Jangan Takut Demam
Demam setelah imunisasi dengan vaksin hidup adalah wajar. Sama halnya dengan demam saat ada infeksi mikroorganisme yang mampir ke tubuh. Tak perlu cemas dan panik.
Upaya menangani demam bukan prioritas utama. Tindakan pertama adalah mengidentifikasi adanya infeksi bakteri, dan kalau perlu merujuk ke rumah sakit untuk tindakan selanjutnya.
Jangan langsung meminum/kan obat pereda demam pada saat demam. Usaha meredakan demam lebih ditujukan untuk mengatasi ketidaknyamanan (jika memang signifikan), bukan untuk menurunkan suhu tubuh.
APA itu Demam?
Demam biasanya terjadi akibat tubuh terpapar infeksi mikroorganisme (virus, bakteri, parasit). Demam juga bisa disebabkan oleh faktor non-infeksi seperti kompleks imun atau peradangan lainnya.
Ketika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih (leukosit) melepaskan pirogen endogen yang memicu produksi prostaglandin E2 di hipotalamus anterior (pusat pengatur suhu di otak). Hipotalamus anterior kemudian meningkatkan nilai-ambang temperatur dan terjadilah demam.
Singkatnya, demam adalah efek dari beredarnya pirogen (zat penyebab demam) yang dilepas oleh leukosit dalam fungsinya sebagai anggota sistem pertahanan tubuh.
PENGUKURAN Suhu
Suhu di daerah dubur paling mendekati suhu tubuh sebenarnya (core body temperature). Suhu di daerah mulut atau ketiak sekitar 0,5-0,8 derajat lebih rendah dari suhu rektal, dengan catatan setelah pengukuran selama minimal 1 menit.
Ukurlah suhu dengan termometer, bukan dengan tangan. Dan lebih baik gunakan termometer digital (terserah jenisnya, mau yang mahal pakai infra merah atau buatan Cina yang hanya Rp. 25 ribu), sebab resiko yang harus dialami jika termometer raksa pecah terlalu tinggi dibandingkan harganya yang Rp. 10 ribu.
Demam Akibat INFEKSI
Demam pada Infeksi Virus
Demam pada bayi dan anak-anak umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Demam akibat infeksi virus biasanya disertai gejala lain seperti sariawan, ruam cacar (dan ruam lain yang mudah dikenali), batuk-pilek (selesma/common colds), dan peradangan saluran cerna.
Penyakit yang disebabkan oleh virus akan sembuh dengan sendirinya.
Demam pada Infeksi Bakteri
Salah satu infeksi bakteri yang paling sering ditemukan pada anak adalah infeksi saluran kemih (ISK). Umumnya tidak disertai gejala lain alias hanya demam. Resiko paling besar dimiliki bayi yang berusia di bawah 6 bulan.
Infeksi yang lebih serius seperti pneumonia atau meningitis (radang selaput otak) juga dapat menimbulkan gejala demam. Dari bayi > 3 bulan dan anak 1-3 tahun dengan demam > 39 C, hanya sekitar 2% saja yang bakterinya sudah memasuki peredaran darah (bakteremia). Pada golongan usia ini, program imunisasi HiB berhasil menurunkan resiko meningitis bakterial secara signifikan.
Usia yang menuntut kewaspadaan tinggi orangtua dan dokter adalah usia < 3 bulan. Bayi harus menjalani pemeriksaan yang lebih teliti karena 10 %-nya dapat mengalami infeksi bakteri yang serius, dan salah satunya adalah meningitis.
Walaupun sebagian besar penyebab demam adalah infeksi virus, data menunjukkan bahwa justru sebagian besar tenaga medis mendiagnosisnya sebagai infeksi bakteri. Ini menyebabkan pemberian antibiotik yang salah sasaran.
DAMPAK Demam
Dampak Menguntungkan
Fungsi pertahanan tubuh manusia bekerja lebih baik pada suhu demam dibandingkan suhu normal. Pelepasan pirogen endogen akan memicu pertambahan jumlah leukosit, meningkatkan aktivitas mereka dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme serta meningkatkan produksi/fungsi interferon (zat yang membantu leukosit memerangi mikroorganisme).
Dampak Negatif
Pertama, kemungkinan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Ketika mengalami demam, terjadi peningkatan penguapan cairan tubuh sehingga anak bisa kekurangan cairan.
Kedua, kekurangan oksigen. Saat demam, anak dengan penyakit paru-paru atau penyakit jantung-pembuluh darah (kardiovaskuler) bisa mengalami kekurangan oksigen sehingga penyakit paru-paru atau kelainan jantungnya akan semakin berat.
Ketiga, demam > 42 C bisa menyebabkan kerusakan neurologis (saraf), meskipun sangat jarang terjadi. Tidak ada bukti penelitian yang menunjukkan terjadinya kerusakan neurologis bila demam < 42 C.
Terakhir, anak berusia < 5 tahun, terutama antara 6 bulan-3 tahun, beresiko kejang demam (febrile convulsions), khususnya pada temperatur rektal > 40 C. Kejang demam biasanya hilang dengan sendirinya, dan tidak menyebabkan gangguan neurologis (kerusakan saraf).
PENGOBATAN dengan Antipiretik (pereda demam)
Mekanisme Kerja: menghambat produksi prostaglandin. Parasetamol, aspirin, dan obat anti inflamasi (peradangan) non-steroid (OAINS) lainnya adalah antipiretik yang efektif.
Parasetamol
Parasetamol adalah obat pilihan utama untuk anak-anak karena lebih aman hampir tanpa efek samping (bila diminum sesuai aturan).
Sebagian kecil parasetamol direaksikan oleh tubuh membentuk intermediet (turunan, berupa senyawa antara) aril yang hepatotoksik (menjadi racun untuk hati). Karena itu tidak boleh digunakan terus menerus dalam waktu yang lama (hitungan bulan, misalnya).
Aspirin
Merupakan antipiretik yang efektif namun penggunaannya pada anak dapat menimbulkan efek samping yang serius. Aspirin bersifat iritatif terhadap lambung sehingga meningkatkan resiko luka pada lambung, perdarahan (akibat dihambatnya aktivitas trombosit), hingga perforasi (terbentuknya lubang di dinding lambung).
