Ear candling: Terapi Pembersihan yang Tidak Membersihkan

Ear candling, dikenal juga dengan terapi lilin. Lilin yang digunakan adalah lilin berbentuk tabung berdiameter kecil, yang telah direndam dalam beeswax atau parafin dan dibiarkan hingga mengeras. Sesuai namanya, terapi ini dilakukan dengan menyalakan lilin khusus yang diletakkan di liang telinga. Tentu saja 'pasien' harus berbaring miring ke satu sisi, sementara 'terapis' menyalakan lilin dan membiarkannya terbakar selama beberapa menit. 

Prosedur ear candling

Lilin dinyalakan. Lilin yang terbakar akan 'dijaga', dengan menggunakan semacam tusuk gigi untuk mempertahankan agar lubang di puncak lilin selalu terbuka selama proses berlangsung. Setelah lilin dimatikan dan disingkirkan, sebungkah kapas padat digunakan untuk membersihkan kotoran telinga yang nampak, dan seringkali diperoleh 'minyak telinga' (ear oil).

Beberapa praktisi meletakkan lilin yang masih panas itu di dalam semangkuk air, dan mengklaim bahwa semua yang ada di dalamnya -yang bukan beeswax– adalah kotoran telinga, kulit mati, residu obat, atau 'peninggalan' infeksi ragi di waktu lalu (yang kesemuanya belum ada buktinya).

Prosedur terapi ini mestinya menciptakan kehampaan ringan (hampa dalam artian tekanan udara di bawah tekanan udara atmosferik/ruang), yang dapat menarik kotoran telinga (earwax, cerumen) keluar dari liangnya.

Apa yang diklaim?

Sesuai yang saya lihat di televisi, terapi ini mengklaim mampu melakukan sesuatu pada sinus, membersihkan kotoran, melegakan, dan mengurangi sakitnya. Katanya pula, penderita sinusitis rongga hidungnya basah (??), dan terapi ini dapat membuka salurannya.

Terus terang saya kurang mengerti. Ya kata-katanya, ya klaimnya. Mungkin ini karena reporternya (yang menjalani terapi) yang bercerita, bukan terapisnya.

Beberapa pendukungnya mengklaim bahwa pengotor (impurities) dapat disingkirkan dari telinga bagian dalam, sinus fasial (rongga sinus di daerah wajah), atau bahkan otak (hah?!), yang kesemuanya entah bagaimana terhubung ke liang telinga. 

He? Ada kanal dari otak saya ke telinga? Astaga. Mungkin saya jangan terlalu keras belajar, menjadi pintar, dan berotak encer. Nanti malah meleleh ke luar dan saya rugi. Ups. Hiperbolik.

Dia mengatakan bahwa candling akan menyingkirkan ragi dan membersihkan sinus. Dia juga bilang, khususnya jika kita hidup di lingkungan perkotaan, candling akan membantu mengeluarkan banyak kotoran dan polutan yang dapat terakumulasi di dalam telinga. [Testimony of an injured victim]

Hampir semua paket pengarahan mengindikasikan bahwa telinga akan terasa hangat (tidak panas) dan pengalaman ini akan menenangkan, bahkan bagi jiwa.

Uji skeptis

Berikut adalah kutipan dari artikel tentang ear candling di Quackwatch:

Suatu pameran menggelar ear candling seharga $30. Orang-orang yang 'menjual' ini berkata bahwa pengisapan oleh lilin dapat 'menjernihkan pikiran dan sinus'. Saya bertanya-tanya untuk memastikan bahwa mereka benar-benar memaksudkan penjernihan tersebut secara literal, bahwa telinga adalah sebuah bukaan dari otak dan sinus. Seorang perempuan yang menjadi pelaksana menyatakan, "(Terapi ini) membersihkan seluruh kepala, otak, dan semuanya – mereka semua terhubung, kau tahu".

Candling dilakukan di meja depan kios, sehingga wajah-ingin-tahu orang yang menjalani 'terapi', yang telinganya ditancap lilin menyala, menarik perhatian banyak pengunjung. Selama proses berlangsung, campuran keabuan dari gumpalan dan lelehan wax dikumpulkan dalam sebuah piringan yang diletakkan di bawah lilin.

Campuran tersebut tidak tampak seperti lelehan lilin, namun tampilannya tampak meragukan. Pelanggan diberitahu bahwa campuran itu adalah pengotor yang telah disingkirkan. Dan banyak di antara mereka yang memamerkannya dengan bangga, membandingkan antara miliknya dan milik orang lain, serta memberikan komentar yang meyakinkan.

Untuk menguji ini, Rebecca Long, presiden Georgia Council Against Health Fraud, mencobanya di rumah usai menonton pertunjukan tersebut. Dengan bantuan seorang teman, arahan dari kemasan diikuti dengan cermat.

Ia temukan bahwa candling menghasilkan suara berdesis, yang mirip dengan suara kelomang yang didekatkan ke telinga, namun jauh lebih keras. Namun udara di dalam telinganya menjadi terlalu panas sehingga ia harus menghentikan percobaan.

Selanjutnya, dilakukanlah sebuah percobaan sederhana lainnya: membandingkan hasil kerja ear candling dengan dan tanpa telinga. Dua penyelidik menguji lilin untuk melihat apakah wax yang terkumpul setelah pembakaran seluruhnya berasal dari lilin atau juga mengandung wax yang keluar dari telinga.

Untuk melakukan ini, mereka membakar lilin dan menempatkan ujungnya: (a) di dalam liang telinga, (b) di luar liang telinga, sedemikian rupa sehingga wax yang menetes akan tertampung dalam semangkuk air, dan (c) di dalam liang telinga namun dengan tube penghalang, sedemikian sehingga memungkinkan kotoran telinga bergerak ke dalam tube namun menghalangi wax lilin bergerak turun (ke dalam liang telinga).

Uji ini memberi hasil bahwa semua residu yang terbentuk berasal dari lilin dan tidak ada kotoran telinga yang dikeluarkan. 

Ear candling's not working, my dear!

Karena wax bersifat lengket, tekanan negatif (vakum) yang diperlukan untuk menariknya ke luar rongga telinga haruslah sedemikian kuat sehingga dapat merusak gendang telinga pada prosesnya. Bagaimanapun, ternyata prosedur candling bahkan tidak menghasilkan kondisi vakum.

Peneliti yang mengukur tekanan menemukan bahwa tidak tercipta tekanan negatif selama proses candling terhadap relawan. Penyelidik yang sama telah melakukan candling selama 8 tahun dan menemukan bahwa tidak ada kotoran telinga yang dikeluarkan, dan wax lilin justru menumpuk di dalam telinga(!). 

Pernyataan bahwa liang telinga terhubung ke struktur di dalam gendang telinga adalah palsu. Liang luar telinga, beserta gendang telinga di dalamnya, tidak terhubung ke otak, sinus (yang menjadi target 'terapi'), ataupun saluran Eustachia (kanal antara telinga tengah dan bagian belakang kerongkongan).

Ada klaim yang menyebutkan bahwa gendang telinga berpori dan dapat melewatkan pengotor dengan cepat. Ini tidak benar. Pengotor yang terdapat di wax yang terkumpul tak lebih dari abu/sisa dari pembakaran lilin dan kerucut penyangganya.

Bahaya ear candling

Candling berisiko terhadap beberapa bahaya, dan yang paling serius adalah terbakar oleh lilin panas. Pembuat lilin mengklaim bahwa lilin mereka hanya akan menetes di bagian luar telinga. Dan anda bisa berkomentar bahwa itu merupakan kecerobohan praktisinya.

Tentu saja ada cara untuk menghindari masuknya tetesan lilin cair ke dalam telinga: posisikan lilin dalam keadaan mendatar. Tapi saran dari produsen ini terdengar konyol. Bagaimana bisa tercipta suasana vakum? Lilin yang mendatar tidak dapat menutup rapat liang telinga pasien yang sedang berbaring miring ke satu sisi.

Sebuah pendataan pada tahun 1996 terhadap 144 dokter THT menemukan bahwa 14 di antaranya didatangi oleh pasien yang terluka oleh 'terapi' lilin ini. Termasuk -setidaknya- 13 kasus luka bakar luar, 7 kasus liang telinga yang tersumbat lelehan lilin, dan 1 kasus gendang telinga yang rusak (bolong, perforated).

Dilaporkan oleh The London Free Press, harian Kanada. Seorang perempuan yang mengalami penyumbatan di hidung dan sakit telinga saat melakukan scuba diving pergi ke sebuah toko 'makanan kesehatan' dan dirujuk ke seorang praktisi candling yang 'diakui'.

