & pola hidup sehat tentunya…)
    mmm…bingung…

  48. Lita

    February 13, 2007 at 7:54 am

    Yanti
    Sama, mbak. Anakku juga maunya susu merek itu πŸ™‚
    Salam hangat juga.

    Renee
    Yang nangkring di mainan mobil-mobilan itu? Udah. Kaya iklan minuman yang bilang “Makanya, minum P*pice. Gak bakalan cupu!”. Atau seperti anggapan bahwa ibu-ibu yang memberi anaknya susu UHT itu ‘pelit, gak sayang anak’.

    Susu khususnya karena ada kandungan protein tertentu, L-carnitine kalo ngga salah. Seperti susu khusus perempuan, low/non-fat atau diberi tambahan CLA gitu.

    Aku termasuk yang ngga percaya kalo makanan DOANG bisa bikin kurus atau badan terbentuk dengan indah. Boong banget. Simpel aja. Kalo akumulasi = input – output, maka berat badan berkurang = akumulasi (-) dan berat badan bertambah = akumulasi (+).

    Badan keren? Olahraga lah. Coba si model L-me* itu ditanya, dia pasti olahraga demi dapet sixpack yang bikin dia jadi bintang iklan itu. J-Lo kan gak ujug-ujug dapet badan seksi semlohay gitu. Dia kan penari πŸ˜‰

  49. Bunda Aura

    February 16, 2007 at 2:36 pm

    bingung,minta tulung.anakku mulai konsumsi susu UHT.tapi U*l*tra yang palin ga doyan malah suka dimuntahin.aku coba i*ndo*ilk yang manis (tidak ada rasa seperti strawberry atau coklat keculali rasa manis)doyan banget.gimana ya??boleh nggak seh diterusin konsumsi susu itu??bis waktu dia pakai susu bubuk rasanya juga manis

  50. bapakeghozan

    February 17, 2007 at 9:22 am

    Assalamualaikum Bu’e….

    Wah inget susu segar inget kampung dadi pengin balik.
    Kebetulan tdk jauh dari rumah ada produsen susu segar…buka teng jam 5pagi…tutup teng jam 7pagi….larise pollllllll….

    Memang benar ada yang murni susu segar ada yang sudah di tambahkan gula dan sedikit pewarna agar menarik….tinggal pilih saja…..yang Saya khawatirkan adalah pengecer yang pakai sepeda motor….takutnya sudah dicampur santan.

    Nah gimana Bu’e untuk membedakan susu segar yg pure dengan yg campuran santan….wong sudah di bungkus plastik…???

    Isuk-isuk ngombe susu + singkong kukus….iseh kebul-kebul..hmmmm….

    Matursuwun Bu’e…

    Wassalam

  51. fisto

    February 20, 2007 at 10:41 pm

    komplit!…hehhehe..
    selama ini aku emang selalu minum susu buat nggemukin badan, tapi gak pernah ada hasilnya…hehehe…
    btw, minor revision…klo gak salah coconut milk itu kan santan ya mba, bukan susu kedelai (soya bean milk or something…)

  52. Lita

    February 20, 2007 at 10:47 pm

    Bunda Aura
    Kalau sebelumnya terbiasa dengan susu bubuk manis, anak akan mengharapkan penggantinya tidak berbeda jauh dalam rasa. Sebagai Γ’β‚¬ΛœpembukaÒ€ℒ, pakai susu cair yang manis saja dulu. Kemudian dicampur sedikit-sedikit dengan yang tawar, makin lama makin banyak porsi susu tawarnya. Dengan penambahan sedikit-sedikit, diharapkan perubahan rasanya tidak mencolok dan tidak mengundang penolakan dari anak.
    Tidak ada aturan soal merek kok. Asal cocok (tidak timbul masalah pada pencernaannya, misalnya muncul diare yang berhenti ketika pemberian susu dihentikan) dan anak suka, ya sudah. Murah atau mahal, anak sih ngga tahu ya. Yang tahu ya ibunya heheheÒ€¦ Murah juga belum tentu murahan dan kualitasnya kalah dari yang mahal kan.
    Maaf saya baru menanggapi ya, bunda. Semoga Aura tetep mau minum susunya.

    Ayah Ghozan
    Hayo mudik lagi yuk heheheÒ€¦
    Waduh, saya ngga tahu tuh gimana membedakannya. Cuma 1-2 kali pernah beli susu dari penjual yang pakai sepeda motor sewaktu masih kost di Bandung. Itu juga atas rekomendasi ibu kost.
    Singkong? Enak ya, anget-anget apalagi kalau lagi hujan dingin. Jadi pengen lagi hihihiÒ€¦ (beberapa hari lalu habis singkong-an).

