ASI vs. Susu Formula yang ‘Tidak Etis’

updated by Yahya at Januari 4th, 2005
Ini artikel aslinya Berikan Hanya Asi Untuk Bayi Anda .
Copyright ada di yg punya artikel tentu saja 🙂

Kenapa aku post artikel ini di blog? Supaya para pengunjung blog ini tau ajah. *Perhatian ya, ibu-ibu dan bapak-bapak (atau yang baru akan jadi ibu/bapak)!* Kalo udah tau, ya sukur-sukur kalo ngga terbawa arus. Pokoknya, gerakan melunturkan ASI eksklusif ini harus dihadang! *halah… semangat menyambut tahun baru 1427 neeehhh!*

"SEPERTI dipojokkan rasanya. Belum juga pulih dari melahirkan dan masih tergeletak di kamar bersalin, saya sudah ditodong oleh suster akan diberikan susu apa bayi saya. Suster itu menyebutkan sejumlah merek susu bayi yang saya tidak kenal baik buruknya. Suster itu memaksa dengan alasan air susu saya belum keluar. Saya jadi panik, lalu asal saja menyebutkan merek yang pernah saya dengar namanya," ungkap Irin (29) tentang pengalamannya melahirkan di sebuah rumah sakit swasta di Surabaya.

KETIKA sudah di rumah, Irin baru menyadari ternyata susu formula yang dia pilih bukanlah merk dengan harga terjangkau dan mudah didapat di pasar swalayan. Adapun untuk mengganti dengan susu formula lain, Irin tidak berani karena khawatir tidak cocok dengan pencernaan bayinya.

Tri (35) pun mengalami hal yang sama di rumah sakit bersalin di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Tanpa persetujuan dari Tri, bayinya telah diberi susu botol, juga dengan alasan air susu ibu (ASI) Tri belum keluar. Di dalam boks bayi, Tri juga melihat sebuah merek susu tertulis di boks itu. Begitu juga di selimut, di jam dinding, dan di beberapa tempat lainnya.

Ketika Tri akan pulang, seorang suster langsung memberi susu yang sudah siap minum di botol. Katanya untuk di perjalanan. Padahal, saat itu suster tahu bahwa ASI Tri telah keluar dengan cukup banyak dan si kecil sudah bisa menyusu ASI (!!). Selain itu, suster juga memberi satu kaleng susu formula dengan merk yang sama sebagai hadiah dari rumah sakit. "Yang paling menyebalkan, ketika bayi saya sakit dan harus dirawat di rumah sakit anak di Depok. Untuk pagi dan siang hari saya bisa memberi ASI, tetapi pada malam hari suster menyarankan untuk memberikan susu formula. Dia menolak memakai susu formula dari saya dan memberikan susu formula merk lain tanpa seizin saya," kata Tri dengan marah.

IBU melahirkan di rumah sakit memang menjadi pasar utama para produsen susu formula untuk bayi yang baru lahir (0-6 bulan). Produsen susu tidak perlu melakukan promosi di media massa, cukup datangi pihak rumah sakit kemudian melakukan pendekatan agar rumah sakit mau mendorong pasiennya memberi susu formula kepada bayi. Pasien tidak diberi penjelasan mendalam tentang produk tersebut.

Poster tentang kelebihan ASI yang terpampang di dinding rumah sakit tampaknya hanya menjadi hiasan dinding belaka. Pihak rumah sakit juga tidak memberi pelatihan bagaimana cara menyusui yang benar agar ASI bisa keluar. Dengan sengaja mereka melakukan kerja sama dengan produsen susu formula yang jelas-jelas ingin meningkatkan omzet penjualan.

Masalah susu formula dipromosikan lewat rumah sakit dan petugas kesehatan sebenarnya sudah dilarang oleh Kode Etik Internasional tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Kode ini hanya berlaku untuk produk yang secara langsung atau tidak langsung dapat mengganti peran ASI sebagai menu utama bayi, yaitu pada bayi usia 0-6 bulan.

Di Indonesia kode etik internasional ini diadopsi melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 237/Menkes/SK/IV/1997 yang merupakan penyempurnaan dari Permenkes No 240/Menkes/Per/V/1985. Menurut Pridy Soekarto dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), pelanggaran terhadap kode etik ini terus-menerus terjadi, namun sampai sekarang masih belum ada tindakan yang tegas dari instansi berwenang. "Biarpun sudah diadopsi, namun baru sebatas peraturan. Pelaksanaan di lapangan tidak ada," kata Pridy.

Dia menjelaskan, sebenarnya setiap produsen susu yang merupakan perusahaan multinasional sangat terikat pada peraturan negara di mana kantor pusat berada. "Sebagian besar produsen susu yang beroperasi di Indonesia berasal dari Eropa dan Amerika, yang sesungguhnya menjalankan peraturan ini dengan ketat. Namun, di negara berkembang seperti Indonesia, praktik seperti ini mereka biarkan."

Dia mencontohkan, "Pemasangan poster dengan nama atau logo produk memang bukan pelanggaran. Namun, jika poster berlogo itu dipasang di tempat yang biasa didatangi ibu hamil, ibu menyusui, ataupun ruang anak, itu sebuah pelanggaran. Pelanggaran juga terjadi jika poster itu menampilkan gambar ibu menyusui, bayi cantik sehat, tokoh cerita anak, atau bentuk-bentuk lain yang biasanya dihubungkan dengan bayi. Perusahaan itu ingin mengasosiasikan perusahaannya dengan bayi sehat. Padahal, belum tentu."

PELANGGARAN tidak hanya dilakukan oleh produsen susu formula. Produsen botol susu dan dot bayi pun melakukan hal sama. Mereka bahkan melakukan promosi melalui media massa seperti majalah dan televisi. "Pelanggaran yang sangat jelas adalah mereka mengaku dot buatannya sudah seperti puting susu ibu. Kenyataan sebenarnya, kita tidak tahu," kata Pridy menegaskan.

Menurut dr Utami Roesli, Ketua Sentra Laktasi Indonesia, penjualan susu bayi 0-6 bulan sebesar 11 miliar dollar AS setiap tahunnya (!!). "Ini jumlah yang sangat besar dan tentu saja sangat menggiurkan produsen susu. Pemasaran komersial mereka sangat berhasil. Mereka bisa mengubah yang normal menjadi tidak normal. Ibu menyusui itu sangat normal, namun mereka bisa membuat ibu malu menyusui (?!)," kata Utami. Dia menekankan bahwa pemberian ASI eksklusif–artinya bayi hanya diberi ASI–untuk Indonesia adalah dari usia bayi 0-4 bulan. "Jika tidak ada instansi yang berani melakukan tindakan tegas pada produsen dan rumah sakit yang melanggar kode etik, saya anjurkan agar para ibu berani menolak untuk mengatakan tidak pada susu formula. Yakinlah bahwa dirinya bisa menyusui karena hanya satu dari seribu ibu yang tidak bisa menyusui. Dan ASI akan keluar sebanyak yang dibutuhkan," ujar Utami. (ARN)

107 Comments

  1. achedy

    January 3, 2006 at 9:26 am

    Itu pelanggaran pertama, pelanggaran kedua adalah memberikan alamat dan telp pasien ke produsen susu dan keperluan bayi.

    Akhirnya tiap hari ditelp sales untuk susu dan makanan tambahan. Sudah dibilang pakai ASI, ternyata dia malah menawarkan susu buat ibu menyusui. Repot. Mungkin 6 bulan baru kegiatan menelpon ini berhenti,

  2. danu

    January 3, 2006 at 6:32 pm

    ini memang kerjasama para produsen susu dengan rumah sakit atau klinik bersalin yang tidak etis. ibu2 yg baru bersalin dikasih kado yg salah satu isinya susu bubuk. wong asi lebih bagus ko malah disuruh minum susu sapi. tega nian caranya ya. gak etis emang. bisa gak ya diaduin ke yayasan lembaga konsumen?

  3. Merdeka Blog | Merdeka Blog » BananaTalk

    January 9, 2006 at 12:48 am

    […] Perpaduan antara formula susu bayi, diagnosa radang tenggorokan, dan kontemplasi mengharukan akan sosok ibu didalam Lita Mariana membuat urusan kesehatan menjadi lebih menyenangkan. […]

  4. luthfie

    January 17, 2006 at 9:04 am

    mmm…..istri saya melahirkan di bidan sederhana deket rumah saja 😉 bidannya baik, sabar, murah, nggak promosi susu lagi 🙂

  5. luthfi

    April 26, 2006 at 11:35 pm

    trims, meski telat (…bacanya, tapi gak pa2. blm telat bgt, blm nikah n punya anak soalnya 😀 )isi postingannya mirip dengan mata kuliah gizi yang saya ambil semester ini.

  6. egi

    May 1, 2006 at 6:07 pm

    Salam kenal dulu dengan mbak Lita.
    senang bgt bisa baca artiketl-artikelnya yang tentu sangat membantu saya yg baru belajar menjadi “Ibu”.

  7. egi

    May 1, 2006 at 6:18 pm

    persis yg dibilang pak achedy, saya mengalami sendiri di salah satu RS anak di Depok. 2 hari setelah pulang dari RS saya disibukkan oleh telp yg cukup mengganggu dari sales produk susu formula.yang menyebalkan ternyata susu yg dibawain dari RS tdk cocok dg bayi sy…!

  8. iyoh

    June 5, 2006 at 11:29 am

    assalamualaikum.wr.wb
    susu apaformula apa yang baik buat pendamping asi bila si ibu nya kewalahan nhgasih asi buat anak nya?

  9. Lita

    June 5, 2006 at 12:41 pm

    Iyoh
    ‘alaykum salam bu Iyoh.
    Sebenarnya istilah ‘kewalahan’ itu tidak tepat ya. ASI diproduksi dengan prinsip pasokan sesuai permintaan. Jika si bayi masih meminta, produksi jalan terus dalam jumlah yang dia butuhkan.

    Banyak alasan mengapa bayi tidak mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Kasus paling umum biasanya berupa bayi yang masih tampak ‘kelaparan’ walau sudah disusui. Untuk yang ini, silakan baca Happy Meal.

    Kasus yang sekarang -makin- banyak terjadi adalah ibu yang tidak dapat memproduksi ASI. Entah jumlahnya sangat sedikit (bukan dalam taraf kewalahan lagi) atau memang punya ‘kelainan’. Bila masih ada ASI yang diproduksi, bisa diusahakan relaktasi. Bila ASI sama sekali tidak keluar (akibat kelainan), jalan keluarnya ya susu formula.

    Pada prinsipnya, semua susu formula sama saja. Sekarang produsen sudah menambahkan berbagai zat agar susu formula dapat mendekati kandungan ASI. Ada yang murah, ada yang mahal. Tidak jauh berbeda.

    Kalau masih di bawah 6 bulan, saya anjurkan tetap usahakan ASI eksklusif. Tak ada yang dapat menyerupai kandungan maupun manfaatnya. Bagaimanapun, pilihan ada di tangan ibu.

