Radang tenggorokan
Diagnosa radang tenggorokan ini sangat sering terdengar di kalangan ibu-ibu yang memiliki anak kecil (dari bayi sampai balita), walau di kalangan orang dewasa 'penyakit' ini juga populer. Tadinya aku mau cuek aja. Tapi setelah jalan-jalan ke blog teman, dan menyimak milis sehat, tak urung aku berkomentar juga, "Banyak banget sih yang tenggorokannya radang!". Di milis tersebut, tiap minggu ada saja yang posting tentang radang tenggorokan (sampe bosen aku ), dan obat-obat yang diberikan juga fantastis! Sebenarnya apa sih radang tenggorokan itu?
Di terminologi kedokteran, ada yang namanya sore throat dan strep throat (thanks to our bahasa's richness, sulit sekali mencari padanan katanya yang tepat dalam bahasa Indonesia! jadi tolong izinkan diriku menjelaskannya dengan bahasa campur aduk). Kalau dipaksa ke bahasa Indonesia menjadi radang tenggorokan dan radang tenggorokan akibat bakteri strep. Apakah keduanya berbeda? Berbeda sama sekali, sodara-sodara… Mari kita bahas
SORE THROAT
Seringkali anak-anak dan dewasa menderita 'sore throat' minimal sekali setahun. How can you tell it's a sore throat? Haruskah ke dokter? Atau cari obat bebas? Panduan dari dr. Sears untuk diagnosa dan perawatan sore throat ini adalah sebagai berikut.
Penyebab SORE THROAT
- Virus. Hingga kini, penyebab paling umum dari sore throat adalah virus, yang tidak dapat diobati dengan antibiotik. Virus ini dapat menyebabkan demam tinggi dan rasa sakit di tenggorokan. Rasa sakitnya sulit dibedakan dari strep throat.
- Batuk dan pilek. Virus common cold (selesma alias batuk-pilek) dapat menyebabkan sore throat yang disertai berbagai gejala lain. Batuk dan lendir (alias ingus) dapat membuat tenggorokan teriritasi.
- Strep throat. Ini disebabkan oleh bakteri strep (Streptococcus), dan harus diobati dengan antibiotik.
- Virus coxsackie (hand, foot, and mouth disease alias HFMD). Ini adalah virus yang menyebabkan demam tinggi dan radang pada tenggorokan, pipi, gusi, atau bibir.
- Alergi. Alergi tidak menyebabkan sore throat secara akut/tiba-tiba, melainkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat kronis (menetap).
Sejauh ini, kesimpulannya adalah: sore throat (alias radang tenggorokan) itu GEJALA, bukan penyakit. Gejala infeksi virus, gejala selesma, gejala strep throat, gejala alergi, dll.
Yang dapat dilakukan untuk meringankan sore throat ini adalah:
- Pain reliever. Asetaminofen (parasetamol) atau Ibuprofen dapat membantu mengatasi rasa sakit dan demam.
- Berkumur dengan air-garam hangat. Campurkan 1/4 – 1 sendok teh garam dengan segelas (sekitar 200 mL) air hangat.
- Obat kumur anestetik (Anesthetic throat gargle) -Di sini ada gak yah?- atau
- Mengulum (mengemut?) es batu (!!), minum minuman dingin atau hangat. Ya pokoknya yang meringankan sakit lah.
- Teh. Beberapa jenis teh herbal dengan madu atau lemon dapat membantu. Sebaiknya tidak terlalu banyak, karena teh dapat menghambat penyerapan zat besi dan mineral penting lainnya.
Jus buah bangsa sitrus, mis. jus jeruk, kadang 'membakar' sore throat yang diakibatkan oleh virus, tapi biasanya tidak menyakitkan untuk strep throat.
Pertanyaan yang paling genting adalah: Apakah sore throat ini disebabkan oleh virus atau bakteri?
STREP THROAT
Berikut adalah beberapa gejala strep throat:
- Demam; gejala yang sangat umum untuk strep throat, walaupun virus juga dapat menyebabkan demam. Demam yang lebih tinggi dari 38,5C selama lebih dari 3 hari mungkin menandakan strep throat. (mungkin! bukan pasti!)
- Tenggorokan dengan 'noda-noda' merah terang pada bagian belakang dinding tenggorok dan lendir keputihan pada tonsil/amandel. Dengan catatan, beberapa virus juga dapat menampakkan gejala serupa, bahkan kadang strep throat tidak tampak separah ini.
