Keluhan untuk Bobo

Sebuah keluhan untuk majalah Bobo yang diceritakan oleh seorang teman di milis sehat. Dengan berharap pada kekuatan blog, semoga keluhan ini ditanggapi baik oleh pihak redaksi majalah Bobo. Majalah yang dulu juga menemani saya semasa SD 🙂

Yth Redaksi Majalah Bobo,

Saya sebagai pelanggan majalah anda, merasa sangat kecewa karena bonus yang dilampirkan sangat membahayakan bagi anak usia 5-7 tahun. Tahukah anda, bagi anak usia 5-7 tahun, alasan berlangganan majalah karena bonus yang ada di majalahnya..? Bukan karena isinya…? Saya bisa membeli 2 Bobo dengan edisi sama jika bonusnya menarik bagi anak.

Anak saya Kirana usia 6 thn, selalu exciting menerima Bobo setiap hari Kamis pagi di saat dia akan pergi sekolah… Awalnya, karena bonusnya… Isinya esok harinya selalu dia baca… Ternyata kebiasaannya itu menimbulkan musibah di hari Kamis, 16 Nov 2006, setelah dia menerima majalah Bobo edisi 32.

Sore hari setelah dia pulang sekolah, tanpa membaca isi majalahnya, dia makan biji jarak yang dijadikan bonus…! Alhasil, 10 menit kemudian dia mengalami muntah-muntah dan buang air besar yang berkepanjangan… Sampai akhirnya saya harus membawanya ke UGD karena menurut dokter di komplek saya, dia sudah mengalami dehidrasi hebat, sehingga di perjalanan menuju RS juga dia tidak boleh tidur…! Karena dapat menyebabkan pingsan, shock dan dapat tidak tertolong.

Tiba di UGD RSIA Permata Cibubur, dia mengalami 1 kali lagi muntah dan langsung dipasang infus… Setelah 1 jam saya baru bisa merasa tenang karena kondisinya membaik, walaupun hanya ditangani dokter jaga. Dia harus menginap di RSIA 1 hari 1 malam karena harus dicek juga urine yang keluar harus banyak, untuk membersihkan ginjalnya dari racun yang tersisa. Informasi dari dr. Syarif, SpA efek dari keracunan makanan ini, saya harus selalu memantau minumnya tetap banyak agar urin yang dikeluarkan juga banyak, sehingga fungsi ginjalnya juga akan tetap sehat.

Redaksi yang terhormat, tahukah anda :

  1. Saat ini banyak orang tua yang ayah ibunya bekerja, sehingga tidak seperti jaman dulu lagi di mana di saat saya berlangganan majalah Bobo, hadiah akan selalu dipantau oleh orang tua.. Bagaimana kondisi saat ini disaat ke 2 orang tua mereka bekerja..?
  2. Tidakkah terpikir oleh anda, bagaimana sebaiknya memberikan contoh biji-bijian dengan menuliskan semacam label di kemasan, yang berisi 'Untuk ditanam' atau 'Tidak untuk dimakan' atau apalah…. Sehingga di saat orang tua tidak adapun, si anak akan mengerti. Itu untuk yang sudah bisa membaca, bagaimana untuk anak 5 thn yang belum bisa membaca….? Silahkan anda pikirkan.
  3. Hari Jum'at saya melakukan complain ke (021) 530-6263, ybs hanya menyampaikan permintaan ma'af, tanpa bertanya bagaimana kondisi anak saya… Menyedihkan…
  4. Saya menginformasikan hal ini ke teman-teman saya, apa tanggapan mereka..? Komplain saja majalah Bobo!!! Tulis saja di surat pembaca…! Bagi saya, cukup saya berhenti berlangganan, saya akan mencari majalah lain yang cocok bagi ke 3 anak saya. Saya cukup bercerita saja lewat email agar mereka berhati-hati di saat berlangganan majalah, walaupun majalah anak sekalipun.
  5. Mungkin saja ada anak lain yang juga mengkonsumsi biji jarak yang anda berikan sebagai bonus… Berdo'alah anda, semoga hanya saya saja sebagai korban keteledoran anda!!
  6. Saat ini saya hanya merasa kecewa, tetapi jika suatu saat di dalam proses pemulihan ginjalnya mengalami sesuatu yang tidak kami inginkan, Naudzubillahi Mindzallik…! Saya akan menuntut anda…

Saya harap, jika akan memberikan bonus yang sifatnya edukasi silahkan diatur sedemikian rupa agar aman di mata anak2.