Pemb
erian aspirin pada anak dengan infeksi virus terbukti meningkatkan resiko Sindrom Reye, yang ditandai dengan kerusakan hati dan ginjal. Oleh karena itu, tidak dianjurkan untuk anak berusia < 16 tahun.
Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS)
Jenis OAINS yang paling sering digunakan pada anak adalah ibuprofen. Dosis sebesar 5-10 mg/kg/kali mempunyai efektifitas antipiretik yang setara dengan aspirin atau parasetamol.
OAINS dan aspirin memiliki kesamaan, yaitu bisa menyebabkan luka lambung, perdarahan, dan perforasi, meskipun komplikasi ini jarang pada anak-anak. Ibuprofen juga tidak direkomendasikan untuk anak demam yang mengalami diare dengan atau tanpa muntah.
Jenis lainnya
Turunan pirazolon seperti fenilbutazon dan dipiron, efektif sebagai antipiretik tetapi jauh lebih beracun.
Sampai di sini, banyak sekali disebut senyawa-senyawa kimia ya? Inilah -salah satunya- mengapa kita wajib mengetahui nama generik obat yang -akan- kita konsumsi. Keterangan tentang 'kata-kata sulit' mohon pelajari sendiri di halaman statis yang ditautkan.
TERAPI pendukung
Terapi yang Direkomendasikan
Tingkatkan asupan cairan (ASI -dan hanya ASI untuk bayi < 6 bulan-, susu, air, kuah sup, atau jus buah). Minum banyak juga mampu menjadi pelega saluran napas dengan mengurangi produksi lendir di saluran napas.
Jarang terjadi dehidrasi berat tanpa adanya diare dan muntah terus-menerus. Hindari makanan berlemak atau yang sulit dicerna karena demam menurunkan aktivitas lambung.
Kenakan pakaian tipis dalam ruangan yang ventilasi udaranya baik. Tidak harus terus berbaring di tempat tidur, tetapi jangan melakukan aktivitas berlebihan.
Mengompres dengan air hangat dapat dilakukan jika anak rewel (karena merasa sangat tidak nyaman), umumnya pada suhu sekitar 40 C. Umumnya demam akan turun dalam 30-45 menit. Namun jika anak merasa semakin tidak nyaman dengan berendam, jangan lakukan hal ini.
Terapi yang Tidak Direkomendasikan
Upaya ‘mendinginkan’ badan dengan melepas pakaian, mandi atau berbasuh air dingin, atau mengompres dengan alkohol. Jika nilai-ambang hipotalamus sudah direndahkan dengan antipiretik, upaya tersebut akan membuat tubuh menggigil sebagai usaha untuk menjaga temperatur pusat berada pada nilai-ambang yang telah disesuaikan. Selain itu alkohol dapat pula diserap melalui kulit masuk ke dalam peredaran darah dan beresiko keracunan.
Disusun oleh dr. Arifianto dan dr. Nurul Itqiyah Hariadi dan saya tulis kembali secara bebas.
Aswad
March 22, 2006 at 4:25 pmAspirin.
Kalo di film2 koq aspirin buat obat pusing? Atau memang multikhasiat?
hedi
March 22, 2006 at 5:44 pmDulu waktu saya kecil, paling sebel kena demam abis imunisasi…ternyata itu tanda khasiat obat tengah bekerja.
Jangan lupa makan pisang kalo ada yang demam, mbak 😀
Lita
March 22, 2006 at 8:11 pmaswad: Bukan pusing kali, tapi sakit kepala. Beda lho!
Kuulang ya: “Usaha meredakan demam lebih ditujukan untuk mengatasi ketidaknyamanan” Ketidaknyamanan ini biasanya timbul sebagai rasa sakit, sehingga antipiretik bisa berfungsi sebagai pain reliever. Dengan begitu aspirin tidak hanya ‘mengobati’ demam tapi juga meredakan rasa sakit.
Bicara tentang multi khasiat, konon (bersumber dari berita di BBC) minum aspirin setiap hari bisa menurunkan resiko kanker.
hedi: Obat? Maksudnya vaksin kali ya? 🙂
Lha masak bayi 4,5 bulan disuruh makan pisang tho pak hehe…
Lili
March 23, 2006 at 8:22 pmAss, salam kenal mbak Lita.
Utk yg punya Balita spt saya, info ini berguna sekali. Makasih banyak.
Wass
sudi mampir?
hericz
March 23, 2006 at 8:31 pmDemam panggung dan demam cinta bagaimana mbak lita?
harus diukur suhu di daerah rektal juga? ataau bagaimana?
Kalau aku dulu waktu kecil dikompres dengan godong waru yang ditumbuk. itu khasiatnya bagimana ya? atau sekedar adem saja?
senja
April 12, 2006 at 12:32 pmsalam kenal mbak.
mau tanya, kalo mengatasi demam pada balita dengan cara mendekapnya -anggota tubuh si balita dan orangtuanya saling bersentuhan, apa bisa mbak?
mudah-mudahan pertanyaannya dapat dimengerti. terima kasih.
Lita
April 12, 2006 at 6:40 pmSenja
Salam kenal juga mas Senja.
Semoga saya tidak salah mengartikan pertanyaannya.
Mendekap balita yang sedang demam memang membantu menenangkan. Pelukan ibu dan ayah pasti sangat nyaman untuk yang sedang sakit. Cara yang baik bila demam tidak terlalu tinggi atau anak tidak terlalu gelisah. Namun dekapan ini tidak menurunkan demam kecuali bagian kecilnya (dengan memindahkan sebagian panas dari tubuh anak ke tubuh kita).
Jika anak terlihat sangat terganggu (menangis terus-menerus misalnya), ada baiknya gunakan antipiretik sesuai dosis. Saran pengamatan adalah 72 jam. Jika masih berlanjut, anak punya riwayat kejang demam atau timbul gejala lain yang mengharuskan kita waspada, segera hubungi dokter.
Biasanya anak yang punya riwayat kejang demam akan lebih sensitif terhadap demam, sehingga pada temperatur mendekati 38C pun pemberian antipiretik dibolehkan.
Saran saya, jika ingin tahu lebih detil silakan baca artikel yang saya sebutkan sebagai rujukan.