- Terpapar oleh seseorang yang diketahui menderita strep throat.
- Sangat jarang terjadi pada anak berumur di bawah 3 tahun.
- Kelenjar-getah-bening-pada-leher yang membengkak.
- Rasa sakit saat menelan atau ketika kelenjar di leher ditekan atau saat batuk biasanya BUKAN gejala strep throat.
- Apabila terdapat pilek dan batuk, maka kecil kemungkinan itu adalah strep throat.
- Dapat disertai sakit kepala, sakit perut, dan muntah-muntah.
- Terdapat bercak tertentu yang terkadang menyertai strep throat, berupa benjolan mirip jerawat berwarna merah pada tubuh (dada, perut, dan punggung) yang bila diraba terasa kasar serta terlihat mirip sunburn. Bercak ini, beserta strep throat, disebut Scarlet Fever. Don't worry; ini tidak seburuk yang dibayangkan. Ini hanya reaksi tubuh terhadap racun yang disebabkan oleh bakteri strep. Tidak berarti infeksi ini lebih serius daripada strep throat yang tidak disertai bercak.
STREP THROAT FOR SURE
Yang akan diperiksa oleh dokter adalah tenggorokan dan kelenjar getah bening di leher. Pendekatan lanjutannya adalah dengan tes usap tenggorok untuk mengetahui ada/tidaknya bakteri strep. Ada dua jenis tes usap tenggorok:
- Rapid strep test. Tes ini dapat dilakukan langsung di ruang praktek dokter, dan hanya membutuhkan waktu 5 menit. Tingkat akurasi sekitar 95%. (but I'm not sure Indonesian MDs can do this instantly in their offices, they usually do the 2nd option below)
- Kultur tenggorok. Tes ini umumnya dilakukan di laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien dari dokter yang merujuk tes. Tingkat akurasi 99%, dan membutuhkan waktu 24 hingga 48 jam untuk menumbuhkan biakan strep.
Kecenderungan untuk menggunakan usap tenggorok sebagai penegas diagnosa semakin tinggi. Hal ini untuk mencegah penggunaan antibiotik yang tidak diperlukan dan menghindari resistensi antibiotik (kekebalan suatu bakteri terhadap antibiotik tertentu akibat pasien atau orang di lingkungan pasien sering mengonsumsinya). Semakin sering kita makan antibiotik, semakin banyak mikroba patogen yang resisten alias superbugs.
Seluruh jenis infeksi pada tenggorokan
dapat ditularkan melalui ludah, yang keluar pada saat batuk atau yang terdapat pada tangan/barang pribadi penderita infeksi. Masa inkubasi adalah 2 – 5 hari, sedangkan apabila penyebabnya adalah virus maka masa inkubasi berkisar antara 3 hari hingga 2 minggu.
Kesimpulan hingga titik ini adalah: jika gejala yang tampak bukan seperti gejala strep throat, maka sore throat disebabkan oleh virus.
WHAT TO DO?
Jangan tergesa-gesa datang ke dokter pada gejala pertama sore throat. Tunggu 1 – 2 hari untuk pengamatan, sabar aja…, atau tunggu hingga demam berlangsung 72 jam. Jika gejala yang dialami mulai menyerupai gambaran strep throat yang telah disebutkan, then see your doctor.
Logikanya: jika disebabkan oleh bakteri, maka pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik. Jangan dibalik: jika diberi antibiotik maka sakitnya disebabkan oleh bakteri! SO WRONG!
Lalu bagaimana kalau ternyata penyebabnya virus? Just bear it . Yang dapat dilakukan hanya meringankan gejalanya. Again, antibiotics won't work. It'll only make things worse much later.
Phew… isn't this a long post or not!
I'm doing this for all of you (and my concern too, of course), who might be WRONGLY diagnosed by your doctors. Get to know what happens to your body. Don't trust curing only on medications. Many diseases can be cured without drugs. Apakah anda percaya begitu saja pada salesman yang menawarkan barang dan meminta anda membelinya? Hampir selalu tidak. Pasti anda akan bertanya, lagi dan lagi sampai jelas dan pasti bahwa anda tak akan dirugikan oleh barang yang ditawarkannya. THIS IS ALL THE SAME with prescribed medicines. Please.. I'll keep repeating this: BE WISE and SMART!