    Ngomong2, saya ibu, bukan bapak. Pak Yahya hanya menambahkan update artikel saja 🙂

  10. wiwi

    June 6, 2006 at 11:07 am

    Mbak,
    Saya seneng deh baca2 ttg asi dan pengalamannya, karena bikin saya tambah semangat kasih ASI langsung & perahan ke anakku sampai ASI eksklusif selesai….Aminn. Tapi aku suka iri aja kok BB anakku ya biasa saja (masih dalam kurva) dibandingkan dg anak formula. Trus anakku ya sakit juga, sementara temennya yg seumuran bayiku dapet formula ya sehat-sehat aja….:D (ini cuma curahan aja yg pengen aku cerita, ga ada maksud lain)
    Tapi aku sangat-sangat sadar, bahwa ASI memang tak tertandingi dan anugrah Alloh yang luar biasa, bahkan tidak ada formula yang mampu menandingi. Sudah terbukti kok, disekitarnya kena Flu, Alhamdulillah ya anakku anteng2 aja…:)

    Bravo ASI

  11. Lita

    June 6, 2006 at 11:33 am

    Wiwi
    Hehe, gak usah iri dong, mbak. Tubuh anak kan unik. Mbak juga sudah konfirmasi ke kurva pertumbuhan kan. Selama anak sehat dan pertumbuhannya baik, semua senang 🙂

    Seringkali orang bilang, kalau minumnya ASI maka badannya lebih ‘kenceng’ daripada yang minum susu formula.
    “Ngga semua yang loe denger itu bener”, kata iklan permen. Yang bener ya nutrisi dalam ASI dapat diserap jauh lebih baik daripada susu formula. Badan jadi kenceng atau lebih gemuk/kurus, itu ‘efek samping’ yang tidak perlu dipermasalahkan 🙂

    ASI juga ngga bikin anak kita jadi super dan tidak pernah sakit kok 😉 Hanya saja, ketika dia sakit pertahanan tubuhnya lebih siap karena sudah mendapat antibodi yang terkandung dalam ASI.

    Bravo ASI eksklusif. Selamat berjuang ya, mbak Wiwi. Nanti kalau sudah ‘lulus’, bagi-bagi ceritanya ke saya 😉

  12. BananaTalk - Lita Mariana’s Weblog » Blog Archive » Katakan Tidak Pada Promosi Susu Formula

    July 25, 2006 at 11:09 am

    […] Ketika ASI, si kualitas nomor satu, the BEST thing, masih diproduksi dengan baik, pemberian susu formula pada bayi adalah pemborosan. Dan ketika susu formula ditawarkan pada ibu yang jelas-jelas MENYATAKAN memberikan ASI secara penuh, ini jelas strategi pemasaran yang tidak sehat. Sama sekali tidak etis. […]

  13. BananaTalk - Lita Mariana’s Weblog » Blog Archive » Happy Breastfeeding Week!

    August 3, 2006 at 10:17 am

    […] That’s a big hope, though we can still find many fault in practices. Oh well, we can’t rely everything on the government’s hand of course. At least, maybe not for this time. Therefore, we shall do what we can to support the act. And this is one of my support. What’s yours? […]

  14. Luluk

    August 18, 2006 at 12:00 pm

    Wahhh seru ya baca blognya mbak lita.
    Andai semua ibu di Indonesia spt Mbak Lita.
    Pasti aman nyaman dan sehat-sehat generasi ke depan di Indonesia.
    With all respects and loves,you go girl !

  15. ivan

    September 4, 2006 at 5:26 pm

    stuju bgt soal ASI.sy jg prnh ditipu rumah sakit sampe kalang kabut di kantong,akhirnya krn sy punya sdkt “kelainan”,ASI sy pompa dan hasilnya bisa 3 botol bsr atau sktr 800ml.anak jd sehat!!!

  16. nely

    October 14, 2006 at 2:57 pm

    Mbak Lita yang baik,

    Aku juga ngalamin melahirkan di rumah sakit tapi gak dibantuin cara menyusui yang bener jadi lah aku bingung2 sendiri, si kecil pun jadinya dikasi susu formula ya alasannya supaya gak kelaparan, duhh sedihnya sampe sekarang gak kasi ASI mana ASInya dikit2 keluarnya. Aku sampe frustasi gak bisa kasi si kecil ASI, tapi setelah mendapat info dari Mbak tentang Relaktasi aku seperti melihat cahaya di ujung lorong yang gelap. Aku tinggal di Medan tapi aku tidak tahu apa ada klinik Laktasi di Medan seperti RS. St. Carolus.
    Tolong ya Mbak kalo ada info tentang klinik Laktasi/Relaktasi ini di Medan, aku mohon infonya, juga teman2 yang lain disini. Aku pengen segera ngasi ASI lagi buat bayiku, sesegera mungkin, aku akan terus berusaha. Thanks ya Mbak,

    Nely

  17. cherry

    October 15, 2006 at 8:28 pm

    sorry saya ada pertanyaan yg tdk ada hubungannya sama ASI, tp seputar bayi juga. katanya banyak antibody yang terbentuk pd saat bayi melewati liang vagina. artinya dengan melahirkan normal ada antibody lbh buat si bayi? benarkah itu?

  18. Lita

    October 15, 2006 at 8:55 pm

    Nely
    Mbak Nely, pertanyaannya sudah saya teruskan ke milis sehat, semoga ada tanggapan yang dapat membantu.
    Jangan sedih terus ya, mbak.
    Sedikit artikel sudah saya kirim langsung ke alamat e-mail mbak.
    Selamat berjuang. Jangan lupa minta dukungan suami dan keluarga.
    Peluk cium untuk si kecil ya 🙂

    Cherry
    Saya baru dengar 🙂

    Sepengetahuan saya, antibodi dihantar oleh ibu ke bayi melalui dua cara; melalui darah (saat kehamilan) dan melalui ASI. Dengan demikian, seharusnya tidak ada hubungannya dengan cara ekstraksi (spontan atau operasi caesar).

    Biasanya pembahasan tentang vagina dan kelahiran adalah penularan penyakit dari ibu ke bayi. Ada beberapa kasus khusus ketika janin direkomendasikan untuk tidak dilahirkan spontan, ketika risiko infeksi akibat berpindahnya kuman dari ibu (yang berlokasi di area vagina) ke janin sangat tinggi.

    Maaf jika tidak membantu.

  19. Ketty

    November 9, 2006 at 5:58 pm

    Mbak Lita, mohon bantuan dong, apakah ASI yang sudah berkurang bisa ditingkatkan lagi produksinya? Sebelum bekerja, produksi ASIku melimpah dan cukup sekali untuk anakku. Tapi sebulan setelah bekerja menurun drastis, padahal sudah rutin minum kacang hijau, susu, makan teratur, minum air putih banyak, dan makan sayuran hijau.
    Saya rasa pekerjaan yang stresful lah biang keladinya. Namun itu nggak bisa dihindari Mbak, karena memang dari dulu pekerjaan saya memang high pressure. Walaupun selalu memompa, hasil pompaan makin hari makin dikit, duh sedih deh. Sekarang jadinya nyambung sama susu formula, kecuali hari Sabtu Minggu full ASI. Memang dikatakan ibu menyusui harus berpikir positif , hindari stress dll. Tapi buat ibu bekerja, apalagi yang pekerjaannya high pressure, mesti sering keluar kantor(orang lapangan) , mesti mikir juga, dimana yah mompa ASI??, nah yang seperti ini gimana caranya mempertahankan produksi ASI ya Mbak? Teman-teman saya juga mengalami hal yang sama dengan saya. Bukannya mereka nggak mau breastfeeding atau malas mompa, tapi apa dikata kalo hasil pompaan makin hari makin dikit.. Mohon saran yah Mbak. Dan apakah ASI kita bisa habis kalau begini? Saya berniat menyusui sampai 2 tahun. Walapun nggak bisa sederas dulu, saya percaya dalam ASI yang sedikit itu tetap ada manfaatnya, daripada tidak ada ASI sama sekali.

  20. Lita

    November 10, 2006 at 9:40 pm

    Ketty
    Halo mbak Ketty.

    Jawaban singkatnya adalah BISA, jika si ibu sebelumnya tidak bermasalah dalam menyusui (maksudnya tidak memiliki kelainan), seperti dalam kasus mbak.
    Mbak Ketty juga sepertinya sudah mengenali sumber masalahnya ya; stres karena pekerjaan.

    Kalau stres tidak bisa dihindari, mungkin yang bisa disiasati adalah bagaimana kita menghadapi dan menerima stres tersebut. Walau stres, tapi kalau dinikmati, akan mengurangi beban negatif dan ketegangan.

    Dicoba terus mompanya. Jangan sambil mikir tentang jumlah perahan yang makin sedikit, malah jadi nambah stresnya. Terima aja. Semoga, frekuensi perahan yang sering akan membantu merangsang produksi ASI.

    ASI bisa habis? Bisa saja. Bisa karena sengaja (misalnya menyapih), atau karena tidak sengaja (stres, dalam terapi/pengobatan).

    Betul, ASI sesedikit apapun tetap bermanfaat. Kandungan nutrisi yang tidak se-melimpah dulu tidak menjadi alasan untuk menghentikan pemberian ASI, karena anak juga sudah beralih sumber nutrisi ke makanan padat, yang porsinya semakin besar seiring bertambahnya umur.

    Solusinya, coba saja terus. Minta bantuan suami untuk dukungan moral dan menciptakan suasana rileks. Memberikan susu formula, jika tidak bisa dihindari, juga tidak apa-apa.

    Eh, usia anaknya berapa ya, mbak? Kalau masih di bawah satu tahun, ‘penambal’ ASI ya susu formula selain MPASI. Kalau sudah setahun lebih, berikan susu UHT/pasteurisasi saja ya. Sudah tidak perlu susu formula lagi kok, kecuali punya kondisi kesehatan khusus.

    Semoga membantu walau sedikit ya, mbak Ketty.

  21. Ketty

    November 11, 2006 at 11:34 pm

    Thanks Mbak Lita. Jadi semangat lagi nih. Anakku sekarang 5.5 bulan. Saat ini memang ditambal susu formula. Saya tetap berniat memberi ASI sampai 2 tahun karena pernah membaca artikel di internet yang menyebutkan bahwa ASI tidak kehilangan manfaatnya, terutama kandungan antibodinya walaupun diberikan sampai 2 tahun. Kandungan gizi tetap ada, walaupun tidak mencukupi lagi untuk anak, karena itu ada MPASI. Uniknya lagi, antibodi dalam ASI terus berubah mengikuti usia dan pertumbuhan anak, untuk melindungi anak dari terpaan bahaya penyakit yang makin lama akan makin besar dan bervariasi seiring pertambahan aktivitas anak. Hebat ya..
    Saya mau sharing, masih nyambung dengan topik postingan mbak, ASI vs Susu Formula yang Tidak Etis. Teman saya, menjadi korban gara2 hal ini. Ceritanya selesai ia melahirkan, bayinya diberi susu formula (pakai botol) tanpa sepengetahuannya. Walhasil karena sudah mencicipi dot, si bayi tidak mau menyusu ke bundanya (beda kan isapannya). Bundanya sudah memanggil bidan untuk membantu menyusukan, tidak berhasil juga. Penolakan anaknya untuk menyusu ke payudara ibunya sangat2 luar biasa, sampai si bidan pun sambat, kok si bayi tidak mau juga menyusu walau sudah dipaksa-paksa. Setelah dua minggu terus berusaha, ASI teman saya yang sebetulnya telah keluar akhirnya kering karena tidak bisa disusukan. Jadilah si bayi minum susu formula dari baru lahir sampai sekarang (6 bulan).
    Saya berpikir, betapa kurang ajarnya, betapa berdosanya pihak rumah sakit yang telah melakukan praktik tercela seperti itu. Niat mulia Ibu memberikan ASI tidak kesampaian, padahal memberikan ASI adalah ibadah juga kan Mbak Lita? Pelanggaran hak asasi dong namanya, bukankah menjalankan ibadah adalah hak setiap insan?