Saya berterima kasih karena majalah anda sudah menemani tidur anak saya selama +/- 6 bulan. Cukup bagi saya berlangganan, walaupun masa kanak-kanak saya dulu juga ditemani oleh majalah anda.

Salam,

Indah Ananti

FYI, semua bagian dari tanaman Jarak pohon mengandung racun. Di luar bahasan 'kedua orangtuanya bekerja sehingga anak tidak ada yang mengawasi', memang sebaiknya tanaman beracun tidak dijadikan bonus bagi anak. Pemberian label pun sebaiknya hanya sebagai pencegahan tambahan.

Betul kata ibu Indah, "Iya kalau anaknya sudah bisa baca". Seringkali, -berdasarkan pengalaman pribadi- anaklah yang terlebih dulu menghampiri pengantar majalah dan mendapati majalah sebelum orangtuanya. Anak langganan majalah tidak harus sudah bisa membaca, kan? Dia bisa minta orangtuanya membacakan untuknya nanti, sementara dia melihat-lihat gambarnya dulu.

Jangan berpikiran selain melayani baik-baik ibu yang sedang marah. It could be nightmare to your selling 🙂

Mengancam? Lha, tidak. Saya kan sedang membantu sesama ibu untuk menyalurkan keluhannya. Supaya 'sekadar cerita lewat email'nya bisa didengar dengan lebih 'jelas' oleh pihak redaksi.

  1. dranak

    November 28, 2006 at 8:29 am

    Maaf mbak Lita, terima kasih sudah ditegur, itu artikel kita dapat dari salah satu milis , nggak ada nama pengarang dsb. Terima kasih sudah kasih koreksi. Kenapa gak nyumbang tulisan saja ke kita ?

  2. kenji

    November 28, 2006 at 10:38 am

    kok kayaknya saya rada ga nyambung neh…
    bonusnya “biji jarak” ? beneran neh?

    saya berlangganan BOBO waktu kecil, ga pernah dapat bonus apa-apa 🙁

  3. Rey

    November 28, 2006 at 10:45 am

    SETUJU…Barang berbahaya kok dijadikan bonus…wah makin mengkhawatirkan aja nih media buat anak2. Belum selesai kemarin masalah acara TV “SMACK DOWN” Yang sempat makan korban jiwa. Selamatkan Anak2. kembalikan pada kodratnya dimana dia bisa bermain bebas tanpa membahayaka. Eh ngomong2 bahas juga dunk acara TV “SMACK DOWN” & gmana respon dari stasiun TV tsb..

  4. ndoro kakung

    November 28, 2006 at 11:20 am

    makanya, langganan majalah te**o saja bulik …. ini juga cocok utk anak2 kok … *siul-siul* … atau ngelencer ke gubug saya yg baru saja … :p

  5. Lita

    November 28, 2006 at 2:33 pm

    DrAnak
    Tidak apa-apa. Bukan bermaksud protes kok, hanya memberitahu.

    Sebelumnya saya sudah bilang bahwa saya tahu tulisan saya beredar di milis dan dimuat di beberapa blog. Walau tidak mencantumkan sumber (yang saya yakin sebagian besar adalah karena ketidaksengajaan), saya tidak keberatan jika tulisan tersebut tidak diklaim sebagai hasil karya orang lain 🙂

    Terimakasih sudah konfirmasi kembali ke sini.
    Saya siapkan dulu ya tulisannya 🙂
    *jadi OOT nih :p *

    Kenji
    Ngga salah kok, Kenj. Menurut orangtua lain yang juga pelanggan majalah Bobo, sudah sejak lama Bobo sering memberikan bonus biji-bijian.