Sources are from: family doctor's sore throat and strep throat, ask dr. Sears and sehatgroup with some editing.
Comments are closed.
ryan
October 30, 2005 at 4:22 amGee….i haven’t heard it before
ricorea
October 30, 2005 at 7:23 amWahhhh…
Gw kirain cuman gondok doang yg mampir ke tenggorokan. Btw, gw udah lebih dari 2 taun gak lagi mengkonsumsi jenis obat2an apapun baik keluaran RS atopun yg komersial. Klopun berasa gak enak badan, nyari yg alami aja.
Tengkyu buat postingnya. Jadi nambah nih perbendaharaan sakit tenggorokan. 🙂
fahmi jelek
October 30, 2005 at 1:06 pmnaahhh… ilmu macem gini yg saya nggak banyak tau, your kung fu is very gooooodd… 😀
rafid
October 31, 2005 at 9:27 amHmmm, wah thank you atas tulisannya. Berarti mungkin sakit tenggorokanku bukan karena bakteri ya? Yang jelas kalau pilek… biasanya diikuti dengan sakit tenggorokan, kalau nggak lekas sembuh, lalu di lanjutkan dengan batuk dan asma, kalau nggaksembuh2 juga… yaudah ke dokter aja makan obatnya sampe habis ^_^
Es batu…? Nononono…. saya lebih percaya kebenaran fenomenologis daripada teori2 dokter hehehe. Es batu, minuman dingin atau minuman yang terlalu panas bisa membuat ku sakit tenggorokan walau nggak ada pilek lebih dahulu(air yang panas malah lebih rawan…). Makanya menurutku sakit tenggorokan tidak mesti disebabkan virus atau bakteri, namun mungkin juga oleh program dalam otak kita.
Kalau begitu analisis dokter yang nyorot tenggorokan dengan senter untuk menentukan sakit tenggorokan itu sudah obsolete dan kurang lengkap ya?
Sekali lagi thanks yach…
danu
October 31, 2005 at 12:49 pmngomong-ngomong soal radang tenggorokan ya bu lita yang suka pisang, kalo tonsil bengkak itu masuk radang gak ya? kalo nanda bengkak tonsilnya sama ibunya diparutin kunyit terus dikasih jeruk nipis plus madu. rasanya, ehm, enakan pisang kemana-mana. tapi alhamdulillah cepet sembuhnya.
-tika-
November 16, 2005 at 8:21 amalow mbak lita…
nih artikelnya cukup mengedukasi saya..
hehehe..
tapi kenapa setiap radang tenggorokan selalu diberi amphicillin ya?
padahal bisa karena virus kan?
(duh, serasa belajar biologi lagi..)
::tikabanget::
BananaTalk - Lita Mariana’s Weblog » Echinacea: Immune Booster?
February 8, 2006 at 11:33 am[…] Uji klinis yang dilakukan Juli 2005 tidak memperlihatkan hasil yang menguntungkan. Riset tahun 1998 menunjukkan bahwa TIDAK SATUPUN preparat Echinacea (yang dikonsumsi relawan uji) yang memiliki dampak signifikan terhadap frekuensi, kepayahan, maupun durasi ISPA. Sementara hasil penelitian lain TIDAK MENDUKUNG penggunaan Echinacea untuk perawatan selesma pada anak usia 2-11 tahun (yang umumnya menjadi target utama pemasaran produk immune booster). Oh ya, ngomong-ngomong ISPA itu misalnya pilek, batuk, dan radang tenggorokan Ya, anak kecil memang sering sakit. So what. Sakitnya ya seputar batuk, pilek, demam, batuk lagi… dst. Kalau imunisasi sudah lengkap, kena penyakit (yang sudah divaksinkan) pun tidak fatal. […]
BananaTalk - Lita Mariana’s Weblog » Kenali Flu dan Selesma
February 25, 2006 at 10:41 pm[…] Beberapa penyakit memiliki gejala yang mirip dengan flu, misalnya strep throat, campak, dan cacar air. Flu tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik, karena virus bukan mahluk hidup. Virus dapat dibunuh oleh kekebalan tubuh dan obat antiviral. Yang terakhir inipun tidak dijamin dapat menyembuhkan flu, walau harganya tidak murah. […]
BananaTalk - Lita Mariana’s Weblog » Blog Archive » Kenali Flu dan Selesma
