Basmi Kuman Salah Tempat
Bergaya hidup sehat jelas perlu. Menjaga kebersihan itu harus. Tapi ketakutan berlebihan terhadap kuman jelas tidak perlu.
Anda mungkin bermasalah dengan kuman jika ketombe yang anda alami disebabkan oleh bakteri. Tapi jika ketombe tersebut timbul akibat perubahan ‘peredaran’ hormon, maka berpuluh sampo tak akan membantu.
Sekarang ada sampo anti-kuman. Sungguh tak perlu. Sampo itu hanya akan membasmi kuman saat sampo menerpa rambut. Toh ketika selesai keramas, kuman dari handuk dan udara akan dengan manis bertengger kembali di rambut.
Bagaimana dengan sabun antiseptik? Ternyata kita juga tidak membutuhkannya. Sabun macam ini cocok digunakan oleh mereka yang daya tahan tubuhnya rendah atau mengalami kelainan sistem kekebalan.
Orang normal seperti mayoritas kita hanya memerlukan antiseptik kala ada luka terbuka, sebagai pencegahan agar si penyebab tetanus tidak berbiak di sana. Bahkan ibu yang baru melahirkan dan beroleh luka jahitan pun tidak perlu mendapat kompres larutan antiseptik asalkan rajin membersihkan lukanya dengan sabun biasa dan air bersih setiap kali berkemih atau buang air besar.
Kuman ada di mana-mana. Mayoritas bersifat non-patogenik alias tidak berbahaya (walau tidak menguntungkan). Tentu ada perbedaan dalam jumlah kuman antara rambut yang baru dikeramas dengan yang seminggu lebih tidak dicuci.
Iklan pendingin ruangan yang mengklaim dapat membasmi virus polio tidak kalah konyol. Bukan soal benar atau tidaknya klaim pembasmian tersebut, tapi virus polio tidak bisa terbang dan tidak menjangkit di udara bebas.
Polio menyebar dari orang ke orang, melalui kontak antara tinja dengan mulut (fecal-oral contact), tentu saja tidak langsung. Penularan terjadi ketika makanan atau minuman terkontaminasi oleh tinja si sakit, berkat sistem sanitasi yang payah.
Dan sebenarnya dengan alasan sistem sanitasi yang payah inilah vaksinasi polio di Indonesia masih menggunakan vaksin tetes. Virus -yang sudah dilemahkan- yang masuk ke sistem pencernaan akan keluar sebagian melalui tinja. Tinja ini kemudian mengotori sumber air minum (mandi, cuci, dan sebagainya).
Bila air yang terkontaminasi tersebut tidak dididihkan dulu sebelum dikonsumsi, diharapkan si ‘konsumen’ akan mendapat imunisasi tidak langsung. Cara yang bukan tanpa resiko (bagaimanapun semua ada resikonya). Apabila konsumen tersebut daya tahannya baik, maka tubuhnya akan membentuk antibodi. Namun jika daya tahan tubuhnya rendah, mungkin penyakit polio ‘menjadi’ baginya.
iman
April 15, 2006 at 3:10 amsubhanallah begitu ya pantes udah pake banyak shampo tetep aja ga ngaruh… lha questionnya mbak lita, gimana bedain antara bakteri (patogen) dgn yang bahaya? apa preventnya syukron
Hedi
April 15, 2006 at 6:54 amUrusan shampo atau sabun aneka macem, cuma strategi dagang, hehehe…sementara urusan virus atau bakteri, memang modusnya ganti manusia ke manusia, spt kasus flu burung (udah ga pake hewan lagi mediatornya) 🙁
luthfi
April 15, 2006 at 10:48 amkayaknya perlu sterilisasi ala mikrobiologi
1)sterlisasi dengan oven pake suhu 160 derajat celcius selam dua jam, ato
2) pake otoklaf suhu 121 derajat celcius (sekitar 15 menit), ato
3) pake UV biar lbh hebat….
tapi yang pasti
4) formalin memang ampuh sbg antimikroba, dalam keadaan tidak hieginis dan aseptik pun berbagai mikroba bisa dibasmi, makanya chitosan gak begitu laku soalnya chitosan mensyaratkan kondisi yang higienis. 🙂
Lita
April 15, 2006 at 12:38 pmIman
Saya jawab di tulisan tersendiri saja ya, kasihan kolom komentarnya kalau saya pakai blogging juga :p
Hedi
Wah, saya baru tahu kalau avian influenza sudah bisa transfer dari manusia ke manusia.
Luthfi
Buat apa hidup steril? Cukuplah di ruang isolasi rumah sakit dan laboratorium saja 🙂
Sterilisasi kering kurang populer karena kurang efisien dan kurang efektif, karena itu sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi lebih disukai. Ultra violet mahal dan punya potensi merusak senyawa.
Sterilisasi ala mikrobiologi dengan formalin? Saya baru dengar. Setahu saya laboratorium sebelah memakai formalin untuk mengawetkan sediaan/preparat. Pemakaian alkohol 70% lebih lazim untuk sterilisasi.
Maksudnya “mensyaratkan kondisi higienis” itu apa ya pak? Bukankah penggunaan pengawet itu sendiri adalah untuk ‘menciptakan’ keadaan higienis (jika yang dimaksud adalah bebas patogen)?
kus
April 15, 2006 at 12:47 pmintinya adalah kita ndak perlu beli shampo antiseptic dan + sabunnya.
hmm tubuhku ringkih dan sering sakit – sakitan 🙁 sepertinya tetap butuh penjagaan.