    Gak pernah dapet? Masa sih? Dulu sih bentuknya ya penggaris, gambar tempel, pensil, kartu, ya semacem itu deh.

    Rey
    Sudah banyak ya yang membahas SmackDown, jadi saya merasa sudah cukup terwakili 🙂

    Ndoro kakung
    Hayoooo… tumpengannya mana? Pindahannya dirayakennn!

    Ini para jagoan cilik pada suka sama media cetak. Dari koran, majalah, komik, apa aja yang bentuknya lembaran. Sampai flyer promo juga diminati.
    Jadi, T***o ya pasti cocok buat mereka, buat dilecek-lecek hihihi…

  6. hanum

    November 28, 2006 at 2:49 pm

    ahh..ahh..bonus Bobo udah macem2 ya bentuknya. Jaman saya kecil dulu..paling dapet stiker atau poster.
    Setuju dgn ibu yang anaknya makan biji jarak itu. Meski mungkin maksudnya untuk pendidikan..tp memberi bonus tanpa keterangan yg jelas akan sangat berbahaya!

  7. dini

    November 28, 2006 at 3:04 pm

    Mbak Lita.. saya speechless… 🙁

  8. dini

    November 28, 2006 at 3:14 pm

    Mbak.. saya speechless… 🙁

  9. kenji

    November 28, 2006 at 5:58 pm

    Sekarang jadi biji bijian ya :D, kayak trubus saja donk.

    Memang itu risiko bermain dengan anak2.
    Gerombolan anak-anak adalah massa konsumen yang loyal dan konsumtif sekali… Tapi kadang sayangnya marketer2 itu masih berpikir bahwa psikologis anak-anak itu seperti psikologis orang dewasa aja.

  10. Fernando

    November 28, 2006 at 5:58 pm

    biji jarak????
    aih.. yang bener aja luw bo!! (bobo maksudnya)

  11. dini

    November 29, 2006 at 8:28 am

    iya, g baca di milis ttg bonus bobo ini, tapi g ga jelas, itu bonus buat apa? apa bobo emang mengajarkan anak2 utk menanam jarak? bahaya juga buat anak yg lom bisa baca ya. secara anak2 kan rasa ingin taunya besar, dan eksplorasinya masih pake mulut

  12. Hedi

    November 29, 2006 at 10:56 pm

    kayanya surat ibu itu pernah saya lihat di surat pembaca koran apa beberapa hari yg lalu.

  13. manusiasuper

    November 30, 2006 at 10:40 am

    Bobo keliru, sekali-seklai mungkin…
    Saya besar bersama bobo, dan Alhamdulillah, selain kecenderungan memiliki fantasi yang terelalu tinggi, perkembangan saya hingga saat ini tidak bermasalah…
    He..

  14. bawel

    December 11, 2006 at 9:41 am

    Yang semula dianggap sahabat anak-anak ternyata belum tentu bersahabat ya mbak. Pertama tau kalo Bobo sekarang ngasih bonus biji-bijian, saya pikir, aih.. edukatif sekali. Mudah2an pihak Bobo lebih selektif dalam menberi bonus yang benar2 aman bagi anak.

  15. muk's

    December 11, 2006 at 5:13 pm

    Anak saya jg suka Bobo. Saya tdk berlangganan,namun beberapa kali sy belikan utk oleh-oleh. Karena di rumah tdk ada TV.
    Mohon maaf, sudah lancang ngelink blog anda di blog saya. Saya bisa hapus jika tdk berkenan. Karena saya rasa ada manfaat yg bisa dibagi kepada kawan yg lain.

  16. mamuk

    December 11, 2006 at 5:42 pm

    Mbak, mohon maaf sy sudah ngelink blog anda. Sy pikir berguna bagi yg lain. tengkiu.

