Gejala Awal Autisme (bagian 2)

Ini adalah tulisan kedua dari ibu Julia. Lanjutan dari Ciri-ciri Autisme. Patut disimak.

GEJALA AWAL AUTISME

Masih ingat atau masih mengalami saat anak kita tengah belajar bicara di usianya yang ke satu atau satu setengah tahun? Ia akan menyebutkan apa yang dilihatnya dengan cara menunjukkan ke satu objek dan menyebutkan nama objek itu. Cara-cara ini disebut sebagai Joint Attention (bersama-sama memperhatikan). Pada anak normal caranya adalah, mula-mula ia akan melihat wajah ibu atau pengasuhnya dan kemudian diteruskan dengan kontak mata, dengan maksud menarik perhatian ibu atau pengasuhnya agar bersama-sama memperhatikan sesuatu yang menjadi perhatiannya, kemudian ia menunjuk dengan tangan dan jari-jarinya ke sesuatu yang menjadi perhatiannya itu. Ini adalah suatu awal perkembangan dari komunikasi timbal balik yang membutuhkan suatu interaksi emosional yang sehat.

Namun tidak demikian halnya dengan anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan autisme. Pada fase ini ia mengalami kegagalan perkembangan. Umumnya anak-anak autisme tidak melakukan fase dimana ia mencoba membangun kontak komunikasi melalui kontak mata. Ini adalah patron yang khas dari anak penyandang autisme. Namun, menurut Buitelaar, kita juga harus berhati-hati. Tentang ketidakadaan kontak mata ini jangan dijadikan sebagai butir diagnosa, sebab banyak juga anak normal yang tidak melakukan kontak mata saat berinteraksi. Ada juga yang hanya sekilas melakukan kontak mata, baginya sudah cukup. Jadi jangan menghitung berapa lama ia mampu membangun kontak mata, sebab banyak anak normal juga melakukan kontak mata hanya sekilas. Artinya yang harus diperhatikan adalah kualitas dari kontak mata itu. Sebaliknya juga banyak anak-anak autisme yang bisa lama melakukan kontak mata tetapi kualitasnya sangat rendah. Ia memandang mata orang di hadapannya namun tidak bisa membangun kontak secara emosional.

Kegagalan membangun kontak emosional inilah yang menyebabkan perkembangan bicara juga menjadi terganggu dan akhirnya akan menyebabkan gangguan perkembangan bersosialisasi. Karena itu, dijelaskan oleh Buitelaar bahwa dalam penegakan diagnosa autisme perkembangan kemampuan bicara dan bahasa menjadi salah satu butir yang penting. Tetapi kita juga harus berhati-hati, sebab anak-anak yang tidak bisa bicara atau mengalami keterlambatan bicara, belum tentu ia adalah penyandang autisme. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah kemampuan berbahasa non-verbalnya. Pada anak-anak autisme selain ia mengalami gangguan komunikasi secara verbal, ia juga mengalami gangguan komunikasi nonverbal.

Komunikasi nonverbal adalah suatu komunikasi tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi nonverbal adalah bentuk komunikasi dengan cara membaca bahasa simbolik dan bahasa mimik. Pada anak autisme yang mengalami kegagalan perkembangan membangun kontak emosi tadi, dengan sendirinya juga ia mengalami kegagalan membaca bahasa mimik, karena bahasa mimik pada dasarnya adalah komunikasi dengan cara membaca emosi orang lain. Ketidakmampuan membaca emosi orang lain dalam bentuk ekspresi muka orang lain inilah yang kemudian menyebabkan anak-anak ini juga tidak mampu mengekspresikan wajahnya. Ia adalah anak yang tidak berekspresi, tidak mampu menunjukkan kehangatan, rasa senang atau marah.

Selain ia tak mampu mengutarakan emosinya ia juga kadang mengalami kesalahan dalam mengekspresikan perasaannya, atau ekspresinya tidak pada tempatnya. Padahal komunikasi nonverbal ini merupakan bentuk komukasi yang lebih banyak digunakan oleh kita sehari-hari, dalam membangun hubungan dengan orang lain. Dengan kata lain, sebagian besar komunikasi adalah berbentuk komunikasi non verbal. Dengan sendirinya kegagalan komunikasi nonverbal ini akan pula menyebabkan ia mengalami gangguan bersosialisasi, atau membangun hubungan sosial dengan orang-orang di sekitarnya.

