Peringatan untuk Pedandan
OK. Untuk urusan makeup saya adalah komentator handal. Jangan tanyakan teknik mengulas blusher karena saya tidak akrab dengannya (tak punya maka tak sayang). Karena itu, saya akan menceritakan dari sudut pandang seorang tak dikenal yang sungguh rese karena memperhatikan dan mengritik segala detil penampilan anda.
Satu kata peringkas segalanya: SUBTLE
Halus, wajar, sulit didefinisikan. Agak sulit menjelaskan, tapi saya tahu bagaimana satu kata adalah kontras dari subtle. Sinetron; di mana segalanya tampak hiperbolik. Gunakan makeup sedemikian rupa sehingga tampak wajar, seolah asli-nya anda ya seperti itu. Ini adalah cara bermakeup yang paling sulit.
Tampil mencolok tidaklah sukar: gunakan warna seekstrim yang anda bisa. Lipstik hijau, eye shadow ungu, blusher jingga, bulu mata palsu yang unik dan berwarna biru, wig keriting super panjang warna merah, dan sepatu berhak tinggi warna emas. Apa? Pakaian? Apapun lah.
Anda memang mencolok, tapi hampir-hampir semua orang pasti sepakat bahwa anda sinting. Saya ingat suatu kalimat dari sebuah komik balet lawas. “Adalah mudah untuk memperlihatkan teknik tinggi yang dimiliki. Tapi jauh lebih sulit untuk tampil wajar dengan teknik yang akurat”. Atau demikianlah kira-kira.
Masih bingung? Mari saya beri contoh:
Menata alis
Mencukur alis sampai tuntas dan membuat tato sebagai penggantinya adalah perbuatan bodoh. Anda tidak tampil dengan lekuk alis yang membuat perempuan lain iri. Sebaliknya, anda tampil sebagai orang yang alisnya ditato.
Mencabuti alis hingga hanya separo kemudian melengkapi bentuk sisanya dengan pensil alis juga tidak mengesankan yang melihat. Beruntung memang yang memiliki alis tebal dan sedikit berlebih. Koreksi bisa dilakukan dengan mengurangi.
Tentu hasilnya hanya indah jika dilakukan oleh orang yang berpengetahuan tentang teknik membentuk. Rajin-rajin saja memelihara bentuk ‘sempurna’ yang dihasilkan.
Bulu mata
Baiklah, anda ingin tampil dengan bulu mata lentik nan panjang. Lalu anda gunakan bulu mata palsu. Untuk menempelkannya, anda gunakan plester. Untuk menutupi plester, anda sapukan eye shadow. Berhasilkah? Sayangnya kebanyakan tidak.
Plester bertekstur yang ditutupi eye shadow itu hanya mempertegas kenyataan bahwa di kelopak mata anda ada plester yang menempel. Lebih baik anda menggunakan lem khusus untuk urusan ini. Dan sambil berharap bulu mata palsu itu tidak copot atau miring (sedihnya artis, kekurangan makeup mereka bisa dilihat berkali-kali dalam satu hari dan beberapa hari dalam seminggu!).
Maskara
Ya, ini masih urusan rias bulu mata. Jika anda memilih menggunakan maskara, pastikan anda tahu betul cara penggunaannya yang benar. Maskara yang terlihat menggumpal di antara helai bulu mata, menumpuk di ujungnya, belepotan karena tidak tahan-air atau tergesek karena anda lupa sedang memakainya dan mengucek mata. Ini hanya beberapa sebab mengapa orang tahu anda menggunakan maskara.
Usapkan maskara dari pangkal sampai ke ujung. Usahakan merata, jangan sampai satu sisi mata tebal, sisi lain tipis. Dan kejadian di kedua mata anda. Masih untung jika orang lain menyangka anda sengaja, dan menganggapnya tren terkini.
Soal mempertebal, saya yakin itu efek saja. Anda lihat iklan maskara? Tentunya anda sadari bahwa sang model menggunakan bulu mata palsu. Selain itu, anda lihat cara pakainya? Sedemikian rupa sehingga bulu mata terpisah satu-satu. Bukannya mengumpulkan beberapa helai menjadi satu: seperti yang dilakukan banyak perempuan dan membuat seolah bulu matanya hanya beberapa helai namun tebal.
Penjepit bulu mata
Lagi-lagi bulu mata. Tidak ada maksud hiperbola, selain bahwa -konon- mata adalah jendela hati sehingga saya lebih fokus untuk mengamati mata.
Jika bulu mata anda tidak termasuk lentik, anda dapat memilih untuk menggunakan jepit pelentik. Pastikan untuk menjepit di bagian yang tepat. Karena jika tidak, anda hanya akan terlihat sebagai pemilik bulu mata tidak lentik dengan lekuk bulu mata yang aneh dan tidak rata serta jelas tidak alami.
Mengulas Eye shadow
Eye shadow seharusnya berfungsi mempertegas mata, memberi ilusi untuk ‘memperbaiki’ kekurangan bentuknya. Tampak seolah lebih besar, seolah lebih sipit, seolah lebih lebar, dan seterusnya.
