bananaTALK

Gel eyeliner biasanya dikemas dalam wadah pot kaca dengan tutup berulir dari bahan plastik atau campuran logam. Ada yang dasarnya lebih lebar daripada bagian atasnya, ada yang sama. Jika tutup dibuka, maka seluruh permukaan eyeliner akan terekspos ke udara luar sehingga berisiko lebih cepat kering daripada eyeliner cair yang biasanya bukaannya kecil, secukupnya supaya tangkai kuas bisa masuk. Ini wajar, karena pelarut di eyeliner cair lebih banyak sehingga lebih rentan menguap daripada gel eyeliner.

Untuk mengatasinya, ya jangan biarkan terbuka lama. Setelah mengambil sejumlah eyeliner di kuas, segera tutup kembali. “Ribet! Bolak-balik buka-tutup!” Ada kok cara lebih praktisnya. Balik saja wadahnya selama kita sedang mengaplikasikan gel eyeliner tadi. Dengan begitu, wadah akan tetap tertutup tapi kita tidak repot buka-tutup wadahnya berkali-kali. “Nanti tumpah?” Nggak. Walaupun bentuknya gel, tapi fasenya padat, kok.

Aku memakai gel eyeliner tidak di seluruh permukaannya. Kupikir, gel di bagian dalam akan lebih terjaga teksturnya daripada yang luar. Jadi ketimbang semua permukaan atasnya kupakai, aku memilih memulai dari pinggir (yang lebih cepat kering dulu) dan dari satu bagian saja. Jadi makin ke bawah dan makin ke tengah, makin lembut dan lembap gelnya, memudahkan pemakaian.

Kalau terlanjur kering bagaimana? Gel eyeliner dalam kemasannya bisa diletakkan di wadah berisi air panas, sehingga gel akan melunak. Atau bisa masukkan dalam rice warmer (magic jar) dengan terlebih dulu memasang penangas (apa ya namanya yang bolong-bolong itu?) dan lebih baik lagi jika dibungkus dengan tisyu. Ya nggak mau kan makan nasi yang ada rasa asing karena ada material/bau yang ditransfer dari wadah/isi gel eyeliner? :p Seberapa lama? Kira-kira saja. 5 menit cukup sepertinya.

*mau upload foto gagal terus T_T *