Mohon saran saya tidak dianggap nasihat medis, karena saya bukan dokter, ‘hanya’ ibu yang bergaul dengan artikel kesehatan dan dokter-dokter yang bersedia berbagi ilmu 🙂
lely
July 19, 2006 at 1:09 pmmasih boleh di-comment kan mbak?
kebetulan raffa lagi batuk-pilek-panas nih.
rekomendasi seorang temen (duluu sebelum raffa pernah demam begini) kompres yang bener adalah pake alkohol (kapas dicelup alkohol trus ditaro’ di ketiak n belakang lututnya), coz katanya kalo pake kompres es di jidat akan mempengaruhi otaknya (?!)
karena ga punya info apa2 (ada istilah ‘jaman kegelapan’ sebelom kenal milis sehat) ya nurut aja, sedia alkohol di kotak obat. plus…………. kompres plester yang biasa dijual di toko obat or supermarket.
anehnya, kok ‘tukang obat’nya bilang akan lebih efektif kalo kompres itu ditaro di kulkas sebelum digunakan.
hiks.. setelah baca2 milis sehat, n artikel ini.. emang ternyata harusnya AIR HANGAT ya? (semalem bener2 nggak keinget air hangat.. iya2 aja pas babysitter nempelin kompres n naro kapas alkoholnya..)
akhirnya raffa turun panasnya (dari 38.5) setelah minum parasetamol…. jadi mungkin bukan karena kompresnya ya?!?!
thanks ‘pencerahan’ dari artikelnya mbak.. semoga nggak lupa lagi deh..
Lita
July 19, 2006 at 7:28 pmLely
Boleh, mbak Lely. Kalau tidak boleh ada komentar lagi, form-nya sudah ditutup
‘Tukang obat’nya ngga aneh kok, mbak.
Kompres plester itu bekerja dengan cara menyerap panas. Pada perpindahan panas, ‘kerja’ akan lebih besar apabila perbedaan temperatur besar.
Dengan kata lain, -mungkin- diharapkan perbedaan temperatur yang besar (antara plester yang dingin dan tubuh yang panas) akan mempercepat proses pemindahan panas dari tubuh ke kompres.
Raffa panasnya turun? Sepertinya memang karena antipiretiknya ya? 🙂 Kalau sudah diberi antipiretik, sebaiknya tak usah dikompres dingin, nanti ‘pengatur suhu’nya ‘bingung’.
Alkoholnya jangan dipakai untuk kompres lagi, ya. Untuk antiseptik saat ada luka terbuka saja. Itupun jika perlu.
Terimakasih kembali.
Dini
February 6, 2007 at 8:42 amSalam kenal Mbak 🙂
Anak saya kalo abis imunisasi emang suka demam juga Mbak. Kasian liatnya…jadi pendiam dan gak pernah senyum :(.
Mbak mau nanya nih, kalo Obat seperti Parasetamol tuh baiknya disimpan selama berapa lama ya Mbak ?? kalo 1 tahun, masih bagus dan layak dipake nggak tuh obat ??
trus bagusnya penyimpanannya dimana Mbak ?? apa boleh disimpan di kulkas ??
Makasih banyak atas penjelasan dan pencerahannya ya Mbak 🙂
Lita
February 6, 2007 at 11:59 amDini
Salam kenal juga, mbak Dini.
Di KidsHealth ada artikel yang cukup lengkap seputar obat-obatan dan penanganannya. Bisa disimak di sini.
Langkah pertama sih pastinya: baca label. Kalau mbak dapat obatnya tanpa label/kemasan asli, mbak bisa tanyakan/minta langsung ke apotik (saat membeli itu juga). Kalau mereka menolak memberi, mbak bisa memilih antara ‘pinjam untuk dibaca di sini saja’ atau minta bertemu langsung dengan apotekernya untuk konsul atau ngga jadi beli. Ups, ‘galak’ banget ya. Eh, label obat itu hak kita, lho.
Semoga membantu ya.
Andri
February 14, 2007 at 1:38 pmSalam mbak,
pd tengah malam anak laki-laki saya terjatuh dr tempat tidur, tp tdk menunjukkan cidera yg serius, padahal pagi jadwal imunisasi campak (9 bln)BB 7,5kg (sebelumnya sehat-sehat saja)setelah diperiksa dokter suhu di duburnya 38c dan imunisasi ditunda kemudian, dokter ngasih ekacetol, stlh saya kasih selama 5 hari gak turun-turun juga(badan biasa cuma dileher dan kepala yg hanya terasa anget saja), tp anak saya tidak menunjukkan gejala lain malah periang bermain terus, rewel pun tidak, makan, mimik asi dan susu botol jalan terus.
Saat itu ada ruam di ketiak tak kasih salep malah menyebar ke bagian lainya.
konjungan dokter Spesialis anak yg ke dua hari ke 5 dikasih syrup Pyravit 225ml/botol yg hanya diminum 1/2sendok tiap malam kata dokter untuk meningkatkan/menjaga kondisi badan lbh baik.
Apakah suhu yg (“anget”) itu berbahaya? melihat kondisi anak saya normal-normal aja?
Apakah ada gejala lain akibat jatuh itu?
Mohon penjelaannya segera, semoga bermanfaat bagi saya orang lain.
wassalam
Lita
February 14, 2007 at 10:58 pmAndri
Pak Andri, saya bukan dokter. Karena itu yang bisa saya anjurkan hanya bertanya kembali:
1. Apa tanggapan dokter ketika anak bapak diperiksa setelah malamnya terjatuh?
2. Ekacetol itu parasetamol. Kalau begitu obat ini sebagai antipiretik atau analgesik (penghilang nyeri). Sekarang demamkah? Berapa Celcius? Jangan pakai rabaan tangan yang sifatnya relatif.
3. Ruam di bawah lengan ini apakah ada hubungannya dengan jatuh atau kebetulan saja waktu munculnya setelah jatuh? Ruamnya karena apa? Diberi salep apa? Untuk apa?
4. Kalau anak tampak baik-baik saja, apa yang membuat bapak khawatir? (mungkin ada alasan tertentu seperti tempat tidurnya bertingkat) Apakah ada memar, muntah menyembur atau keganjilan lain?
5. Pyravit diberikan atas dasar apa? Menjaga kondisi badan? Sudah dibacakah labelnya? Berikut ini saya dapatkan dari Medicastore:
GENERIK
Per 5 mL : INH 100 mg, Piridoksin 10 mg.
INDIKASI
Pencegahan & pengobatan tuberkulosa pulmonari & ekstrapulmonari.
KONTRA INDIKASI
Penyakit hati yang diinduksi oleh obat-obatan.