    OK Mbak Skali lagi makasih atas sarannya. BTW saya barusan merah ASI untuk Senin nanti. Lumayan biar dikit, semoga bisa nambah lagi.

  22. Pak Sigit

    November 12, 2006 at 12:31 am

    Saya baru punya anak 2th 8 bulan, alhamdulillah minumnya ASI terus sampe 2th. Tidak kenal formula, karena gaji bapaknya gak cukup beli Nu***lon 😀
    Alhamdulillah, sy lihat ia banyak lebihnya dibandingkan anak2 tetangga yang dulunya pake susu formula
    seperti lebih jarang nangis, lebih berani dan mudah komunikasi dengan orang baru dikenal, juga lebih cepat beradaptasi bila dibawa ke lingkungan yang baru dikenalnya (tidak rewel minta pulang).
    Anak sy jg pernah sakit jg pernah opname. Alhamdulillah.. lebih cepet sembuh dan tidak sesering anak2 tetangga.
    Pokoknya ASI absolutely terbaik buat anak kita untuk kini dan nanti .. 🙂
    Lebih baik buat mbeliin makanan kesukaan istri daripada beli susu formula. Istri senang, anak senang 😀

    Oya mbak Lita, sekarang anak sy minumnya susu cair yang 1 literan. Saya sih pilih karena praktisnya itu, tinggal tuang. Harganya juga relatif sama dengan susu yang bubuk. apa ada pertimbangan lain pake susu cair?

    Maturnuwun, Blog nya saya bookmark ya?

    Salam dari cilacap 🙂

  23. Lita

    November 12, 2006 at 11:49 am

    Ketty
    Ya, ASI memang ajaib 🙂

    Bingung puting (nipple confusion) ya? Kalau bayi diperkenalkan pada dot terlalu dini memang risiko bingung puting sangat tinggi.

    Sebenarnya si ibu masih mungkin memberikan ASI walaupun bayi dalam keadaan bingung puting. ASInya diperah dulu lalu diberikan dengan dot. Dengan begitu dia akan belajar kenal bau ASI dan (secara tidak langsung) bau ‘khas ibu’. Dengan begitu mungkin akan mengurangi penolakannya belajar menyusu langsung.

    Memang sulit membuat bayi mau menyusu kembali pada ibunya, dan nyaris mustahil untuk dipaksakan. Tapi tetap layak diusahakan. Apakah ASInya sudah berhenti keluar? Atau ibunya masih ada keinginan untuk relaktasi? Mengingat ‘baru’ 6 bulan dan masih ada kesempatan untuk mencoba 🙂

    Selamat berjuang ya, mbak Ketty. Semoga produksi ASInya bertambah lagi. Be happy 🙂

    Pak Sigit
    Susu formula kan ngga Nutri*on aja ya hehehe…
    Ahahah… ya ya… lebih enak buat beli makanan ya daripada susu formula. Istri senang, anak riang hihihi… bisa aja pak.

    Tentang kelebihan, setiap anak kan berbeda ya, pak. Tidak selalu berlaku demikian lho. Anak pertama saya tidak dapat ASI eksklusif, bahkan sejak lahir. Tapi kondisi fisik dan kesehatannya relatif lebih baik daripada teman-teman sebayanya yang mendapat ASI eksklusif.

    Bukan berarti ASI eksklusif tidak berdaya guna lebih daripada susu formula. Tentu saja lebih baik. Hanya, sebaiknya kita tetap berpikiran terbuka bahwa ASI tidak menjamin seorang anak menjadi super dan susu formula juga tidak selalu membuat anak menjadi gemuk dan lebih rentan terhadap penyakit.

    Pertimbangan pakai susu cair? Maksudnya dibandingkan susu bubuk? Banyak ya (maksudnya lebih banyak positifnya). Saya sedang menyusun tulisannya sekarang. Semoga pekan ini sudah bisa diselesaikan. Ditunggu saja ya, pak. Maaf tidak saya jelaskan langsung di sini karena cukup panjang.

    Bookmark? Monggo-monggo. Maturnuwun sanget.
    Salam dari Jakarta yang sedang panas-panasnya 🙂

  24. Lita

    November 16, 2006 at 10:04 pm

    Sentra Laktasi di Indonesia

    Sentra LAKTASI Indonesia:

    Jl. Agung Perkasa Raya Blok J5 No. 16 Sunter Agung Podomoro, Jakarta
    Utara Telp. (021) 651 0183

    Jakarta

    * PK. St. Carolus
    Jl. Salemba Raya No. 41 Jakarta 10440 Telp. (390) 4441 pes. 7257

    * RS Husada
    Jl. Raya Mangga Besar No. 137-139 Jakarta Barat Telp. (021) 626 0108

    * RSAB Harapan Kita
    Jl. S. Parman Kav. 87 Jakarta Barat Telp. (021) 566 8284 pes. 1205

    * RS Pondok Indah
    Jl. Metro Duta Kav. VE Jakarta Selatan Telp. (021) 765 7525

    * RS OMC
    Jl. Pulomas Barat VI No. 20 Jakarta Timur Telp. (021) 472 3332

    * RS Pertamina Jaya
    Jl. Achmad Yani No.2 By Pass Jakarta Pusat Telp. (021) 421 1911 ext.
    4254

    * RSAL Mintoharjo
    Jl. Bendungan Hilir Raya Jakarta Pusat Telp. (021) 574 9037/574 9038

    * RS Bunda Jakarta
    Jl. Teuku Cik Ditiro Jakarta Pusat Telp. (021) 3192 4917

    * RS Medistra
    Jl. Gatot Subroto Kav. 59 Jakarta Selatan Telp. (021) 527 7382 ext.
    217-222

    Bekasi

    * RSIA Hermina Bekasi
    Jl. Kemakmuran No. 39 Margajaya, Bekasi Telp. (021) 884 2121

    * RSIA Permata Cibubur
    Jl. Alternatif Cibubur – Cileungsi No. 6A
    Bekasi 17435 Telp (021)-8458806 Fax (021)-84592146

    Depok

    * RSIA Hermina Depok
    Jl. Raya Siliwangi No. 50 Pancoran Mas, Depok Telp. (021) 7720 2525

    Bogor

    * RS PMI Bogor
    Jl. Pajajaran 80 Bogor Telp. (0251) 324080

    * RS Azra Bogor
    Jl. Pajajaran No. 129 Bogor Telp. (0251) 318456

    * RSIA Hermina Bogor
    Jl. Ringroad-I Kav. 23, 25, 27
    Perum. Taman Yasmin Bogor Telp. (0251)328222 Fax. (0251)328252

    Bali

    * RSB Puri Bunda
    Jl. Gatot Subroto VI/19 Denpasar, Bali Telp. (0361) 437999 Fax.
    (0361) 433988

    Makassar

    * Poltekkes Makassar (Aswita Amir, Siti Mardiah, SKM) Jurusan Gizi
    Jalan Paccerakkane KM 14 Daya Makassar Telp./Fax. (0411) 510197

    Batam

    * RS AWAL BROS BATAM
    Jl. Gajah Mada Kav. I Baloi, Batam Telp. (0778) 431777

    Riau

    * RS Awal Bros Pekanbaru
    Jl. Jendral Sudirman No.117 Tangkerang Pekanbaru, Riau 28282 Telp.
    (0761) 47333 ext. 2300

    * RS PT Caltex Pacific Indonesia
    Pekanbaru Riau Telp. (0761) 594297

    Keterangan: tertutup untuk umum.
    Lihat keterangan di komentar no. 32 di bawah.

    Banten

    * RS Misi Rangkasbitung Jl. Multatuli No. 41 Rangkasbitung Lebak,
    Banten 42311 Telp. (0252) 201014

    * RS International Bintaro Jl. MH Thamrin No.1 Sektor 7 Bintaro Jaya
    Tangerang, Banten Telp. (021) 745 5500

    * RS. Siloam Gleneagles Jl. Siloam No. 6 Lippo Karawaci Tangerang,
    Banten Telp. (021) 546 0055 pes. 7151

    Surakarta

    * Yayasan Kakak (Fajar Yulianta/Sofie)
    Jl. Slamet Riyadi No. 534 B Telp. (0271) 711453

    Medan

    * RSU Dr. Pirngadi
    Jl. Prof. H.M. Yamin SH. No.47 Medan 20217 Telp. (061) 453 6022 ext.
    267

    Yogyakarta

    * RS Panti Rapih
    Jl. Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223 Telp. (0274) 514845 pes. 227

    Surabaya

    * RS Mitra Keluarga Surabaya
    Jl. Satelit Indah II Darmo Satelit Surabaya 60187 Telp. (031) 734
    5333

    * RS Islam 1
    Jl. A. Yani 2-4 (Wonokromo)
    Surabaya
    Telp: (031) 828 4504, 828 4506
    Bukan klinik laktasi, tapi bisa konsul ke klinik ibu-anak dan akan diajarkan.

    * RS Islam 2
    Jl. Jemursari 51-57
    Surabaya
    Telp: (031) 847 1878, 847 1877

    Semarang

    * RS St. Elisabeth
    Jl. Kawi No.1 Telp. (024) 831 0076 pes. 7405

    Kaltim

    * RS Pupuk Kaltim
    Jl. Oxygen, Bontang Kalimantan Timur 75313 Telp. (0548) 41118 pes.
    237

  25. Indah

    November 21, 2006 at 12:48 am

    Bandung kok ga ada ya? Jambi juga..:(
    btw, no matrixnya masih aktif kan? indah sms kok ga ada balasan
    Fiuh… bandung aja panas apalagi jakarta ya…
    Rafi udah ga betah pake baju, cuma pake singlet. itupun masih ditambah kipas angin… 🙂

  26. ira

    November 21, 2006 at 4:34 pm

    aku pun jadi korban keluguan para perawat itu. malah tau gak, aku pernah konsul sama dokter kandungan tentang niat ASI eksklusif itu, ntu dokter bilang… “Ibu, habis melahirkan itu lelah lho. jadi gak apa bayinya dikasih susu formula, biar ibunya bisa istirahat…” sesat banget kann…????

  27. Lita

    November 21, 2006 at 11:28 pm

    Indah
    Sepertinya memang tidak semua kota besar punya sentra laktasi. Entah kalau ada info yang lebih baru.

    No. Matrix masih aktif kok. Sebenernya aku nge-buzz di Y!M karena dikau kelihatan online. Maksudnya buat bales SMS, karena kupikir enakan ngobrol langsung.

    Jakarta? Leleh… 35 C kurang panas gak? :p AC aja kalah tuh.