Pada sebuah tes dengan anak autis yang lebih besar, di atas lima tahun, seringkali ia juga mengalami kegagalan membaca jalan pikiran orang, dan merasakan perasaan orang lain. Hal ini oleh Buitelaar ditunjukkan dengan suatu demonstrasi The Theory of Minds (dengan kontra yang menarik dari Eric Shen, -lita), yaitu dengan permainan yang disebut Sally and Anne. Ia memberikan contoh, ada seorang anak autisme dengan usia lebih dari 5 tahun, diberi permainan dua figur boneka bernama Sally dan Anne. Sally mempunyai sebuah keranjang, dan Anne mempunyai sebuah kotak. Anne mempunyai sebuah kelereng di kotaknya. Waktu Anne keluar, oleh Sally kelereng itu dipindahkan ke keranjang. Lalu anak berusia lebih dari 5 tahun tadi ditanya, kalau Anne datang, Anne akan berfikir bagaimana? Pada anak normal, ia akan menjawab, bahwa pasti Anne berpikir bahwa kelerengnya masih berada di tempatnya semula yaitu di dalam kotak. Tetapi anak autisme akan menjawab bahwa kelerengnya berada di dalam keranjang. Anak autisme ini tidak mengerti apa yang akan dipikirkan oleh orang lain. Namun pola autisme yang seperti ini bukanlah juga sebagai butir untuk menegakkan diagnosa, sebab banyak pula anak normal di atas usia lima tahun masih belum bisa membaca jalan pikiran orang lain.

Demonstrasi tadi menunjukkan bahwa bagaimana cara berpikir seorang anak autisme, bahwa ia hanya mampu memakna kejadian-kejadian tersebut secara harafiah. Ia juga mengalami kegagalan dalam pengembangan bentuk fantasi dan imajinasi. Sehingga segalanya menjadi kaku atau rigid dan tidak fleksibel.

Pada anak-anak autisme ini juga mengalami kegagalan dalam melakukan memakna hubungan kejadian yang satu dengan yang lainnya. Jadi seringkali ia mampu mengumpulkan banyak informasi secara detil tetapi tidak mengerti apa fungsi setiap detilnya, dan konteksnya secara global. Karena kegagalan berbagai perkembangan dalam melakukan kontak dengan orang lain ini, ia juga akan bereaksi berbeda dari pada anak-anak normal lainnya.

Anak-anak ini juga sangat sulit menerima perubahan, sangat rigid, dengan ritual-ritual yang sulit dirubah. Kepada anak-anak ini perlu diajarkan bagaimana berperilaku fleksibel.

(Julia Maria van Tiel, pembina kelompok diskusi orang tua anak berbakat)

Ada yang pernah/masih ingat film Rain Man? Tom Cruise dan Dustin Hoffman? Film yang cukup memberikan gambaran bagaimana keseharian seorang autis. Bikin stres yang normal, hehehe…

  1. wadehel

    November 12, 2006 at 4:56 am

    Kontak mata yang baik itu seperti apa ya? Saya mulai merasa termasuk autis nih.

  2. Lita

    November 12, 2006 at 11:32 am

    Wadehel
    Kan udah ditebelin tuh tulisannya, “Jangan dijadikan butir diagnosa”, yang penting adalah “kemampuan melakukan kontak non-verbal/emosional”.

    Ketiga tulisan prof. Buitelaar harus dibaca, sebaiknya jangan dipisah-pisah. Karena seperti kata beliau pula, “Tidak mudah dan butuh waktu lama”.
    Tulisan ketiganya? Masih di draft hehehe… bentar ya.

  3. Mely

    December 10, 2006 at 10:16 am

    Mba, anak saya umur 15 bulan. Yang mau saya tanyakan, dia sering memukul dirinya sendiri kalo permintaannya ga dikabuli, apakah itu gejala autisme? Mohon jawaban dan sarannya. Terima kasih.

  4. Lita

    December 10, 2006 at 10:43 pm

    Mbak Mely,
    Untuk anak yang mengamuk/ngambek ketika kesal, istilahnya adalah temper tantrum.
    Mbak bisa baca dengan detil di:

    * Tantrum (bhs. Indonesia), http://www.e-psikologi.com/anak/290402.htm
    * Discipline and behavior: Temper tantrum, http://askdrsears.com/html/6/t063300.asp
    * Temper tantrum, http://www.kidshealth.org/parent/emotions/behavior/tantrums.html
    * HOW CAN I HANDLE MY 2-YEAR-OLD’S TANTRUMS? http://askdrsears.com/faq/db6.asp
    * Frequently asked questions: Tantrums, http://askdrsears.com/faq/db11.asp

    Tidak ada hubungannya dengan autis dan dialami oleh banyak anak lain, walau dengan bentuk yang berbeda-beda.