PERHATIAN
# Gangguaan fungsi hati atau ginjal, pasien yang mendapat obat-obat lain yang dapat menyebabkan hepatotoksis.
# Kejang, diabetes melitus, alkoholisme kronis.
# Hamil, menyusui.
Interaksi obat :
– Mempertinggi kadar Asam para-aminosalisilat dalam jaringan.
– Meningkatkan resiko kerusakan hati jika digunakan dengan Rifampisin.
– Meningkatkan resiko toksisitas jika digunakan dengan Disulfiram.
– Piridoksin mengurangi efek INH.
– INH mempertinggi efek Fenitoin, menghambat metabolisme Primidon, dan mengurangi toleransi terhadap alkohol.
EFEK SAMPING
# Efek saluran pencernaan, hipersensitifitas.
# Penyakit saraf tepi, kejang, radang saraf mata, reaksi psikotik.
# Kerusakan hati.
# Kelainan darah.
# Reaksi kulit, hiperglikemia, asidosis.
# Pelagra.
Tidak disebut-sebut tentang ‘menjaga kondisi tubuh’. Ada baiknya bapak menanyakan kembali kepada dokter ybs.
6. Apakah bapak mencari pendapat kedua? Sekadar menenangkan hati bahwa anak bapak baik-baik saja? Jangan-jangan ia memang tidak butuh medikasi apapun.
Semoga membantu 🙂
Andri
February 15, 2007 at 8:30 amSalam kembali mbak Lita,
1) Tanggapan dokter anak paginya setelah jatuh dari tempat tidur tidak apa-apa cuma disuruh menunggu 2X24 jam bila tak ada gejala muntah-muntah, penurunan tingkat kesadaran, kejang maka Fandy baik-baik saja alias tidak cidera bila ada maka dibawa kerumah sakit.
Setelah saya tunggu anak saya malah ceria-ceria saja ya cuma kalo dipegang leher samping atau kening, dia cuma “anget” saja itupun saat-saat tertentu saja.
2) Ekacetal yang saya berikan memang bersama dg obat lain yg di hancurkan lalu di campur, ya itu tadi mbak “anget” saja, saya blm menggunakan termometer, waktu diukur suster saat periksa pertama didubur
Lita
February 20, 2007 at 11:45 pmAndri
Kalau begitu, anak bapak memang baik-baik saja ya ☺
Bapak tidak perlu terlalu khawatir.
Sebaiknya di rumah sedia termometer digital saja, pak. Tidak mahal kok, sekitar 25 ribu-an untuk termometer digital biasa yang buatan Cina (bisa dipakai di mulut, ketiak, atau dubur, tergantung jenisnya). Supaya lain kali bisa lebih tanggap dan tepat tindakan kalau timbul demam.
Semoga lain kali anaknya lebih hati-hati ya, pak. Agak susah memang, namanya juga anak-anak, instingnya belum terlatih untuk mengenali bahaya ☺ Tapi tidak sampai perlu dipakaikan helm sehari-hari kan ya? Hehehe…
Yahya
February 21, 2007 at 10:42 amOOT : helm sehari-hari ™ adalah sebuah helm yg cukup nyaman dipakai setiap hari (20 jam minimal perhari), dg sistem ventilasi yg optimal sehingga sirkulasi udara hampir seperti kalo pas tidak pake helm. Tidak mengganggu pandangan, pendengaran, penciuman, apalagi proses makan memakan. Tapi juga cukup kuat untuk melindungi kepala dari benturan, himpitan, dan segala-yg-membahayakan keselamatan kepala sang pengguna. Bayangkan helm super tersebut… tapi ya helm tersebut hanya helm fiktif yg seringkali saya pakai dalam gojekan (red:guyon, canda) bersama keluarga. (Helm fiktif tsb sudah ada di kepala saya & diperkenalkan ke khalayak keluarga sejak saya SMU … 😆 )
Andri
February 28, 2007 at 11:37 amsalam mbak Lita:
anak saya umur 10bulan, setelah 6 bulan asi exclusif dia sedikit susah untuk makan selain asi, juga susu formula bahkan susu kemasan kotak tidak pernah habis dlm dua minggu sehingga sering dibuang, akibatnya bb susah naik saat ini bb nya 7.7 kg. bagaimana meningkatkan nafsu makan? suplemen/vit apa yg cocok untuk anak-anak usia tsb? yang tidak ada efek sampingnya, tolong dibantu mbak. (apakah Curvit Cl Emulsion jg Cocok?)
terima kasih mbak.
Lita
February 28, 2007 at 3:04 pmPak Andri yang baik, sebelum usia 1 tahun sebaiknya anak tidak diberi susu kotak (UHT atau pasteurisasi) dulu. Usia 0-1 tahun yang baik baginya adalah ASI dan atau susu formula. Hentikan dulu susu kotaknya, ya. Tunggu sampai ulang tahunnya yang pertama.
Setelah 6 bulan hanya kenal ASI, wajar jika tidak mudah untuk berkenalan dengan rasa baru. Bahkan -konon- lebih sulit bagi bayi dengan susu formula eksklusif. Rasa susu yang tidak berubah adalah salah satu penyebabnya, berbeda dengan ASI yang rasanya dapat berubah setiap waktu, seperti juga kandungannya.
Nafsu makan tidak diatasi dengan suplemen. Anak kecil tidak jauh berbeda dengan kita. Jika kita tidak sedang nafsu makan, tentunya kita tidak berusaha menerbitkan nafsu makan dengan meminum suplemen kan? Kita ingin makanan yang beda dari biasanya, enak, dan tampilannya menggugah selera.
Atau ya… memang si anak sedang tidak ingin makan saja. Tidak jarang anak-anak seperti ini. Solusinya? Sabar saja. Tunggu. Kalau lapar nanti juga dia mau makan. Sesedikit apapun itu. Orangtua yang harus siap sedia setiap saat jika nafsu makannya terbit. Selalu sediakan makanan yang bisa dilihat dan dijangkaunya sendiri. Mungkin anak bapak akan tertarik kalau diajak makan sendiri? Belepotan sedikit ngga papa lah 🙂
Sebelum saya berpanjang-lebar di sini, mungkin bapak akan mendapat lebih banyak masukan dengan membaca tulisan saya (terutama komentar yang ada) yang lain:
http://litamariana.com/general/lita/saya-dan-susu-formula/
http://litamariana.com/parenting-nursery/lita/happy-meal/
Early
May 6, 2007 at 8:43 pmSaya bingung mbak, anak saya yang pertama usia 3 tahun sudah dua bulan ini sering masuk rumah sakit akibat demam hingga 39,7oC. Setiap kali di opname di infus dan diberi antibiotik cairan lewat infusnya. dan sekarang anak saya ini jika diberi obat penurun panas jenis parasetamol dan bu profen pasti muncul bengkak-bengkak disekujur tubuhnya tandanya anak saya sudah alergi. saat diopname anak saya diberi obet penurun panas lewat duburnya (saya lupa namanya..?) Tolong mbak beri saya jalan keluarnya???