Selama 'perawatan', ia merasakan sensasi terbakar yang kuat di telinganya. Di ruang rawat gawat darurat, usaha untuk menyingkirkan tetesan wax yang menempel di gendang telinganya mengalami kegagalan. Operasi dilakukan, dan ditemukan sebuah lubang di gendang telinganya, yang kemungkinan besar terjadi akibat candling.

Untungnya, perempuan tersebut pulih secara penuh dan pendengarannya normal kembali. Praktisi ear candling tersebut meminta maaf, memberikan kompensasi, dan berhenti melakukan praktik ear candling.

Sebagai penutup, inilah penjelasan dari Sandra Yemm, seorang praktisi ear candling, ketika ditanyakan tentang kasus rusaknya gendang telinga yang saya sebutkan tadi:

Ear candling doesn't remove the wax from one's ears. But she says that's not the point: "It doesn't matter whether it's being removed or not because you're going to get some harmony through the changing of the energies and perhaps that's all that's needed."

Very funny. Where do you perform the on-stage joke, ma'am?

Update [16 April 207, 10.30]: Pendapat dan pengalaman dari seorang 'pengguna' layanan ini dapat dilihat di sini, sebagai komentar atas posting ini yang dimuat di Wikimu dengan sedikit perubahan (judul diubah menjadi Dusta terapi ear candling). Sila ikut berkomentar di sana jika ingin.

Sumber:

104 Comments

  1. cakmoki

    April 16, 2007 at 2:31 am

    Bagi penjual, tawaran model beginian memang “harus” bombastis agar nampak meyakinkan. Konyol atau tidak, bukan soal, yang penting ada kata: otak, sinus, telinga, kotoran dan nyaman (kata penjual dan makelarnya). Menjadi persoalan ketika berhadapan dengan kenyataan destruksi, seperti kasus perforasi kendang telinga di atas dan sejenisnya.
    Mirip dengan booming “terapi ion” beberapa waktu yang lalu.
    Mengapa sebagian orang mudah percaya ya

    1. wied

      November 7, 2008 at 6:42 pm

      kata siapa semua itu bohong ? jangan suka suudzon deh, saya pernah nyoba terapi ini,setelah saya terkena infeksi telinga yang kluar cairan ampe bau,ke dokter emang sembuh. terus mau ada tanda tanda kumat lagi.nyobain terapi itu, eh enteng telinga saya, hidung saya yang suka tersumbat juga plong, jangan bikin coment yang tidak jelas sumbernya. Pembuat ear candle tentu saja dah melewati berbagai riset dan buktinya banyak juga yang merasa nyaman-nyaman aja setelah nyoba

      1. Lita

        November 7, 2008 at 7:17 pm

        Maaf mbak Wied, kalau saya boleh saran, sebaiknya anda membaca tulisan saya terlebih dulu sebelum memberikan komentar.

        Kalau mau, lho. Kalau ndak juga ndak papa. Tapi jadinya komentar anda nggak nyambung dengan tulisan saya 🙂 Cuma beberapa sentimeter di atas itu adalah sumber ‘komentar’ saya. Monggo dinikmati di sumbernya langsung.

    2. Rati

      November 8, 2020 at 12:26 am

      Assalamualaikum saya ingin berbagi pengalaman sedikit tentang terapi lilin ini . mohon dan tolong jangan lakukan lagi terapi lilin ini . sangat menyakit kan dan mengecewa kan .saya terapi lilin di salon tgl 7 November 2020 saya terapi berharap telinga saya membaik biar ngk terasa pengap. Eh malah tambah buruk , dan hari ini saya periksa ke THT tgl 8 November 2020 liang telinga saya didalam bernana dan merah terbakar rasa nya nyeri dan sangat sakit.😭😭😭😭 Nama saya Rati dan saya dari jambi

  2. adi wirasta

    April 16, 2007 at 8:37 am

    Lit, lu kok bisa sih nulis kayak gini? Bisa banget lu (alias, niat banget 😀 ).

    anyway, lu kok ga dateng ke nikahannya Jaffer ?

    1. Lita

      April 16, 2007 at 9:08 am

      Oh, niat jelas perlu, kawan. Kalo gak niat, gak bakalan selese hehehe…
      Terinspirasi tayangan pagi di T*ans 7. Bareng terapi lain yang ngga kalah dodolnya.
      Blogging emang ‘kerjaanku’. Bisa ngga bisa, harus bisa. Paksakeun, ceuk urang Sunda mah :p

      He? Jaffer? Doh, kayanya lupa, Di. Lagian, ntar dia bingung, kan kami gak saling ‘kenal’ (maksute ngomong langsung aja blon pernah, gitu lho), cuma tau doang. Rame, ya?

  3. nYam

    April 16, 2007 at 9:12 am

    ini gara-gara liputan pengobatan alternatif pas wiken kmaren kah? aku perna liat langsung. bengong saking ngerinya. cotton bud emang ga cukup ya?

  4. dewi, Aim for English - Manggarai

    April 16, 2007 at 9:14 am

    iya ya Cak,
    kenapa sebagian orang SANGAT mudah percaya
    gak pernah mempertanyakan apapun yang disodorkan ke mereka
    padahal logika semua orang punya.

    Okelah,kalo terapi ion dan ear candling mkn butuh probing sedikit sebelum dapet kepastian that they’re all hoax. tapi masa tahun 2007 gini masih ada aja yg ketipu sama dukun yg bisa menggandakan uang… duh, bangsaku!
    (ada di berita tv siang kmrn)

    ps: pengen kenalan ma cakmoki…

  5. Luthfi

    April 16, 2007 at 9:17 am

    pjg Bgt

    Jd agak males klo pagi2 bc ini

    *nunggu waktu makan siang*

  6. Arif Rahmat

    April 16, 2007 at 9:17 am

    Walaupun tidak berhubungan secara langsung, mungkin perlu dibahas juga mengenai kiat-kiat membersihkan telinga bagi yang masih normal (tidak sedang terkena penyakit). Setahu saya, salah satu fungsi cairan telinga itu adalah menjauhkan serangga yang tertarik ingin masuk ke liang telinga, sehingga tidak disarankan untuk membersihkan telinga sebelum tidur (takut serangganya dapat masuk dengan mudah). Kemudian, mengenai siklus membersihkan bagian dalam telinga menggunakan cotton bud, baiknya setiap berapa hari ya? Atau apakah setiap hari?

  7. tuti

    April 16, 2007 at 10:17 am

    Kalo ga salah, kata dr. THT ku, upacara membersihkan telinga itu justru ga baek, karna Allah itu dah membuat mekanisme tersendiri yang subhanallah hebatnya buat mengeluarkan kotoran telinga, dengan gerakan mengunyah aja, membuat kotoran telinga itu keluar sendiri, jadi justru tindakan terlalu bersih ‘dengan cutton bud’ itu yang membuat telinga lebih mudah berjamur, buktinya..makin sering dibersihkan dgn ‘alat pembersih’ itu..makin sering terasa gatal tu telinga, dan juga tindakan menusuk, memutar, menarik disekeliling telinga bag. dalam, malah bisa membuat kotoran itu semakin menjorok kedalam, serta bisa membuat ‘akik’ tu kotoran, yang pada akhirnya cuman dr. THT yang ketiban rejeki lagi..(sst..bukan pengalaman pribadi lo..)
    aku juga nonton tu acaranya, hehhehe..geli ndiri, palagi setelah baca tulisan ba..huahaahhahahahahha..ga nahan deh yg terakhirnya…bisa aja..