    Ira
    Turut prihatin, mbak Ira.
    Habis melahirkan memang capek, tapi perawat (atau bidan) hadir dengan fungsi untuk membantu, toh? Dokternya lupa kali ya… Malu bertanya sih *garing gak penting*

    Memberi ASI eksklusif, rawat gabung dengan bayi sekalipun, ibu tetap bisa istirahat kok. Apalagi kalau ada anggota keluarga lain (suami atau ibu, misalnya) yang bisa menemani walau tidak seluruh waktu.
    Tentu dengan perkecualian bagi bayi baru lahir dalam kondisi khusus yang perlu perawatan intensif, misalnya bayi prematur. Biasanya sih masuk NICU (Neonatal ICU)

  28. ira

    November 22, 2006 at 12:54 pm

    halah, dipanggil mbak….

  29. renee, bundanya aila

    November 24, 2006 at 2:03 pm

    mba’ lita, pasti udah baca postingku di milis ttg breastmilk jaundice ya?!
    ada aja ya cara mereka cari celah kasih formula ke newborn 🙁
    anyway, thanks buat sharingnya soal pola makan (especially being the first to response 🙂 )

  30. Lita

    November 25, 2006 at 12:40 pm

    Ira
    Apa dong? Masa ‘mas’? Ntar disapa ‘bu’, protes :mrgreen:
    Default aja, kok.

    Cehuna
    Bagi-bagi apa, ya?

    Renee
    You’re welcomed. Kebetulan aja email mbak terbaca pas aku baru online, dan aku lagi gak males :p
    Met ulang tahun, bunda Aila 🙂

  31. Chen

    December 4, 2006 at 8:58 am

    Halo Mbak Lita, salam kenal, aku lagi ngumpulin info nih soal RS di Jakarta yang support banget ama ASI Eksklusif, info ini mo kuterusin ke adek yang di Jakarta, aku sendiri tinggalnya di Perawang, 60km lagi dari Pekanbaru. Sebenarnya aku sih nyaranin adekku survey ke St.Carolus karna di sana rooming-in untuk semua kelas. Tapi lokasinya 1 jam kalo gak macet dari rumah adekku, so aku tetap butuh info tambahan laen, manatau ada yang lebih dekat:)

    Dalam daftar Sentra Laktasi Indonesia yang mbaik tulis untuk daerah Pekanbaru, kayaknya Awal Bros gak masuk deh mbak, maaf lo…soalnya temen-temenku yang melahirkan di sana all anaknya dikasihin susu sapi, malah pulangnya juga dibekali 1 kaleng susu sapi :'(

    Kalo RS PT Caltex Pacific Indonesia emang bener, aku partus anak pertamaku (Ellen) disana soalnya, taon 2000, all kamarnya rooming-in, asyik banget bisa 24jam full ama si kecil. Begitu anakku selesai dilap, langsung dikasihin ke aku, pahadal aku sedang dijait lo… jadi langsung lupa deh sakit2nya, hepi banget… rasa diawang-awang ada mulut kecil yang ngambil haknya, hihihi 😀

    Syukurlah puji Tuhan, aku lulus ngasih anak pertamaku ASI Eksklusif 6 bulan, yang 3 bulan terakhir kupompa karna aku kan harus balik kerja. Aku mompa dibantu suami lo mbak, pake manual breast pump. Buat temen2 yang mo mompa, kusaranin enakan mompanya pas lagi nyusuin lo, so yang sebelah netek, sebelahnya lagi dipompa, karna kalo pas lagi diisep ama si kecil, kan otomatis ada rangsangan asi-nya keluar dengan deras, bentar aja botol langsung penuh deh, asyik… suamiku juga senang banget dimintai tolong, miracle katanya.

    Cuman, sayangnya sekarang RS PT CPI yang di Rumbai sekarang udah ga buku untuk umum mbak Lita, all fasilitasnya pindah ke Duri, 2 jam perjalanan naik mobil dari tempat tinggalku,makanya pas aku hamil Hans,anak kedua, aku ampe bela2in konsul ke Duri, biar bisa partus disana, ampe dokter n perawat plus petugas2 adm di sana pada heran, gile ye… :$

    Tapi pas ditanya kenapa kok jauh2 datang ke Duri buat partus, dengan enteng kujawab aja, aku mau anakku begitu lahir langsung dikasih ASI tanpa harus kuminta dengan susah payah dari perawatnya, tanpa harus adu urat dulu, karna aku sendiri udah capek, so… satu2nya tempat yang bisa begitu hanya disini… hihihi… all pada diem… terharu kali ya… 😉

    Emang bener lo mbak, aku sempet survey juga ke RS n RSB gede2 laennya di Pekanbaru (maksudku manatau aku gak keburu nempuh perjalanan 2 jam ke Duri, so buat emergency case aja…)
    Gak ada yang bener2 support pemberian ASI, kalo ditanya soal pemberian ASI, semua pada jawab standard, boleh aja bu… asal asinya udah keluar… kan kasian bayinya ntar kelaparan…
    Kalo ditanya soal rooming-in, jawabannya begini… ya ibu kan sudah capek… jadi biar bisa istirahat…bayinya kami bawa ke ruang bayi, kalo nanti ibu mo menyusui, ntar baru kita anter… boong… teman2 pada ngomel, minta anaknya dianter ke kamar aja harus berperang dulu, paling cepat 10menit setelah di-bell baru datang, sering2nya di-bell 2x baru dianter, ntar alasannya lagi ga ada orang di ruang bayi, so ga bisa ninggalin ruangan… sebel deh…

    Makanya mbak… aku ampe bela2in gitu… males aja, lagian aku kan udah ngalami enaknya kasih asi ke ellen, so dengan hans aku juga pengen gitu, masak dengan anak pertama yang notabene aku belum berpengalaman aja berhasil, dengan anak kedua enggak, malu ama diri sendiri kan??

    Sekarang Hans udah 10bulan, udah lulus ASI Eksklusifnya, yang anak kedua, all aku pompa sendiri, udah sangat mahir, so suami udah ku-PHK hihihi… dalam waktu gak sampe 5menit udah penuh botolnya.

    Kayaknya aku udah cerita panjang banget, trims buat tulisan2 mbak Lita, minta e-mailnya kalo bisa, so kita bisa tukar2 info.

  32. Lita

    December 4, 2006 at 9:43 am

    Chen
    Makasih atas ceritanya, mbak. Inspiring!

    Aku dapet info sentra laktasi itu dari milis sehat. Rupanya sudah butuh penyesuaian ya? 🙂
    Terimakasih infonya, ya.
    Email saya: lita[at]merdeka[dot]or[dot]id

  33. Dini

    January 9, 2007 at 9:39 am

    Bener banget, gak etis banget.
    Aku sampe bosen ditelponin sales produk susu.
    Dengan tegas aku bilang,”Makasih, ASI saya cukup..” eh dijawab,”Seandainya kurang Bu,..” aku potong lagi,”Kalo kurang, saya ke klinik Laktasi supaya cukup lagi..” bla bla bla bla bla bla pokoknya dilawan terus dengan tegas dan manis sampe dia bete (moga-moga dia terus lapor ke supervisornya seandainya semua ibu-ibu kayak gini kan cape hehehehe…)

  34. Lita

    January 10, 2007 at 10:47 pm

    Dini
    Iya ya. Ibu bersatu tak bisa dikalahkan! Hanya ada satu kata: LAWAN!
    Sip… sip… hehehe…

  35. Nunung

    January 17, 2007 at 12:42 pm

    Mba senang deh baca web mba, banyak ilmunya salam kenal yah

  36. Amd

    January 20, 2007 at 12:38 am

    Saya jadi bersyukur dan merasa telah benar memilih rumah sakit.
    Istri saya melahirkan secara caesar dan tidak bisa langsung memberikan ASI, tapi pihak rumah sakit tidak memaksa untuk buru-buru memberikan susu formula. Kata dokternya bayi masih bisa bertahan tanpa ASI sampai 36 jam (beneran ndak sih?) jadi esoknya baru istri saya ngasih ASI. Selama di rumah sakit pemberian ASI berjalan eksklusif, dan dokter serta perawatnya malah sarannya “kalau ASI-nya keluar aja ya ndak usah dikasih susu formula aja. Susu ibu kan untuk anak ibu, susu sapi untuk anak sapi 🙂 ”
    Seandainya ndak mempertimbangkan berat badannya yang jauh di bawah bayi normal, mungkin ASI eksklusif bisa tetap diberikan. Akhirnya untuk ‘memompa’ berat badan terpaksalah pintu darurat ini kami ambil (tapi sempat sebulan lebih lho, dikasih ASI eksklusif).

  37. Shanti

    January 21, 2007 at 11:21 pm

    ih, senengnya yg pada bisa kasih asi eksklusif…very inspiring…
    aq telat seh baca2 artikel tentang asi dan relaktasi dsb… padahal wkt aq hamil, ingin banget pas melahirkan menyusui anakku pake asi…
    ternyata tidak keluar asinya…tp sempet dapet juga walaupun dipompa dan pake nipple shield…

    makasih ya mbak lita utk info ttg sentra laktasi itu. kebetulan aq berdomisili di batam, jd bisa nanya2 deh. aq ingin lagi menyusui anakku dg asi…mudah2an bisa. pas relaktasi itu nanti ada trainingnya kan?
    maaf, masih awam ttg hal itu. ada yg sudah pernah ikutan relaktasi?
    minta sharingnya dong, diajarin apa aja?

    minta dukungannya ya, agar aq bisa kasih asi lagi ke anakku. skrg dia sudah 3bln. masih bisa atau sudah telat yah, scara anakku skrg nyusu pake susu formula di botol susu.

    makasih…

  38. Lita

    January 22, 2007 at 7:27 am

    Nunung
    Sama-sama, saya juga senang kalau tulisan saya berguna. Salam kenal, bunda Naufal 🙂

    Amd
    Waaaahhh… anda beruntung sekali, pak! Rumah sakitnya ramah ibu-anak, ya. Semoga sampai sekarang masih seperti itu. Pasti banyak sekali ibu-ibu yang ingin difasilitasi begitu. Yang ideal biasanya memang langka, ya.

    Shanti
    Halooo mbak Shanti.
    Hehe… maaf, saya belum pernah ke sentra laktasi, tapi bisa ditanya dulu kok, apakah akan ada ‘pelatihan’ atau tidak.
    Informasi sentra laktasi itu ada atas bantuan teman di milis sehat. Thanks for them.

    Mbak tidak punya kelainan bawaan atau keadaan lain yang menghambat menyusui, kan? Kalau tidak, relaktasi kemungkinan besar berhasil. Mungkin akan ada sedikit ganjalan ketika Noah menolak (karena sudah terbiasa dengan kemudahan menyusu dari dot), tapi pasti bisa diatasi dan diakali. Kalaupun mentok sama sekali ngga mau, bisa dimulai dari memberinya ASI dalam botol dulu.