Lita
May 6, 2007 at 9:12 pmMbak, demam kan hanya gejala, ya. Setinggi apapun temperatur, demam ‘hanya’ penanda atas sesuatu yang sedang terjadi. Umumnya karena infeksi, bisa karena virus, bakteri, atau lainnya.
Apa diagnosis yang diberikan dokter atas demamnya yang berulang?
Kalau diberi antibiotik seharusnya ada infeksi non-virus, ya.
Saya prihatin sekali, namun informasi yang mbak bagi sangat tidak memadai untuk ikut mengerti apa yang terjadi.
Pemberian parasetamol atau ibuprofen membuat bengkak? Apakah itu memang reaksi atas antipiretik tersebut atau turut dipicu oleh antibiotiknya juga?
Penurun panas lewat anus pada intinya sama juga, bisa parasetamol atau ibuprofen. Hanya jalan masuknya saja yang tidak oral. Jenis suppositoria ini biasanya diberikan jika kondisi anak tidak memungkinkan untuk diberi via oral (mulut). Apakah anak mbak kejang?
Maaf, untuk menegaskan sekali lagi (yang pertama sudah, di bagian atas halaman ini 🙂 ), bahwa saya bukan dokter.
Saya tidak dapat mengajukan jalan keluar, hanya bisa membantu menerima sharing dan mungkin mengajukan usul.
Misalnya, apakah telah dilakukan tes laboratorium?
Bagaimana keadaan anak mbak? Adakah gejala lain di luar demam?
Kembali lagi; apa kata dokter yang menangani?
Obat apa saja yang diterimanya sebagai terapi?
Saya ikut sedih, mbak. Semoga segera pulih ya, semoga segera ketahuan penyebabnya.
Bundanya jangan sampai panik, ya. Walau saya mengerti, mbak pasti khawatir sekali.
Salam kenal dan peluk dari tante yang belum dikenal ini 🙂
asti
May 24, 2007 at 8:31 amanak saya rezano 1 tahun sering sekali batuk pilek disertai demam ringan , apa ini wajar, saya hanya beri obat baby cogh syrup saja tanpa k dokter.
Lita
May 24, 2007 at 4:28 pmMbak Asti, batita wajar kok bolak-balik selesma (batuk-pilek/common cold).
Bukan berarti bagus (sakit kok bagus ya? 🙂 ), tapi bukan suatu kelainan.
Apakah kalau dia sedang selesma, orang rumah juga ada yang tertular (atau malah menulari)?
Kalau ya, ‘rantai’ penularannya harus diputus.
Gunakan masker, untuk mencegah kontak antara air liur/cipratan bersin/ingus penderita dengan organ terbuka (mata, hidung, mulut) orang yang sehat.
Jangan lupa cuci tangan setelah kontak dengan penderita DAN sebelum menyentuh bagian ‘terbuka’ tadi.
Sering cuci tangan memang ribet, tapi inilah cara paling sederhana untuk mencegah penularan penyakit.
Pada dasarnya selesma -yang diakibatkan virus ini- bersifat self-limiting disease alias sembuh sendiri (setelah beberapa waktu). Selesma tidak ada obatnya. Obat yang dijual hanya berfungsi untuk meringankan gejala.
Kalau butuh (urgent), sila gunakan saja. Kalau anak tidak tampak terganggu, ya tidak usah.
Mandi dengan air hangat, lembapkan udara di ruangan yang sering dipakai, perbanyak pemberian minum (apa saja), kalau hidung mampet beri tetes larutan garam (dijual bebas di apotek, ada yang generik ada yang paten).
Semoga membantu, mbak Asti.
Terimakasih sudah mampir ke mari 🙂
Solikin
May 28, 2007 at 12:43 pmtgl 14-02-2007 saya menulis pertanyaan pada mbak Lita mengenai kasus anak terjatuh dari tempat tidur umur saat itu 10 bulan, dimana setelah terjatuh suhu kepala lebih tinggi dr badan dan sampai sekarang sudah 13 bulan bb 8,5 s/d 9 kg juga masih “hangat” / lebih dibanding suhu badan keseluruhan, diagnosa dokter selama ini selalu mengarah pada terapi penyembuhan flex dan obat yg diberikan tidak pernah sy berikan, selama 10 s/d 13 bulan ini anak sy sehat dan baik2 saja, bermain, berlatih. nafsu makan juga baik dan tidak pernah mengeluh/kesakitan karena suhu kepala lebih tinggi dibanding badannya.
pertanyyan saya: apa yang sedang dialami anak saya? apakah berbahaya? kalau iya apa yang harus sy lakukan?
terima kasih bantuan komentarnya, semoga memberikan ketenangan dan arah menuju kwalitas kehidupan lebih baik.
terima kasih.
Lita
May 29, 2007 at 3:20 pmTentang flek. Apa kata dokternya selain ‘ada flek’? Atau hanya itu saja? Bisa tanyakan lebih jelas, apa yang beliau maksud? Apakah dokternya curiga ada tuberkulosa? Apakah ada pemeriksaan penunjang? Penegakan diagnosa TB tidak mudah lho, pak. Dan tidak bisa hanya dengan hasil foto paru -yang memberi gambaran flek. Ini tidak cukup.
Tentang ‘hangat’. Hangatnya ini seberapa ya? Sampai pak Solikin khawatir sekali. Kan bapak sendiri sudah bilang, anak bapak sehat, baik-baik saja, tidak ada keluhan apapun.
Kalau ingin tahu seberapa ‘hangat’nya, saya usul beli termometer digital saja, yang bisa digunakan di mulut (bawah lidah). Nanti dari hasil bacaannya kan ketahuan, apakah temperaturnya masih dalam rentang normal manusia sehat.