    Bagaimanapun, kalau mbak Mely merasa ada perilaku/gejala yang perlu dicurigai pada saat lain -ketika anak tidak sedang ngambek- silakan dikonsultasikan ke dokter tumbuh kembang anak.

    Semoga membantu.

  5. engkywan

    May 4, 2007 at 11:38 am

    mbak,saya mau tanya…saya berumur 17,sedangkan teman saya sudah 20 tahun…dia di kelas biasa nya suka senyum2 sendiri..dan juga muka nya mirip dengan muka2 anak keterbelakangan mental gitu…dia juga sering garuk2 kepala sambil senyum2 gt…dia pernh diledek autis sama teman saya..setelah itu dia langsung kesal,tapi keesokan nya dia uda tidak kesal lagi…dan saya mau tau gejala2 orang autis kayak gimana sichhh…?saya belum ngerti nich….

  6. Suyono

    June 13, 2007 at 1:22 pm

    saya sedih banget, anak saya sekarang 12 juni 2007 umur 2 tahun 1 bln. tapi bilang mama ata papa sama sekali belum bisa (belum bisa ngomong sama sekali) tapi kalo dipanggil nengok dan bilang ‘hah’ dia juga tahu nama nama yang ada disekitarnya dengan cara melihat barang yang di tanyakan. Misalnya: Lampunya mana??? dia kemudian melihat lampu tersebut.. Kenapa yah anak saya sampai sekarang belum bisa bicara.. apakah autis?? semoga saja hanya lambat bicaranya aja…

    1. Ketty

      June 13, 2007 at 7:43 pm

      Mas Suyono,
      apakah sudah dikonsultasikan ke dokter spesialis tumbuh kembang anak? Untuk mendiagnosa autis atau tidak, tidak hanya melihat kemampuan bicara tapi juga bagaimaan sosialisasi anak tersebut (sila lihat tulisan mba Lita di atas). Mas suyono tinggal di kota apa? Mudah-mudahan saya bisa bantu dgn mencarikan referensi RS yang ada DSA yang ahli tumbuh kembang anak. Kalau tinggal di Jakarta, Mas bisa datang ke RSCM pada hari kerja jam 9.00 – 12.00, ke Paviliun Tumbuh Kembang Anak. Di sana bisa langsung berkonsultasi dgn banyak dr spesialis tumbuh kembang anak.

  7. Ketty

    June 19, 2007 at 8:51 pm

    Mba Lita, barusan saya lihat lagi web putra kembara.. ada artikel bagus dari Dr Widodo ttg autis.. lumayan nih, 1 artikel …panjang sih.. tapi infonya cukup lengkap, sampai ke cara deteksi dini autis juga ada. Sila klik: http://puterakembara.org/archives10/00000055.shtml

  8. Setyo

    October 25, 2007 at 9:42 am

    Mbak Lita,

    saya punya naak bayi baru berusia 6 bulan.
    Dia jarang nangis, hanya menangis jika telat dikasih makan atau mengantuk.
    Dia kadang suka bermain dengan tangnnya sendiri walaupun jarang. Kontak sosial sepertinya wajar karena kadang dia bisa tertawa kalau kita sapa & ajak bercanda. Tapi akhir-akhir ini kadang dia suka melihat kebawah klo lagi digendong.
    Satu lagi yang bikin kita khawatir bahwa dia belum bisa tengkurap sendiri di usianya yang 6 bulan. Dia sudah mulai memiringkan badannya waktu berumur 4 bulan tapi belum bisa tengkurap.
    Apakah dia memiliki gejala2 awal Autis ya? semoga saja hanya kekhawatiran saya saja…..

  9. henny

    November 19, 2007 at 10:24 am

    Mbak Lita…

    saya punya anak umur 1 tahun 4 bulan….dia sangat aktif. Susah untuk diam dan cenderung pembosan. Dia tidak pernah lama bermain dengan satu mainan. Kadang jika keinginannya dilarang dia suka berjalan mundur mendekati tembok dan membentur-benturkan kepalanya di tembok. Walaupun cuma sebentar itu membuat saya khawatir. Kenapa yach mbak….apa itu juga merupakan salah satu gejala autis??? Thanks…

  10. lita tri asri

    January 25, 2008 at 2:12 pm

    mbak

    saya punya tmn, umurnya 16 thn. dya sk ktwa sendiri g jlz truz klw ngomong g pernah jlz. dya juga sk bikin kata2 baru. apa teman saya termasuk autis ?. danke.