Aswad
April 15, 2006 at 2:34 pmWah Bu Lita jarang keramasan ya?
Iya, sy jg gak yakin tuh. Mosok AC bisa membasmi virus polio? Mereka yg bodoh, kita yg dibodohi atau apa? Huh…kesal.
luthfi
April 15, 2006 at 10:06 pmmaap, formalin gak masuk nomor2 itu.
maksudnya gini, contoh utk ikan asin yang diformalin. yakin deh 99% klo ikan asinnya jadi bebas mikroba sehingga ikan asinnya gak mudah busuk. nah jadi nyambungkan dengan judul postingan di atas (mungkin) …..
mengapa 99%, krn saya belum pernah meneliti utk itu. baru sekedar denger lwt kuliah, baca lwt buku dan ikutan seminar … 🙂
Lita
April 15, 2006 at 10:32 pmAswad
Wah pak Aswad gak dapet matematika ya di SMA? Silogisme ajaran siapa yang membawa tulisanku sampai pada kesimpulan bahwa diriku jarang keramas?
Mmm, aku pertegas sedikit. Aku ngga nuduh si pembuat AC itu bohong. Mungkin suatu perangkat dalam AC itu memang dapat membasmi virus polio. Tapi akan lebih tepat jika alat tersebut dipakai untuk menyaring air sebelum digunakan.
Iya, jadinya ini iklan memang gak nyambung dengan sasaran klaimnya. Betapa anehnya ketika AC dipakai untuk ‘menyaring’ air dari virus polio.
Luthfi
Duh, komentarmu masuk pas ketika e-mail saya untuk kamu terkirim. Ngga papa, bales ya?
Hehehe… sebenernya sama sekali nggak nyambung dengan isi tulisan saya, Luthfi. Tapi ya ngga papa lah, nyenggol judulnya aja
Jadi? Perbandingannya dengan chitosan? Ngomongnya jangan separo-separo dong, saya kan jadi penasaran 😆
Asisten statdas yang baik, akan lebih bijak jika tidak sembarang mencuplik ‘persenan’ tanpa bukti ilmiah. Pernyataan kualitatif berdasarkan pendapat pribadi bisa diterima kok.
Ah kenapa saya jadi tampak serius begini sih…
mpokb
April 17, 2006 at 11:23 amhm, memang sebaiknya cegah penyakit dengan menjaga kondisi badan ya non lita.. kalo kurang tidur dikit or kurang air putih, berasa banget kondisi badan menurun..
yanti
April 17, 2006 at 2:14 pmsoal sampo pembasmi ketombe… dulu ada bobodoran yang bilang, cobain aja krimbat pake cabe. garing ya.. itu mah rambutna yg sekalian ikut ilang 😛
Indra
April 18, 2006 at 1:00 pmjadi intinya .. semua iklan iklan yang ada itu sebenarnya membohongi kita dong Mbak Lit ?
Indra
April 18, 2006 at 1:02 pmMbak Lita .. katanya lagi nyiapin Draft tentang DEHIDRASI , sesuai dengan janji mbak lita di blog saya (Dehidrasi) .. saya tunggu tunggu loch mbak….. 😀
luthfi
April 18, 2006 at 11:47 pm🙂
Rho Mayda
April 19, 2006 at 1:55 amkok pada ngerti kesehatan2 gini ya?
ckckck… (terpesona, salut)
wah, berarti aku dah bener tuh!
mandinya pake sabun kecantikan!
(walopun ngga berubah jadi cantik sih,
tapi kan… ya… gimana ya…)
^^
Lita
April 19, 2006 at 9:12 amMpokB
Ya, cara terbaik memang dengan gaya hidup sehat. BTW, luwaknya lucu!
Yanti
CABEEE??!! Kasian kali kulit kepalanya. Ide yang aneh ya?
Indra
Mungkin ngga semua sih, walau kalau dihitung ya banyak sekali heheheh… Sikap paling baik menghadapi iklan ya pesimis
Sabar ya, sebentar lagi, tangan saya masih ‘penuh’. Satu-satunya waktu senggang saya untuk menulis adalah ketika anak tidur, yang biasanya saya manfaatkan untuk makan, mandi, cuci-cuci, beres-beres, atau ikutan tidur juga karena capek hehe…
RhoMayda
Iya, aku juga pake sabun kecantikan dan gak tambah cantik hihihi…
Yang penting; letakkan segala sesuatu pada proporsinya dan gunakan sesuai keperluan. Kalau gak perlu-perlu amat ya ngga usah dipake. Gampang toh?
paririan
April 19, 2006 at 12:39 pmdasar si kuman emang nakal…..!!!
eh jadi yg bener polio yah?? bukan folio???
hihiiihiii….
danu
April 19, 2006 at 4:47 pmsampo anti kuman itu barangkali mirip sama sampo yang dipakein vitamin ya bu lita? gag ada fungsinya kan vitamin di rambut itu? nah, ngomong2 soal iklan yak, sebagai konsumen bagaimanapun kita kudu jeli ngeliatnya. jangan pernah mau ketipu. lagian sekarang kan udah ada undang2 perlindungan konsumen.