    3 bulan ngga telat banget, kok. Bisa deh. Yang penting dicoba dulu. Betul? (kalo ngga betul, mbak Shanti gak akan nyari klinik laktasi deh hehe…)
    Ayo mbak Shanti, semangat ya! Selamat berjuang untuk Noah. Ayo Noah, bantu bunda, ya!
    Terimakasih sudah mampir, mbak Shanti 🙂

  39. Shanti

    January 22, 2007 at 11:58 am

    makasih ya mbak lita atas responnya…
    tadi aq sempet tanya ke RS Awal Bros, tp jawaban yg kudapat tidak memuaskan. ternyata mereka tidak mempunyai klinik laktasi maupun konsultasinya. aq malahan disuruh konsultasi ke dokter obgynnya.

    loh kok begitu? kata mereka, nanti dr dokter obgynnya baru diinfokan lagi. bingung dan kecewa jadinya…
    sedih jadinya..hiks :'(. kl emang ga ada relaktasi, kenapa dimasukkan dalam list sentra laktasi di Indonesia?

    kl ga, aq coba tanya RS tempat aq melahirkan deh, manatau ada. soalnya wkt melahirkan di sana, aq ga ditawarin utk itu.

    senang kok bisa main-main ke web mbak…

  40. Lita

    January 22, 2007 at 10:19 pm

    Shanti
    Lhoo, ternyata gitu ya. Wah harus direvisi deh daftarnya.
    Bisa dicoba untuk telfon Sentra Laktasi Indonesia (yang di Jakarta), mbak. Minta rekomendasi untuk daerah Batam.
    Asumsi saya sih, seharusnya mereka punya datanya.

    Kalau mbak sudah dapat informasinya, bisa dibagi di sini supaya ibu lain yang butuh bisa kebagian juga 🙂
    Terimakasih sebelumnya ya.
    Semoga cepet ketemu solusinya ya, mbak Shanti. Salam cium untuk Noah.

  41. ifa

    January 25, 2007 at 4:20 pm

    pengen nanya nehsusu formula apa ya yang terbaik buat asi,soalnya asiku nggak cukup

  42. Lita

    January 26, 2007 at 10:22 pm

    Ifa
    Mbak, sebelumnya saya boleh bertanya?
    Sudah dikonsultasikan ke dokter, belum? Kalau memang ada masalah pada sistem tubuh, solusinya hanya susu formula. Tapi jika masalahnya ada pada manajemen laktasi, mungkin ASI eksklusif masih bisa diusahakan.

    Pertanyaan kedua. Maksudnya, susu formula pengganti ASI? Atau susu formula (bagi ibu) untuk memperbanyak ASI?

    Pada dasarnya semua susu formula sama saja kecuali ada kondisi khusus. Misalnya anak mbak ada alergi terhadap susu sapi, maka dia baiknya diberikan susu protein terhidrolisa (BUKAN susu soya). Kalau tidak ada masalah apa-apa, susu formula yang difortifikasi dengan zat besi sudah cukup. Tidak perlu yang ditambahi DHA dan macam-macamnya.

    Kalau yang mbak maksud adalah susu bagi ibu menyusui, ibu menyusui tidak butuh susu khusus.

    Masalah merek apa atau ada penjelasan lain yang lebih ‘intim’, silakan lewat jalur pribadi saja ya ke lita(at)inirumahku(dot)com.

  43. abinafi'

    March 9, 2007 at 4:08 pm

    Ass…
    Saya seorang bapak dari bayi 6bln. Saya baru tahu setelah baca tulisan bu lita, mengenai susu formula. Memang betul tulisan diatas sama dengan kasus yang kami alami waktu istri melahirkan kemarin. Anak saya sama perawat diberi susu formula, tanpa pemberitahuan istri. Yaa maklum kami baru menjadi orangtua baru jadi belum punya info banyak. Akhirnya sampai sekarang (anak kami usia 6bln) minum susu formula tanpa ASI dari lahir. Sedih memang selain kesehatan anak kami sering terganggu seperti: bab kayak bubur, badan sering panas. kami sudah ganti berbagai jenis susu formula sesuai info maupun anjuran dari dokter namun hasilnya sama. Kami harus menganggarkan dana khusus hanya untuk susu dan kedokter, yang sangat membebani kami,kadang untuk nabung susah karena uang sudah habis.
    Waktu sudah berbagai usaha agar ASI istri saya lancar namun tetap sangat sedikit keluarnya dan bayi kami tidak sabaran bila minum asi, namun apabila dikasih botol langsung cepat habis.

    ada yang ingin saya tanyakan mengenai SENTRA LAKTASI itu bergerak di bidang apa?

    terimakasih atas infonya
    wassalam

    1. Lita

      March 9, 2007 at 11:03 pm

      Saya turut prihatin, pak. Selain ikut merasakan sedihnya (anak pertama saya juga tidak mendapat ASI secara eksklusif), saya juga prihatin atas mahalnya harga susu formula.
      Pada dasarnya semua susu formula nyaris sama (kecuali yang bahan dasarnya berbeda ya, misalnya ada yang susu sapi, ada yang dari kedelai), jadi ganti-ganti merek mungkin tak begitu membantu. Tak perlu pilih yang mahal jika maksudnya ingin memberi yang terbaik. Mahal belum tentu terbaik. Murah juga belum tentu murahan dan berkualitas rendah.

      Anggaran untuk ke dokter? Kan tidak setiap bayi sakit harus ke dokter ya, pak. Bapak bisa mencari panduan khusus permasalahan umum kesehatan anak (common problem in pediatrics) untuk dibaca bersama ibu di rumah, supaya dapat memilah dengan lebih selektif kapan anak perlu dibawa ke dokter dan kapan dapat dirawat di rumah (dengan pengawasan, tentunya). Semisal kondisi feses yang berubah-ubah (ada pertandanya kapan orangtua harus waspada), selesma atau flu, demam, diare (kapan perawatan dengan rehidrasi tidak lagi memadai).

      Ketika bayi sudah kenal dot, wajar saja jika dia jadi tidak sabaran saat menyusu langsung ke ibu. Dot menyediakan susu dengan mudah, tak perlu menunggu (seperti menyusu, yang butuh waktu ‘penyaluran’) dan tak perlu berusaha keras (disedot pelan saja susu sudah mengalir, tidak seperti menyusu langsung ke ibu yang butuh kerja lebih banyak).
      Jika ASI dapat diproduksi, jumlahnya dapat ditingkatkan dengan mempersering menyusui. Reflek hisap bayi akan membantu meningkatkan produksi ASI. Konsultan laktasi dapat membantu mencarikan solusi.

      Sentra Laktasi itu khusus melayani konsultasi seputar penyusuan (laktasi), pak. Misalnya ibu ingin mencoba menyusui (walau sekarang si kecil sudah berusia 6 bulan), sila hubungi sentra laktasi terdekat untuk informasi lengkapnya.
      Semoga membantu.

  44. Nia

    March 16, 2007 at 12:24 pm

    Assalamualaikum,wr.wb.
    Terus terang sebagai seorang ibu baru, saya merasa kecolongan di rumah sakit. Suster memberi susu formula tanpa seizin kami sebagai orang tua. Alasannya, karena saya melahirkan secara caesar dan kondisi badan masih belum memungkinkan untuk menyusui. Padahal setelah operasi, saya langsung meminta bayi saya untuk langsung saya susui, tapi suster tidak mengizinkan.
    Akhirnya, sewaktu pulang, bayi saya sama sekali tidak mau menyusu langsung (sekedar info, usia bayi saya kini sudah 2,5 bulan. Tapi saya tetap berusaha memberikan asi perasan yang dimasukkan ke dalam botol. Alhamdulillah,dia mau meminumnya. Tapi yang jadi masalah, asi perasan tersebut kurang volumenya. Sehari cuma dapat 400ml. Saya pingin banget ikut klinik laktasi, tapi di domisili saya (Surabaya) tidak ada klinik laktasi.
    Jadi, saya sangat berharap bagi ibu-ibu atau siapapun yang bisa membantu masalah saya untuk tetap dapat memberikan asi eksklusif untuk bayi saya, atau yang pernah mengikuti klinik laktasi untuk dapat mengajarkan bagaimana caranya memompa asi dengan tangan. saya sangan berharap sekali ada tanggapan dari kalian semua. trims.

    1. Lita

      March 16, 2007 at 10:08 pm

      Alaykum salam, mbak Nia.

      Sementara ini, anaknya terus dibujuk untuk langsung menyusu, ya.
      Memang awalnya akan menolak, kasus dengan teman dekat saya seminggu lalu juga begitu.
      Tidak ada cara lain selain selalu dan gigih membujuk.
      Jangan dipaksa. Nanti malah sama sekali ngga mau.

      Bisa dicoba untuk diberi ASI botol sampai setengah kenyang, lalu diajak menyusu.
      Kalau sedang lapar dan disuruh menyusu, yang ada jadi marah-marah karena harus menunggu ASI ‘turun’ dari wadahnya.
      Beda dengan yang sejak awal hanya tahu ASI jadi lebih ‘sabar’ dan mau menunggu 🙂

      Yang pasti, kalau mbak tidak punya kelainan (dan tampaknya memang tidak, karena bisa memproduksi ASI), makin sering menyusui atau diperah ASInya, ASI yang diproduksi makin banyak.
      Siklus yang saling memacu. Jadi, sering-sering memperkenalkan puting ke bayi, ya.

      Mbak Nia sudah coba tanyakan ke RS Mitra Keluarga di Surabaya tentang layanan konsultasi laktasi?

      RS Mitra Keluarga Surabaya
      Jl. Satelit Indah II Darmo Satelit Surabaya 60187 Telp. (031) 7345333

      Kalau ternyata tidak ada, tolong beritahu saya, ya. Supaya data yang ada dapat diperbarui.

      Tentang memerah ASI.
      Karena agak sulit kalau hanya dengan kata-kata, saya bantu dengan rujukan yang mengandung gambar ya.
      Mbak bisa lihat di breastfeeding.com. Website berharga karena aslinya konsultan laktasi ini ongkosnya cukup mahal.

      Gambar:

      * Posisi menyusui yang benar (bisa membantu keluarnya ASI dengan lebih lancar): http://breastfeeding.com/helpme/helpme_images_latchon.html

      * Manual expression: http://breastfeeding.com/helpme/helpme_images_expression.html

      Artikel yang menunjang penyusuan:

      * Getting babies back to your breast (after formula): http://breastfeeding.com/helpme/helpme_tips_supply8.html
      * Can’t get enough pumped milk: http://breastfeeding.com/helpme/helpme_tips_pump2.html
      * Pumping, but not enough: http://breastfeeding.com/helpme/helpme_asklc_ans99.html
      * Bingung puting: http://breastfeeding.com/helpme/helpme_asklc_ans44.html
      * Mogok menyusu, bingung puting: http://breastfeeding.com/helpme/helpme_asklc_ans116.html
      * Is my baby getting enough milk?: http://breastfeeding.com/all_about/faq_baby_enough.html
      * Is pumping affecting my supply?: http://breastfeeding.com/all_about/lawrence_anwers3.html#pump

      Semoga membantu, mbak Nia.

      Jawaban ini saya kirim juga via email.