    Fisto
    Ah, maksudku kata dalam kurung itu tidak ada hubungannya dengan sebelumnya.
    Begini, kalau dalam bahasa Indonesia, contohnya adalah susu kedelai, sedangkan kalau dalam bahasa Inggris, contohnya adalah coconut milk.
    Sama-sama mengandung kata ‘susu’ tapi sumbernya nabati. Jadi bukan menyetarakan antara susu kedelai dengan santan. Aku juga agak bingung waktu nulis, tapi karena ngga nemu ‘bunyi’ kalimat yang lebih pas jadi ya sudahlah hehehe…
    Terimakasih ya πŸ™‚

  53. Lia

    February 26, 2007 at 3:41 pm

    Wah, saya baru nemu blog ini…pencerahan banget..pantesan dokternya anak saya suruh ganti dari s. bubuk ke susu cair, tapi dia rekomennya cuma 1 merek ( greenfi*ld). Knapa yah…apa ada yg kerja di merek ini bisa menjelaskan kelebihan produknya dari merek lain yg sejenis ?

  54. Lita

    February 27, 2007 at 4:25 pm

    Lia
    Senang bisa membantu πŸ™‚
    Soal GF, kenapa ya? Saya belum berhasil menemukan penjelasannya sih, walau kalau maksa nyari-nyari hubungannya dengan produk GF yang lain sepertinya ada alasannya.
    Kenapa tidak ditanyakan langsung ke dokter ybs. saja, mbak? Biar puas sekalian tanya-tanyanya πŸ™‚

  55. juned

    March 10, 2007 at 12:25 pm

    bagus jg artikelnya…
    qta jdi bs bedain macam2 susu,.apalagi skrg dah berkembang produk2 olahannya…
    tolong bahas lagi ttg susu probiotik dan susu sinbiotik,.
    dimana fungsi susu selain sebagai sumber nutrisi juga bisa jadi penambah immun manusia…

  56. dianti

    March 12, 2007 at 3:17 pm

    salam kenal mba lita..tau blognya mba lita dr milis sehat:)
    info susu2 nya lengkap banget…terutama bedain susu uht vs susu pateurisasi nya πŸ™‚
    makasi ya mba ^__^

  57. dianti

    April 2, 2007 at 3:06 pm

    mba lita…ijin nge link entry yang ini ya…tentu aja sumbernya tak lupa saya cantumkan:)
    makasi mba πŸ™‚

  58. Lita

    April 2, 2007 at 10:33 pm

    Juned
    Soal suplementasi pada susu, nanti dulu ya.
    Susu kan porsinya kecil dibandingkan makanan lain, ya. Jadi mengeluarkan uang ‘lebih’ untuk bagian yang kecil ini tentunya tidak banyak membantu, jika tidak ada kesulitan makan atau kelainan lain.
    Konsentrasi saja untuk memperhatikan gizi yang berimbang, sesuai kebutuhan, gaya hidup sehat dan bersih. Kekebalan tubuh akan optimal dengan sendirinya.

    Dianti
    Boleh sekali, kalau bisa membantu. Terimakasih, ya πŸ™‚

  59. isti

    April 12, 2007 at 1:43 pm

    mb Lita … kalau susu pasteurisasi atau susu UHT dididihkan boleh gak? ceritanya mo masak makanan buat bayiku dgn campuran susu … gpp kah?

    1. Lita

      April 13, 2007 at 12:00 am

      Masak dengan air secukupnya sehingga agak kental.
      Susunya dicampurkan ketika makanan sudah matang dan hangat (tidak panas), mbak.
      Kalau ikut dididihkan, susunya jadi rusak.
      Semoga membantu, ya.

  60. ellie

    May 14, 2007 at 2:50 pm

    Mbak, anakku baru ntar 27 mEi genap 1 tahun. Selama ini dia sejak 4 bulan udah minum susu formula dengan alasan ASIku dah gak keluar. Pengennya ntar genap 1 tahun dah akku perkenalkan dengan susu Cair.. AKu mo minta saran nih, baiknya gimana ya cara memperkenalkannya? Kan kalo dah 1 tahun, susu formulanya kan dah ganti..So, nyampur susunya pake yang susu formula 1 tahun ke atas atau yang masih sekarang diminum? Trus mending yang UHT or yang Pasteurisasi?
    Thanks atas commentnya, ya?