Sayangnya banyak orang menggunakannya sebagai pewarna saja, yang tidak hanya terlihat-ketika-mata-mengedip (bahkan untuk pemakaian ekstra, dalam keadaan kelopak mata terbuka pun tetap terlihat), tapi juga sekadar warnanya cocok dengan warna pakaian saja.
Teknik pulasan juga kebanyakan kurang diperhatikan. Makin kelihatan eksistensi si eye shadow, makin bagus. Lho, ke mana fungsi ilusi optik tadi? Bukan lagi ilusi, anda sedang melihat kenyataan: bahwa ada eye shadow di kelopak mata.
Memancungkan hidung
Berusaha memancungkan hidung dengan menggelapkan sisi hidung semaksimal mungkin dapat membuat anda tampak aneh. Bisa saja anda memang terkesan mancung jika dilihat dari depan. Ya itu, dari depan saja.
Dan jika anda tidak hati-hati bermain bayangan, yang kelihatan hanya sapuan warna gelap di sisi hidung, tapi anda samasekali jauh dari terkesan mancung.
Sapuan blusher
Sayangku, jika kamu tidak tahu bagaimana menggunakan blusher, lebih baik jangan pakai sekalian. Itu kata batin saya ketika bertemu seseorang di suatu pesta. Tampak sepele, tapi –bagi saya- pernik ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam pemakaiannya.
Teknik penyapuan, warna, penempatan, dan intensitas sapuan sangat menentukan hasilnya. Alih-alih ‘mengoreksi’ bentuk wajah dan memberi efek segar, anda hanya terlihat sebagai pemakai blusher yang salah baca tips di majalah untuk bentuk wajah dan warna kulit yang lain.
Lipstik/gincu
Warna lipstik yang digunakan –secara mengejutkan (saya)- dapat membuat seseorang tampak segar dan lebih muda atau tampak kusam dan lebih tua dalam sekejap. Mungkin warna koral memang sedang ‘in’, tapi makeup bersifat personal. Jangan pakai tren warna yang tidak cocok untuk warna kulit anda.
Selain warna, usaha mengoreksi bentuk juga penting. Bantuan pensil bibir adalah genting. Dan lebih darurat lagi untuk tahu pemakaian pensil bibir yang tepat. Alih-alih memperoleh ilusi bentuk bibir ideal, anda hanya tampak sebagai seseorang yang lipstiknya terlalu tebal, meluas hingga ke luar garis bibir, atau sebaliknya; seperti pemain ludruk Jepang (Kabuki) dengan bibir mungil tak wajar.
Lipstik lagi
Selain bentuk dan warna, ada baiknya anda memperhatikan kondisi bibir dan sifat fisik lipstik yang anda pakai. Lipstik yang matte (tidak berkilau, non-glossy) akan menonjolkan keindahan tekstur bibir, sekaligus mempertegas kekurangannya: terlihat menggumpal/berbutir-butir halus jika dipakaikan pada bibir yang kering, sedikit pecah-pecah, dan ada bekas terkelupas.
Sedangkan lipstik yang kandungan pelembapnya melimpah ruah dapat menonjolkan fakta bahwa anda memakai lipstik; begitu berkilau dan memukau. Lipstiknya, bukan anda.
Pertimbangkan untuk memakai lip-balm sebelum memakai lipstik dengan kandungan pelembap yang moderat. Ini dapat mencegah lipstik menempel dengan tekstur berbutir-butir.
Beberapa anjuran menyebutkan untuk menyikat bibir dengan sikat khusus atau sikat gigi anak-anak yang lebih halus, guna menyingkirkan ‘penyebab kontur yang merugikan penampilan’ sekaligus memperlembut bibir. You tell me. Saya belum pernah melakukannya. Benarkah?
Dan yang menentukan semuanya: riasan dasar wajah
Foundation, pelembap, bedak, concealer, manapun dari itu atau gabungan beberapa di antaranya. Anda memakai foundation PASTI karena ingin tata rias lebih tahan lama, menyamarkan noda, menutupi (sebisa mungkin) kontur bekas jerawat atau luka cacar air, dan sedikit mempergelap atau memperterang warna wajah.
Sayangnya, hasil kombinasi ‘alas’ dan bedak sering tidak memberi hasil yang diinginkan. Kontur di wajah anda justru tampak jelas oleh butir-butir halus paduan alas dan bedak. Belum lagi jika hasil warna wajah anda begitu terlihat berbeda dengan bagian tubuh lain yang tidak tertutupi: leher, telinga, dada, bahu, dan tangan. Anda malah lebih mudah diingat sebagai orang berkulit sawo (benar-benar) matang yang nekat memakai bedak warna ivory nude (pink-beige muda, bayangkan sendiri saja).
Perhitungkan betul kecocokan warna bedak dengan warna kulit. Jika kulit wajah anda lebih terang daripada kulit tubuh bagian lain, pertimbangkan untuk memilih warna setingkat lebih gelap (menyesuaikan dengan warna kulit tubuh). Sebaliknya, jika kulit wajah anda lebih gelap daripada kulit tubuh bagian lain, pertimbangkan untuk memilih warna setingkat lebih terang.
Kedua pertimbangan itu penting, karena anda tentu ingin tampak wajar secara menyeluruh, ketimbang terdapat kontras tinggi seperti ondel-ondel yang wajahnya super putih sedangkan tubuhnya hitam (hitam ngga, sih?).