  45. veronika

    April 17, 2007 at 9:24 pm

    halo,

    mau share aja,,, kebetulan aku tinggal di luar Indo dan baru melahirkan… ditempatku, begitu melahirkan masih dlm keadaan sadar gak sadar aja (kebetulan aku caesar), bayi langsung disodorin ke payudara dan langsung nenen… katanya ASI pertama justru yang paling bagus dan membuat bayi imun… dan reaksi bayi justru langsung nenen krn katanya sih itu bawaan dari waktu msh dalam perut…. gak ada yang namanya sama suster diberi susu formula… susu formula diberikan apabila si ibu sendiri yang meminta krn tidak mau menyusui…

  46. Pujo Suwarno

    May 7, 2007 at 3:23 pm

    mba’ lita yang baik,
    mo nanya juga neh….anakku baru 1 bulan pas minggu2 pertama anakku belum bisa minum asi, selalu nangis nah istri takut terus dikasih asi pake dot…. jalan minggu ke2 saya anjurin pake asi aja dicoba terus pertama bisa, tapi terus ga bisa lagi nah udah gitu…..saya sama istri putusin hrs dengan asi caranya pas anak nangis tetap sodorin asi jika masih nangis susu formula tapi dengan sendok tanpa dot (anjuran dokter juga seperti itukan mba’ Lita?)….
    alhamdulillah sekarang bisa mba’ tapi kayaknya anakku asinya masih kurang padahal pas minggu2 pertama asinya melimpah….
    konsekuennya asi kurang saya pake susu formula tambahan “NUTRILON ROYAL 0-6BULAN”…apakah ini bisa mba dan ga mempengaruhi asi…. tapi ngasih formulanya tetep dengan sendok..
    baguskah NUTRILON ROYAL untuk anak saya…..
    terus bagaimana untuk menambah asi bagi anak saya mba?
    terima kasih

    1. Ketty

      June 2, 2007 at 12:06 pm

      Mas Pujo,
      Salah satu tanda bahwa ASI kita cukup untuk anak adalah berat badan yang meningkat sesuai usianya, BAK nya minimal 6 kali sehari, anak kelihatan ‘puas’ setiap habis menyusu, serta tidak kelihatan dehidrasi (kulit/bibir kering, atau dahi terlihat cekung). Untuk mengetahui BB anak, maka harus kontrol ke dokter, sekalian sama imunisasi. Untuk meningkatkan produksi ASI caranya adalah terus memberikan ASI, caranya susu formula dikurangi sedikit demi sedikit, susui bayi lebih sering sampai ASInya kembali melimpah. Hukum ASI kan supply and demand, semakin banyak disusukan semakin banyak dikeluarkan. Kalau jatah ASI di skip dan diganti SF, malah jadi mengurangi ASI karena anak dah kenyang pakai formula, hasrat untuk mengisap ASI jadi turun. Untuk Ibu, perbanyak minum air putih / cairan, makan sayuran hijau dan kacang-kacangan. Makan ikan, tempe, tahu juga baik agar meningkatkan kadar DHA dalam ASI. Ayo Mas Pujo, kasih semangat istri untuk menyusui ya, mumpung anak masih satu bulan, usahakan kasih ASI eksklusif 6 bulan. Anak yang menyusu ASI memang cepat lapar karena ASI cepat sekali diserap tubuh, beda ama susu formula. Kalau susu formula umumnya diberikan tiap 2 jam sekali, maka menurut Dr Oetami(konsultan Laktasi), ASI diberikan kapan pun bayi suka/haus, jangan di-jam-in. Pengalaman saya pribadi waktu anak masih 1 bulanan, hampir tiap jam minta nyusu, tapi tiap anak bisa bervariasi ya Mas. Kalau anak masih nangis terus, coba diperiksa lagi apakah benar krn lapar atau sebab lain (kepanasan, alas tidurnya ga nyaman, ingin digendong, dsb). Kolik (perut ‘kenceng’) pada bayi juga sering bikin bayi rewel. Pelajari teknik pijat bayi yang bisa menenangkan bayi saat tidur dan mencegah kolik. Buku ttg pijat bayi tersedia di toko buku. Kalau masih bermasalah, telepon/datang ke Klinik Laktasi. Alamat dan telepon ada di atas tuh.. coba scroll up page nya ya. Dan baca archive2 lain dalam blog mbak Lita ini, banyak cara untuk meningkatkan kembali produksi ASI maupun untuk menambah semangat bagi para ibu dan ayah untuk mensukseskan ASI ekslusif.
      Mbak Lita, aku bantuin jawab gpp ya

    2. Lita

      June 26, 2007 at 3:31 pm

      Sudah ditanggapi mbak Ketty 🙂
      Terimakasih, mbak.

      Tambahan komentar saya tentang susu yang bapak sebut.


      Soal merek susu yang katanya bagus, saya punya banyak dugaan mengapa dikatakan bagus. Misalnya karena seri iklan awal yang bekerjasama dengan IDAI dan mendukung ASI (yang sekarang nampak nyata bahwa dukungan tersebut ada ‘maunya’ saat seri iklan yang lebih baru dimunculkan), karena formulasinya konon paling mendekati ASI, karena merek ini menyelenggarakan semacam seminar pendidikan tentang pentingnya ASI (dan turut mempromosikan pentingnya formulasi terbaru dalam produk mereka), atau ya karena iklannya sedemikian gencar dan para pemakainya punya semangat berbagi informasi yang tinggi (susu anakku merek N ini bagus lho jeng, anakku jadi begini begitu..)
      Maaf para ibu, bukan bermaksud mendiskreditkan anda tapi saya dengar sendiri promosi model ini dan kenyataan pahit (bahwa sebagian dari kita memang ada yang begini) tetap harus kita terima.

      Sebagus apapun susu formula, tetap tidak akan bersanding dalam kebaikan dengan ASI. ASI memang bukan dewa, tapi ASI SATU-SATUNYA bagi anak manusia, karena memang diciptakan untuk anak manusia.

      Seperti dikatakan di:
      http://litamariana.com/personal/lita/pernyataan-sikap-terhadap-susu-formula-bayi/#comment-9278

  47. noora

    June 21, 2007 at 2:53 pm

    mba, aku juga coba hubungi panti rapih yogyakarta. critany aku mau konsultasi karena aku minggu depan dan seterusnya akan sering ke luar kota slama 3 harian. tp ternyata mereka bingung dan dihubungkan ke poli kebidanan, trus aku malah disuruh ke dokter anak dan nanya2 aja ke DSA.

    o ya mba aku mau nanya sekalian…
    aku kerja n sekarang masih asi ekslusif buat Nayla (3 bln besok 29 juni, skrg 5.2 kg BB lahir 3.2kg) meski ga berhasil ELO n pernah diolesin madu :(. Kalau siang ASI diminumkan pake sendok kl ga spout cupnya mag2 pigeon kadang juga pake dot (pake dot cma dienyot2 ga mau). seneng si dia ga mau minum pake dot. Tapi kok kalo minum asi perah ga bisa banyak ya. senengnya netek lsg dr ibunya (bisa banyak). aku bingung nanti gimana kalo kutinggal secara dia kalo malem mau tidur kudu netek sambil tiduran baru bisa tidur.please masukan ya

    makasih banyak web ini jadi inspirasiku biar tetep semangat……

    Noora
    sdg khawatir knapa Nayla minumnya ga rakus kayak sebelumnya

    1. Lita

      June 26, 2007 at 3:25 pm

      Hmmm, pastinya beda ya minum ASI perah dengan menyusu langsung. Sensasi sentuhan dengan kulit payudara ibu dan pelukannya itu lho 😉
      ASI perahnya diberikan oleh mbak atau oleh yang lain? Apakah kalau diberikan oleh ayah atau anggota keluarga yang lain (atau pengasuh, misalnya), Nayla juga tidak mau minum banyak?

      Kalau pengalaman pribadi tentang tidur sambil menyusu sih, anakku ngga ‘maksa’. Kalau tidak ada aku, dia mau aja tidur digendong sambil sebelumnya minum susu (susu sapi cair, karena sebelum 1 tahun dia tidak pernah kutinggal bepergian lebih dari 2 jam). Tapi kalau ada emaknya ya jangan tanya, tidur digendong sih nehi, maunya menyusu sambil tiduran langsung di kasur.

      Sudah pernah dicobakan untuk dininabobokan oleh selain mbak dan tidak sambil menyusu langsung, belum?
      Jangan keburu terlalu khawatir, barangkali Nayla memang sedang ‘tidak ingin’ banyak menyusu dan akan di’kompensasi’ di hari-hari selanjutnya 🙂

      1. ira

        June 26, 2007 at 3:47 pm

        Kalau pengalaman pribadi tentang tidur sambil menyusu sih, anakku ngga ‘maksa’. Kalau tidak ada aku, dia mau aja tidur digendong sambil sebelumnya minum susu (susu sapi cair, karena sebelum 1 tahun dia tidak pernah kutinggal bepergian lebih dari 2 jam). Tapi kalau ada emaknya ya jangan tanya, tidur digendong sih nehi, maunya menyusu sambil tiduran langsung di kasur.

        =====================
        lah kok sama kayak aku sih? Anakku juga kalo digendong neneknya, digendong tanteku, digendong sepupuku… cepet banget tidurnya. Tapi kalo digendong aku, boro-boro…. aku gak pernah berhasil membuat dia tidur tanpa kasih susu…hehehhehehee

        1. Ketty

          June 26, 2007 at 6:47 pm

          Hiy sama juga dengan anakku (soal tidur digendong dan soal anak rada susah minum ASI perah). Coba mbak Noora, pada saat anak dilatih minum dari gelas, mbak Noora nya nyingkir dulu jangan kelihatan sama nayla..biar dia merasa si bunda memang lagi ga di tempat, so kalau haus ya minum dari sendok. keep on trying ya.

  48. nancy

    July 28, 2007 at 2:44 pm

    alamat klinik laktasi yang disurabaya dimana???

    1. Lita

      July 28, 2007 at 11:58 pm

      Coba hubungi:

      RS Islam 1
      Jl. A. Yani 2-4 (Wonokromo)
      Surabaya
      Telp: (031) 828 4504, 828 4506
      Bukan klinik laktasi, tapi bisa konsul ke klinik ibu-anak dan akan diajarkan.

      RS Islam 2
      Jl. Jemursari 51-57
      Surabaya
      Telp: (031) 847 1878, 847 1877

  49. andrian

    September 19, 2007 at 3:01 pm

    mbak saya punya bayi berumur 3.5 bln,saat ini masih mendapatkan susu ekslusif dan rencananya akan diberi sampai 6 bulan, yang saya ingin tanyakan, berdasarkan buku the baby book dr md sears, disebutkan bahwa kebutuhan bayi diatas 6 bulan tidak dapat diperoleh hanya dari asi sehingga mesti mendapatkan makanan tambahan, apakah hal ini betul? bagaimana jika makanan tambahan yang diberikan tidak disertai susu formula tapi tetap di beri asi sampai asinya tidak keluar lagi/mulai usia berapa idealnya dapat diberikan susu formula?

  50. Lita

    September 24, 2007 at 1:46 pm

    Andrian
    Betul, ASI SAJA tidak lagi mencukupi kebutuhan nutrisi anak ketika usianya telah lebih dari 6 bulan. Karena itu, MPASI (makanan pendamping ASI) mulai dikenalkan di usia tersebut. Secara bertahap, hingga akhirnya pada usia 1 tahun anak sudah dapat makan ‘table food’ (makanan meja, yang sama dengan yang dimakan sekeluarga).