    1. Lita

      May 14, 2007 at 3:04 pm

      Coba kenalkan langsung dan lihat reaksinya.
      Kalau tidak ada penolakan, berarti penggantiannya bisa ‘sekejap’.
      Kemarin susu formula (bubuk), hari ini susu cair.
      Kalau anak tampak tidak suka, coba mengenalkan susu cair dengan mencampurkannya dalam susu formula.
      Masukkan sedikit demi sedikit dengan perbandingan yang makin lama makin besar antara susu cair dengan susu formula, pada akhirnya jatah susu akan terisi sepenuhnya dengan susu cair.
      Susu formula mana yang dipilih, terserah saja. Hanya sementara sebagai ‘pengantar’ susu cair, kan? πŸ™‚

      Tentang susu UHT atau pasteurisasi, itu terserah.
      Sila ditimbang-timbang antara kemudahan memperolehnya (susu pasteurisasi biasanya tidak tersedia di minimarket), kemudahan simpan (susu UHT tidak perlu disimpan di kulkas KECUALI kemasannya sudah dibuka), harga (susu pasteurisasi biasanya sedikit lebih mahal daripada susu UHT), rasa (sebagian orang -termasuk saya- merasa susu pasteurisasi rasanya lebih enak, lebih ‘ringan’ dan tidak eneg), dan ‘isi’ (susu pasteurisasi masih mengandung bakteri yang baik untuk pencernaan, sedangkan susu UHT steril).

      Selamat ‘berhitung’ πŸ™‚

  61. renee, bundanya aila

    May 24, 2007 at 2:25 pm

    mba’ lita…mohon maaf…saking semangatnya kampanye susu UHT, kemaren aku ngasih web address-mu ke salah seorang anggota milis. semoga mba’ keberatan.
    ceritanya dia pengen kasih UHT buat si 14 blnnya (kalo gak salah…) tp ditentang suami & keluarga lain, so dia minta masukanku. sekalian aja, aku suruh browsing ke banana talk biar makin melek soal susu πŸ˜€
    maaf bgt…jangan marah ya mba…

    1. Lita

      May 24, 2007 at 4:30 pm

      Err.. maksudnya ‘semoga TIDAK keberatan’, mungkin? πŸ™‚
      Ya ngga lah. Ngomongs, di milis balita ya? πŸ˜‰
      Soal susu, ikuti saja beberapa posting ke depan. Sudah ada yang ‘tunggu tanggal tayang’.
      Jadi, pantengin terus bananaTALK ya (duileh, kaya iklan radio ajah hihihi…)

      Semoga apa yang kutulis bisa membantu siapapun yang butuh.
      Makasih ya, mbak Renee πŸ™‚

      1. renee, bundanya aila

        May 25, 2007 at 8:31 am

        iya…maksudnya “gak keberatan”… πŸ˜€
        jadi malu…kalo lagi semangat, sering bgt missednya πŸ˜‰
        milisnya milis a***bu***-online.
        cita2xku sih pengen menyebarkan spiritnya milis sehat ke milis2x kesehatan lainnya.
        terima kasih lho mba’.
        ditunggu tulisan2x berikutnya…

  62. ira

    June 4, 2007 at 2:14 pm

    jeng lita, ternyata lagi ada isu yang beredar kalo susu bantal itu mengandung pengawet. kemaren aku ke rumah mbahnya Adilia, begitu tau cucunya minum susu bantal… dipesen jangan sering-sering. karena ada pengawetnya…

    1. Lita

      June 4, 2007 at 2:35 pm

      Tanya dong, nenek/kakek tahu ada pengawetnya dari mana?
      Kalau dari label susunya sendiri, ya sudah. Percaya saja. Itu memang ketentuan untuk mencantumkan SEMUA kandungan produknya, termasuk pengawet.
      Tapi pastinya tidak semua susu bantal begitu.
      Susu bantal langganan Daud isinya cuma susu murni tanpa apapun lainnya, tuh.
      Lagipula kan sudah steril ya, untuk apa ditambahi pengawet? Nambah-nambahi ongkos produksi deh πŸ˜‰
      Kalem aja…

      1. Ketty

        June 19, 2007 at 8:58 pm

        Kalau anakku malah pakai SUSU BANTAL dari lahir lhoh: SUSU ibunya dan BANTAL buat bobok.
        He OOT bgt yah

  63. Belinda

    June 5, 2007 at 10:04 pm

    mba,mo numpang nanya,,ya menyimpang dari bahasan diatas.. nyari info yg lengkap ttg susu kental manis terlepas dr merk dagang tertentu dimana aja ya? makasih ya mba

    1. Lita

      June 7, 2007 at 1:09 am

      Maaf mbak Belinda, saya juga belum tahu.
      Baru sebatas berencana untuk membuat tulisan tentang itu.
      Bagaimana dengan hasil pencarian menggunakan Google atau search engine lainnya?