May 28, 2006 at 12:22 pm[…] Beberapa penyakit memiliki gejala yang mirip dengan flu, misalnya strep throat, campak, dan cacar air. Flu tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik, karena virus bukan mahluk hidup. Virus dapat dibunuh oleh kekebalan tubuh dan obat antiviral. Yang terakhir inipun tidak dijamin dapat menyembuhkan flu, walau harganya tidak murah. […]
BananaTalk - Lita Mariana’s Weblog » Blog Archive » Echinacea: Immune Booster? [Updated]
May 28, 2006 at 12:29 pm[…] Uji klinis yang dilakukan Juli 2005 tidak memperlihatkan hasil yang menguntungkan. Riset tahun 1998 menunjukkan bahwa TIDAK SATUPUN preparat Echinacea (yang dikonsumsi relawan uji) yang memiliki dampak signifikan terhadap frekuensi, kepayahan, maupun durasi ISPA. Sementara hasil penelitian lain TIDAK MENDUKUNG penggunaan Echinacea untuk perawatan selesma pada anak usia 2-11 tahun (yang umumnya menjadi target utama pemasaran produk immune booster). Oh ya, ngomong-ngomong ISPA itu misalnya pilek, batuk, dan radang tenggorokan. Ya, anak kecil memang sering sakit. So what. Sakitnya ya seputar batuk, pilek, demam, batuk lagi… dst. Kalau imunisasi sudah lengkap, kena penyakit (yang sudah divaksinkan) pun tidak fatal. […]
Yuki
July 4, 2006 at 7:48 amwah..tankyu banget atas info..lagi kena bakteri nich…
dodit
August 17, 2006 at 11:34 amapa resensi dari penyakit endangitis
Lia
September 18, 2006 at 3:07 pmThanks bgt buat suggestionnya,
kebetulan bgt 2 minggu leher sebelah kiri di bagian bawah membengkak kata dokter sih kelenjar getah bening.Demam yang hilang timbul, badan lemes tapi kayaknya aku tidak merasakan radang di tenggorokan.
Dah 2 kali kontrol ke dokter THT, tapi perubahannya masih belum signifikan. Masih bengka, amsih demam.
Ada yang pernah mengalami kasus seperti aku.
Tolong suggestionnya and sharingnya.
Thanks
Lia
Lita
September 20, 2006 at 10:04 amLia
Kalau tidak salah, kelenjar -yang mbak maksud- memang akan membengkak bila terjadi infeksi, entah itu oleh virus atau bakteri. Demam yang hilang-timbul berarti penyebabnya masih ada.
Maaf mbak Lia, saya tidak bisa membantu banyak. Mungkin mbak bisa mendapat jawaban yang lebih membantu dari prof. Iwan.
Maaf juga baru saya jawab sekarang, baru berani 🙂
Dedi
November 18, 2006 at 2:36 pmtonsil yang membengkak setahuku bisa disebut amandel…tapi gimana kalo tonsil itu sudah membesar sejak dari usia 1.5 tahun tapi tidak banyak berpengaruh pada kesehatan. Hanya mengganggu pernapasan saat tidur dan suara jadi agak membesar. Kalo yang seperti itu apakah wajib dioperasi? Pada umur berapa si anak diperbolehkan dioperasi? Gimana kalo dibiarkan, setelah besar apakah ada kemungkinan normal seperti umumnya?
Lita
November 18, 2006 at 9:57 pmDedi
Pak Dedi, tonsil adalah amandel, seperti askorbat adalah vitamin C 🙂
Berikut cuplikan jawaban yang berhasil saya dapatkan:
“Kapan operasi amandel” sering menjadi pertanyaan. Amandel (tonsil) sebenarnya adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh. Karena posisinya, banyak benda asing yang melaluinya dan bisa menimbulkan infekis. Tonsil berperan seperti “penjaga pintu” yang akan menahan setiap serangan. Karena itu tonsil akan membesar sebagai reaksi pertahanan bila ada infeksi.
Dengan demikian, pada dasarnya pembesaran tonsil adalah reaksi positif. Pada anak yang sehat pun, tonsil bisa membesar. Puncak pembesaran ada usia 9-10 tahun, kemudian perlahan akan menyusut. Karena itu, sebisa mungkin tindakan operasi pengangkatan tonsil dihindari. Lebih baik mencari apa yang sering membuat tonsil membesar.