Kalau sekadar kepala lebih hangat daripada anggota tubuh lain, saya pribadi merasa wajar mengingat aktivitas anak-anak yang luar biasa aktif. Tidakkah orang dewasa juga kadang merasa demikian setelah bekerja/berpikir begitu keras? Apalagi setelah berkegiatan di luar rumah. Dari kelakuan sehari-hari juga bisa kelihatan, apakah sehat atau tidak.
Dan mungkin sebetulnya pak Solikin tidak perlu khawatir, karena tidak ada gejala yang perlu dikhawatirkan di anak bapak. Kalau ‘sekadar’ mencari penjelasan tentang temperatur kepala, saran saya bisa dicoba dulu.
Dan kalau memang tidak ada penjelasan yang memuaskan bapak, kemungkinan besar memang sebetulnya tidak ada apa-apa. Bapak terlalu sayang pada si kecil sehingga sangat khawatir saja 🙂
Bagaimana? 🙂
Noora
November 27, 2007 at 4:25 pmMbak Lita mau nanya,
Apa semua obat yang dimasukkan lewat dubur itu obat antikejang ya?
soalnya dsanya nayla kemarin kasih itu ke nayla. Infonya si obat penurun panas tapi dimasukkan lewat dubur krn lewat mulut dimuntahin terus………
Lita
November 28, 2007 at 2:48 amNgga, mbak Noora. Antipiretik/penurun panas juga ada yang versi anal 🙂
Agus Mardhika
January 15, 2008 at 2:32 pmAssalamualaikum Mba Lita.
Mba klo boleh saran info yang penting kaya gini di posting juga donk di wikimu.. he.he.he..
saya mo tanya nih Mba..
Anaku Hafizal, umur 10 bulan hari senin dini hari badannya panas saya ukur +- 38.5 c, trus paginya tidak panas lagi, tapi siangnya panas lagi
Malam selasa panas lagi > 37 c, trus ada sedikit ruam merah di daerah tangan dan pahanya, dan kalau bernafas juga terkadang seperti ada dahak (seperti orang pilek), kondisi anak sedikit rewel.
trus pertanyaan saya :
1. Apakah kalau mo tumbuh gigi anak mengalami panas badan
2. Kalau DBD ruam yang terlihat seperti apa sih ?
3. Boleh ga anak belum 1th di kasih madu, Why ?
4. Biar anak menjadi nafsu makan kira-kira dulunya mba Lita kasih apa yah ke anaknya.?
5. Segitu aja dulu deh nanya nya… Maksih ya Mba Lita..
Lita
January 16, 2008 at 9:35 pmHehehe… sedang vakum nih, mas. Gantian antara vakum ide dan vakum waktu :p
1. Tidak selalu.
2. Lihat artikel dari Depkes ini saja, pak: Demam berdarah dengue.
3. Sebaiknya jangan. Lihat Infant botulism. Ditunda saja dulu, ya.
Yang dikhawatirkan adalah kemungkinan terjadinya keracunan botulin akibat adanya bakteri Clostridium botulinum yang secara ALAMI hadir di madu murni (yang tidak diproses sama sekali, jadi ya tidak steril).
4. Saya ndak punya resep khusus untuk nafsu makan, pak. Ndak pernah memberikan apa-apa yang ‘spesial’ (suplemen atau ‘penambah nafsu makan’). Kalau mereka sedang mogok, ya mogok saja. Kalau sudah bosan mogok, ya makan sendiri :p (alhamdulillah ngga sering-sering).
5. Sama-sama, pak Agus 🙂
rose
March 6, 2008 at 3:19 pmkalau efek samping kompres apa?dan efek samping terapi panas dingin.jawab y ke e-mail saya.ditunggu bgt.mksh
Lita
March 6, 2008 at 3:41 pmDi paragraf terakhir kan sudah dibahas soal kompres, mbak. Maksudnya kompres air dingin, ya?
Terapi panas dingin? Maaf saya tidak tahu.
Onny
December 26, 2009 at 9:36 amMbak, makasih artikelnya yaa.. Bagus buat pegangan, hehehe..
Tapi saya ada yg mau ditanyakan mbak…
Kemarin sore kan anak saya (5 tahun) pulang dari RS, setelah diopname 5 hari karena DBD. Tapi di rumah badannya agak hangat, dan makin malam cenderung panas. Dia juga mengeluh sakit di bagian ulu hatinya.
Pagi ini, saya kasih sanmol dan antibiotik (stok dari RS) dan cek suhu tubuhnya dgn termometer digital di ketiaknya, hasilnya 37,3. Tapi suhu sekian setelah saya kasih obat, sebelumnya saya rasa lebih tinggi suhunya. Yang mau saya tanya, apakah normal anak saya mengalamai demam setelah dinyatakan sembuh dan boleh pulang dari RS? Terakhir hasil labnya trombosit 156rb tapi lekosit naik 14rb, dan 4 item lain yg di bawah atau di atas nilai normal.
Terima kasih sebelumnya ya mbak, mohon bantuannya… 🙂
Lea
January 3, 2010 at 2:06 pmBukankah skrg kompres hrs menggunakan air hangat bukan air dingin lg?
Sebab kalo air dingin,hipotalmus(cmiiw) akan mengartikan bahwa suhu badan dingin shg dia akan menaikkan suhu badan shg badan tambah panas
Bukankah ini berlawanan dgn plester kompres yg mengandung gel dingin?
Lita
January 3, 2010 at 11:22 pm@Lea:
Anjuran terkini saat ini memang untuk mengompres dengan air hangat. Plester kompres mengandung bahan yang dapat menyerap panas, berhubungan dengan sifat kimiawinya. Sebetulnya tidak dingin, tapi dibandingkan dengan tubuh panas penderita demam, ya, ia relatif dingin.