  64. vinita

    June 19, 2007 at 2:29 pm

    mba’ lita.. aduhhh ok banget deh informasinya soal susu UTH & pasteurisasi. bener2 berguna banget. aku baru tau lho soal ini dan agak malu sedikit soalnya aku selalu nyari susu bubuk dengan kandungan terlengkap, biar mahal juga, pasti aku beli. kemakan iklan juga sih.(ujung2nya kantong kebobolan, tapi demi anak..)
    anakku belum genep dua tahun, tadinya msih ragu mo ngasih susu cair(malah sempet gak pernah kepikiran) tapi aku sekarang udah yakin dan mantep banget mau ngasih susu UTH atau pasteurisasi ke anakku.(terus terang aku masih binggung pilih yang mana)
    thanks a lots,

    1. Lita

      June 26, 2007 at 10:42 pm

      Mbak, susu UHT kali ya, bukan UTH πŸ™‚
      Ah ya, tentu saja. Apa sih yang tidak untuk anak, mahal ya dijabani juga. Namanya juga orangtua, selalu ingin yang terbaik untuk anaknya πŸ™‚

      Kalau soal bingung, ditimbang-timbang saja dari sisi praktis, manfaat dan biaya.
      Kalau bepergian, paling praktis ya susu UHT karena tidak perlu disimpan dalam keadaan dingin (asalkan kemasan belum dibuka).
      Kalau di rumah saja dan tidak ada kendala pendingin (kulkas ada, listrik stabil) serta tidak keberatan dengan rutinitas tiap pekan mampir ke toko swalayan, susu pasteurisasi bisa jadi pilihan utama.

      Soal rasa, memang beda. Soal harga, ya beda juga πŸ™‚ Sila dicoba dulu kalau belum yakin hehehehe…

  65. Monica

    August 21, 2007 at 5:58 pm

    Mbak Lita,

    wah, artikelnya komplit banget, aku dapetnya dari google tadi mau cari artikel buat ngedebat temen bahwa susu cair lebih baik daripada formula.

    tadi waktu browsing2, akhirnya malah nemu website ini: http://www.notmilk.com/kradjian.html, yang basically ngomong bahwa susu (sapi) itu nggak baik and nggak seharusnya dikonsumsi oleh manusia. setelah baca artikel yang panjang banget itu, jadi bingung juga. biasanya aku selalu berkomentar “sesuatu yang baik kalau dikonsumsi dengan jumlah yang berlebihan juga akan berdampak negatif”, tapi komentar itu pun tidak bisa digunakan untuk menyanggah artikel ini, karena susu adalah sesuatu yang dikonsumsi setiap hari.

    karena nggak punya jawaban, daripada bingung sendiri mendingan share sama mbak, siapa tau mbak punya tanggapan yang lebih ‘ahli’.

    anak saya 2, yang besar co, 6 bulan asi (karena pemberhentian yang terpaksa) & formula sampe 2 th (walaupun sejak 1 th saya beri seporsi susu pasteurised juga). sekarang 2.5 tahun, setengah tahun terakhir ini minum susu segar (beli di supermarket, agak mahal sih, atau beli kelilingan ‘dimasak’ sendiri). yang kecil ce, masih 3 bulan asi eksklusif, rencananya yg kecil ini moga-moga bisa sampai 1 tahun asinya.

    tapi kalau dipikir-pikir, betapa kita manusia sangat tergantung pada hewan lain. mana ada hewan lain yg minum susu selain susu ibunya? anak sapi minum susu ibu sapi, anak kambing minum susu ibu kambing, anak tikus minum susu ibu tikus. cuma anak manusia saja yg minum susu ibu sapi! πŸ˜€ alasannya? karena ibu manusia susunya tidak mencukupi. berbahagialah ibu sapi yang masih bisa menyusui anak2nya sampai kenyang, masih bisa pula ‘menyusui’ anak dari spesies lain. sangat menyedihkan bahkan ada ibu manusia yang by choice memilih untuk memberikan susu ibu sapi dibanding memberikan susunya sendiri, lantaran alasan estetika.

    salam kenal mbak lita, saya enjoy sekali membaca artikel-artikelnya, terutama karena saya merasa sepaham dengan mbak pada semua artikel yang sudah saya baca, dari “tidak membawa anak pada acara-acara tertentu”, sampai “sikap terhadap promosi susu formula”. saya juga sempat ‘menyandera’ bayi saya supaya tidak dibawa balik ke ruang bayi supaya bisa saya susui sendiri, dan tidak kenyang diberi susu formula mahal yang enak itu. nanti saya akan komen lagi kalau sudah membaca artikel2 yang lain.