—
Untuk menentukan tindakan operasi (tonsillectomy), ada 2 kelompok kriteria. Kriteria yang bersifat absolut (segera dilakukan):
1. Bila pembesaran sudah menimbulkan obstruksi/hambatan jalan nafas berat, gangguan menelan berat, menimbulkan gangguan tidur (sleep apnea), atau ada komplikasi kardiopulmoner (akibat penyebaran infeksi oleh bakteri streptococcus)
2. Adanya peritonsiler abses yang tidak bisa diatasi dengan medikamentosa (dengan obat) dan drainage (pengambilan cairan isi absess).
3. Tonsilitis yang sampai menimbulkan kejang demam, atau carrier difteri (sekarang sudah jarang).
4. Kondisi tonsil sedemikian rupa yang sampai memerlukan tindakan biopsi untuk penentuan kondisi jaringan menggunakan pemeriksaan patologi.
—
Selengkapnya, sila kunjungi rumah dr. Tonang, Kapan Operasi Amandel?.
naili
January 18, 2007 at 1:29 pmMakasih wacana tentang Radang T, kebetulan aku juga kena nih… sampai2 udah ke dokter tapi ngak sembuh, apa aku ni kena Virus yah?
Lita
January 19, 2007 at 12:53 amNaili
Kalau penanganannya tepat, ‘seharusnya’ membaik ya. Masalahnya, apakah ‘masalah’nya sudah ditangani dengan tepat? Virus diberi antibiotika ya tak mempan. Minta pendapat ke dokter lain, mungkin?
-ShinTa-
February 9, 2007 at 12:03 pmBu Lita, makasih banget ya infonya. o ya, beberapa waktu lalu, aq pernah sakit tenggorokan. waktu itu, aq abis makan ikan goreng, trus ada duri yang nyangkut di deket amandel, abis gitu daerah itu bengkak dan kerasa ngga enak bgt. setelah pergi ke dokter, dokter bilang harus dioperasi coz ada infeksi kecil, ada sedikit nanah dalam daging. dokter bilang klo seharusnya amandelnya juga dioperasi, tapi amandelq ngga bermasalah bu? q pingin tanya, perlu ngga sih operasi amandel?
makasih bu
Lita
February 13, 2007 at 7:58 amShinta
Saya tidak bisa menjawab pertanyaan mbak Shinta, sebab saya bukan dokter. Sekadar anamnesa juga sepertinya tidak cukup, harus dilihat langsung oleh dokter.
Kalau mbak butuh bacaan sebagai bahan masukan, mbak bisa baca di taut yang saya berikan sebagai tanggapan untuk pak Dedi (lihat komentar sebelumnya). Dr. Tonang membahas dengan cukup lengkap soal perlu-tidak perlunya operasi amandel.
Sementara ini, saya hanya dapat mengajukan usul untuk konsultasi ke dokter lain untuk mendapatkan pendapat kedua. Kalau belum yakin juga, coba ke dokter lain untuk pendapat ketiga.
Maaf baru ditanggapi sekarang ya, mbak Shinta.
Budi
February 20, 2007 at 2:32 pmSelamat siang bu Lita,
Terima kasih banyak atas pencerahannya mengenai radang tenggorokan,,, sebab saya pribadi sudah nggak tahan alias udah bosan dengan penyakit ini.
Saya masih ingat pertama kali saya terserang penyakit tenggorokan ini adalah tahun 1998 dan durasinya untuk sakit lagi lama banget bisa 6 bulanan dan ini trus terjadi sampai tahun 2005 dan untuk tahun 2006 ini sudah nggak 6 bulan lagi kambuhnya melainkan 3 bulan dan lebih parah lagi 1 bulan sekali dan bahkan saat ini hampir seminggu sekali.
cuma bedanya begini bu Lita,,, kalau dulu sakit tenggorokanku langsung frekwensi tinggi demam dan ada bercak putih didaerah tenggorokan atas dan daerah amandel.
kalau sekarang karena terlalu seringnya skit aku kasih vitamin C yaitu UC1000 + madu itu bisa membantu tidak jadi muncul bercak putihnya tetapi yang jadi masalah sakitnya hampir 3 hari sekali setelah selesai minum UC1000+madu.
dan sakitnya ini sering pindah – pindah dari tenggorokan sebelah kanan, trus kiri dan tengah.
sampai bosan aku rasanya kalau saya biarkan pasti muncul bercak putih mirip sariawan,,,,,apa bu lita bisa kasih pencerahan untuk penyakit saya ini,,,,kenapa kok sering muncul skerang ini ya,,,padahal saya juga gemuk dan vitamin sering aku konsumsi trus ini bu tiap kali syaa kecapaian ini pasti muncul wah jadinya susah lembur ni kerja.
trimakasih bu sebelumnya saya sampaikan.
