Saya bukan dokter
Menyimak komentar-komentar yang baru masuk, menyadarkan saya bahwa saya seringkali berkomentar atau bertanya tanpa mencari tahu dulu apakah narasumbernya tepat dan permasalahannya ada dalam lingkup kompetensi.
Saya harus mengingatkan diri secara konstan untuk tidak melayani di luar yang saya memiliki pengetahuan atasnya. Bukan tidak mau belajar. Sambil mendorong batasan menjauhi kemampuan diri, tetap ada hal-hal yang saya khawatirkan tidak sanggup untuk ditangani.
Di antaranya adalah memberi saran kesehatan secara legal. Saya tahu sedikit tentang kimia dan saya bisa mengelola logika. Namun tetap saja saya bukan dokter yang anda datangi untuk anda mintai pendapat profesionalnya.
Luangkan waktu sedikit untuk membaca ‘about me’ dan anda dapat menyimpulkan apakah saya orang yang tepat untuk anda mintai pendapat.
Dian Fajar Samsi
April 12, 2011 at 11:27 pminisial dan gelar itu tidak penting bagi saya..
yang penting itu bisa mempertangungjawabkan atas apa yang di ucap dan di tuang dlm tulisan.
dan bertindak sesuai dengan apa yang kita ilmui.
karna jelas sesuatu itu bila ditangani oleh ahlinya, maka tingal menunggu kehancurannya..
salam kenal dari bocah deso http://bandarsakti.blogspot.com , yg mengisi malam ini dengan artikel2 blog sampeyan.. terimakasih.
Dian Fajar Samsi
April 12, 2011 at 11:31 pmhe he.. ralat kata kata d dlm kurung..
karna jelas sesuatu itu bila ditangani ( oleh ahlinya) , maka tingal menunggu kehancurannya..
menjadi
karna jelas sesuatu itu bila ditangani oleh yang bukan ahlinya……..
ok… makasih atas ilmu yg di sebar…
Asop
May 3, 2011 at 2:55 pmSudah baca! 😀
Leni
July 19, 2011 at 10:13 amassalamu’alaikum…
Lit… aku izin share artikel imunisasinya.. mau komen disana udah penuh, jadi izinnya disini 🙂
thx banget.. udah buka artikel imunisasi dimana-mana tp tetep bingung, tp akhirnya ketemu artikelmu, kemaren2 anak ke 3 sempet ga bakal diimunisasi, tp itupun masih coba searching soal bahaya imunisasi… tp alhamdulillah keburu nemu obat bingungnya 🙂 jazakillah ukh…