  8. Evy

    April 16, 2007 at 11:37 am

    Wadooh bener cak Moki bombastis banget.., hehehe klo banyak belajar otaknya meleleh lewat sinus frontalis ya.., yg banyak keluhan biasanya sinus maxilaris terapinya ga melalui telinga, tapi melalui hidung atau mulut, tergantung asal infeksi-nya. hmmm ada2 saja ya… caranya orang cari uang

  9. Lita

    April 16, 2007 at 2:29 pm

    Cak Moki
    Cak, mbak Dewi mau kenalan, tuh. Cieee cak dokter :mrgreen:

    Ironinya, semakin ‘terlalu bagus’, semakin meragukan.
    Saay suka slogan ‘kaum skeptik’: if it sounds too good to be true, then it is.
    Percaya karena ada yang ngaku sembuh/lebih sehat dong, cak.
    Kekuatan promosi dari mulut ke mulut kan besar sekali, toh? :p
    Apalagi kalau sudah tersugesti duluan. Definisi plasebo aja bisa ditolak :).

    nYam
    Iya, betul. Nonton juga, ya? Kebetulan banget, aku jarang nonton program itu.
    Mungkin karena cotton bud gak bisa nyembuhin migren, kali *ngasal*

    Dewi
    Kalau ditanya ‘mengapa’, mungkin jawabannya ‘karena ingin’. Dilatarbelakangi sikap skeptis terhadap ilmu kedokteran ‘biasa’, yang malah tidak bersikap skeptis pada pengobatan lainnya. Kurang adil, ya 🙂
    Lho kalau pembuktiannya kedengaran ‘ilmiah’ sekali, bagaimana mbak? ‘Orang pintar’ juga bisa jatuh ke dalam quack seperti ini.

    It does sounds convincing. The problem is; does the proof also as sound? As sound as the claim?
    Soal dukun-dukunan mah… nyerah, deh. No komen.

    Luthfi
    Kaya gak kenal aku aja. Ini kan bacaan ringan :p
    Mana komentarnya? Udah siang ginih.

    Arif Rahmat
    Kiatnya sudah diceritakan di ‘Keeping ears clean’, ya 🙂
    Kapan? Kalau terlihat kotor saja. Tidak perlu setiap hari.

    Tuti
    Membersihkan bagian luar tidak apa-apa, kok.
    Di ‘mulut’nya, yang mudah terlihat jika ada kotoran di sana, misalnya.
    Tapi tidak perlu sampai masuk ke liang.
    Kotoran dapat terdorong ke luar dengan sendirinya, seperti yang mbak ceritakan 🙂

    Ah, judulnya ngeles mah apa aja, deh 😉
    Gak bisa mengobati, tapi kan bisa bikin tenang huehehe…

    Evy
    He, kalau keluar lewat lubang hidung, bagaimana membedakan antara lelehan otak dan ingus? *eugh*
    Iya bun, dulu ketika sedang dapat ‘jatah’ sinusitis, pakai nose drop. Ditetes lewat hidung, lalu kepala ditengadahkan. Obatnya pahit. Weks :p

  10. Ule

    April 16, 2007 at 5:39 pm

    ayahku smp sekarang telinganya sering berdenging. dulu akibat naik pesawat, lalu something wrong dgn tekanan udara apaaa gitu. diperiksa ke THT bbrp kali, ternyata di telinganya emg ada yg menyumbat 🙁

    1. Yudi

      May 7, 2007 at 4:04 pm

      Bagi dong, gimana ngatasinya telingaku berdenging nih, kalu pakai obat, obatnya apaan
      thanks atas bantuannya

    2. Yudi

      May 7, 2007 at 4:05 pm

      Bagi dong resepnya, gimana ngatasinya telingaku berdenging nih, kalu pakai obat, obatnya apaan
      thanks atas bantuannya

  11. dewi, Aim for English - Manggarai

    April 16, 2007 at 6:46 pm

    “Dewi pengen kenalan ma cakmoki” hihi…
    it seemed like a natural thing to say since, i thought, it was still so early in the morning and my comment would be the second one after his. Gak taunya bayiku nangis melulu dan ngetik comment-nya jadi tersendat2. By the time i submitted the comment, there were already four comments between us. Jadi malu…

    Cakmoki fans beratnya Lita ya? Hayo ngaku…

    PS: Lit, gak pake “mbak” lagi ya. Enakan “Lita” aja. Umurku dikiiiit lagi 30. I gotta feeling that you’re younger than I am.

    1. Lita

      April 16, 2007 at 11:17 pm

      Ahahah… Aku MEMANG lebih muda daripada mbak, kok. Masa sih baru nyadar? 😀
      Aku baru 26 tahun bulan Maret ini, mbak *wink-wink*

      1. dewi, Aim for English - Manggarai

        April 17, 2007 at 9:42 am

        26? anak udah dua? walah.. kalah “setart” gw.
        Ngebut aah…. (gak ding…yang kemaren brojol aja belon keurus hehe..)

      2. dewi, Aim for English - Manggarai

        April 17, 2007 at 9:43 am

        26? anak udah dua? walah.. kalah “setart” gw.
        Ngebut aah…. (gak ding…yang kemaren brojol aja belon keurus hehe..)

        Eh, Met ultah ya. Aku akhir bulan april lho. Mo dirayain bareng? Katanya mo nge-date ama aku? *wink”

  12. ira

    April 17, 2007 at 12:53 pm

    gak nonton liputan trans7 nya…
    jadi gak kebayang itu kuping diapain sama lilin…

  13. cakmoki

    April 21, 2007 at 12:47 am

    Udah salaman koq, telapak tangan aja masih wangi *gaya tukul*

    @ Dewi,
    iya iya ngaku, fans berat dan fans setia Bu Lita 🙂

  14. cakmoki

    April 21, 2007 at 12:47 am

    Udah salaman koq, telapak tangan aja masih wangi *gaya tukul*

    @ Dewi,
    iya iya ngaku, saya fans berat dan fans setia Bu Lita 🙂

    1. Lita

      April 21, 2007 at 11:21 am

      Waduh cak, berat. Jangan diganduli, tho. Saya ini kurus je… :mrgreen:
      *ngumpet, takut ditimpuk bakiak bu Moki hihihi…*

  15. cakmoki

    April 21, 2007 at 12:49 am

    maaf, maaf, dobel saking semangatnya 😀

  16. salsabiela

    May 10, 2007 at 5:15 pm

    mbak, apa yang anda lihat di trans tv? saya kebetulan reporter trans tv penasaran aja itu liputan ear candling ditayang dimana..thanks yahh

  17. salsabiela

    May 10, 2007 at 5:17 pm

    mbak lita yang ear candling itu tayangan di trans tv yah..?Saya hanum reporter trans tv

    1. Lita

      May 10, 2007 at 10:43 pm

      Trans-7, mbak Hanum. Akhir pekan sebelum tanggal publikasi artikel ini.
      Masih satu payung ya 🙂

      Tayangan waktu itu juga mengangkat ‘terapi’ colon hydrotherapy, yang termasuk ‘health fraud’ di US dan Kanada.
      Karena itu saya terkejut sekali ketika dua ‘terapi’ ini dibahas di acara pagi akhir pekan, yang kemungkinan besar ditonton banyak keluarga.
      Semoga tidak banyak yang tertarik untuk mencoba.

      Tidak bermanfaat, jika tidak boleh dikatakan merugikan atau bahkan berbahaya bagi kesehatan.
      Semoga Trans Corp. (dan stasiun televisi lainnya juga) punya tim investigasi khusus mengenai metode terapi kesehatan sebelum menayangkan di programnya ya 🙂

      Tak kalah bahayanya, ada terapi dengan air raksa. Bahan beracun dan berbahaya ini dikabarkan dibubuhkan langsung pada jenis luka tertentu setelah sebelumnya diberi ‘doa’.
      Saya prihatin sekali.

  18. kiky

    May 12, 2007 at 2:59 pm

    hai mbak lita salam kenal ya…thanks banget artikel ini, dulu siy pernah sekali ikut ear candling/waxing ini, mau creambatch diajakin temen ke salon, terus ada paket ini…besoknya gue cerita ama bos gue, ihihihi, gue dicela “loe tau bankir geblek banget siy, kalo mau bersihin telinga ke THT, kan 80%nya dibayar kantor, aman lagi* hehehehh

    1. Lita

      May 12, 2007 at 3:14 pm

      *aduh maap, ngakak dulu mbak wakwakwakwak (ketawa donal bebek)*
      Jadi kalau mau terapi apa-apa gitu, nanya dulu di-cover apa ngga yak, ama kantor 😀
      Untung gak kenapa-napa ya, mbak.