    Karena namanya MPASI, tentu saja menu utama tetap ASI. Pengolahannya pun sebagian besar tetap menggunakan ASI sebagai campuran.
    Rekomendasi pemberian ASI oleh WHO adalah 6 bulan eksklusif dan dilanjutkan hingga setidaknya usia 2 tahun (lebih juga boleh).

    Kapan idealnya diberikan susu formula? Idealnya sih tidak usah, pak 🙂
    Susu formula tidak diperlukan oleh bayi yang ibunya mampu memberikan ASI. Bahkan ketika usianya telah lebih dari 1 tahun.

    Sampai usia 1 tahun, anak belum boleh diberi susu sapi murni. Kalau tidak mampu memberi ASI, pilihan satu-satunya adalah susu formula.
    Seperti dikatakan tadi, dianjurkan untuk memberikan ASI sampai 2 tahun. Jadi antara 1-2 tahun, jika ingin memberi tambahan susu selain ASI, susu sapi murni sudah cukup.

    Susu bukan menu wajib, walau kalau anak suka, sila diberikan.
    Semoga membantu 🙂

  51. regee

    September 28, 2007 at 9:09 am

    Wah Mba Lita, kayanya di Indo lagi rame banget ya tentang pro kontra ASI vs susu formula. Kalo saya suporter ASI donk teuteup….Dulu waktu ngelahirin anak pertama (thn 2005) saya ngelahirin di sebuah RS besar di daerah kuningan Jakarta. Saya juga ngalamin yang namanya perampasan hak ELO dengan alasan habis operasi. Abis lahiran anak saya langsung dikasih formula. Dan baru besoknya dikasih kesaya buat disusui (Ortu dan mertua maksa buat ngasih sufor, bete deeh kalo diinget2 lagi). Akibatnya, anak saya bingung puting, PD saya membengkak sampe demam, dan alhasil baru hari ke-9 anak saya sukses menyusu ASI. Selama 9 hari itu saya stress minta ampun. Untuk anak ke-2 yang baru lahir 2 bulan yll, saya gak mau dapet pengalaman sama. Walaupun lahirnya lewat operasi, tapi anak ke-2 saya tidak mendapatkan sufor. Perawat RSnya emang komitmen kalo ibu gak ngijinin kasih sufor ya ndak dikasih (saya ngelahirin di state), 3 jam setelah operasi saya berjuang ngasi ASI walaupun masih linu dan Alhamdulillah sukses. Sampe sekarang dede masih ASIX, dan sempat waktu itu saya ngalamin sore nipple yang lumayan parah yang bikin saya dengan berat hati mencoba sufor, tapi malah bayinya yang ngamuk dan teriak menghiba2 gak mau, alhasil saya tetap kasih ASI walau sambil nangis2 nahan sakit. Tapi dalam 3 hari sakitnya sembuh dengan sendirinya. Dan sekarang kegiatan menyusui masih terus berlangsung dengan lancar. Salut buat mba Lita untuk tulisan2nya dan hidup ASI !!!!

  52. Devi

    October 2, 2007 at 9:58 am

    Mbak Lita,
    Sy sebenarnya sangat ingin sekali memberikan anak k3 saya ASI sebanyak2nya dan selama2nya, krn k2 kakaknya hanya sebentar mendapatkan ASI. untuk yg pertama hy 3-4 bulan (krn sy hamil lagi) dan yang k2 hanya 6bulan. Itupun k2nya tidak eksklusuf (campur formula). Tp kendalanya, anak k3 saya ini diberi keistimewaan oleh Allah, shg agak kesulitan untuk dapat menyusu langsung shg asi saya tsb saya masukan k botol baru d konsumsi o/ bayi sy. Yang ingin saya tykan, apakah bila asi sering di pompa akan mengurangi jumlahnya ??. Krn kok asi saya semakin sedikit. sedangkan saya melahirkan baru 40 hari. mohon penjelasannya. Tks….

  53. Indah

    October 4, 2007 at 9:29 am

    Alhamdulillah waktu saya melahirkan….dokter & suster justru memberi semangat untuk si bayi mimik langsung walaupun dalam 3 hari asi saya baru keluar. Padahal saya sempat minta susu formula karena kasihan sama si bayi tapi sama dokter dijelasin kalau si bayi masih memiliki persediaan makanan selama 3 hari dalam tubuhnya.

  54. Putie

    October 23, 2007 at 2:29 pm

    Wah.. seram sekali ya suster-suster di rumah sakit bersalin tsb. Alhamdulillah, saya merasa beruntung melahirkan di RS Bunda Jakarta. Pihak RS mengutamakan kenyamanan pasien, terutama bayi. sharing ya..

    1. Bayi mau dikasih ASI atau formula memang pilihan si ibu-nya. Kalau di Bunda, sebelum melahirkan si ibu disuruh menandatangani perjanjian apakah setelah lahir (selama masih di RS) bayinya mau diberi ASI eksklusif, full formula, atau campur (susu formula dulu selama ASI belum keluar).

    2. Waktu itu saya ngotot memilih ASI EKSKLUSIF, dan memang, meskipun tiga hari pertama ASI saya belum keluar, pihak RS tidak berani memberikan apapun ke bayi saya. mereka secara rutin mengantarkan bayi saya ke ruangan saya setiap kali bayi menangis.. malah terkadang si bayi ditinggal di kamar saya agar bisa langsung ditangani ibunya ketika menangis. Nah.. ketika akan 48 jam (batas dimana bayi tahan tidak minum apapun setelah lahir), ASI belum keluar, saya berinisiatif meminta formula untuk bayi saya. Lewat 48 jam, saya nggak berani coba-coba lagi untuk tidak memberikan apa-apa ke bayi saya.

    3. Bagusnya, pihak RS memberi susu formula tidak dengan dot, tapi dengan disendok.

    4. Kalau soal bayi-dot-dan puting, berdasarkan pengalaman saya, bayi saya tetap mau menyusu kepada saya meskipun dia sudah kenal dot dan susu formula. Jadi, selama siang hari (saya bekerja), bayi saya minum susu formula dengan dot. Malamnya, tanpa rewel dia mau menyusu kepada saya. Jadi saya pikir kalau masalah ini nggak bisa digeneralisir ya. Tergantung anaknya.

  55. Lita

    October 23, 2007 at 11:41 pm

    @ Puti:
    Lebih banyak yang kurang beruntung karena bayinya menjadi bingung puting, Put. Dalam beberapa kasus (temanku sendiri), anaknya samasekali tidak mau menyusu kembali. Sampai usia setahun, sang ibu tetap harus memberi ASI perah dan diberikan dengan dot atau disuapi. Selanjutnya? Kurang tau ya, anaknya baru umur setahun sih hehehe…
    Jadi kalau bicara statistik, memang selalu bicara generalisasi/penarikan kesimpulan ya. Yang banyak yang menang 🙂
    Makasih lho sharingnya.

  56. Anti

    November 19, 2007 at 1:28 am

    Waktu lahirin sikecil kemaren juga sempet dikasih susu formula sama susternya karena memang ASIku belum keluar dan kurangnya informasi tentang kolostrum dan kemampuan bayi bertahan hidup selama 2x24jam tanpa diberi asupan apapun (CMIIW).

    Sebenarnya..(berdasarkan pengalaman nih mba’) kalau ibu hamil tahu seperti apa sich kolostrum itu, kapan munculnya, produksinya dalam payudara bagaimana, cukup tidak untuk bayi dll tentang kolostrum (bahasannya lengkap seperti ASI) mungkin bisa mencegah tercemarnya bayi dengan susu formula terlebih lagi siibu tidak akan pernah sempat berkenalan sama sibiangkerok itu dan berdampak pada tidak adanya cadangan sufor di rumah yang mungkin bisa dilirik2 sama ibu kalau mereka lagi patah semangat.

    Kalau yang aku dengar dari temen2ku sich mba’ rata2 bayi mereka berkenalan dengan susu formula pada awal2 kehidupan bayi… yach dengan alasan yang clasic itu “ibukan ASInya belum keluar” termasuk aku juga ngalamin. Padahal, waktu aku tuh senam hamil yang ngajarin suster dari RS tempat aku melahirkan juga, dia dengan bijaknya bilang kolostrum cukup untuk bayi karena bla..bla..bla.. (sorry lupa, tapi tau kolostrum cukup aja untuk bayi walau produksinya hanya beberapa cc *v*)tapi pada saat aku selesai melahirkan action yang berbeda yang mereka tunjukkan, ASI tidak keluar nanti kasian bayinya kekurangan cairan malah bisa sakit, yach orang tua mana yang kalau dikatain anaknya bisa sakit tetep bersikukuh dengan pendiriannya (mana saat itu ga’ punya backup informasi apa2 lagi) dari pada ada apa2 ya terima saja dikasih susu formula.

    Belum lagi setelah 3hari di RS bayiku kena kuning, makin mantaplah daku dihati untuk membiarkan bayiku minum sufor, karena suster2 bilang bayi kuning harus minum banyak, pasien yang o’on gini ya manut aja.

    Pulang kerumah sambil berbekal 1kaleng sufor (yang dalam hati sudah tekad ga’ akan aku kasih lagi)eee…. ternyata dihadang dengan demand bayi sama ASI yg begitu besar terus2an dan kadang2 sampe 2jam nyusu, sudah pasti bertanya2 pada diri sendiri .. ASI g cukup ga’ sich kok nih anak minta mulu, kan lambungnya masih kecil??? kok bisa minum segini banyak, kualitas ASI g gmn sich, apa ga’ bagus yach?? Dan akhirnya seperti yg aku bilang diatas.. patah semangat, goyah, lirik2, akhirnya dihampiri juga. Tapi cuma 2kali kok karena saat itu aku bingung (baca:panik) Untungnya aku berhasil menenangkan diri dan yakin ASIku pasti cukup akhirnya insaf, bagaimana dengan bunda yang lain??? yang mungkin tergoda dan jadi keterusan??

    Bagaimana kalau kampanye ASI juga disertai dengan kampanye kolostrum secara jelas dan lengkap, jadi dari awal ibu yakin hanya memberi yang terbaik untuk bayinya.

    sssssssttt… ditunggu bahasan tentang kolostrumnya *v*

    Salam ASI,
    Anti-mommy Austin

  57. ari

    November 19, 2007 at 3:04 pm

    Mau bagi pengalaman dan sedikit nanya-nanya neh…
    Waktu ngelahirin ke 2 anakku (satu di luar Jakarta, dan satu di Jakarta), dua-duanya sempat dikasi susu formula sama suster, karena ASI ku belum keluar. Waktu itu memang aku belum paham banget kalo bayi bisa bertahan 2×24 jam tanpa dikasi apapun. Alhamdulillah, ASIku keluar di hari ke 4. Pertamanya sedikit banget, tapi untungnya anakku mau. 2-3 hari berikutnya sih dah lancar. Jadi susu formulanya langsung aku stop.Akhirnya aku bisa ngasi ASI terus, anak pertama sampai 1 tahun lebih (aku stop karena keburu hamil) dan anak ke 2 sampai dia hampir 3 tahun.