@Onny:
Maaf ya, mbak, saya khawatir salah menanggapinya. Saya tidak mampu menafsirkan hasil analisis laboratorium dengan baik. Mbak bisa konsultasikan dengan dokter lain untuk mendapat opini pembanding, jika dirasa perlu 🙂
Akuahmadjuga
January 12, 2010 at 5:48 amBiasanya dmam normal brapa hari,prnah denger balita dlm masa tumbuhkembang dpt m’alami demam, sering sbulan skali trus dberi bodrxn 3xsehari dah sembuh
wijayanti
February 9, 2010 at 1:31 pmmbak ,anak saya cowol usia 22 bulan namanya rain,sudah 4 malam selalu saja badannya panas sampai 39,2 tapi bgitu bangun pagi langsung adem sampai malam,nanti pertengahan malam panas lagi,saya takut mbak klo ada apa2 dengan rain,saya cek kulitnya nggak merah2,giginya jga sepertinya g mau tumbuh kok,menurut mbak saya harus bagaimana ya?sudah 4 malam,saya jadi takut mbak,minta tolong diberi solusinya,saya harus bagaimana…..terima kasih mbak
susanto
February 14, 2010 at 10:33 pmmba Lita,Kalo anak demam,sebaikna di tidrkan diruang ber AC atau tidak.Makasih
Oswald
April 13, 2010 at 6:39 amSalam kenal. Anak saya laki-laki usia 10 bulan, demam sejak 2 hari yang lalu. Awalnya kulitnya kemerahan semacam alergi, tapi sekarang tak tampak lagi.Petugas apotik menyarankan agar mengkombinasikan parasetamol dengan antibiotik tetes agar demamnya cepat turun. Memang demamnya reda, tapi kemudian naik lagi, turun lagi, dan saat tulisan ini dibuat, tubuhnya panas lagi. Apakah ini wajar sebagai proses penyembuhan atau tanda semakin parah? Saya takut anak saya kena DBD (naudzubillah..)
Lita
April 13, 2010 at 9:08 amPak(?) Oswald, demam itu pertanda tubuh sedang melawan infeksi, ya.
Jangan diberi antibiotik dulu sebelum ketahuan penyebabnya.
Beri ASI sebanyak-banyaknya saja dan berikan parasetamol jika dia tampak kesakitan. Tapi jika anak tenang, tak usah.
Demamnya berapa Celcius? Baru 2 hari, belum bisa kelihatan apakah itu DBD, pak. Wajar juga kok panasnya naik-turun.
Amati jika ada gejala lain, jaga asupan cairan (ASI terbaik) dan tetap berikan MPASI.
mymy
May 26, 2010 at 10:09 amassalamuálaikum, salam kenal mbak…mau numpang nanya niy, semoga mbak bisa bantu jawab ato yg lain bs bantu jawabin, sy pernah baca2 artikel, ktnya kalo kita hamil (tanda hamil) juga mengalami demam, seperti apa ya demamnya n bolehnya minum obat apa, krn kan khawatir mempengaruhi kehamilan, sy juga termasuk orang yg gampang banget demam, badan cape or stres dikit aja suka demam, ada gak ya tips utk mengatasinya…makasih ya…
linda
August 16, 2010 at 2:09 pmhi mbak lita salam kenal……..mau ikutan tanya nich,jika anak demam dan sudah dibawa kedokter dan juga sudah minum obat penurun demam tapi masih juga tidak turun2 panasnya,apa yg harus kita lakukan? sementara dokter sudah memberi antibiotik yg dimasukan melalu cairan infus terus ditambah minum obat penurun demam.petanyaan saya adalah minum obat penurun demam setiap 2jam sekali apakah itu tidak berbahaya?maksud saya setiap 2 jam setelah minum obat penurun panas,panas akan muncul lagi dan anak saya pernah kejang.
Maya Pertiwi
September 15, 2010 at 11:44 amHallo mba lita salam kenal yah,
Pas banget aku nemu artikel yg ngebahas tentang demam, karena saat ini anakku kal el (17m) udah hampir 2 hari ini suhu badannya panas. Aku blm pastiin suhunya smpe brp c (krn di rumah blm punya termometer). Yang aku mau tanyain,
1. Aku dah coba kasih anakku obat penurun panas merk proris (ibuprofen). Apakah itu berbahaya? karena saya dengar dr bbapa dokter, proris itu termasuk obat yg mempunyai dosis yg cukup tinggi. (Setelah pemberian proris blm ada kemajuan, badan anak saya masih panas)
2. Jika saya mau ganti obat, apakah boleh2 saja saya beli parasetamol atau sanmol tnpa resep dokter?
3. Home treatmeant untuk menyembuhkan demam ada gak ya?
4. Dari bbrapa artikel yg sudah saya baca, banyak yg mengajurkan utnuk mengkonsumsi lebih banyak air putih atau susu. Naah saya sudah mempraktekkannya dengan memberikan banyak air putih kepada anak saya (karena dia lebih suka air putih ketimbang susu). Tp yg jadi masalah, mertua saya suka marah kalo saya terlalu banyak memberikan banyak air putih. Katanya bisa pilek atau ngompol terus. Apakah benar ya kalo terlalu banyak minum air putih bs menyebabkan pilek atau membuat pilek semakin parah?
5. Plester pereda demam semodel bye bye fever itu efektif gak sih?
Sgitu dulu deh pertanyaan2 yg masih nyangkut di otak saya. Mohon maaf ya kalo terlalu banyak 🙂 Mohon penjelasannya. Many Thanks 🙂
Maya (Mamanya Kal El)
2.
Dian Sonora Ardiarta
October 6, 2010 at 10:57 amMba, mohon pencerahan. Anakku, Rayhan, 10 bulan kurang 1 hari, belakangan ini sering banget batuk pilek. sebelum lebaran, panas, abis lebaran panas lagi, sekarang sakit lagi. Duh.. Panik aku.. Menurut SpA nya, hanya karena virus dan ketularan orang2 rumah. Panasnya tertinggi mencapai 40 derajat (waktu sakit sebelum lebaran), nah 2 hari ini, sekitar 38-39 derajat. Oleh SpA nya diberi Isoprinosine syrup dan Neo Rhinos drop. Sampai hari ini, masih demam, 38,5-39,5.
Kenapa ya, Mba? Aku agak khawatir, even SpA nya bilang ga apa2.. Terima kasih sebelumnya..
Lita
October 9, 2010 at 8:28 amMbak Dian, demam tinggi memang selalu membuat orangtua khawatir.
Yang sedikit melegakan adalah tingginya demam belum tentu menjadi tanda kegawatan penyakit yang diderita.
Isoprinosine adalah obat anti virus, sedangkan Neo Rhinos… saya tidak tahu ini apa.
Saya tidak mengerti diagnosa yang menjadi dasar pemberian obat-obat ini.