Budi
February 20, 2007 at 3:14 pmselamat siang bu Lita,,
Trims banget atas pencerahannya mengenai radang tenggorokan,, wes pengalaman pribadi tenggorokan ini sangat menyiksa,,,, saya sampai bosen dengan penyakit satu ini sebab udah saya alami sejak tahun 1998,
saya masih ingat pertama kali kena sakit radang tenggorokan ini badan panas dingin dan nggak bisa makan dan minum,
nah mulai tahun 1998 itu sampai sekarang penyakit satu ini menjadi teman gangguan dalam hidupku dan akhir-akhir ini sering muncul bahkan hampir tiap minggu padahal dulunya 3 bulan sekali.
sakit tenggorokan yang aku alami sebagai berikut.
ada bercak putih diarea tenggorokan atas bercak putih itu seperti sariawan, nah kalau sudah muncul gitu badan panas banget dan susah menelan daerah yang terserang sering ganti-ganti di tenggorokan sebelah kanan, kiri dan tengah kadang juga didaerah amandel.
kira-kira menurut ibu lita radang tenggorokan jenis apa ya ini,,,,,, padahal saya juga sering minum vitamin c dan apabila badan capek biasanya penyakit radang ini yang muncul.
saat ini aku obati dengan minum YOU C-1000 plus madu apabila gejala mulai muncul,,,dan ini bisa membantu membikin nggak sampai bercak putih muncul tetapi akhir-akhir ini kok malah sering gejala trus trusan ya?
mungkin bu lita bisa kasih saya saran yang lebih baik,,
trima kasih sebelumnya.
Lita
February 20, 2007 at 11:36 pmBudi
Kalau setelah minum suplemen malah tenggorokan jadi lebih sering sakit, ya hentikan saja.
Begini, saran saya, coba cari permasalahan sebenarnya. Radang tenggorokannya itu karena apa? Kalau karena bakteri, maka dokter akan menganjurkan pengobatan dengan antibiotik. Kalau karena virus, karena sifatnya self-limiting disease maka antibiotik tak akan mempan. ‘Obati’ dengan memperbaiki asupan gizi dan memperbanyak istirahat. Kalau bukan karena keduanya, mungkin ada pencetus lain.
Sariawan -yang bukan karena luka- hingga kini masih belum diketahui pasti apa penyebabnya. Seringkali berbeda untuk masing-masing orang. Jangan-jangan karena sesuatu yang dimakan?
Sekali lagi, pastikan dulu bercak putihnya itu apa. Kalau kasusnya strep throat, diobati pakai suplemen ya bakterinya lenggang kangkung saja.
[BY]onicS
February 21, 2007 at 8:23 amSkarang sayah lagi terserang radang tenggorokan. Thanx for ur tips.
Riri
March 13, 2007 at 10:09 amDuh… lagi cari-cari info tentang radang tenggorokan, masuk di web nya mbak Lita.
sekarang saya lagi sakit di tenggorokan, entah radang entah apa lom tau. sudah 2 minggu. gak ada demam, gak ada batuk, tapi tenggorokan rasanya gatal n sakit, seperti kena air panas. sampai mengganggu tidur. tapi kalau saya makan antibiotik kunyah (apa tuh namanya, lupa, y mirip permen polo itu loh), agak mendingan. Tapi itu hanya sebentar, abis itu sakit lagi. 🙁
gerry
March 24, 2007 at 2:38 ammbak lita, mau tanya niy.. maaf kalo pertanyaan saya salah tempat..
saat ini saya ada 3 benjolan di kepala.
1. paling terasa.. tepat di belakang telinga kanan saya..
2. di raba sedikit baru terasa.. di dekat telinga kiri saya.. agak dekat ke leher..