  17. Lita

    December 11, 2006 at 9:09 pm

    Hedi
    Akhirnya masuk ke kolom surat pembaca juga 🙂

    Bawel
    Sahabat anak juga harus selalu diperhatikan oleh orangtuanya. Barangkali sesekali khilaf. Seperti kasus ini, mungkin 🙂

    Mamuk
    Komentar cukup dimasukkan sekali, Mamuk 🙂
    Kalau baru pertama kali memasukkan komentar di sini, harus lewat moderasi dulu. Selanjutnya langsung (tidak dimoderasi lagi).

    Tidak perlu minta maaf. Justru saya berterimakasih Mamuk berbaik hati untuk memasang taut ke sini.
    Semoga bermanfaat, ya 🙂

  18. nYam

    December 14, 2006 at 1:10 pm

    IMHO, Bobo yang sekarang ga sekeren Bobo jaman aku kecil dulu

    *mengenang pak janggut, sepatu kuning mungil, dkk*

  19. aghi

    December 16, 2006 at 11:17 am

    iya..sepakat tuh…ma nYam…
    bobo sekarang agak lebih “dewasa” isi-nya..
    gak kayak zaman kecil saya dulu….
    kangennn ma pak.janggut….

    oia mba…blog-nya saya link ke blog saya boleh ngga?
    🙂

  20. Lita

    December 16, 2006 at 5:26 pm

    nYam
    Definisi keren itu sepertinya mulai bergeser seiring waktu 😀

    Aghi
    Denger pak Janggut, saya jadi ikutan kangen. Emangnya Bobo se-dewasa apa sekarang? Sudah belasan tahun gak pernah buka Bobo lagi.

    Link? Boleh sekali. Terimakasih ya, Aghi 🙂

  21. bu gito

    December 20, 2006 at 4:25 pm

    Keluargaku juga langganan Bobo sudah lama sejak anakku mulai masuk sekolah. Setahuku bonus Bobo memang macam-macam. Dari jadawal pelajaran, penggaris, sabun kertas, stiker; juga biji-bijian: seperti biji wortel, biji bayem, bibit bunga, dan… biji jarak itu. Bagi anak-anaku bonus bibit malah menyenangkan karena mereka bisa eksperimen dengan pot kecilnya. Waktu biji itu tumbuh, betapa berkesannya mereka menikmati keajaiban biji tersebut tumbuh. Ya, seperti kalau dapat tugas sekolah untuk menyemai biji apa gitu. Kan itu menarik banget. Kalau aku dan anak-anakku sih nggak masalah dengan bibit-bibit yang dibonuskan Bobo. Aku pikir hanya Bobo yang bisa ikut mengedukasi anak untuk back to nature seperti itu. Mana ada majalah lain yang peduli anak untuk mencintai tanaman? Pengalamanku langganan majalah luar negeri, banyak juga majalah anak yang ngasih bibit tanaman. Aku pikir itu bagus banget. Mungkin maksud Bobo kasih bibit jarak itu untuk mengajak anak-anak menanam bibit jarak pagar, sehingga anak-anak tahu seperti apa biji jarak yang bisa dijadikan bahan bakar itu. Kalau aku cermati artikel-artikel pendukungnya di Bobo edisi itu juga, maksudnya mulia banget. Tidak perlu disuruh pemerintah, tapi langsung bertindak, dan pasti dibiayai sendiri oleh Bobo to? Oya, bibit jarak pagar yang ditanam anak saya sekarang tingginya sudah 20 cm-an. Beberapa hari lagi, kata anakku, bibit itu akan dipindah dan ditanam di kebun. Alhamdulilah kedua anakku tidak tergoda untuk mencicipi biji jarak bonus Bobo, karena anakku memang sudah aku biasakan untuk tidak makan makanan yang tidak dikenal/biasa atau istilah Jawa- “nggragas”. Buat para orang tua aku sarankan untuk selalu dekat dengan anaknya. Prinsipku, kalau anak kita sampai ada apa-apa, kita sendiri yang harus disalahkan. Jangan pihak lain! Bukan begitu? Sibuuuuk boleh. Tapi bukan alasan untuk melimpahkan kesalahan itu pada pihak lain. Semoga Bu Indah bersedia mawas diri. Menyebarkan kemarahannya pada Bobo lewat milis-milis, aku pikir juga tidak bijaksana karena itu fitnah. Kenapa tidak datang ke kantornya, atau kirim surat resmi? Semoga ini jadi pelajaran bagi Bu Indah dan pihak Bobo.