      Sharing dong, gimana rasanya waktu di-wax ini?
      Beneran terasa “harmoni jiwa”, ya?
      Katanya kedengeran suara seperti berbisik, semacam suara gelombang statik (atau apalah itu namanya, yang di radio, di frekuensi ‘kosong’ gak kepake), seperti suara ‘laut’ kalau kita masang kuping di bukaan sea shell?
      *denger-denger doang nih*

  19. kiky

    May 16, 2007 at 7:38 pm

    hahahah, tadinya siy gitu mbak lita…kemakan rayuan di ‘crembathee’, katnaya bisa ilangin penyakit, sinus, jerawat, dan membersihkan telinga itu sendiri…yanh nyoba lah gue…
    ada stick kaya’ sedotan 30 cm, di taro tegak lurus ditelinga…sebelumnya telinga dibersihin pake’ “serum”, udah kitanya berbaring miring, ngga berasa apa2x siy…tapi tuh emang gue dasarnya males nyalon, BT aja 15 menitan nunggu tuh “stik” memendek karena terbakar…hihihihi

  20. azra

    May 17, 2007 at 10:07 am

    saya adalah salah satu penderita semi tuli.tadinya saya pengen coba trapi lilin untuk menyembuhkan telinga saya,karena saya udah nyoba berbegai pengobatan alternatif dan dokter tapi gak da hasilnya.sekarang saya jd ragu sama terapi lilin, neh.saya minta tolong,bisa beritahu dimana saya bs menyembuhkan telinga saya?

  21. Ketty

    June 2, 2007 at 12:28 pm

    Hueeek, salah neh baca posting ini sambil makan siang. Begitu selesai baca kenikmatan mie ayam ku sudah tidak tersisa. Terbayang kotoran telinga, hiek hiek. Kok ya ada orang yang mau diterapi beginian ya, sampe masuk tipi pula.

  22. Hasan

    June 10, 2007 at 6:32 am

    Saya masuk ke page ini setelah googlling after nongton di Trans TV tadi pagi (atau siang) tentang pengobatan alternatif. Kemungkinan besar ini re-run dong yah melihat postingan di atas yg sudah dari bulan April. Nyokap gua sudah tuli sebelah dan yg satunya sudah turun drastis pendengarannya. Makanya nyari2 pengobatan selain alat pendengar yg bisa membantu.
    So . . . back to square one dong gua dalam proses pencarian. Karena dari beberapa dokter THT tidak bisa memberikan solusi lagi.

  23. Bandi

    September 10, 2007 at 9:19 am

    Makasih artikelnya bagus banget. gimana yach tuk ngatasin telinga biar klau naik pesawat gak sakit, jadi agak trauma nich gara2 klau naik pesawat telinganya sakit. sebelumnya makasih atas saranya. salam

    1. Lita

      September 10, 2007 at 10:19 am

      Pertama: tutup telinga.
      Kedua: makan. Maksudnya adalah menyibukkan mulut. Dalam keadaan mengunyah, saluran Eustachia akan tetap terbuka sehingga mengurangi rasa sakit akibat perbedaan tekanan udara antara di luar dengan di dalam rongga telinga (di sebelah dalam gendang telinga).
      Kalau tidak lapar ya… permen karet saja untuk orang dewasa. Bayi bisa disusui, sedangkan anak yang lebih besar bisa diberi camilan atau minum.

  24. solomon

    October 19, 2007 at 4:35 pm

    OJO’ SU’UDON GITU LHO

  25. Uncle Sam

    November 9, 2007 at 8:18 pm

    Apa yang dibilang amesirika percaya?. Apa yg tidak menguntungkan bisnis parmasi dan bisnis medikal mereka yang paling muahal seantero jagat (walaupun negara maju dan kaya), Mereka katakan fraud n danger, dan mereka teror. Didalam ketakutan masyarakat mereka mengkonsumsi segala produk parmasi walaupun mahal dan berefek samping. (referensi: SICKO by Michele Moore)

    Kalau ada yg murah dan berhasil knapa engga. Setiap orang kan berbeda ada yg berobat kedokter habis puluhan juta ga sembuh2 eh ke alternatif sekali sembuh.

    Kita harus ingat yg mberi penyakit dan sehat kan Allah sang zat maha agung, kita hanya berikhtiar.

    Raja namrudz mati karena nyamuk ditelinganya. knapa bukan lilin.

    1. Lita

      November 10, 2007 at 8:24 am

      Sebetulnya saya kurang mengerti, apakah anda bermaksud setuju atau menyanggah tulisan saya. Karena metode ini dipromosikan oleh ‘orang amerika’ dan disanggah oleh ‘orang amerika’ juga.

      Tidak terlalu masalah bagi saya siapa yang berkata. Lebih penting isinya. Apakah kalau orang Indonesia yang berkata, lalu saya harus percaya? Lalu kalau orang Amerika yang berkata, saya harus tidak percaya?

      Jika memenuhi logika dan benar adanya, ras dan kebangsaan tidaklah penting. Betul, kita hanya berikhtiar. Jangan lupa, berikhtiar tetap perlu kerja otak, tak hanya ‘percaya’ belaka. Kepada siapapun itu, walau tak semua dapat dinalar otak.

  26. isa

    November 11, 2007 at 7:17 am

    hoin ke e-mailku ya…

  27. pipit

    November 25, 2007 at 8:27 pm

    ya ampun aku ga tau loh klo ternyata terapi ini lebih membahayakan diri kita daripada manfaat yang didapet.
    tadinya aku tuh ngebet banget pengen nyobaini terapi ini karena aku sendiri ngerasa telingaku agak2 ga beres dan aku pengen banget refreshin otak..karena bingung cari tempatnya dimana makanya aku carilah di internet dan akhirnya aku menemukan semua tulisan2 tentang ear candling yang kebanyakan berisi tentang bahaya2nya ear candling drpd manfaatnya.memang secra nalar bener jg.
    gila bgt,dan kasian bgt ma mreka2 yang telinganya rusak gara2 ini..

  28. mada

    December 24, 2007 at 9:24 am

    Saya ga sangka… ternyata terapi-terapi yang disiarkan di TV tidak semuanya betul bermanfaat.

    Tulisan ini sangat informatif, agar kita sebagai orang awam tidak terjebak dengan banyaknya tawaran promosi program TV yang bisa dibilang “menyesatkan”.

    Mudah-mudahan kita bisa berikhtiar tapi perlu kerja otak, tak hanya ‘percaya’ saja kepada siapapun itu, walau tak semua dapat dinalar otak (mengutip pernyataan mba Lita).

    Sekali lagi thx mba Lita.

    MADA
    Entrepreneur at Heart and Soul
    http://www.mahadaya.com

  29. Rhino

    January 8, 2008 at 8:54 pm

    Waduh, terima kasih infonya mbak. Hampir saya mau coba terapi ini gara-gara liat tayangannya di TV. Setidaknya ini membaut saya berpikir beberapa kali untuk itu. Memang sekarang serba susah. Beginilah kalau sektor pelayanan publik seperti kesehatan diserahkan sepenuhnya sama swasta. Orang cuma berpikir keuntungan dari penyakit orang lain. Thks again…

  30. Rhino

    January 8, 2008 at 8:58 pm

    Terima kasih infonya. Hampir saya mau coba terapi ini kaerna liat liputannya tadi pagi. Setidaknya jadi bahan pertimbangan untuk itu. Beginilah kalau sektor pelayanan publik diambil alih sepenuhnya oleh kepentingan bisnis. Mereka cari berbagai cara untuk meraup uang dari orang yang butuh pelayanan medis.Thks again…

    rhino

  31. riko

    January 10, 2008 at 3:20 pm

    thanks ya untuk infonya. tadinya saya mau coba untuk mama saya karena pendengaran mama saya agak terganggu. ditunggu info lainnya. Tuhan memberkati

  32. yuni

    February 28, 2008 at 4:24 pm

    telingaku tu ma idung kompak bgt mba….klu idung pilek telingaku jg rasanya pilek (alias kurang denger/sinus)tp cm yg sebelah kiri…klu da kumat rasanya tuh bener2 ga nyaman…..n sakitnya bukan maen….qra2 bs ikutan terapi lilin ga?kata dkter se wktu cek ga blh kna udara dingin gitu…skr pan musim dingin…bagi alamatnya u terapi donk….

  33. Deddy

    March 20, 2008 at 9:41 am

    Dimana sih alamatnya untuk mendapatkan terapi telinga ini?

  34. Zamzam R

    March 24, 2008 at 10:58 am

    Dear All,

    Confirm, saya juga baru aja ngejalanin teraphy tersebut, ternyata ga effective, untungnya baru sekali.
    Anyway thank’s buat infonya

  35. susi

    July 16, 2008 at 8:55 pm

    jujur saja sy sangat tertarik sampai2 nyari alamatnya,karena d situ disebutkan bs menghilangkan stres,migran,dll.kebetulan sy penderita migran yg menahun.tp setelah sy baca terapi itu sangat membahayakn,sy jd ngeri dan takut. tapi kenapa yah? kok masih ada yang buka pengobatan itu,apa si terapis gak tau akan bahayanya atau emang tau tapi demi uang orang celaka juga tidak apa2.