Saya bukan makeup artist
Sebelum anda pikir saya ini makeup artist atau maniak dandan, ada baiknya anda tahu bahwa sekali-kalinya saya dirias ‘penuh’ (hampir semua yang saya sebutkan di sini saya pakai) adalah ketika resepsi pernikahan. Tidak sebelum dan sesudahnya. Dan saya puas sekali dengan hasilnya. Subtle. Sempurna.
Saya belajar dandan karena tidak ingin ikutan mengantri di salon untuk acara wisuda (yang sebetulnya lebih diinginkan ibu, karena beliau tahu saya tidak pernah dandan sebelumnya). Ke salon jam 4 pagi? Ngga deh, makasih.
Lebih baik keluar sedikit uang ekstra untuk beli eye shadow, lipstik, dan maskara. Itupun sepertinya orang-orang di acara wisuda tidak menyadari bahwa saya sudah berusaha sungguh-sungguh untuk dandan. Semoga karena subtle itu tadi, bukan karena saya tidak becus merias diri.
Ingat, anda dapat mengacuhkan saja apa yang saya tulis ini. Terutama jika anda melakukannya memang dalam rangka pertunjukan.
02.2013. Tambahan: Sekarang saya suka kok berdandan. Bisa pula memakai keseluruhan rangkaian tata rias yang ada (kecuali bulu mata palsu, belum pernah coba pakai sendiri). Tapi lebih memilih simpel saja: eyeliner, maskara, blusher, lipgloss. Just saying. Saya tidak (lagi) benci berdandan 🙂
ira
April 12, 2007 at 3:19 pmaku make-up- an cuma pas nikah. pas wisudaan mah boro-boro, secara juga ogah pake baju kebaya gitu. Kan janjian abis wisuda mo ngumpul di PLANG nama UI yang kalo mo ke situ mesti lewat hutan dulu. gila aja pake kebayaaaa….
tau gak bun, aku merasa beruntung banget karena suamiku membolehkan aku dandan cuma buat dia aja, gak boleh ke luar kamar pula. Fyuh… senengnya, soalnya kan kalo keluar pake dandanan ala aku…pastinya memalukan juga, secara aku gak bisa dandan..hehhee..
eniwei, aku pun suka membatin sendiri kalo ada yang make-up aneh-aneh.
Bunda Lita….oh iya aku mau memberitahukan akhirnya aku berhasil merealisasikan niatku buat me-link situs bunda ini di mp ku. Biar orang-orang juga ikutan pinter kayak bunda lita..
ira
April 12, 2007 at 3:24 pmheheehe…. jadi inget, waktu wisuda yang bikin beda cuma toga doank. gak mau pake kebaya, soalnya udah janjian mau foto2 di PLANG nama UI yang kalo kesana harus lewatin hutan kecil. Gak mungkin pake kebaya kan.
Alhamdulillah bun, suamiku cuma izinin aku berdandan (bedak dan lipstik, lebihnya gak ada) di dalam kamar aja. Keluar dari situ, dia khawatir…ntar pada ketawain aku..soalnya gak bisa dandan. heheheee
Oh ya, aku mo kasih tau. akhirnya aku bisa merealisasikan niatku buat mempromosikan situs bunda lita ke temen-temen MP ku. hehehhe..gak penting ya..?
Herman Saksono
April 12, 2007 at 3:51 pmHihihihi. Gimana caranya laki-laki makeup tapi nggak ketahuan. Saya ingin nampak lebih kurus mbak!
Agam
April 13, 2007 at 4:33 amKalo aku pengen keliatan gemuk. Kebalikannya ya. Abis aku kurus sih. Makan udah banyak tapi gak gemuk2 🙁
Luthfi
April 13, 2007 at 7:09 amwah, momon gendut ya …?
Herman Saksono
April 13, 2007 at 11:17 amAku nggak gendut kok, cuman tidak kurus.
Lita
April 13, 2007 at 1:20 pm*ngakak*
Diplomatis. Gak gendut, gak kurus. Langsing, dong?
Tapi gak langsing juga kan, Mon?
-tikabanget-
April 12, 2007 at 4:09 pmhuwwaaa…. aku mau belajar dandaaann..!!!
iway
April 12, 2007 at 4:41 pmludruk jepang! bwakakakakakaka
ala punakawan ya mbak?? 😀
Lita
April 12, 2007 at 11:56 pmIra
Entah kenapa komentar dari mbak Ira masuk folder spam terus, jadi ngga langsung tayang. Cukup dimasukkan sekali kok, mbak. Asalkan koneksi stabil, komentar pasti masuk arsip.
Makasih ya udah dimasukin ke MP 🙂
URL ke MP-nya mana nih, mbak?
Jangan pinter kaya’ aku, dong. Lebih cerdas daripada aku!
Aku terlalu rendah untuk dijadikan milestone.