  66. Bank-Ndut

    October 16, 2007 at 12:28 pm

    Bu, anakku wanita,umur 3 & 5 Tahun.
    Aku mau belajar bikin susu kedelai, punya artikelnya,
    nggak ? karena kata temen temen bikin kulitnya bagus.
    Selain itu, bagaimana supaya susu kedelai itu agak tahan
    lama dari basi ?
    Apa ada rahasia tertentu di bahan baku ? Proses ? tulung
    ya.. bu
    thanks ya. . .

  67. Romy

    October 26, 2007 at 10:18 pm

    Maaf mbak, saya mau minta tolong, kalau punya data tentang produksi susu sapi perah mualai awal pemerahan sampai akhir pada suatu periode pemerahan susu, pada sejumlah sapi, satu atau lebih. tolong saya di carikan atau mbak sudah punya, saya membutuhkan. Kirim di Email saya. Terima kasih

  68. dita

    October 28, 2007 at 3:04 pm

    met kenal…
    makasih banget mba infonya,
    masyarakat yg sudah dewasa sekarang ini sudang sangat kurang kesadarannya untuk meminum susu setiap hari, solusinya gmana ya mba?
    truz..susus formula itu termasuk jenis2 susu,mba?
    makasih

  69. Yuka

    November 5, 2007 at 3:49 pm

    Mbak Lita,

    Anakku 6 Nov besok genap 7 bulan,stok asi perahku minim bgt…sering kali sangat mepet dan suka ditambal2 sama sari jeruk,air putih atau susu kedelai (yang ini aku browsing2 katanya jangan terlalu banyak memberi susu kedelai untuk bayi dibawah 1 tahun,bener ga mbak?).Padahal saya pingin bgt full asi tanpa campuran susu formula.Tapi apadaya hasil perahan dikantor kadang ga sebanding dgn kebutuhan perharinya yang masih aja banyak padahaldah mam MPasi.

    Adakah alternatif lain selain sufor?atau bisakah susu uhtnya dipercepat?memang apa bedanya susu formula n susu uht yang sama2 sumbernya dari sapi2 juga (dalam hal ini untuk pencernaan bayi).Please help me!!!Makasiih buanyakk!!

  70. myandrew

    March 4, 2008 at 3:31 pm

    thanks tulisannya sangat informatif…

  71. b0cah

    March 25, 2008 at 9:45 am

    mohon ijin memuat foto di blog anda ini kepada blog kami, trims

  72. ANWAR

    March 27, 2008 at 11:23 pm

    thanks banget buat mba lita yang sudah membantuku dmendapatkan bahan makalah tentang susu sapi,sebelumnya aku salam kenal

  73. septi

    April 11, 2008 at 3:04 pm

    Mba Lita infonya bagus banget, thanks nambah pengetahuan nie

  74. retno

    April 14, 2008 at 12:02 am

    makin bingung mau milih susu segar/ uht buat anak saya yang 2 bulan lagi menginjak umur 1 tahun.

    kalau untuk saya konsumsi, saya lebih milih pasteurisasi karena rasanya lebih segar(addict ato cuma sugesti?) dan udah terbiasa dari kecil. dan udah sering juga sakit perut gara” penyimpanannya tidak benar…tapi sekarang udah paham sih cara penyimpanan yang benar.

    oia…kabar terbaru nih, katanya embel” DHA pada susu bubuk formula sebenarnya belum ada riset yang membuktikan tambahan DHA tersebut dapat dicerna bayi.
    betul gak tuh??
    huh, jauh”deh dari susu formula…

    smoga hal ini dapat juga diulas.

  75. Umminya Syahmi dan Sahlan

    April 17, 2008 at 9:50 am

    Mba, bagus banget infonya.
    aku juga setuju banget kalo ank2 lebih sehat diberi susu segar daripada susu bubuk (susu formula). Sayangnya banyak ibu yg terlanjur pro susu bubuk. Lebih sayangnya lagi byk produsen susu bubuk yg berkampanye dgn cara membuat seminar2 yg bertemakan tumbuh kembang anak. Jadinya masyraakat kita tdk banyak pendidikan ttg susu segar.