  36. mr. right

    October 31, 2008 at 11:29 am

    wah boleh juga artikelnya, cuma maaf nih, kok kalau saya baca kayanya negatif banget sih??? kan setiap obat pasti ada dampak negatifnya, tolong dong di ekspose dr sisi positifnya jadi artikelnya balance, saya bukan bela siapa2, tapi please kalau cuma bikin artikel yang bunyinya negatif saya rasa semua orang bisa tapi kalau positif??? itu yang susah, apakah anda pernah membuktikan benar2 atau pernah mencoba? kebanyakan anda cuma menyadur artikel tuh,… (no offense) saya juga bisa? atau kalau memang benar2 tidak aman kenapa pemerintah tidak melarang? minum obat aja bisa alergi, jadi… pikirin lagi sebelum nulis apa2 ok.. kasihan orang yang memang benar punya niatan mau nolong atau mau sembuh…
    salam

    1. Lita

      October 31, 2008 at 1:45 pm

      Mr. Right, sudahkah anda baca disclaimer saya?
      Blog memang media subyektif, jika anda ingin mendapatkan informasi yang (memang diwajibkan untuk tampil) berimbang, anda bisa mendapatkannya di media massa 🙂

      “Jika memang benar-benar tidak aman kenapa pemerintah tidak melarang?” Mr. Right, anda sudah berapa tahun hidup di Indonesia? Seperti tidak tahu saja keadaan negeri ini 🙂
      Sudahkah artikel-artikel yang saya jadikan rujukan dibaca? Jika tidak dilarang di sini, setidaknya di beberapa negara maju praktik ini dikecam keras oleh praktisi medis dan ilmuwan yang peduli.

  37. Dinda

    November 24, 2008 at 9:57 am

    Ibu saya pada hari minggu 23/11/08 ditawarkan terapi lilin untuk membersihkan telinga di klinik perawatan / salon Valenti Jl. Dr.susilo T.Karang Lampung. Gulungan kertas berlilin dinyalakan terus ujung satunya ditancap di liang telinga (posisi tidur miring, telinga diatas yang diberi kertas). Cuma sebentar (2 menitan), api di kertas lilin mencapai garis tertentu, api terus dimatikan, dan gulungan dibuka. Terlihat ada kotoran kuning . Kata mbak Mery (terapisnya) itu kotoran telinga ibu saya yang keluar. Dan terapi diulang untuk telinga satunya lagi dengan cara dan posisi yang sama. Hanya dalam waktu kurang dari 5 menit, terkumpul 2 keping kotoran telinga (katanya). Terapi selesai dan ibu membayar 25 ribu.
    Otak saya berpikir keras. Bagaimana mungkin posisi kotoran dalam kuping dapat berjalan keatas menuju ujung kertas terbakar (melawan gravitasi), hanya dengan adanya sedikit asap dari kertas terbakar tadi. Vacum mechanism ? Dari mana bisa vacum sedang gulungan kertas ujungnya terbuka.
    Saya merasa dikibulin berat. Ini akal-akalan nyari duit yang sekaligus membodohi saya. Sebab paginya ibu saya merasa telinganya gatel dan mengambil cotton bud, lalu mengorek telinganya, dalam waktu kisaran detik terkorek kotoran telinga yang berwarna kekuningan. Siangnya ibu saya ke poliklinik kantornya, untuk periksa telinga dengan alat teropong telinga. Dokter mengatakan bahwa kotoran di telinga ibu masih banyak dan perlu dikorek keluar.
    Jadi apa yang dibilang oleh terapis telinga kemarin ya…
    Kalau logika saya sih, itu lilin yang uda ada disitu sejak awal, dan akibat ujung satunya dibakar, maka menyebabkan menjadi berwarna sama dengan kotoran dan terapis bilang itu kotoran dari bawah keluar . Ah…saya kena kibul.
    Bodo bener saya. Kenapa mau bayar 25 ribu untuk jasa yang boong begini ?
    Dengan cerita ini saya bermaksud memberi tahu semua bahwa jangan pernah mau jika ditawari terapi seperti ini di salon-salon. Korek aja sendiri telinga kita dengan cotton bud, beres deh.. gak perlu bayar 25 ribu. Mending kalau punya duit segitu diamalkan aja ke anak yatim makan

    Gitu ya…

  38. Terapi Ear Candle True or Not ? | SatuDetik.Com Hi Tech News Portal

    November 26, 2008 at 3:03 am

    […] Setelah surfing mencari informasi lainnya mengenai ear candle ternyata terdapat kontroversi tentang manfaat ear candle ini, salah satunya adalah Lita di blognya mengulas tentang ear candle terapi pembersih yang tidak membersihkan dari ulasan Lita saya menyimpulkan bahwa ear candle sebetulnya tidak memberikan manfaat apapun bahkan beresiko sumber ulasan didapat dari beberapa sumber review situs luar seperti disni : […]

  39. White Lilye

    December 25, 2008 at 1:02 pm

    Just for share my experience

    Gw punya pengalaman mengenai ear candle, anak gw yg baru 3,5 th bangun pagi tiba2 nangis, katanya telinga tuli & berdenging. Gw periksa pakai senter ternyata kotoran di telinganya ajubilah banyaknya, rupanya baby sitter nggak pernah bersihin. Gw coba bersihin sendiri pakai scoop telinga cuma berhasil di pinggirnya aja sedangkan yg di tengah sepertinya sdh membentuk plug, ketika gw coba ambil malahan makin masuk. Kemudian gw ingat waktu pijat refleksi ada iklan ear candle, gw sempet tanya wkt itu katanya untuk bersihin telinga. Akhirnya gw browsing di internet & ada jasa ear candle yg datang ke rumah. Singkat kata, anak gw di ear candle & setelah lilin dimatiin & dibuka banyak kotoran seperti kotoran telinga termasuk yg berbentuk plug juga terangkat. Gw setengah nggak percaya, gw ambil, gw cium & baunya memang kotoran telinga. Trus gw ambil lagi baterai, gw lihat di lubang telinga anak gw sdh bersih, akhirnya gw percaya. Gw tanya ke anak gw, gimana telinganya apa sdh bisa dengar jelas lagi? Ternyata dia sdh bisa dengar normal & tidak mengeluh lagi.

    Trus gw coba sendiri di terapi, memang telinga kanan gw rada kurang sensitif di banding yg kiri. Setelah terapi ternyata telinga jauh lebih tajam. Saat terapi sy tidak merasakan panas atau ada alunan suara laut tetapi memang ada sedikit sedotan ke dalam telinga.

    Satu minggu setelah ear candle, gw cek lagi telinga anak gw, kotoran sdh muncul lagi tp masih dlm kategori normal sehingga tidak perlu dibersihkan bahkan dgn cotton bud sekalipun.

    Prinsipnya klo mo ear candle memang nggak boleh sering2, karena itu yg berpotensi menyebabkan penyumbatan dari lelehan waxnya. Tapi klo mau aman ya mungkin bisa dilakukan sebulan sekali sehingga waxnya bisa keluar lewat kontraksi otot sekitar wajah.

    Itu pengalaman gw pribadi. Klo gw amati mungkin negatif cases yang terjadi ada beberapa sebab :
    1. Salah pemilihan terapist – jika terapist tidak berpengalaman maka bisa menyebabkan potensi insiden maupun salah penggunaan / informasi.
    2. Salah penggunaan – digunakan terlalu sering bahkan mungkin setiap hari.
    3. Pemilihan ear candle – yang gw pakai tidak menggunakan batang korek / benda tajam apapun & hollow stick yang dipakai di dasar ear candle sangat pendek (7 mm panjangnya & besarnya > 5 mm sehingga potensi untuk masuk ke dalam telingga hingga menusuk ke gendang telinga tidak ada, krn lebih besar dari lubang telingga kita.
    4. Lingkungan saat terapi – saat terapi sebaiknya di tempat yang tidak terganggu oleh orang lain sehingga saat terapi lebih konsentrasi & menghindari insiden.

    Smoga sharing ini bisa bermanfaat.

