Kegiatan Teacher Training di Universitas Tsukuba

Sebagai catatan pembuka, saya adalah trainee angkatan 2015 (Oktober 2015-Maret 2017). Beberapa hal berbeda dengan angkatan sebelumnya dan mungkin akan berbeda pula dengan angkatan selanjutnya. Berikut ini adalah gambaran umum program teacher training di Universitas Tsukuba. Peringatan: agak banyak foto.

Selamat Datang!

Di Universitas Tsukuba, tahun ajaran terbagi menjadi semester musim semi (spring semester) dan semester musim gugur (fall semester). Namun begitu, sebetulnya satu semester tidaklah genap 6 bulan. Tapi tak usah pusingkan perbedaan ‘semester’ antara di Indonesia dan Jepang 😀

Mahasiswa baru akan disambut dengan pesta. Ya… pesta yang dimaksud bukan yang hura-hura hedonis, sih. Lebih ke acara makan bersama. Mayoritas berupa standing party, ada pula acara makan malam di hotel. Penyelenggaranya beda-beda, isi acaranya beragam, menu makanannya tergantung dana penyelenggara. Karena pestanya ada banyak, tak usah paksakan ikut semua. Tapi kalau memang mengincar makan gratisnya, ya silakan saja 😀

Tahun ajaran dimulai pada bulan April (sama dengan tahun fiskal). Sedangkan peserta program teacher training dan sebagian mahasiswa yang datang dengan status ‘research student’ (belum diterima sebagai mahasiswa penuh oleh universitas, akan menjalani ujian masuk di waktu yang ditetapkan) tiba di Jepang akhir September dan akan ikut perkuliahan mulai bulan Oktober.

Karena mahasiswa baru datang dalam 2 gelombang setahunnya, maka acara penyambutan mahasiswa baru ya 2 kali juga. Tapi kamu mungkin hanya diundang di awal semester kedatanganmu saja. Selamat makan-makan!

Kelas Intensif Bahasa Jepang

Teacher trainee 2015 at intensive Nihongo course closing

Teacher trainee ditempatkan dalam kelas intensif bahasa Jepang yang berlangsung dari Oktober hingga awal Februari. Peserta kelas intensif ini adalah teacher trainee dan research student yang dipilih oleh universitas (kepesertaan tidak dapat diganggu gugat).

Tidak ada kelas yang wajib dihadiri oleh teacher trainee kecuali kelas intensif bahasa dan kegiatan teacher trainee yang diberitahukan di awal kedatangan. Profesor/pembimbing akademik biasanya akan meminta teacher trainee untuk datang ke laboratoriumnya, memperkenalkan diri dan terlibat dalam kegiatan lab.

Kelas intensif bahasa Jepang diadakan 5 hari seminggu dari Senin sampai Jumat, dari jam pertama (mulai jam 08.40) hingga jam keempat (berakhir jam 15.00). Ya beda sedikit dengan menjadi murid SMA di Indonesia. Geser waktunya saja. Tugas dan PR lumayan menyibukkan, sehingga biasanya teacher trainee tidak diwajibkan terlibat penuh dalam kegiatan lab dari profesor pembimbing.

Seperti kelas pada umumnya, ada ujian term dan ujian akhir (semester), berupa ujian tulis dan praktik. Peserta program kelas intensif akan mendapatkan sertifikat hasil program dengan nilai tertera di sana. Ujian presentasi akan direkam dan videonya diunggah ke YouTube (haha… ini dorongan ekstra untuk tidak tampil memalukan bangsa).

Libur Musim Dingin

Dimulai kira-kira Februari pekan kedua hingga 31 Maret. Di luar kegiatan wajib teacher training atau kegiatan yang diatur oleh laboratorium asuhan profesor pembimbing, teacher trainee pada periode ini bebas traveling, termasuk bisa pulang ke Indonesia jika mau. Dengan catatan tidak ada dukungan dana di luar beasiswa bulanan yang diberi MEXT alias tanggung sendiri harga tiketnya.

Jangan lupa, di bulan Maret ini harus mendaftar untuk kelas bahasa Jepang semester berikutnya. Begitu pula perpanjangan masa berlaku kartu mahasiswa (bisa tertahan masuk perpustakaan jika tidak diurus) dan bus pass.

Semester Musim Semi

Mulai April, kegiatan dimulai tanpa perkecualian yang berlaku seperti

International education class with Prof. Curtis
International education class with Prof. Curtis

semester sebelumnya. Jadi kelas bahasa Jepang, zemi (forum di laboratorium yang diisi dengan presentasi dan diskusi), penelitian, kuliah khusus program teacher training dan kunjungan sekolah akan berlangsung bersamaan di semester musim semi.

Percayalah, ini semester yang sangat sibuk. Program perkuliahan dan kegiatan teacher training akan menjadi prioritas, jadi yang lain (termasuk kelas bahasa Jepang) harus mengalah. Izin dari lab dan kelas bahasa Jepang saat kunjungan sekolah menjadi kerap. Namun izin tidak berarti diberikan kelonggaran khusus. Kami harus ikut quiz susulan atau mengubah jadwal presentasi di zemi.

