Jangan Cepat Dewasa, Nak
Ada segurat sedih melihat anak yang sedang tidur di malam hari. Terbayang harinya yang sibuk belajar, bermain, dan mengeluarkan segala daya dirinya. Tidak lagi dengan bantuan saya. Tangan saya tak lagi diperlukan untuk membuatnya berdiri, membimbingnya berjalan, mewarnai, membuka halaman buku, mengetikkan tuts di keyboard…
Ada seulas hasrat agar anak tak cepat dewasa. Inginnya dapat memeluk dan menciumi harum pipi dan tubuhnya. Tak maulah anak beranjak besar diperlakukan seperti bayi begini. Pasti risih baginya dipeluk cium, apalagi kalau ketahuan temannya. “Aduh bunda, aku kan sudah besar. Ngga boleh cium!”. Aih nak, bundamu kan mahram, yeee… boleh, tauuu…
Ada seutas haru menyaksikannya menekuni buku, berusaha mengerjakan sendiri entah apa itu yang ingin dilakukannya, berupaya ‘membaca’ (walau belum bisa membaca) dan bertanya hal ini itu yang tampak sulit baginya. Dan tawa berderai bersama suara renyahnya saat ia keliru menirukan kata, “Eh… salah ngomong”, ujarnya.
Bukan tak ingin kamu bertumbuh dan berkembang, nak. Kami hanya tak rela merasa tidak diperlukan lagi di langkah-langkahmu. Ya… hanya kekhawatiran lucu dari orangtua yang menyayangimu. Menatap punggungmu saat berangkat pergi ke sekolahmu saja airmata sudah menggenang, “Anakku sudah besar”, sembari tersenyum.
Maafkan kami jika khilaf memperlakukanmu selalu sebagai bayi kami, bahkan hingga kamu dewasa nanti. Di hati kami, kamu selalu anak. Yang disayang segenap jiwa. Karena tubuhmu pernah menyatu dengan darah bunda, nak. Karena kamu pernah hidup bersangga sepenuhnya dalam tubuh bunda. Dan karena 2 tahun awal hidupmu tersambung dengan tubuh bunda melalui air susu bunda.
Maafkan jika kami terlalu sayang. Raihlah dunia dan rengkuh ia dalam genggamanmu, nak. Namun jangan biarkan ia meraja di hati. Hanya Tuhanmu yang boleh bertahta di sana.
Ule
March 23, 2010 at 11:09 amnice. Hope to be mother soon. Doakan…
fisto
March 23, 2010 at 11:35 amnice post. blm terlalu kerasa sekarang, tapi aku yakin ntar juga bakal ngerasain kayak gini…hiks…
Lita
March 23, 2010 at 12:12 pm@Ule & @Fisto
Sindrom ortu balita. Ngga rela 😀
miaridho
March 23, 2010 at 2:21 pmLitaaa, aku menangiss….emang gag pernah rela rasanya kalo anak cepet gede yaaa, baru mo umur 3 taun aja, kalo diciumin udah mulei nanya mulu kenapa siy emaknya doyan bgt nyiumin dia :D….cium sayang buat Daud yaa dari Tante Mia 🙂
Ule
March 23, 2010 at 3:15 pmijin share, non…
Jangan Cepat Dewasa, Nak « Anggakoe
March 25, 2010 at 4:04 pm[…] lita […]
nurussadad
April 1, 2010 at 1:35 pmuntung belum jadi Ortu.. 🙂
uberVU - social comments
April 1, 2010 at 1:36 pmSocial comments and analytics for this post…
This post was mentioned on Twitter by litaaja: Jangan cepat dewasa, nak. http://bit.ly/9xSgkg @ariemega @amyahya Gak relaaa gak boleh cium-cium! XD…
Rizky Danurwindo
April 5, 2010 at 12:47 amNow I know what my mom used to feel. Maybe until now.
bundanasyhada
April 6, 2010 at 9:45 amSalam kenal mba Lita…
Bagus banget postingnya, saya sampe meneteskan air mata. Sama seperti yang saya rasakan sekarang…
Sukses buat mba Lita jg buat anaknya…
Salam
ira
April 13, 2010 at 11:07 amgilingaaan… gw dibikin nangis deeeeh…
Be My Baby, Always..
April 14, 2010 at 7:05 am[…] ke blognya salah satu online soulmate saya, Lita BananaTalk atau cheeky_one at FemaleDaily :), saya merasa seperti mengaca. Persis di hari-hari ini juga saya […]
alinarie
April 14, 2010 at 4:20 pmjiyaa.. gue bacanya kapan, komennya kapan….
love this Lit
Amy
April 23, 2010 at 12:10 pm[…] ke blognya salah satu online soulmate saya, Lita BananaTalk atau cheeky_one at FemaleDaily :), saya merasa seperti mengaca. Persis di hari-hari ini juga saya […]
bahtiar
May 6, 2010 at 2:47 pmwaktu bayi dicium-ciumin pipi, tangan, sampai kaki-kaki
setelah besar …..
🙂
intim
May 8, 2010 at 10:29 amideal dan bagusnya Jangan Cepat Dewasa dan Juga jangan lambat.. sedang-sedang saja .. pas pada waktunyha
Bruce
May 19, 2010 at 6:01 pmSalam kenal mba Lita…
Bagus banget postingnya, saya sampe meneteskan air mata. Sama seperti yang saya rasakan sekarang…
Sukses buat mba Lita jg buat anaknya…
Salam
tyapratiwi
June 1, 2010 at 10:38 pmHalo mrs.lita
sbelumnya sy tya, 8 2010. hehhe murid mrs.
postingan nya bagus. ngena bgt. sy sampe nangis, jd keingetan ibu sy sendiri.
anyway keep posting mrs!
Lita
June 2, 2010 at 7:08 pmHalo, nak 🙂
Iya ini ditulis waktu lagi menye-menye hehe… melankolik.
Terima kasih sudah disemangati, insya Allah segera update.
Amy
June 4, 2010 at 11:51 amwaktu bayi dicium-ciumin pipi, tangan, sampai kaki-kaki
setelah besar …..
🙂
Asti
June 24, 2010 at 9:29 pmMbak Lita, aku baru mampir ke blognya Mbak Lita beberapa hari yang lalu. Today I’m officialy a big fan. Hehe.
Terharu dan langsung menangis baca blog ini, dan langsung ngibrit ke kamar anakku (1.5 taun) yang sudah mulai melawan kalo dicium-cium dan diusek-usek. Hehehe
barokhatun khasanah
May 4, 2011 at 8:32 ami like this, benar2 bkn terharu
mitha
October 20, 2011 at 10:39 amNanti jg aq bakal ngalamin seperti ini,,,sekarang aja udh mulai kerasa,,,padahal Akbar baru usia 4 bulan……mudah2n anak2 kita nanti menjadi anak2 yang menyenangkan hati,,,,amin yaa robbalalamin…..
siti nurkhasanah
December 7, 2011 at 10:26 amnice post. aku sampe menangis bacanya karena sudah merasakan sendiri. padahal anak pertama baru masuk playgroup. anak-anak memang membawa kebahagian tersendiri di rumah bagi kedua orangtuanya. benarlah jika Allah menyebut mereka sebagai qurrota a’yun, penyejuk hati ayah bunda.
serliviasih
July 24, 2012 at 9:57 amsediihhh,,
izin copy yah