  40. nazhifa az zahra

    April 1, 2009 at 2:51 pm

    saya setuju dengan White Lilye, tadinya saya ngeri baca2 coment di atas, namun setelah baca tulisan Ehite lilye saya agak merasa tenang, karena setelah mencoba ear candle tersebut, saya merasa agak plong telinganya, karena saya sempat mengalami batuk, dan karena batuknya keras, akhirnya telinga saya agak berdengung, dan saya coba dengan obat telinga, ternyata malah tambah mendengung, dan saya disrankan oleh seorang teman untuk menggunakan ear candle, ternyata lumayan enak, teman2ku juga memakai, kata mereka enak dan tenang, ya kita menggunakan gak usah terllau sering cukup beberapa bulan sekali, karena apapun yang namanya terlalu berlebihan itu tidak baik kan?

  41. kwek

    April 26, 2009 at 5:53 am

    aku sempet tertarik juga sih sama terapi ini
    gara2nya kupingku dulu pernah sakit krn keseringan renang
    trus kata dokter airnya masuk kuping
    air yang ga steril alias kotor itu trus lama ngedon di telinga
    katanya si di bag telinga yang bentuknya kaya cekungan gitu
    trus jadi infeksi n sakit
    setelah berobat emg udah sembuh tapi kayaknya belum tuntas
    sekarang kalo renang aku pake earplug
    tapi kemaren pas pake earplug telingaku malah tambah sakit
    tapi yang sebelah kiri doank
    heran deh, pdhl sebelumnya gapapa
    mungkin ga sih lubang luar telinga kiriku ini lebih kecil drpd yang kanan?
    aku mikir gitu soalnya telinga kiri sakit pas earplug dipake sementara yang kanan ga sakit
    krn itu aku cari alternatif pengobatan selain dr tht
    tapi sekarang kayaknya berubah pikiran deh
    mending nyoba ke dr tht dulu

  42. selvy

    May 13, 2009 at 7:58 pm

    gue kapok ear candle, kata dokter THT gendang telinga gue bengkak dan radang gara-gara terakhir gue ear candle yg kerjainnya nggak profesional, sekarang gue masih harus kotrol ke dokter THT dan makan obat utk sembuhin gendang telinga gue ini.Kata dokter THT gue ear candle di amrik sdh dilarang.

  43. unique

    July 26, 2009 at 11:09 am

    saya baru browsing dan lihat situs ini..
    sebenarnya, saya sudah mencoba dan ternyata terapi lilin ini benar-benar bekerja,.
    saya lihat kotoran kuping saya sendiri, karena setelah diterapi, lilin tersebut di gunting dan dibelah , dan ternyata kotoran saya begitu banyak. saya tidak merasa ada efek samping, dan saya justru merasa telinga saya lega. saya lihat lilin yang digunakan oleh orang lain, dan ternyata ada kotorannya juga dan berbeda jumlahnya dari kotoran telinga saya.

    jika belum mencoba, tidak perlu berbicara yang tidak-tidak. tanya kepada yang memang ahli di bidang ini. apapun akan dilakukan seseorang untuk mencari kejelekan suatu produk untuk mempromosikan produk yang dimilikinya.
    trims.

    1. Lita

      July 27, 2009 at 8:13 pm

      Saya tidak berjualan apapun dan tidak memiliki ‘conflict of interest’ untuk topik ini.
      Sudah dibaca baik-baikkah tulisan (rangkuman) itu? Yang menggagalkan klaimnya adalah praktisi terapinya sendiri, kok. Saya tak perlu berbuat apa-apa untuk menjelekkan terapi ini.

  44. babeguea

    August 19, 2009 at 1:00 pm

    wow… berbahaya tuh? td’na tertarik, setelah membaca malah jadi takut.
    hahahaaa…

  45. zzz zzz zzz

    February 3, 2010 at 7:37 am

    kayaknya kl mo nyoba2 mending ke therapist deh jangan ke salon or sendiri.
    Yg di acara trans7 yg mana ya.. apa yg bawa acaranya si komeng, abdul, ma cewek bule bukan? gw jg nonton siy yg itu, tp kl g salah malem..(lupa dah lama siy). kalo di situ gw liat kyknya therapisnya bener2 ahli. Paling gak dia dokter kl ga salah, jadi tau anatomi telinga. Kalo org2 salon kan mana tau bener telinga dalemnya apa aja.
    Jadi kalo gagal mungkin bahan ear candle-nya yg ga bagus or terapinya yg salah metode.
    Gw baca testimoni ibu2 yg buat ngobatin anak2 mereka pada berhasil ya, Jadi kalo yg mo nyobain terapi nya coba aja tanya mereka pd ngobatin dimana.
    Tadinya gw juga mo nyobain sendirian, tp takut ada kenapa2 ky di tulisan mba Lita.
    Gw rasa tulisan ini cuman mengungkapkan sisi lain dari pengobatan ear candle yg ga dilakukan secara hati2.
    Pengobatan apa pun kudu tau kondisi medis si pasien.
    Lu pade cewek2 aja kalo mo facial kan lebih milih ke dokter kulit drpd di salon. ya gak?

  46. mona

    February 19, 2010 at 1:02 pm

    thx banget a/ infonya mbak. aduhh..saya hampir beli loh, ada yg jualan d FB. trs sy coba google & setelah baca + ada alasan ilmiah sy jd percaya. thx banget ya

  47. kaoru

    March 14, 2010 at 10:08 am

    nice info bneran mbak, saya hampir j mw nyoba, cz telinga saya kok kadang suka sakit, ini kejadian pas ikut kerja yang kerjanya keliling-keliling gtu… katana kalau ke THT malah bahaya, karena telinga ‘dimasuki’ alat-alat gtu? bner gak mbak?

  48. Lita

    March 14, 2010 at 8:00 pm

    Ya tergantung operatornya, dong. Kalau tahu apa yang diperbuat dan memang ahlinya, membedah juga ‘tidak apa-apa’ kalau perlu, kan?
    Jadi pertanyaannya adalah tentang indikasi, efektivitas dan urgensi.

    Ibaratnya, untuk anak kecil, bros kecil juga bisa jadi bahaya. Tapi untuk tentara, pegang senapan ya biasa saja. Dia tahu bagaimana seharusnya menggunakannya.

  49. mary

    March 30, 2010 at 2:57 pm

    kayaknya sy harus berbgi pengalaman saya sekitar 2 minggu yang lalu, yang sampai hari ini sy msh hrs minum obat n merasakan nyeri n gatel di telinga.
    Sebaiknya pikir2 dulu n banyak baca artikel yg memuat tentang ear candle ini……krn sy baru aja mengalami pengalaman buruk dgn ear candle.
    sepulang dari salon yg memberi perawatan ear candle pada sy tersebut…telinga sy terasa sangat gatal n nyeri…
    sy langsung ke dokter THT…n setelah di periksa…liang telinga bag dalam meradang disana sini…..
    saya harus minum beberapa obat n ga boleh bersihkan telinga selama seminggu…
    n ketika sy tanyakan k dok spesialis THT tsb tentang ear candle….pak dokternya bilang klu d dunia kedokteran..khususnya telinga…ga pernah disarankan membersihkan telinga dengan ear candle….secara relinga kt sdh diciptakan untuk memiliki lilin yg ada d rongga telinga yg berfungsi mengikat debu kotoran n mencegah masuknya bakteri…
    dengan kata lain lilin tsb ga bole di buang dengan ear candle.
    klu kotoran yg menumpuk banyak yak normal…sebaiknya minta bantuan dok.

    so…save your money n your ears from ear candle minded !

  50. wahyu budi

    March 30, 2010 at 8:49 pm

    belum pernah pake..pgn coba ahh….

  51. dian

    April 6, 2010 at 6:50 pm

    sharing jg, informasi tentang ear candlenya tidak lengkap tuch, ear candle yang saat ini banyak di pasaran memiliki tatakan agar abu lilin ti8dak jatuh kemana2, selain itu ear candle dibuat bukan pure dari lilin tapi lilin tissu yang telah dilapisi lilin, ditengahnya terdapat busa/ saringan sehingga lilin tidak bisa masuk ke dalam telinga.
    oh ya, keponakan saya sebelum rajin melakukan terapi ear candle dia wajib setiap 3 bulan membersihkan telinga ke THT (harga sekali ke spesialis THT 300 ribuan) tapi setelah dia rajin terapi ear candle setiap 1 bulan 1 kali, cost untuk ke THT tdk ada lagi tuch, malahan sekali waktu kita cek ke THT (untuk meyakinkan) ternyata dokter langganannya terkaget2 .. kotoran telinga yang keras mengendap tidak tampak lagi.
    ini nyata lho … terapi ear candle ini sudah ribuan tahun yang lalu di lakukan orang indian (tentunya ada manfaatnya ..) coba anda baca tentang pengobatan2 kuno dech!! saya sekedar sharing saja ya …

  52. agus.ajah

    April 10, 2010 at 9:13 pm

    TOLONG I please kuping gua tungitis alias berdening caranya supaya sembuh gimana yah, dokter bilang bisa jadi sebab syaraf teingga di bawah rumah siput yang bermasalah please banget mbak, bro, and mas mas yang baik help me

  53. herry

    May 12, 2010 at 11:38 pm

    sebaiknya jangan pernah mencoba terapi ini. Setelah saya nyoba iseng terapi lilin, kuping mendengung hampir satu bulan, beberapa dokter THT saya kunjungi, kesimpulannya justru memojokkan saya. Gara-gara pngen coba terapi ini, saya banyak merogoh berlipat-lipat uang untuk kesembuhan kuping mendengung setelah terapi ear candle.

