If Money Were No Object
Aku menemukan link ini yang dibagi oleh murid di Twitter. Kartun bagus yang dibuat dari kutipan yang sangat mengena bagi murid kelas XII yang sedang bimbang dengan pilihan kelanjutan pendidikannya selepas SMA.
Alan Watts: What would you like to do if money was no object?
Komik yang diberikan sebagai ilustrasi menggambarkan dengan baik bagaimana siswa -sebagai hasil pendidikan masa kini- memiliki keinginan tinggi dan beragam. Namun banyak yang mentah dan mentok ketika dihadapkan pada ‘kenyataan hidup’:
But everybody knows you can’t earn money that way!
Saya melihat bahwa mengerjakan sesuatu/pekerjaan (di luar hasrat, atau bahkan tidak disukai) yang membawa penghasilan dapat memungkinkan kita melakukan hal-hal yang kita sukai. Misalnya hobi. Banyak hobi yang memerlukan dana yang besar, apalagi jika berbentuk pengumpulan/koleksi. Tentu harus ada penunjang dananya jika ingin hobi dapat berkelanjutan. Dengan demikian, bekerja adalah kompensasinya.
Namun, ya, jika perhatian kita tersita oleh hal-hal yang terpaksa dilakukan ketimbang hal yang memang ingin dilakukan, pada saatnya nanti ketika tubuh tak lagi mampu dan tanggungan sudah banyak, dapat datang penyesalan mengapa dulu tidak ambil risiko saja demi yang dicita-citakan.
Tak banyak orang yang beruntung dapat bekerja sesuai dengan hasratnya, selaras dengan idealismenya, dengan remunerasi yang memuaskan dan memiliki rekan/suasana kerja. Patut bersyukur jika berkesempatan mendapat keempatnya.
Jika tidak seberuntung itu? Dua pilihan. Bersabar atau ubah pekerjaan. Ada yang akhirnya ketemu, ada yang menjadi pencarian sepanjang hayat. Kedua-duanya dapat menjadi kebaikan, tergantung bagaimana disikapi.
Leave a Reply