    Kalo boleh saya minta ijin posting ulang (tentu dgn menyebut sumbernya) ke blog saya di multiply. tujuannya agar info ini diketahui lebih luas.trims ya mba.

  76. yani

    April 30, 2008 at 11:08 pm

    cuma mau tanya, bagaimana dengan susu formula untuk bayi dibawah 1 th, bukannya itu berupa bubuk juga? bagaimana dengan kandungan nutrisinya yang tdk sebagus uht? dan kenapa tdk ada susu uhtuntuk bayi dibawah 1 th?
    thx..

  77. RURU

    June 7, 2008 at 6:16 pm

    m…. mungkin klo bayi dibawah satu tahun lambung nya belum sanggup mencerna makanan selain asi mungkin ya….
    kagak tau deh.

    Q ada masukan nih buat Mbak “Lita”
    gimana ya klo kita bandingin kandungan lemak antara susu dengan santan. Q cari² referensi nya gak ketemu.

  78. olga

    September 26, 2008 at 2:16 pm

    mba kalo susu kedelai yang bagus apa yah?

  79. vhi

    October 24, 2008 at 2:27 pm

    mba lita lam knal..
    makasih infonya..

    mba,mo tanya.yang berkaitan dengan rasa dan protein susu sapi itu apa aja ya?

    misalnya gini, rasa susu dipengaruhi dari jumlah gula dan jumlah esen..
    protein dipengaruhi dari temperatur pemanasan dan lama pemanasan…

    nah selain faktor2 itu ada ga ya?

    mohon bantuan-nya..
    tolong dijawab ke email saya ya mba

    makasih sebelumnya…

  80. stevanus

    December 12, 2008 at 12:33 am

    boleh tanya ga//?
    tentang susu sapi yang baek tu di konsumsi pd waktu msh mentah pa
    udah di pasteurusasi..
    katanya sih susu yang baru saja di perah dari sapi bisa langsung di minum.. pa itu lebih baek..
    tolong di jelaskan lebih lengkap ya…

    trimakasih…

  81. pipit

    May 29, 2009 at 9:30 am

    mba, salam kenal..artikelnya bagus lengkap bgt..kalo boleh saya copas ya mba untuk keluarga di rumah nih, yg lagi ribut soal susu..hehe

  82. Yiz

    December 4, 2009 at 2:19 pm

    mbak Lita, salam kenal

    terimakasih atas artikelnya. dapat pencerahan neh

    Menurut mbak Lita, untuk bayi 1 tahun, lebih baik mana diberi UHT/pasteurisasi ato susu segar? soalnya didekat rumah ada pemerahan susu sapi. tapi masih belom yakin, ilmunya belom cukup, takut mo ngasih keanak. Masih ragu2, masaknya bagaimana supaya bakteri mati, susu aman dan kandungannya masih oke. ato mbak punya trik masak susu?

    Ijin copas ya mbak… narasumber kusertain kok…janji:)

  83. alimah

    January 11, 2010 at 2:38 pm

    mbak bulan depan baby 1 tahun, bingung nich susu uht atau pasteurisasi ya? yang ga ribet nyimpennya, coz baby ma neneknya dirumah kalo siang, mamanya sibuk nyari duit… hehehe, tolong ya mbak… thanks

  84. ayu

    February 17, 2010 at 4:06 pm

    mbak, trims atas infonya. just curious, mbak latar belakang pendidikannya apa ya, kok bisa tau banyak ttg susu ini? nyari dimana ya?
    maaf, nggak bermaksud melecehkan dan nggak percaya, cuma mau ikutan nyari tau juga..
    soalnya sama2 ibu rumah tangga, tapi kok bisa canggih gini..
    makasi banyak yaaa

  85. Lita

    February 18, 2010 at 12:05 pm

    @Alimah: Kalau susu pasteurisasi harus selalu disimpan di lemari pendingin. Kalau susu UHT, disimpan di kulkasnya sesudah kemasan dibuka saja tidak apa-apa.

    @Ayu: Sama-sama, mbak. Senang bisa membantu.
    Saya kuliah di teknik kimia, mbak. Sekarang sudah separuh ibu rumah tangga, nyambi jadi guru sekolah juga πŸ™‚

  86. rens saja

    March 25, 2010 at 5:30 pm

    mba lita, salam kenal…^^

    mau ijin share artikel ini di notes FB saya boleh ga? saya akan cantumin sumbernya..mau kasih pencerahan ke ibuk2 teman2 saya…^^

    thanks before, mba…

  87. Ija Alatas

    April 3, 2010 at 10:12 am

    Nice post!! Izin copas untuk blog saya yah.. Trims.. πŸ™‚

  88. Saatnya Susu Tambahan « Mencoba Sakinah

    May 5, 2010 at 11:50 am

    […] UHT kan nih.. Baca sana sani katanya UHT lebih bagus daripada Susu Formula, baca lengkapnya di blog ini. Dan aku baca juga di blog Bundit katanya untuk pengenalan pertama UHT sebaiknya diencerkan dengan […]

  89. nobee

    May 14, 2010 at 12:11 pm

    baguuus banget, lama jadi silent reader web-mu mbak.. boleh tak link ya..