Kelas bahasa Jepang berakhir di ujung bulan Juni, sedangkan kelas dari

Science laboratory session, 3rd grade elementary
Science laboratory session, 3rd grade elementary

fakultas pendidikan (angkatan kami mendapat kuliah International Education dari International Baccalaureate trainer) berlanjut hingga Juli sesuai jadwal.

Kunjungan ke sekolah-sekolah afiliasi Universitas Tsukuba akan berpusat di semester ini. Kami berkesempatan untuk mengunjungi 6 dari 7 sekolah afiliasi, yaitu Sakado global high school, Komaba (SMP-SMA, khusus anak laki-laki), Kirigaoka (multiple disabilities), SMP, SD, dan sekolah kebutuhan khusus (fokus di autistik). Satu sekolah lagi yaitu bagi tuna rungu belum kami kunjungi.

A class in Kirigaoka school for multiple disabilities
A class in Kirigaoka school for multiple disabilities

Di sekolah-sekolah tersebut kami mendapat kesempatan untuk mengenal profil dan program sekolah, mengamati kegiatan belajar-mengajar, terlibat di sesi-sesi tertentu, ikut bermain bersama anak-anak autistik, dan ikut summer camp bersama SMA Sakado. Kami disediakan waktu untuk tanya-jawab seputar penyelenggaraan KBM di sekolah-sekolah tersebut.

Penelitian

Berkaitan dengan program teacher training, kami harus melakukan penelitian yang detilnya unik menurut profesor pembimbing masing-masing. Ada yang menentukan temanya sendiri, ada pula yang seperti saya, sudah diberitahukan sejak awal sebelum saya tiba di Jepang.

My research topic in chemical ecology
My research topic in chemical ecology

Pelaksanaannya pun berbeda-beda. Ada yang cukup dengan kuesioner, ada yang harus praktik di sekolah binaan universitas, ada pula yang seperti saya, nongkrong di laboratorium mengerjakan tahap penelitian tak ubahnya mahasiswa magister sains. Masing-masing dengan kelebihan dan keluwesannya sendiri.

Saya yang berlatar belakang teknik tentu lebih nyaman dengan sains murni ketimbang pedagogi. Kuliah international education bagi saya menguras pikiran karena saya belajar hal baru. Menderita? Tidak. Namanya juga belajar, pasti butuh energi untuk membangun sinapsis baru. Bisa dinikmati, kok.

Libur Musim Panas

Di Universitas Tsukuba libur musim panas ini dimulai pekan kedua Agustus hingga 30 September, dengan catatan yang kira-kira sama

At Kappa matsuri, Ushiku
At Kappa matsuri, Ushiku

dengan libur musim dingin: silakan berlibur, manfaatkan waktu (ini saat optimal untuk melakukan penelitian tanpa ‘diganggu’ tugas perkuliahan), jangan lupa mendaftarkan diri untuk kelas di semester berikutnya.

Bagaimana musim panas di Jepang? PANAS 😀 Saya mahluk kota, anak Jakarta. Yang panas. Di Tsukuba, saat musim panas, saya harus melambaikan tangan ke kamera. Jika tidak sangat terpaksa untuk berpindah lokasi (karena harus ke kampus, harus belanja, harus pulang, dll), saya pilih berteduh di dalam ruangan berpendingin saja.

Temperatur 33°C dengan real feel 40°C plus kelembapan yang membuat kulit terasa lengket itu tidak dapat dikatakan menyenangkan, kawan. Bahkan orang Jepang pun enggan keluar. Kampus tampak sepi walaupun belum benar-benar liburan. Jika masuk ke perpustakaan atau gedung-gedung kuliah, barulah ketahuan bahwa kegiatan kampus masih berjalan normal dan mahasiswa masih datang ke kampus (walaupun sebagiannya datang untuk ngadem).

Hingga tulisan ini dibuat, temperatur belum mencapai maksimalnya jika dilihat dari prakiraan cuaca. Tapi tentunya tulisan ini akan membosankan jika paragraf selanjutnya hanya berisi panas, panas dan panas. Mendingan musim panas atau musim dingin? Ya mendingan musim gugur dan musim semi, tidak bingung dengan keadaan ekstrem.

Semester Musim Gugur

Teacher trainee 2014 at graduation party
Teacher trainee 2014 at graduation party

Di semester ini dua angkatan teacher training akan bertemu, walaupun kemungkinan besar tidak belajar di kelas yang sama. Kedua angkatan akan hadir pada saat presentasi laporan kemajuan penelitian, laporan akhir penelitian, dan ‘wisuda’. Kok pakai tanda kutip? Karena program ini tidak untuk mendapatkan gelar, maka upacara penutupan program juga tidak sama dengan upacara kelulusan mahasiswa program reguler.

All raised!
All raised!

Di semester ini angkatan kami direncanakan akan 2 kali bepergian bersama. Bagaimana kelanjutannya, mari kita nantikan 🙂

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.