  11. agnasya

    March 5, 2008 at 11:31 am

    saya punya keponakan berumur 11 tahun dia itu orang’y cukup bisa mengerti apa yang kita bicarakan tetapi kita bisa memahami apa yang ia maksud..apa keponakan saya termasuk autis?

  12. Frits

    September 1, 2008 at 8:47 pm

    Menarik sekali membaca info mengenai autis diatas, tetapi sekaligus menambah kekhawatiran yang sangat bagi saya selaku orang tua. Anak saya sekarang berusia 18 bulan dan saya rasa memiliki beberapa gejala autis seperti yang diterangkan diatas. Bisa tolong kami untuk memberikan referensi pemeriksaan autis mbak? thx a lot

  13. ricky

    November 12, 2008 at 7:39 pm

    mba
    mau nanya kalau
    ada orang yang yang selalu main@
    apa itu autis

  14. mbakcici

    April 2, 2009 at 1:24 am

    Semoga Allah mengampuni saudara2 yang menjadikan autisme sebagai guyonan. Saya sebagai orang tua anak autis dan jutaan orang tua seperti saya di berbagai belahan dunia, saya rasa yakin sekali, saudara2 tidak akan bisa mentertawakan “autis” kalau saja saudara bisa melihat betapa hancurnya hati kami sejak mulai anak kami lahir, hari demi hari kami lalui dengan segala kesulitan fisik, materi, psikis, yang benar-benar tidak mudah semua demi ingin menyaksikan perkembangan anak kami, yang begitu membutuhkan kesabaran, seperti tidak beranjak. Seandainyapun tak mau kita mendoakan saudara kita yang sedang kesusahan, tidak menjadikannya bahan tertawaan saya rasa adalah lebih bijak.Terima kasih Tuhan atas segala karunia Mu

  15. mbakcici

    April 2, 2009 at 1:36 am

    Kalau anda sebagai orang tua, atau berkepentingan dengan anak, dan secara serius ingin mengetahui tentang autis sebaiknya punya buku tentang autis yang memadai minimal satu, karena dari pertanyaan-pertanyaan yang ada, kalaupun dijawab informasinya sangat singkat dan kurang memadai bila memang butuh untuk menangani anak. Kecuali kalau sekedar ingin tahu, cukup sekali.
    mbak cici

  16. Eddy sumarto

    December 8, 2009 at 12:03 am

    Mba ! Anak saya berusia 18 bulan.kalo di panggil namanya ga pernah mau melihat,kalo diajak main n ngomong jarang mau n ngak kontak mata,tapi kalo di ajak nyanyi baru mau kontak mata,kalo saya pulang kerja langsung minta gendong ! Kira-kira anak saya tergolong autis bukan yach ? Oh ya ank saya belum pernah nunjuk sesuatu n belum panggil mama papa !

  17. Sigit

    April 6, 2010 at 8:12 am

    Pertanyaan saya sama dengan Pak Eddy Sumarto….
    Terus anak saya suka lihat aliran air (air yang keluar dari pipa)….
    Mksh.

  18. elvina

    April 24, 2010 at 1:55 pm

    aku sekarang lagi gelisah banget,anak ku udah mau umur 3tahun tapi kosa katanya masih sedikit banget,panggil maa sih bisa,ga ada,bang,puu untuk lampu,baru2 ini baru bisa iya sama cucu untuk susu,,,tapi kalo di bandinggin sama sepupunya jauhh banget….kalo nunjukin marah sedih,senang sih bisa,,kontak mata jg ada ..tapi kenapa kosa katanya ga nambah2ya?..padahal aku dah bawel banget di rumah….apa bener ada obat yg bisa bikin rangsangan buat anak yg telat bicara?? apa anakku bisa di katagorikan autis?soalnya ada jg kan anak autis yg bisa ngomong…

  19. Wisnu Sukowidodo

    April 30, 2010 at 8:40 am

    Mbak..
    Saya punya keponakan yg berumur sekitar 3 bulanan..
    keponakan saya itu sulit sekali dipancing untuk menatap muka, kadang anak itu menatap tetapi tidak dalam waktu yang lama..
    teman sebayanya yang berusia 3 bulan sudah bisa diajak bercanda, senyum, n tertawa.

    apakah keponakan saya itu bisa dikatakan menyandang autisme..??

Comments are closed.