  90. mamamaura

    May 14, 2010 at 12:23 pm

    Sebenarnya “nyesel” telat dapat info tentang manfaat susu terutama buat anak setelah umur 1 tahun. Tapi lebih baik telat dari pada tidak sama sekali πŸ™‚ Salam kenal & tengkiu mba Lita.
    Mau tanya, apa betul susu bisa bikin anak tambah aktif ? Ada yang bilang susu dengan rasa coklat bikin anak sangat aktif (bukan hiper aktif ya). Soalnya anakku suka susu rasa coklat dan dia memang aktif. Tapi aku lebih senang bilang dia lincah πŸ™‚
    Ada yang bisa bantu kasih jawaban??.Thx

  91. Diyan

    May 29, 2010 at 8:14 am

    salam kenal mbLita…sy ijin share di fb y artikelnya….bagus bgt…jd tambah pengetahuan d..selama ini sy penganut ‘sufor bubuk yg paling bagus’,berasa dpt pencerahan d,he2…thanks bgt…ni dpt dr blognya temen…

  92. Asti

    June 22, 2010 at 2:29 pm

    Mbak Lita, bagus banget artikelnya.
    Saya boleh ijin untuk dicopas di blog kami? (blog.helloamiko.com)
    Terimakasih.

  93. Lita

    June 22, 2010 at 10:45 pm

    Silakan, mbak Asti. Boleh juga kalau berbaik hati menyertakan tautannya ke sini untuk ‘link back’ πŸ™‚
    Semoga berguna.

  94. Cermat Memilih Susu |

    June 23, 2010 at 8:25 am

    […] (disadur dari tulisan Lita Mariana, tulisan asli bisa dilihat di sini) […]

  95. Windi

    July 1, 2010 at 10:38 am

    secuil yang banyak…hehehe boley di refer yahh πŸ™‚
    (Salam kenal, saya Windi dari Milis Sehat)

  96. sumarnik

    July 26, 2010 at 11:20 am

    makasih banyak nih infonya mbak. Mau tannya kalau untuk susu pasteurisasi tahan berapa jam dalam perjalanan dari swalayan ke rumah? Terus kalau gak habis tahan berapa jam ditaruh di kulkas? Makasih atas jawabannya.

  97. melissa

    July 28, 2010 at 11:04 am

    salaam mba, makasih infonya yang berguna
    aku mau tanya, susu kedelai cair yang dijual di supermarket, aman dan sehat ga kalo diberikan ke bayi usia 9 bulan (kurang dari 1 tahun). karna ASI saya produksi mulai menurun, tapi saya agak ga sreg kasih sufor ke anak.
    trims before… btw sepertinya anakku ga alergi laktosa insya Allah.

  98. mashon

    August 2, 2010 at 4:14 am

    terima kasih atas infony…

    saya suka sekali dengan artikelny mba..

  99. rita

    August 7, 2010 at 10:40 am

    thx infonya πŸ™‚ akhirnya apa yg dibenakku terjawab sudah ……anakku umur 1 tahun 1 bulan….samapi sekarang ms asi….makanya dikasih sufor gak mau tuh…tapi uht doyan…sehari bisa 6 x 120 ml πŸ™‚ selama ini byk yg ngom kok bayi minum susu org dewasa…..setelah baca artikelnya….lega deh…..tq

  100. sally

    August 13, 2010 at 3:25 pm

    Salam kenal mba Lita. Wah ini dia nih alasan tepat kenapa saya memilih UHT untuk anak saya 2 thn 2 bln.
    Tante dan Oom saya selalu mengagungagungkan susu formula dengan segala kelebihannya. Udah sering dikasi tau tapi tetep aja ngeyel. Yo wis..sak karep mu lah…:D

    Aku ijin link ya mba, mo tak pajang diblog aku mengenai Susu UHT ini. Tentu link blog mba Lita aku cantumkan juga . Matur nuwun mba…