*GR banget! kaya’ ada yang mo ngejadiin milestone ajah! weqeqeqeq*
Wisuda pake kebaya? *mengingat-ingat* Dulu cuma pake baju kurung (two pieces). Gak mungkin pake kebaya, soale lagi hamil gede hehehe…
Momon
Mon, nampak lebih kurus bukan dengan pake makeup. Tapi pilihan pakaian dengan garis yang ‘membantu menciptakan ilusi’ 🙂
Sebetulnya posting ini cuma sebagian dari tulisanku tentang berdandan. Bagian lainnya adalah berpakaian dengan tepat. Tunggu aja, ya. Rada lamaan gak papa, kan? :p
Tikabanget
Sini, sini… kita minta ajarin sama tante yang ngerias aku waktu resepsi nikah, yuk! Hihihi…
Iway
Siapa yang jadi Gareng, hayooo 😀
Habis, apa dong padanannya? Hehehe…
cakmoki
April 13, 2007 at 3:27 amhahhh, urusan khusus wanita ya. Tugas lelaki nyiapain dana. hahaha
Luthfi
April 13, 2007 at 7:12 amFoundation, pelembap, bedak, concealer, manapun dari itu atau gabungan beberapa di antaranya. Anda memakai foundation PASTI karena ingin tata rias lebih tahan lama, menyamarkan noda, menutupi (sebisa mungkin) kontur bekas jerawat atau luka cacar air, dan sedikit mempergelap atau memperterang warna wajah.
oooo, pantes ….
kadang kalo lihat kakakku abis wudhu, mukanya jadi lbh gelap
hihihihi ….
dewi, Aim for English - Manggarai
April 13, 2007 at 9:41 amIkutan dong belajar dandan….
Dari dulu pengen bisa nih. Buat muka sendiri aja kok..
eka
April 13, 2007 at 10:54 amdandan? ya bener susyah…
kalo daku dr pada ribet ya mending ga usah deh 🙂
mo tidur, mo dirumah, mo kekantor, mo ke mall, mo kondangan ya itu2 juga tampilannya hehehehe
btw, ada ga penjelasan ilmiah knape daku kalo pake bedak kulit wajah jadi gatel2?
dah coba2 merek2 bedak tp ttp sama jeng..
kalo pelembab, pembersih atau alas bedak seh ga masalah, merek apapun cucok 🙂
Lita
April 13, 2007 at 11:25 amCak Moki
*ngakak dulu*
Betul banget itu, cak.
Para suwami yang menuntut istrinya dandan, wangi dan seksi tiap hari seharusnya juga menyiapkan dana.
Gak sekedar nyuruh.
Dana buat beli produk perawatan, tata rias, lingerie yang ehm ehm…, support waktu luang yang cukup bagi istri untuk sedikit bersantai, dll. Adil, kan? Ada permintaan, ada supporting system 😉
Luthfi
No comment ah. Takut ditimpuk kakaknya Luthfi.
Soal muka gelap, rata-rata yang berkerudung punya belang, deh.
Muka jadi lebih gelap daripada kulit tubuh bagian lain.
Jadi pakai pemutih bukan supaya lebih putih, tapi untuk memulihkan (dan hasilnya ya gak lebih putih daripada bagian tubuh yang gak ketutup dong) 😀
Dewi
Hehe… kalo buat muka orang lain mah kudu ikut kursus biar hasilnya terjamin beres ya, mbak.
Tapi… gak ada salahnya juga ikutan kursus itu buat pemakaian pribadi.
*berapa ya ongkosnya? deuh… segitunya pengorbanan buat bisa dandan :p *
Eka
Ngga cocok sama bahan aditifnya kali, jeng.
Itu di posting tentang pelembap ada penjelasan sedikit tentang bahan-bahan yang mungkin memicu reaksi alergi.
Kan satu merek juga punya jenis yang beda-beda, tuh (banyak bener di etalase, ngeliatnya aja bingung hihihi…).
Ada yang compact, ada yang loose powder. Ada yang pake pemutih, ada yang ngga, ada yang pake ekstrak anu, dll dll. Coba gantinya gak ganti merek tapi ganti isi (perhatikan apakah di merek yang pernah dicoba ada kandungan yang sama). Masih gatel-gatel gak, ya?
Enak yah kalau segala cocok. Aku kayanya cocoknya cuma sama satu grup doang tuh (S).
Begitu pake yang lain, jerawatan dah… Mahal gak ngaruh hihihi…
ira
April 13, 2007 at 6:23 pmhuahahahahaha…ternyata pas wisuda udah punya pe-we…
hehehhee….
masang url MP nya dimana…??kekekekekkeeekkk…sekali lagi, gaptek..:p
Lita
April 13, 2007 at 9:48 pmIya, PW-nya 2: suami dan anak hehehe…
Mbak Ira cakep, URI adalah istilah yang lebih umum daripada URL.
Gampangnya, boleh dianggap sama. URL ya URI.