3. sama dengan no 2.. di dekat telinga kanan saya.. agak dekat ke leher.. jarak +/- 1 ruas jari dibawah benjolan no 1.
saya mual.. tapi bila saya makan, rasa mual itu sedikit menghilang. tetapi semenjak ini, saya menjadi semakin sering makan, dikarenakan pikiran saya “kalau saya makan, saya jadi tidak mual”
saya agak hangat.. tapi tidak tentu..
kepala saya pusing sekali.. (senut..senut..) apalagi jika saya hentakkan..
kemarin saya ke dokter umum,
berhubung saya saat itu gatal2 dan di kulit muka memerah dan muncul bintik2 merah di sekitar tangan, dokter tersebut mengatakan saya ada kemungkinan kena menyakit campak/tampak (saya kurang menyimak..
dan benjolan tersebut ada karena penyakit saya yang diasumsinya tersebut..
saya diberi obat antibiotik cefadroxil 500 mg. dosis 2x sehari. sampai saat ini saya sudah habiskan 5 buah..
tetapi, setelah saya lihat2 di internet, ternyata pembengkakan kelenjar getah bening bisa berakibat fatal..
apalagi jika tidak segera disembuhkan..
tapi karena teman2 saya mengatakan itu hanyalah penyakit biasa, jadi saya ragu untuk memeriksakannya ke dokter yang lebih spesialis..
bagaimana pendapat mbak rini..? untuk tanggapannya dan bantuannya terima kasih…
Lita
March 24, 2007 at 10:56 amRiri
Keluaran FG Tr*ches itu, ya? Itu bukan antibiotik tapi lozenges aja, bukan?
Kalau menurut artikel di FamilyDoctor itu, rasa sakit di tenggorokan bisa diredakan (selain yang sudah disebut di atas) dengan:
* Menghisap lozenges.
* Hindari udara kering (ruangan ber-AC), atau gunakan humidifier di ruangan yang sering ditempati.
* Banyak minum. Apa saja.
Gerry
Pernyataan pembuka: Ya betul, anda memang salah tempat 🙂
Coba lihat di ‘about me’, saya bukan dokter.
Tapi tidak urung saya heran. Dokternya kan sudah bilang campak, kenapa anda malah diberi antibiotik ya? Campak kan karena virus. Antibiotik jelas tidak akan mempan.
Saya oper pertanyaan ini ke forum tanya-jawab milik cak Moki.
ira
April 17, 2007 at 2:47 pmtenggorokan aku juga lagi radang nie…
diguyur air es yang manis mulu… ketemu deh sama virus dan kondisi yang gak fit,,
mulai deh susah nelen…
adhi
May 11, 2007 at 4:21 pmSalam kenal.
saya punya adik perempuan, 23th. Punya keluhan sakit di sekitar tenggorokan/kerongkongan? sdh sekitar 2bln,
rasanya agak mengganjal. Dan terkadang bikin susah bernapas (seperti orang habis lari2)
dan terasanya ketika sedang tdk ada kegiatan/kerjaan yg membutuhkan gerak badan (seperti
mendengarkan pelajaran atau pekerjaan lain yg tdk ada gerak).
Klo lingk.sekitar cukup baik tdk terlalu polusi. Apakah ada hub.nya dengan hobi makan mie instant
(meskipun skrg sdh jarang). Kira2 adik saya sakit apa ya? Trus bagaimana solusinya? Mengingat kata
dokter menunggu 2bln lg utk diagnosa lbh jelas, padahal smkin lama saya khawatir akan b’tambah parah.
Saya tunggu jwbannya. Terimakasih byk
Lita
May 11, 2007 at 10:06 pmMas Adhi, untuk konsultasi semacam ini, ada baiknya mas baca isi link disclaimer di bagian pojok kanan atas yang muncul di setiap halaman blog ini.
Atau, mudahnya ini saya kutipkan yang telah tertulis di halaman ini juga:
Diagnosa hanya dapat diberikan oleh dokter, dan saya bukan dokter.
Diagnosa juga sangat seringkali hanya bisa ditegakkan dengan kunjungan/pertemuan langsung, tidak lewat kata seperti ini. Perlu dilihat juga apakah ada gejala lainnya yang mungkin terlewat diamati dan diceritakan di sini.
Sila berkonsultasi ke dokter lain untuk mendapatkan opini kedua. Mungkin hasilnya akan berbeda dari dokter yang telah didatangi sebelum ini.
Terimakasih sudah mampir ke mari, mas Adhi.