  22. adz

    June 19, 2007 at 1:55 pm

    Yah….
    Secara gw sih bonus biji jarak itu bagus-bagus aja
    Mengenai apakah anak si ibu dalam surat complain diatas tanggapan saya :
    1. Majalah Bobo itu dibuat untuk anak yang sudah bisa membaca, kalo cuma suka sama bonusnya dan si anak blom bisa baca kan udah dibuat bobo kecil (bocil) untuk anak-anak ‘yang ga tau apa-apa’
    2. Orang tua saya sejak kecil bekerja dari pagi sampai sore, itupun harus bekerja lagi di sore harinya tidak membuat saya tidak mengerti mana yang bisa dimakan mana yang tidak. Karena orangtua saya mengajarkan membaca di awal perkembangan saya untuk dapat memahami sendiri apa yang sebenarnya baik dan buruk untuk saya, jika mereka khawatir toh mereka menyediakan pengasuh. Kalau ibu dan suami bekeja pastinya anda tidak akan tega membiarkan anak anada yang polos dan tidak tahu apa-apa itu tanpa pengasuh kan ???
    3. Justru banyak hal yang tidak bisa diajarkan oleh orangtua saya selama mereka tidak ada dirumah yang bisa saya pelajari saat membaca majalah Bobo ( saya berlangganan majalah Bobo sejak bisa membaca di usia 3,5 tahun samapi kuliah.
    4. Jangan samakan Bobo dulu dengan sekarang. Mungkin saat ibu-ibu kita masih kecil atau saat Kita masih kecil Bobo menyediakan banyak artikel-artikel fantasi, soal-soal pelajaran sederhana, bonus-bonus standar dsb
    Saat ini kita justrunya bangga Bobo ikut memacu standar artikel termasuk bonusnya esuai perkembangan zaman. Ga mungkin dunkz kita pengennya anak-anak kita stuck disitu aja ? Ditengan alam Indonesia yang makin sedikit menyediakan pohon-pohon seperti itu. Bobo justru membuat kita mengenal kembali/ memperkenalkan pohon-pohon itu dari tangan kita sendiri….
    5. Jangan jadi manusia eksternal deh…, jadilah manusia internal ( novel 5 cm ). Sebagai orangtua jika tidak siap dengan efek buruk bacaan yang anda siapakan untuk putra-putri anda jangan paksakan bekerja diluar brsamaan dengan pasangan sampai anda dapat memastikan kalau anak anda siap untuk ditinggal bekerja atau paling ga bekerjalah bergantian. Pilih bacaan yang tepat untuk anak anda, toh anda bilang anda pernah juga berlangganan bobo dimasa kcil anda . Masa dgn ngerti kalo itu bukan buat anak yang belom bisa baca. Cari dong yang sesuai untuk anak anda. Memilih bacaan yang tepat sesuai usia juga buki kalau anda perduli dengan anak anda. Lagian yang benar aja , masa umur 5-7 tahun belom bisa baca ??? Umur segitu baca tulisan arab yang keriting-keriting aja udah bisa deh kayaknya….
    6. Kalo semua makanan terasa hambar dilidah anda sedangkan orang lain banyak yang mengatakan itu baik-baik saja berarti yang bermasalah lidah anda. Begitu juga ini. Kalo orang lain banyak yang memuji keuntungan berlangganan Bobo dan sedikit yang bermasalah, berarti yang salah……???

Comments are closed.