Jadi isikan saja di kolom ‘URI’ di bawah ‘Name’ di form komentar. OK? 😉
Ule
April 14, 2007 at 11:17 ameL, tambahin format untuk ‘send to a friend’ dong, jadinya gampang klo ada tmen2 yang mau liat. aq kan gaptek nih. hehe.. thanks honey. muah muah
mina
April 14, 2007 at 2:12 pmuntuk orang yang ngakunya gak akrab dengan berdandan, luas juga pengetahuanmu tentang dandan 🙂 suka deh bacanya, lucu.
dulu saya jatuh cinta sama maskara. yang transparan. kayaknya elegan (apaan coba hehehe). sampe inget bahwa diri akyuh pake kacamata. dengan bulu mata panjang (sok dipanjang-panjangin), susah juga gak meninggalkan bekas maskara di kacamata heheheheh… *ngeri sendiri*
seumur2 makeup lengakp juga cuma pas wisuda dan pelantikan. itu pun ke salon. yang deket rumah, biar sepi dan cukup datang jam 8 untuk acara jam 9 pagi. mana subtle kayak yang kamu bilang (habis my mom ikut campur atkut anaknya jadi ondel2). tapi tetep aja orang2 pada gak ngenalin *hiks* soalnya sanggulan dan kebayaan juga seumur2 cuma pas waktu itu.
Lita
April 14, 2007 at 9:41 pmGini lho, ibu saya kan penjahit nih. Sejak kecil, saking sukanya membaca, apa saja saya baca. Termasuk majalah yang di dalamnya ada contoh model pakaian yang diinginkan pelanggan ibu. Nah, majalah wanita gitu kan banyak tipsnya, tuh. Jadinya, walau ngga nyoba, kebayang juga gimana makenya.
Atau sekarang, di majalah bertema parenting juga tetep ada rubrik ‘for moms’ (atau sejenisnya), yang ada tips baju, dandan, aksesori, segala macem sampe harga dan tempat belinya. Weh… modelnya ngga selalu meyakinkan, ternyata. Ya itu, karena fotonya klos-ap, keliatanlah maskara acak adut itu. Kalau bedak sih… gampang lah, pake P*otoshop juga bisa 😀
*pembelaan diri*
Asik banget, acara jam 9 bisa dandan jam 8. Itu udah memperhitungkan lama waktu macet, blom? 🙂
dewi, Aim for English - Manggarai
April 14, 2007 at 9:52 pmBaru inget nih…
Dulu aku pernah nonton film di tv, di situ ada ABG yg lagi seneng dandan dan belepotan, terus dikasih tips sama an older woman. Tips itu selalu aku inget kalo lagi dandan, tapi gak selalu berhasil diikuti hehe…
Bunyinya gini: “The secret to wearing make-up is to look like you’re not wearing any.”
Lita
April 14, 2007 at 10:01 pmYa. Itu 🙂
Kalau ngga salah inget, ada yang sejenis di Oprah Show. Tentang ibu yang menderita kanker stadium 4 lalu mulai membuat video sepanjang sisa hidupnya. Tentang apa aja. Untuk diberikan satu per satu saat ulangtahun anaknya (waktu itu masih kecil). Satu pesan yang berkesan, yang mengilhami tulisan ini juga 🙂
Artis yang aku lihat bisa begitu, belakangan ini muncul sebagai ibu yang ‘tertindas’. Yep, TB :p
Langka banget yang dandan tipis gitu hihihi…
rafiemoms
April 16, 2007 at 12:03 pmsalam kenal Mba Lita websitenya bagus banged deh.
lengkap banged isinya dari imunisasi sampe dandanan.
boleh ya aku link web-nya?
aku seneng dandan, lumayan seh bisa ngedandanin
adik & temenku untuk wisuda, untuk pagar ayu,
sampe ngedandanin murid2xnya kakakku untuk mentas nari 🙂
sempet kepikiran banting stir jadi penata rias prof
ato mentok-mentok jadi perias pengantin hehehehe…..
Lita
April 16, 2007 at 2:35 pmSalam kenal juga, bunda Rafi 🙂
Iya nih, bermaksud mendokumentasi pengalaman jadi orangtua hehehe…
Boleh banget di-link. Terimakasih, ya.
Temans, yang butuh perias, nih ada bunda Rafi lho…
Wah, asik juga kali ya, jadi perias. Kalau ahli dan terkenal, tarifnya tinggi toh?
*tatapan matre*
nYam
April 18, 2007 at 11:42 amaku jarang banget dandan lengkap gitu. lha wong ga bisa. walhasil, pas ada kondangan, butuh waktu ekstra satu jam buat memastikan dandanan-tampak-alami. kalo kata seorang temen: kalian perempuan emang aneh, pake berkilo-kilo bedak, eye-shadow, lipstik hanya supaya tampak tidak pake make up
salah satu episode Oprah pernah nampilin balita (3 tahun) yang keranjingan dandan. jadi tiap hari pake lipstik, eye shadow, dll sampe hair spray.
kalo blush on, biar tampak merona alami, colek aja preman pasar. trus minta digampar di pipi:D
*masochist mode ON*
dini
April 18, 2007 at 12:21 pmklo sekarang, drpd make up make up,..mending mompa asi kali yeee
Guntar
April 20, 2007 at 3:20 pmSaya catat bagian yg terakhir; bhw itu adl atas konsultasi dg suami. Berarti saya nanti boleh dong mbikin teori dan panduan sendiri untuk istri sayah
yanti
April 24, 2007 at 7:58 amhaduh telat liat posting ini.. kok bisa ya kok bisa ya..
aku hobi dandan, BANGET! (FYI, koleksi lipstikku ada kali 10 biji.. wakakakaka..)
dan bener banget, usaha untuk membuat dandanan kelihatan bagus itu justru yang paling susah.