  54. Hackzans

    May 17, 2010 at 6:29 pm

    Apapun yg orang lakukan selama idak ada keluhan ngapai dipersoalkan???
    kecuali merugikan baru kita laporkan ke yg berwajib…toh sampai saat ini belom ada laporan kerugian dari ear candle….. yg penting Usaha Halal.

  55. Lita

    May 21, 2010 at 8:37 am

    @Hackzans: Kalau memang tidak ingin membaca tulisan saya secara menyeluruh, tidak apa-apa. Tapi anda berkomentar begitu sementara orang-orang yang menulis komentar sebelum anda berkeluh dan dirugikan.
    Kalau tidak ingin berkomentar, kenapa dipaksakan?

    Jadi halal dalam artian tidak pakai barang haram walaupun merugikan tidak apa-apa?

  56. dealovaster

    June 23, 2010 at 8:15 pm

    berdasar pengalaman pribadi dan tmn2 yg udah nyobain,stlh pake ear candle semua oke2 aja g ada keluha,mungkin balik lg ke cara pemakaian,intensitas pemakaian,,jaman skrg persaingan usaha keras banget dan kadang survey tu tertentu aja…whatever tidak perlu berlebihan menanggapiny…

  57. Muhammad Nur

    July 6, 2010 at 9:38 am

    mbak, saya punya anak umurnya 10 th, kondisinya sama dengan COMMENT nya AZZA, tolong di komentari atau suggest nya gimana?, tq

    1. Lita

      July 6, 2010 at 11:07 am

      Bapak, saya tidak berwenang untuk membantu diagnosa (atau yang sejenis itu).
      Saya merasa kewajiban saya adalah untuk mengatakan/menceritakan kembali tentang ini, selebihnya (tentang penanganan masalah) sila berkonsultasi dengan pihak yang berwenang & lebih berilmu 🙂

  58. fitra romika

    August 29, 2010 at 11:20 am

    af1 mbak lita ane mau nanya nih,kira kira bahaya dr aer cendel itu apa yah dan aer cendel itu terbuat dr apa.krn ane ada teman yg menjual aer cendel jd kalau kita tau bahaya dr itu kita bs menjelaskanya ke teman 2 syukron.

  59. yulfan

    September 8, 2010 at 8:33 pm

    3 bulan lalu saya mencoba ear candle, kalau menurut saya pribadi, hasilnya memuaskan, karena waktu pulang saya coba dengan cotton bud, telinga saya bersih sekali, sampai hari ketiga. padahal biasanya telinga saya setiap hari selalu ada kotoran kuning. tapi tentu saja hal ini kembali kepada keahlian terapis, jenis ear candle. kalau menurut saya biasanya dokter tht tidak akan merekomendasikan hal ini (dengan berbagai alasan baik yang subjektif maupun objektif)

  60. maik

    September 24, 2010 at 7:12 pm

    Tulisan Mbak Dian Bisa Mbak Lita Komentari…Trmksh

  61. Lita

    October 9, 2010 at 8:30 am

    Sdr. Maik, saya rasa semua yang bisa saya katakan sudah cukup.
    Sumber lain yang lebih berkompeten juga dapat berkomentar tentang hal ini.
    Dan pembaca bisa menyimpulkan sendiri 🙂

  62. Dianda

    November 22, 2010 at 1:20 pm

    Pertama kali saya mencoba ear candle..rasanya seperti ada sensasi..Saat itu saya hanya ingin tau dan penasaran saat melihat tentang ear candle di tv; Sebelumnya untuk telinga biasa saya memakai H2O2 (hidrogen peroksida) 3% yang biasa dijual di apotik (ini berdasarkan saran seorang teman yang dokter). Memang menakjubkan ada begitu banyak kotoran, ketika saya membuka lapisa akhir kertas. Kali kedua, saya ingin mencoba lagi karena saya telingan masih gatal. Namun yang terjadi, ketika saya ingin melepas lilin tersebut, ujung plastik yang ditaruh di lubang telinga tertinggal dan masuk ke dalam. Wah’ agak panik juga saya..Alhamdulillah, usaha suami berhasil mengeluarkannya. Sejak saat itu, saya dan kel tidak ingin mencoba lagi (trauma) dan kembali memakai H2O2 untuk membersihkan telinga karena lebih aman dan lebih bersih..

  63. slash

    November 28, 2010 at 6:54 pm

    maaf mbak, mbak kok bisa menyimpulkan n menjudge sebegitu jauhnya apakah anda seorang dokter / punya ilmu kesehatan,,,,?trims

    1. Lita

      December 1, 2010 at 9:41 am

      Silakan dibaca saja tulisan-tulisan acuannya. Ahlinya sudah bicara, saya merangkum saja. Praktisinya sendiri sudah berpendapat demikian.

  64. yoshi

    January 23, 2011 at 4:16 pm

    ia beneeer gw salah satu korban nih

  65. riverscuomo

    January 23, 2011 at 4:17 pm

    sebenarnya dalam blog di sahkan saja bila penilaian bersifat subjektif.
    semua penulisan dan rangkuman yang di pasang bila di lihat dari sisi negatifnya saja ya sah sah saja di pasang oleh perangkum.

    tendensi dibalik nya bisa dan bebas saja di artikan sebagai kebaikan atau keburukan, tergantung persepsi kita semata secara individual.

    saya pribadi sudah mencoba ear candle, saya melakukannya sendiri tanpa asistensi. saya juga awalnya mikir di kibulin, namun kenyataannya kepala saya jauh lebih enteng. angin yang seperti mengumpul di jalur telinga dan tenggorokan jauh berkurang. dan testimoni yang sama juga saya dapat dari teman dan keluarga yang memakai produk yang sama. padahal logikanya emang aneh kalo kotoran telinga bisa di vakum dengan earcandle, tapi kenyataannya.. bener, secara subjektif menurut pengalaman saya yang telah merasakan sendiri, hal itu membantu kondisi saya.

    sekarang kembali saja ke masing masing. silahkan di simpulkan dan diambil tindakan menurut cara pandang anda sendiri-sendiri.

  66. eddy

    January 23, 2011 at 4:17 pm

    aku dan istriku baru aja coba sih 6 jam lalu,dan hasilnya baik2 dan enakan. kalo yang punyaku menghasilkan banyak kotoran kuping karena kotoran telingaku jenis kotoran kering hasil dari sepasang pembakaran punyaku beda yang kanan krn waktu pertama kali coba ngak terlalu menancap hasilnya kotorannya dikit,kalo yang kiri krn menancap dengan rapat kotorannya banyak sekali. kalo punya istriku jenis kotorannya basah dan kedua lilin hasil pembakaran milik istriku semuanya ada semacam lendirnya begitu. dan aku tanya istriku merasa agak enakan setelah pakai dan terasa banget kotorannya tersedot keluar waktu proses pembakaran itu. selain itu aku lihat di pasaran ada banyak banget merk dari ear candle, aku beli yang 10rb dapet sepasang di delta plaza merk indian. ujungnya ada plastiknya tumpul sehingga teling tidak terluka waktu di masukan didalamnya ada lapisan spon cukup tebal warna kuning yang memiliki struktur mirip sarang lebah yang mencegah tetesan lilinnya masuk kedalam telinga. jadi merk/produsen ear candle itu sendiri juga memiliki pengaruh terhadap hasil akhir.karena hasilnya positif aku berencana membeli lagi dalam jumlah banyak buat cadangan dipake sendiri.