Mbak boleh bertanya untuk meminta kejelasan mengenai kegunaan dan tingkat kepentingan pemilihan obat yang diresepkan.
Kalau mbak masih ragu-ragu, mbak dapat bertemu kembali dengan DSA-nya untuk berkonsultasi 🙂
neeya
October 13, 2010 at 5:58 amass. wr.wb
mbak mau tanya, anak saya umur 19 bln. Lehernya hangat tapi badan dan kepalanya normal. kira2 penyebabnya apa y?? dan gmn cara mengatasinya? terimakasih sebelumnya
neeya
October 13, 2010 at 6:00 amoh iya mbak…kalau balita dipijat itu boleh g??? thx
Nita
October 13, 2010 at 1:00 pmSalam kenal mbak Lita,
Anak saya Alfath, habis imunisasi Campak Hari Rabu 2 minggu lalu. Setelah 1 minggu, tepatnya hari Rabu minggu lalu mulai demam, timbul merah2 di sekitar wajah. Sekarang sudah 8 hari demamnya naik turun. Apa wajar ya mbak…koq demamnya lama sekali. Saking takutnya, akhirnya saya konsultasi dokter katanya ga pa2. Tapi Ibu mana yang ga panik anaknya demam tinggi naik turun sudah 8hari ga sembuh2….Tolong nasehatnya mbak Lita. Terima Kasih.
corner desk
November 1, 2010 at 8:05 pmWah artikelnya sangat menarik, mungkin demam juga dapat diindikasikan bahwa tubuh kita butuh istirahat yang cukup. Terimakasih
wartabumi
April 2, 2011 at 8:06 pmmbaknya ini katanya bukan dokter…tapi menguasai bener masalah kesehatan..terima kasih artikelnya
Mr eko
April 4, 2011 at 11:17 pmAnak saya 10bln panas gax trun2 .tips ato langkah prtm apa ya doct
RIA
May 7, 2011 at 10:13 amMba, anak saya usia 2,5 bulan senin kemarin pada saat gejala batuk ringan diberi imunisasi DPT Pol dan HB1. Pada hari kamis kemudian kondisi batuk dan pileknya makin berat. Disamping obet pilek dan batuk, bolehkah diberi antibiotik? . Apakah ada jarak waktu antara pemberian imunisasi dengan antibiotik?. terima kasih
Diabetes Melitus Anak
October 6, 2011 at 9:51 pmsitusnya bagus nih…… sering2 update yah jadi biar tambah bermanfaat
salam dari kami
ruri
October 22, 2011 at 2:00 ambisa konsultasi langsung ga bu? kalau bisa,minta no tlp atau alamatnya ya bu.
Lita
October 29, 2011 at 9:18 amMaaf, saya bukan dokter jadi tidak legal utk memberikan konsultasi. Kalau sekadar sharing, bisa. Email saya ada di ‘about me’.
Sri Wahyuni
October 25, 2011 at 3:33 pmAss. Mbak Lita Salam Kenal :
Saya Mau Tanya Anak saya umurnya 2,5 tahun sakit demam panas di RSU diberikan Proris yg dimasukkan dari Dubur, jadi pertanyaan saya apa efek sampingnya….. sebelumnya terima kasih ya mbak.
Lita
December 4, 2011 at 9:30 amMbak Sri Wahyuni, penurun pa as diberikan lewat dubur bisa Karena demamnya sangat tinggi dan perlu segera diturunkan, atau anak kesulitan diberikan via mulut (oral). Efek sampingnya serupa dengan pemberian oral. Yang membedakan adalah kecepatan obat terdistribusi.
Andi Tenri Awani Agung
November 25, 2011 at 1:52 amMba’ mau nanya nih…
Anak syy usia.y 1 tahun 6 bulan.udah 6 malam ini tiap masuk magrib pasti demam,makin tinggi klw skitar jam 2 subuh.tp klw udah pagi udah gag demam lgi.gmana yah mba’??syy khawatir ini tipes.makasih mbak :))
epriani
December 3, 2011 at 9:17 ampagi mba lita.
apakah pd saat sianak kesakitan spr ia merengek gt tetap kita tak kasi antibiotik pada anak tersebut ya mba?
Lita
December 4, 2011 at 9:18 amPagi, Mbak.
Kalau anak kesakitan, kit a bisa berikan analgesik/pereda nyeri. Antibiotik fungsinya adalah untuk membunuh mikroorganisme. Kalau penyebab sakitnya bukan kuman/bakteri ya tidak menolong penyembuhannya.
vina arkana
March 12, 2012 at 4:09 pmBuat mba lita,two thumbs up…keren banget info’nya,n coment2nya,aq baca artikel ini krena anak ku lg demam tanpa sebab,walawpun aq kerja drumah sakit sbgai nurse d ruang anak aq justru suka panik berlebihan,mungkin karena sering ngeliat pasien yg sakitnya macem2 kali Ўªãª mba:)jangan pernah berhenti berbagi Ўªãª mba lita,walwpun mba lita bukan orang medis tpi comentnya keren2 dan rata2 dan sesuai dngan fakta d lapangan medis,,,-sukses terus buat mba lita-
Salam kenal ( Æ Í¡Ì´Ì´ Ù¼ ^ )☆oKîš”
Lita
April 12, 2012 at 9:02 amSalam kenal juga, mbak Vina.
Alhamdulillah. Tolong dibantu dengan info ya, mbak.
Kalau dari ‘lapangan’ kan lebih baik penguasaan teknis dan praktisnya.
Terima kasih sudah mampir ya, mbak.
panji
April 5, 2012 at 8:06 amanak saya baru 2bl & habis imunisasi DPT1. rewel, ibunya kewalahan ngasi ASI. boleh tidak minum susu formula. sebelumnya sudah minum susu formula sih (sejak anak saya usia 2mingguan). makasih sebelumnya
Lita
April 12, 2012 at 9:05 amRewel biasanya karena tidak nyaman, pak Panji.
Mungkin karena suhu tubuhnya mulai naik. Wajar kalau kemudian ingin dipeluk dan ditenangkan.
Kalau demam atau tampak kesakitan, berikan saja parasetamol sesuai dosis (menurut berat badannya).
ASI dilanjutkan saja, jauh lebih baik. Karena selain gizi, kontak langsung secara maksimal antara tubuh bayi dan ibu akan memberi kenyamanan dan perasaan tenang.