#define bagus 😀
ok.. let’s start
– natural, alami, tapi tetep kelihatan ‘dandan’.. ga polos dan mengkilat kayak bangun tidur 😛
– bisa mengikuti tren, tapi tetep cocok dengan warna kulit dan kelebihan/kekurangan wajah kita sendiri
– nggak membosankan, alias tiap hari muncul dengan dandanan yang begitu2 terus, tapi nggak ‘aneh’ banget gitu
– sesuai dgn situasi dan occassion. jgn terlalu ‘polos’ pas ke pesta, tapi jgn terlalu menor pas ke kantor.
ARGH!
ini salah satu seninya jadi perempuan.. huehehehhe…
Indah
April 25, 2007 at 9:36 pmDiriku bukan pedandan. Pun saat wisuda tampil tanpa make up. Tapi dari kecil sering didandanin. Terutama saat pentas agustusan di kampung. Memang, klo untuk pertunjukan ga perlu tampil alami 🙂 Selain itu ya saat nikahan sodara ato temen saat jadi pager ayu atopun panitia. Ada yang memuaskan ada yang ga.beruntung kulit mukaku ga sensitif, jadi pake merek apa aja ga bermasalah.
Ta, itu perlengkapan make up utk wisuda sepertinya msh ada ampe skrg ya? btw, artis TB itu siapa?
Lita
April 26, 2007 at 1:35 amnYam
Halah, hasil gamparan mah bukan merah merona, jeng. Hijau membiru hihihihi…
Heeee? Balita dandan? Ampun!
*umpetin bedak & lipbalm, anakku kan cowok semua neh*
Dini
Memang tergantung kondisi dan kebutuhan, mbak. Hehe…
Guntar
Lho lho… saya ndak bilang gitu lho. Suami mah gak ngarti tentang teori dan panduan ber-makeup. Kadang ngebedain saya pake makeup atau ngga aja suka ngga bisa 😀
*mana URLnya?*
Yanti
Nah, ahlinya udah dateng 😀
Ya begitulah. Seni. Relatif *ngakak*
Akur banget ama definisi ‘bagus’nya
Indah
Yoih. Nyisa eyeshadow (itu aja udah dimainin Daud & om-nya) ama lipstik (harusnya udah keitung kadaluarsa nih, udah lewat ‘masa buka segel’). Maskara udah dibuang, bedak dulu minta punya emak. Gak modal 😀
TB? Itu lho… yang belakangan ribut ama mantan suami dan ‘tim pelindung’ anaknya (susah bener mo ketemu anak sendiri yak).
Lily
April 26, 2007 at 11:26 amMake-up is a work of art!
It takes lots of practices (and failures..) to master it.. 😉
Guntar
April 26, 2007 at 12:37 pm” Thanks for all suggestions, hubby *smile* ”
Guntar
April 26, 2007 at 12:39 pmHalah, tag saya ditangkep sbg komen ya.
quote itu yg saya maksud 😀
Suami yg minta, istri yg menerjemahkan teknisnya gimana. Suami tinggal bilang, “Klo di rumah dandan kayak artis itu yah (sambil nunjuk artis di tipi)” sang istri yg budiwoman & baik hati tersenyum cantik dan berkata, “Iya, suamiku Sayang. Ntar liat ya”
Lita
April 26, 2007 at 2:20 pmSik… suwamiku ndak minta/berinisiatif memberi anjuran, mas. Tepatnya, saya yang nanya, “Aku kalo gini/gitu, pake ini/itu gimana? Apa sih yang bikin keliatan aneh?”. Gak pernah minta aku dandan, katanya lebih suka tampilan asli 😀
*siul-siul, suit-suit prikitiw*
Tapi dasar emak baru belajar dandan, ya pengen aja walau gak diminta 😉
Kata beliau, “Makeup itu enak buat diliat, ngga enak buat dipegang/diapa-apain” hohohoho…
*sila berangan-angan*
calupict
April 26, 2007 at 1:55 pmBu Lita, gimana ya cara bilangin make up artist pas kawinan (sodara dll) biar kalau dandanin enggak medook banget. Suka g tahan ama bedak yang tebeel bangeeet.
Lita
April 26, 2007 at 2:25 pmWah, yang ini mah aku udah pesen langsung ke pelaku juga tetep gagal.
Sepulang dari salon langsung sibuk di depan cermin, hapus sana-sini.
Doh… tambah kerjaan, mana menjelang akad nikah kan pasti tegang pula.
Jawaban saktinya biasanya, “Biar manglingi (bikin pangling), dong”. Lha masalahnya saking panglingnya aku sendiri gak ngenalin tampangku sendiri di cermin. Mending kalo suka.
Jadi mending pilih makeup artist yang lain aja deh. Cari rekomendasi dari yang pernah memakai jasanya langsung itu jauh lebih baik 😉
ira
April 26, 2007 at 6:38 pmiya mba lita, aku pun tak kenal wajah ku sendiri saat nikah. malah ayahku dengan kejamnya bilang ke tukang make up, “dandanan kau jelek, anak aku jadi kayak topeng betawi!”
jadi kesian sama tukang mek-ap. salah sendiri sih… dandanin orang pake menor-menor segala….
btw, iya tuh kasihan TB ya… jadi ribet gitu mo ketemuan sama anak sendiri…(halah gosipp)
Lily
April 27, 2007 at 11:28 amNambahin komen sendiri..