  67. Endah Hidayat

    January 23, 2011 at 4:27 pm

    bener guk sich ear candle guk bahayya n bisa ngilangin pnyakit migrain n pusing…???
    tp kya ngeri gtu liat’y juga…

  68. dewi

    January 30, 2011 at 6:19 am

    wah baru kemarin aku make mba…karena akhir2 ini aku sekeluarga sering gatel2 telinganya setelah di terapi..gatel2 itu efek sampingnya ya?ada solusi supaya gatel2nya hilang mba?help me..thanks

  69. Ndroe

    February 19, 2011 at 11:40 pm

    Nice info … keren … dari dulu saya nyari penjelasan kaya gini ..

  70. armond

    March 15, 2011 at 10:48 am

    gmn y…tolong donk bagi yang pny info,,telinga istri saya mengalami dengungan yang menyakitkan,,,dan tu dah hampir 1 tahun ini,,sudah dibawa k THT,ikiut kemo terapi beberapa kali namun hasilnya nihil…denger berita terapi lilin saya pengen coba bawa istri saya mengikuti terapi lilin,,,tapi ko da blog yang meng-klaim terapi ini…..saya harus gmn y?

  71. aniel

    March 23, 2011 at 3:55 pm

    hihihi… Mba Lita salam kenal,,,
    hehe… ada yang pro ada yang kontra,,, tulisan mba Lita bagus, saya merasakan manfaatnya yaitu jadi lebih berhati-hati, karena saya hampir mau beli ear candle dan mengajak teman2 saya untuk pakai, nah masalah percaya atau tidak dengan tulisan mba Lita, saya yakin kan percaya,,, karna toh dari orang yang ahli tuh refensi nya hehe…

    hehe sabar ya mba, namanya juga demokrasi, ada yang pro ada yang kontra, niat baik untuk meluruskan malah jadi di salah2kan.. padahal semuanya sudah jelas di atas, kalau mau tahu lebih lanjut bisa cari tau kebenarannya di web lain khan 😀
    terima kasih mba, tetep semangat nulis, menginspirasi juga nih tulisannya 😀

    wassalam

  72. bhakti purnamasari

    May 14, 2011 at 8:18 pm

    wah lumayan panjang komennya ya…selamat
    tapi ada yang kurang, anda belum menulis sumber referensi tulisan anda ini, karena setelah membaca beberapa bagian, tampaknya anda mengalihbahasakan, bukan hanya sekata atau sekalimat namun beberapa paragraf dari situs lain yang membahas hal sejenis.
    Daripada dibilang plagiat atau apapun, mungkin lebih baik jika anda mengubah beberapa bagian walau tidak merubah arti, dan jangan lupa menuliskan alamat sumbernya.

    STOP PIRACY 😀

  73. depp

    May 18, 2011 at 2:51 pm

    wah ngeri jg baca comment2 d atas..
    q nyoba n baek2 aja kok..dan ngrasain manfaatx..
    kotoran yg kluar mmg dr tlinga..kl g pcya silahkan d buktikan n d teliti..
    krna sblm pemakaian kotoran td gda..
    jd jgn tkd menggunakan ear candle dengan catatan prnggunaan tdk tll sering..paling cepat sbulan skali..dan gunakan aer candle yg berkualitas..

  74. Jashinta

    June 17, 2011 at 3:39 pm

    kalo memang itu residu dari lilin, coba aja beli ear candle trus di bakar, tanpa harus diletakan di lubang telinga, lalu anda bisa buktikan sendiri adakah residu lilin terbakar di ear candle tersebut

  75. Hadi

    July 5, 2011 at 2:40 pm

    Bagus banget infonya bro. Saya baru coba terapi tadi. Tapi saya penasarah bener apa ga itu kotorannya. Dan ternyata saya tertipu.

    ijin copas ya. 🙂

    Salam, Hadi

  76. Aitotea

    September 7, 2011 at 3:38 pm

    Saya pernah coba ear candling sendiri, diding lubang kuping saya malah iritasi..he..he… trus penasaran saya pada seonggok kotoran kuning dalam kertas ear candling… apa bener kotoranku sebegitunya? Kotoran tapi gak bau ya? (cara ngetes yang jorok ha..ha..) trus cobain kotorannya dibakar… eh ternyata meleleh kayak lilin…

  77. Patsky

    September 27, 2011 at 10:44 am

    Thanks mbak buat tulisannya.. sudah sejak lama saya curiga, karena emang ga ada ilmiah2 nya sama sekali 😀
    paling efek yang dirasakan sugesti dan relax karena sebelum dipasang candle tersbut, telinga dan kepala kita dipijat2.. ruangan wangi.. nah itu yang bikin relax

  78. no name

    October 21, 2011 at 2:45 pm

    mba Lita : g tauw … ni bner or gak .. !!

    tp aq udh buktikan sendirii sich ..

    Jdi gni crita’y … Ade qu sering banget bersiin telinga pake cotton bud .. dan ternyata kapas’y ketinggalan didalam telinga,. karna dia takud jdi dia diam ajja.. 2hri kemudian telinga’y sakit,. dan terasa berdenging ..

    karna gak tau ada kapas yg tertinggal didalam.. jdi di coba lagi pelan* dimasukin cotton bud. dan ternyata ada bercak darah .. uh jdi takut bgt ..
    mau dibawa ke THT,. tp lagi weekend ..

    n teman yg krja disalon nyaranin buat nyoba terapi ear candle .. akhirnya nyoba karna ngeliat bercak darah di telinga si ade tadi ..
    lalu lilin dibakar .. pertama g ada bau apa* .. dan pada saat lilin sudah mendekati garis .. tercium bau kapas yg terbakar .. kaya gosong gitu,. ya karna gak tauw, ya di terusin aja dulu sampai garis lilin habis .. setelah itu dimatikan apinya .. dan dipotong lalu dibuka sisa lilinnya. dan ternyata .. isinya kapas cotton bud yang bercampur bercak darah. dan akhirnya ade saya mengaku, kalo 2 hari yg lalu emg ada kapas cotton bud yang tertinggal di telinganya. tapi ni cm pengalaman aku, dan bersyukur akhirnya kapasnya bisa keluar, dan setelah itu dibawa ke dokter THT .. dan diberi obat .. akhirnya sembuh !!! ^_^

  79. sensia

    December 28, 2011 at 12:32 pm

    aku kerja di salon. banyak kok orang datang ke salon tempat aku kerja dan 40% orang yang datang minta di ear candle terapi telinganya tapi,sejauh ini baik – baik aja kok belum ada yang komplen. bahkan mereka ngerasa enakan telinganya

  80. Mochammad Musafa'ul Anam

    January 9, 2012 at 12:24 pm

    thnks mbak buat infonya ..
    biyar kita semua trhindar dari tipudaya produsen nya , karena saya juga prnah mencoba skali , walopun sbenarnya pcar saya yg mncobanya , jadi sekarng saya lebih bisa menahan diri agar tidak tertipu oleh EAR CANDLE……….

  81. bos ear candle

    January 18, 2012 at 10:21 pm

    walah akale ngene pabrik q iso bngkrut ki?anak bojo q k0n mangan opo?isu. . . . .kwi,

  82. tyus sadewo

    March 5, 2012 at 10:11 am

    maaf klo saya sangat ketinggalan jaman, artikel ini sudah lama sekali saya tau itu, tapi dari artikel ini saya yang tadinya mo mencoba terapi ear candle jadi ragu untuk mencoba.
    saya ingin tanya sama mbak Lita..
    apakah sudah mencoba terapi ini??
    apakah tidak ada manfaat sama sekali dari ear candle??
    artikel ini dibuat atas dasar teori doank atau memang sudah ada survey pada beberapa orang??
    saya lihat dari foto anda bahwa anda berjilbab.. jangan sampai anda justru memulai menyebar fitnah kepada orang laen.
    Tolong klarifikasi artikel ini..
    jika memang ada efek negatif tunjukan survey dan bukti yang jelas..
    terima kasih sebelumnya.

    1. Lita

      March 6, 2012 at 6:58 pm

      Tidak ada yang perlu saya klarifikasi.
      Saya merangkum dari sumber-sumber yang telah saya sebutkan.
      Silakan baca dengan lengkap di tulisan-tulisan tersebut.

  83. Burhani Emka

    July 24, 2012 at 8:54 pm

    Dear…
    Bagus banget review-nya.
    Kalau menurut saya pribadi, dan pengalaman saya sendiri, ear candle sangat bermanfaat. Tentunya untuk masalah telinga, karena penumpukan kotoran yg ada di dalamnya…
    Kalau untuk sinusitis? Saya belum pernah. Karena untuk permasalahan hidung, saya biasanya menggunakan gurah hidung

    Trims

Leave a Reply to maik Cancel

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.