  101. miawruu

    August 19, 2010 at 10:48 am

    hallo mbak, salam kenal. saya penggemar blog mbak yg baru neh hehehehe,,, saya suka membaca tulisan2 mbak yg bersifat informatif. Dan mbak, ga hanya sekedar menginfokannya saja, tapi juga menguasai materi,,, salut deh,,, ditunggu tulisan informatifnya lagi πŸ˜€

  102. martina sujana

    October 13, 2010 at 10:51 am

    dah pusing nyari susu bt anaku sapi? kedelai? br skrg nemu kajian susu uht …mdhan ga bkn kantong kering.,,,

  103. ida

    January 23, 2011 at 4:27 pm

    wah thank buanget nih artikelnya.mau coba ah

  104. ghe

    June 9, 2011 at 3:52 pm

    mbak lita lam kenal…..
    klo cultured milk itu apa ya??mau tanya susu yang dibuat keju itu dari susu jenis apa ya??please answer me..
    thx
    wassalam

  105. eee

    June 13, 2011 at 2:00 pm

    wah, topik ini tetep rame ya sampe sekarang…

    nulis lagi dong lit, tentang keju, yogurt, labneh, dkk…

    beberapa waktu lalu sempat penasaran, kenapa ada ibu2 (ngobrol dengan ibu2 di tanah air) yang anti banget ngasih keju buat anaknya, dengan anggapan kejunya nggak baik karena bergaram. tapi pada saat yang sama, ngasih ikan asin ke anak… pusing deh… hehehe.
    sorry ya oot…

  106. daung

    October 17, 2011 at 11:17 pm

    salam kenal mbak Lita.. ^_^
    mo nanya.
    Udah dr jaman abah kami jualan fresh milk..
    Menurut dua produsen susu segar di Lembang vs Pangalengan.. Yg satu hanya dipasteurisasi, yg satunya lg pasteurisasi + homogenisasi. Dg harga yg sama, menurut mbak Lita lebih baik yg mana ??

  107. woelan

    October 24, 2011 at 11:28 am

    wah, seneng bgt nemu postingan ini, infomatif dan mencerahkan! pas bgt, anak sy sdh 1 tahun, dan lg nyari2 susu yang terbaik sbg tambahan asinya… makasih bgt mba lita, salam kenal…

  108. Avin

    January 4, 2012 at 1:48 pm

    Tau caranya bikin rumusan formula untuk susu pasteurisasi ga ya?
    Kalo tau boleh dong dibagi infonya.
    Thanks.

  109. Bunda naya

    February 24, 2012 at 5:57 pm

    Wah..mbak lita mau ikutan jd milis banana yach biar ikutan cerdas nich.ada pertanyaan mbak klo nggak sempat boleh dijawab di akunku s.aku punya baby usia 2thn sdh sjak 4bulan ini tepatnya setelah lepas dari asiia aku beri susu UHT yg plain alhamdulillah ia suka bgt.tp akhir bulsn lalu babyku sakit hrs dirawat krn positif typhus memang makannya sulit sekali dan dihasil labnya terdapat bakteri salmonela menurut salah satu temanku sebaiknya konsumsi susu cair UHT diberhentikan saja krn bakteri salmonela adalah bakteri pantogen yg terdapat di susu UHT yang tdk layak dikonsumsi harian auntuk usia 2 th alasannya krn pencernaannya blm sempurna. Saya sempat percaya krn bliu dr tehnik pangan.apa benar mbak???

    1. Lita

      February 27, 2012 at 2:37 pm

      Bunda Naya,
      UHT adalah cara sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam suhu di atas titik didih air dalam waktu yang singkat.
      Karena tujuannya adalah sterilisasi, maka bakteri (patogen maupun tidak) akan mati.
      Jadi kalau sampai ada bakteri patogen dalam susu tersebut, maka susu tersebut tercemar.
      Bakteri Salmonella terdapat secara alami dalam usus kita dalam jumlah tertentu. Juga ada di air yang tercemar.
      Jadi, jika ada cemaran bakteri Salmonella, kemungkinan sumbernya tidak hanya susu tapi juga makanan lain.
      Tidak tepat jika hanya menyalahkan susu, apalagi jika susunya sudah disterilkan.

      Semoga ini bukan jadi sumber ketakutan terhadap segala hal ya, bunda Naya.
      Pastikan saja asupan si kecil terjaga baik gizinya dan higinis.
      Dengan pantauan yang baik, jika ada masalah, kita bisa lebih mudah merunut ke akar masalahnya.

Leave a Reply to Saatnya Susu Tambahan « Mencoba Sakinah Cancel

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.