(Berhubung yang kemarin ditulis di tengah situasi sibuk di kantor.. ;p)
Menurutku..,
dandan (ber’make-up’) sama seperti berkesenian..
Ada unsur kreasi di dalamnya, untuk menciptakan nilai keindahan (estetika) yang baik.
Jadi seperti halnya kegiatan berkesenian yang lainnya,
bakat juga memiliki peranan, di samping berlatih..
Dan, melakukan kesalahan dan menjadi gagal adalah biasa. 😉
Jadi, gak perlu terlalu ‘down’ bila melakukan kesalahan (seperti kejelekan2 yang digambarkan di atas, misalnya.. ;p)
Gak perlu jadi terlalu rendah diri dan tidak mau dandan lagi. 😉
Belajar dandan termasuk proses seumur hidup,
karena wajah kita (dan wajah orang lain juga..) bukan kanvas yang seragam dan statis,
setiap wajah memerlukan sentuhan yang berbeda,
dan wajah yang sama juga memerlukan sentuhan yang berbeda pada situasi dan waktu yang berbeda pula.. 😉
Intinya (perlu saya ulangi sekali lagi..),
it’s fine to get wrong.
Jangan terlalu ambil pusing terhadap kritik orang lain karena belum tentu orang yang mengkritik tersebut benar-benar pakar dalam hal ini.
Dan juga tidak perlu termakan mentah2 dengan berbagai tips karena (wajah bukanlah kanvas) tidak setiap tips cocok dengan wajah kita.
So, be brave, be strong, be creative.. 😉
Lita
April 27, 2007 at 11:50 amBagus sekali, mbak sudah mengatakan yang hanya saya batin dalam hati hehehe…
Mari, mari… sila belajar yang rajin. Jangan cepat berpuas diri 😉
chielicious
April 27, 2007 at 1:05 pmsaya klo ke kantor muka cuma dikasi pelembab ama foundation ..tanpa bedak..*soalnya kulit saya kering*..sama lipbalm ..gak kepengen bisa mek ap aneh2..ke acara resmi juga dandanannya kek gini..lebih seneng muka terlihat dewy 😀
pemerhati
May 18, 2007 at 3:49 pmnyukur alis bukannya haram? kan ada haditsnya. artificial beauty sucks;D
Ketty
May 31, 2007 at 12:42 pmBuat aku, dandan itu seperti melukis. Ada proses kreatif di situ. Dan yang penting, aku suka sama hasil dandananku, gak peduli orang lain bilang apa. Terus terang, aku jarang dandan lengkap. Kalo ke kantor cuma pake pelembab, bedak + lipstik aja. Tapi kadang2 aku pake eyeshadow dan maskara, plus blush on, sampai teman2 jadi pangling (Di lantaiku ada 25 orang karyawan cewek semua, so every slight change in our face will be noticed). Tumben lo dandan, kata mereka. Jawabannya? Daripada kosmetik gue utuh dan expired date gara2 gak pernah dipakai, seperti kosmetika elo elo semua. Hahaha
kirana
June 1, 2007 at 11:21 amMbak, rasanya soal makeup luntur, bikin berbutir2, engga rata2 dipoles serasa muter terus bahannya, lipstik/lipgloss/lipbalm yang justru membuat bibir kering ngelupas, ada hubungannya dengan kualitas dan endingnya ke harga deh. Soalnya dulu dandan berasa gak pernah beres, secara peralatan & perlengkapan juga murmer 😀
Eh pas diniatin beli yg berkualitas (baca: mahal, tapi masi masuk budget), ternyata jadi mendingan…hehehe
*haihh, yang juwalan…kekeke*
Btw, soal artis TB, dia mah bangun tidur udah cantik kaleee…
Duluuuu, kirain cover di majalah hasil penata rias yg top abes…ternyata ada penata rias paling tob sedunia yang bikin wajahku pun secantik artis…yaituw…p*otoshop…kwkwkwkwkwk
arie mega
August 10, 2007 at 3:09 pmlita….
hihihi, ngebahas dandan juga… [telat banget gw yah]..
mungkin suatu hari kamu harus bertemu dengan sepupu tercinta saya yang dengan PD nya memakai blush on merah menyala di siang hari yang terik…
dia pun mencoba “memancungkan” hidungnya…duh..duh, ini cuma acara kumpul keluarga di sebuah rumah yang sempit dan hangat….
Nia_nya_Icha
August 10, 2007 at 10:33 pmHai Lita…
Ikutan ngasih comment aah meskipun telat…heheheheee. Mungkin bukan comment, lebih tepatnya curhat alah alaaaah…
Masalah dandan, aku tuh sampe pernah di protes mertua. Mertua kan punya anak perempuan juga 1 orang, dan sudah menikah juga. Komentar nya gini, aku ini punya anak perempuan dan mantu perempuan kok yooo sama-sama gak suka dandan yaaaa :D. Dan pertanyaan hubby (duluuuuuu banget sebelum jadi hubby hehehehe), suka dandan gak? TRus aku jawab, ngga’. Beliau langsung bilang : alhamdulillaaaah. 2 pribadi dengan sifat yg bertolak belakang. Padahal antara anak dan ibu hehehehee. Mertua mendukung, tapi hubby gak mendukung dalam hal dandan.
