Turut Berbahagia
Alhamdulillah, seorang sahabat menikah hari ini. Sahabat? Hmm, ya setidaknya kupikir beliau sahabatku Kalaupun beliau tidak memasukkan daku dalam kategori sahabatnya, ya tak apa-apa, biar aku menikmati memiliki sosoknya sebagai sahabat hatiku.
Tanpa diminta, perhatiannya mampir di nilai ujianku yang mengenaskan dan membuatnya menelepon. Sindiran kecil untukku yang masih asik mengobrol kala adzan menggema. Kalimat menghibur yang singkat. Kata penyemangat yang berbekas di hati. Bantuan atas birokrasi sarjana muda kala aku sakit. Yang mana pun, satu-satu kucatat dalam hati, walau ia mungkin tak mengingatnya.
Terima kasih untuk semuanya. Kini layar telah diangkat, dan kapal siap berangkat. Maaf tak dapat menghadiri aqad nikahmu, tak ingin menyusahkan si kecilku walau hati ini ingin hadir. Untai syukur dan doa, semoga ALlah merahmati dan pernikahan kalian penuh berkah.
Baarakallaahu lakum. Wa baraka ‘alaykum. Wa jama’a baynakum fii khaiir.
"Kurelakanmu sepenuh hati, kau tak lagi berhak kumiliki… " *senyum*
Turut bahagiaku pula untuk teman-teman seangkatan di Teknik Kimia ITB ’98, yang memeriahkan deretan ‘pejuang cinta’ hingga hari ini (betulkah sudah 20 orang?). Sampai di siapa kini tropinya ya? Walau namaku ada di sana (sepertinya), tapi bentuknyapun belum kulihat Selamat menempuh hidup baru temans!
byonic
December 31, 2005 at 8:11 pmJadi mau cepet-cepet nikah nih… 😉