Sampe sekarang tuh, “peralatan lenong” yang aku punya cuman bedak sama lipstick (lipstick nya di pake kalo lagi jalan-jalan aja. Padahal warnanya sama kaya’ bibirku). mmmmm punya maskara juga ding (yg bening, biar gak keliatan kalo lagi pake maskara). Kalo di tanya pernah dandan abis2 an apa gak? Jawabannya pasti pernah. Pas nikahan. Itu juga dah merengek-rengek gak mau dibedakin tebal2.
Mendingan siih sekarang dah mulai bisa dandan dikit2 (gak pake blush on atau eye shadow dah), minimal pas hubby pulang kerja ^_^. Kan ibadah tuuuuh.
hibli
March 13, 2008 at 9:34 amjangan pada munafik dech, para perempuan itu kalo ga pake make up sama sekali pasti jelek banget. paling ga bedak dan lipstik sama pelembab yang ada tabir suryanya. kalo ga gitu, rusak dech tuch wajah kena paparan sinar surya. ga usah sok pada alami…. sealami2nya perempuan ya itu tadi, yang masih pake bedak dan sedikit lipstik serta jangan lupa pelembabnya. mau uzur sebelum waktunya? yang ada, laki mu pada beralih ke daun muda…hahahaha. trus jangan lupa bersihin wajah, ini juga harus pake make up kan? kalo rada2 menor mah, perlu juga sesekali……..buat ganti suasana..sesekali kaya kabuki juga seru..hahaha
Lita
March 13, 2008 at 11:56 amNgomel sama siapa mbak/mas? Tersinggung dibilang menor? Tulisan saya dibaca pelan-pelan aja, ngga usah sambil marah-marah. Saya tidak mengajak orang untuk tidak dandan, kok. Saya malah mengajak berdandan dengan lebih cermat.
Menor ya monggo, pilihan pribadi masing-masing, kok. Ini kan pendapat saya, yang tidak suka lihat yang menor-menor. Yang pintar dandan pastinya setuju bahwa dandanan malam sebaiknya tidak dipakai di siang hari.
Soal pembersihan. Rasanya sebagian besar setuju, bahwa perawatan TIDAK masuk ke dalam kategori makeup alias dekoratif. Semua situs produk kosmetik yang punya lini produk perawatan memisahkannya kok dari dekoratif.
Mungkin maksudnya membersihkan wajah itu ya berdandan? Kalau begitu saya setuju. Tapi berdandan tidak harus selalu dengan makeup.
Ngga semua perempuan yang ngga pake makeup sama sekali itu jelek, kok. Belum pernah lihat aja, kali 🙂
kirana
March 13, 2008 at 12:16 pmibuku kalo dandan malah mengerikan tampangnya…
kalo ngga dandan, adem liatnya …hihihi
ade
April 9, 2008 at 11:37 ami mo teu leghnga”
gimna caranya bisa jadi penata rias low bisa pengen join buka salon kecantikan ja
begono
tank’s ya
ade
Leni
July 12, 2008 at 2:02 pmassalamu’alaikum…
jadi inget dulu pas wisuda juga lit, aku nginep di rumah temen yg kosnya di daerah dago, biar deket ke kampus. temen kosnya temen ku asli sewot karena liat aku mo wisuda ga pake kebaya n make up, sampe2 aku didandanin, dikit sih, katanya biar ga polos banget….
tapi karena aku orangnya ga suka dandan, di mobil menuju kampus, aku hapusin tuh make up 🙂
dan sama juga kaya lita, aku dandan cuma pas nikah aja, hasilnya, sampe sekarang aku jadi ga suka liat photo nikahan gara2 ga suka liat aku yg didandanin ala penganten… (padahal emang penganten ya:p)
Leni
July 12, 2008 at 2:09 pmPangling!! geulis!! itu kata2 yg dilontarkan keluargaku pas liat dandanan pengantenku… tapi suerrrrrr aku ga kenal ma wajah yg ada di depan cermin… n ga berharap bakal didandanin lagi kaya penganten..
apalagi, bisikan suamiku di mesjid, ketika akad selesai diucapkan.. “bagus ga dandan” !! 🙁 karena sejak awal dia ga mau aku didandanin pas nikah) kan bt banget lit…
adin
July 5, 2010 at 2:56 pmDandan menor itu lebih banyak ryginya kalo dilakukan tidak pada tempatnya. Banyak kasus pelecehan seksusal diawali oleh masalah ini. Betul?
lalla
November 8, 2010 at 7:53 pmq klw pakek make up cma kencan aja tuch!!!!
tp biazax lw d rmh g prnh dandan>>>>
jd lbh baek alami ja.pasangan qta lbh ska cewek yg alami n nggak uzh pakek ni tu…….
may
July 8, 2014 at 10:43 amHerannya masih banyak yg suka dandan..
Pramezshop - alquran-pelangi
January 16, 2016 at 5:55 pmyang suka dandan wajib baca ini dulu… 🙂