    Sekarang aku lagi hamil ketiga. Rencananya sih mau melahirkan di tempat yang sama dengan tempat anakku lahir. Sayangnya rumah sakitnya bukan rumah sakit sentra laktasi seperti yang diinfokan mbak lita di atas. Mau pindah ke rumah sakit sentra laktasi yang dekat rumah harganya mahal banget. Jadi bingung… Gimana caranya supaya anak saya nanti gak dikasi susu formula sama susternya? Bisa gak ya kita minta ke susternya untuk gak ngasi susu formula, padahal itu bukan rumah sakit sentra laktasi?

    tx before untuk siapa aja yang mau berbagi pengalaman.

  58. mimi

    November 20, 2007 at 2:50 pm

    untung di RS tempat aku melahirkan sangat pro ASI, bayiku pernah nangis gak karuan langsung dibawa ke kamar ibunya, duh senang banget deh. Trus diajarin cara2 menyusui dengan benar, memijat payudara, dll, duh senang n bahagia banget deh, aku kalo mau melahirkan lagi mending disana aja.
    Lagi pula setahuku bayi umur 2-3 hari masih ada cadangan makanan yg dibawa dari rahim ibunya, jadi gak mungkin kelaparan walaupun ibunya belum keluar ASI nya. Teman ku melahirkan di RS di jatinegara dikasih susu formula, trus di buku tumbuh kembang bayinya ada tulisan “CARA MEMBUAT SUSU X GOLD…” ya ampyuuunn ini mah iklan sponsor banget seh, sebel aku liatnya.
    Aku sampe sekarang (bayiku umur 6 bulan jalan) masih nenteng2 cooler carrier, biarin deh ribet, yang penting bayi ku sehat aman sentausa hehehe. Sebentar lagi dikasi MPASI. Kalo ada info mengenai MP ASI ya mbak, sekalian resep2 nya 🙂

    *seneng nemu blognya mbak nih hihi

  59. Lita

    November 21, 2007 at 11:30 am

    @ Anti:
    Wah bagus juga idenya, mbak. Kampanye kolostrum. Kolostrum yang terkandung dalam ASI manusia dong, ya. Kalau bukan, judulnya jadi promosi suplemen hehehe…
    Terimakasih. Mohon ditunggu, ya. Semoga sabar menunggunya :p

    @ Ari:
    Bisa, mbak. Perlu ketabahan, kesabaran, dan kegigihan ekstra memang. Lebih sip lagi kalau dibantu suami atau keluarga lain yang bisa mendampingi saat mbak di RS 🙂
    Di tulisan-tulisan saya yang lain sudah ada sharing serupa kok, tips untuk sukses ASI eksklusif sejak masih di RS/bidan sampai lulus 6 bulan 🙂
    Selamat berjuang.

    @ Mimi:
    Mbak, kalo MPASI mah buanyak yang lebih kampiun daripada saya hehehe…
    Coba mbak Googling lagi pakai kata kunci ‘MPASI’ atau masuk ke Multiply.com dan cari pakai kata kunci yang sama.
    Terimakasih sharingnya, yaaa…

  60. pertiwi

    December 16, 2007 at 7:32 pm

    Hallo mba lita, seneng banget deh menemukan blog mba ini. saya baru jadi ibu 6 bulan. putri saya ASI eksklusif sampai 4 bulan karena kenaikan berat badannya mulai usia 2 bulan hanya 4 ons tiap bulan, maka DSAnya menganjurkan untuk ditambah mpasi, saat 4 bulan itu berat badannya 5,4kg. Setelah 6 bulan ini ternyata berat badannya hanya 6kg. jadilah DSAnya menganjurkan untuk diberikan susu formula. aduh… musnah harapan saya ingin memberinya ASI sampai 2 tahun. apalagi anak saya ini ternyata tidak suka dengan susu formulanya (baik disuapi maupun melalui dot mag-mag). BABnya jadi encer dan terus terang saya sudah kadung cinta dengan kepraktisan ASI,yang tanpa steril2lan. ekonomis, dan menambah ikatan kasih dengan anak. Sekarang saya lebih fokus memberi makanan padatnya. cuma saya mau tanya nih sebenarnya udah perlu banget belum sih susu formula, ASI saya cukup banyak, tetapi memang kurang berkualitas karena gizi makanan yang saya konsumsi agak kurang. saya jadi bingung nih mba… saya sih maunya ASI plus makanan padat aja, tapi mencukupi ga ya untuk anak saya, dan kalau memang harus dibantu susu formula bagaimana caranya biar anak saya mau…
    teroma kasih banyak ya mba lita..

  61. pertiwi

    December 16, 2007 at 7:34 pm

    Adu maaf mba saking semangatnya jadi salah ngetik, Terima kasih banyak mba lita

  62. fajar

    January 12, 2008 at 11:49 am

    yah, para produsen emang pengen untung sih, mo gimana lagi. apalagi kalo rs nya ikit ikutan bantu, klop deh. harusnya pemerintah menegakan peraturan yang telah ada, dan menskors piha2 bandel. tapi, boro2 ibu melahirkan, pelanggaran yang paling dasar aja sering dibiarin aja tuh ama pemerintah. kayaknya emang bangsa kita ini harus ada kejadian dulu ya, bar bergerak.

  63. thie-thie

    February 13, 2008 at 2:01 pm

    Maaf nih kalo aku baru posting comment, telat banget yah. soalnya aku baru melahirkan dan lagi nge-browse cari susu formula bayi sebnarnya, eh ketemu blog ini.

    Mau sedikit cerita. Pas aku melahirkan di sebuah RS di jakarta Selatan, aku ditanya sama susternya mau eksklusif apa nggak? terus aku bilang pinginnya eksklusif tapi belum keluar. dan di situ aku dapet support yang luar biasa dari rumah sakit. dari suster, dokter kandunganku, dokter anak, petugas katering, sampai OB-nya… kalau nggak masalah bayi baru lahir tidak diberi susu sampai 3 hari karena masih ada cadangan lemaknya. yang penting aku berusaha terus merangsang dengan dua jam sekali nyusuin anakku, walaupun gak keluar. dan alhamdulillan di malam hari kedua, asiku keluar.

  64. netci

    February 28, 2008 at 8:43 am

    Dear para ibu,

    sungguh suatu kebodohan terbesar apabila para ibu terbujuk untuk menggunakan susu formula dengan alasan asinya tidak keluar/sedikit. Dan sungguh tak punya hati orang-orang yang membujuk/mempengaruhi para ibu untuk menggunakan susu formula daripada asi. Karena itu akan mempengaruhi kehidupan si anak seumur hidupnya.
    Sesungguhnya keluar atau tidak keluarnya asi hanyalah masalah kepercayaan diri & nutrisi ibu melahirkan saja. Asal punya ilmunya pasti akan terhindar dari “aliran sesat” ini. Untuk ibu-ibu yang karier pun masih bisa memberikan asi tanpa susu formula sama sekali. Buat yang ingin tahu lebih banyak soal ini, silakan hubungi saya. Dengan senang hati akan saya share ilmunya.netci@nusindo.co.id

    Netci

  65. bundanyareza

    March 2, 2008 at 11:48 am

    Saya emang gak bisa ngasih ASI sama Reza,waktu umur 3 hari Reza mencret terus setiap jam, menurut mertua sih gak papa berarti lambungnya bagus. Dari awal saya sudah bertekat memberikan susu formula yang mudah dicari sampai warung deket rumahpun saya bisa dapatkan. Pasti susu formula seperti ini memang susu yang merakyat harga tidak mahal, tapi pada kenyataan Reza sehat sehat aja, tidak kegemukan, dan juara I bayi sehat lho.So kesimpulannya, susu harga mahal, merek dari luar bukan berarti susu yang terbaik. Cuma tergantung kitanya aja gengsi gak pake susu merek lokal.

  66. Ibunya Naomi

    August 28, 2008 at 5:06 pm

    Dear Bu Lita.
    Mau sharing aja nih. Anak saya skrg umurnya 5bulan 1 minggu. dulu pas di RS, juga dapet formula. alesannya klise tapi kemakan juga deh saya. ASI blum keluar. Puji Tuhan 2 hari kemudian SuFor saya hentikan diganti ma ASI sampe sekarang. tapi ditengah jalan cobaan ga mandeg. Ibu saya malah yang nyaranin SuFor. Katanya Naomi kurus. Ga kaya keponakan saya yang 100% sufor n gendut setengah mati. tapi menurut saya Naomi ga kurus2 amay. sekarang beratnya 5.9kg. lha Ibunya aja juga imut setengah mati 🙂 dia juga sehat. baru sekali sakit pilek. geraknya juga gesit. murah senyum.
    kadang saya sedih juga kalo mikirin kampanye ibu saya. alih2 dukung anaknya kasih asi, malah nyaranin yang aneh2.
    oke deh, makasih buat tanggapannya. My Naomi baru aja bangun n senyum2 cantik. salam buat keluarga.

  67. Footprints » Blog Archive » Katakan Tidak pada Promosi Susu Formula

    September 9, 2008 at 12:53 pm

    […] Ketika ASI, si kualitas nomor satu, the BEST thing, masih diproduksi dengan baik, pemberian susu formula pada bayi adalah pemborosan. Dan ketika susu formula ditawarkan pada ibu yang jelas-jelas MENYATAKAN memberikan ASI secara penuh, ini jelas strategi pemasaran yang tidak sehat. Sama sekali tidak etis. […]

  68. Dua Tahun Nadira « All That I Can’t Leave Behind

    October 10, 2008 at 8:40 pm

    […] Dengan perawatan yang intensif, mulai dari infus asam amino hingga tambahan air hangat dan lampu pijar di dalam boksnya; dari susu formula mahal yang selalu ditolaknya hingga air tajin yang lebih disukainya, kini ia sudah jadi anak yang sehat, kuat, jarang sakit, dan pandai bicara. […]

  69. ciwir

    October 16, 2008 at 7:48 pm

    ASI tetap yang utama untuk kesehatan dan kesempurnaan pertumbuhan bayi… Ingat bayi adalah masa depan bangsa.

  70. rita

    December 26, 2008 at 4:32 pm

    pada saat kelahiran, asi saya tidak lancar. secara formalitas pihak rumah sakit menanyakan akan diberikan asi atau susu formula. niat saya, ingin memberikan asi. namun, asi tidak keluar sebagaimana mestinya. bayi tetap diberikan supaya tetap disusui hingga puting saya luka. pihak rumah sakit ternyata memberikan susu formula tanpa menginformasikan terlebih dulu dan tidak memberikan sulusi agar puting tidak terluka lagi.
    informasi pada saat pulang, agar bayi diberikan susu pakai sendok. padahal di rumah sakit, bayi saya diberikan pakai dot ?? sekembali dari rumah sakit, my baby masih mau disusui, namun luka pada puting makin parah. maka saya berikan dot, dg susu formula spt yg telah diberikan rumah sakit kpd my baby. pada hari ke-3/ umur bayi 1 minggu, my baby di-cek, ternyata anaknya kena sakit kuning. (nb:pada saat pulang dari rumah sakit, hasil bagus) dan asi diperah pakai elektric pump perlu waktu lama utk mendapatkan susu +/- 40cc.
    Pada saat 1 bulan, asi masih belum lancar, shg dokter anak saya menyarankan ke dokter laktasi, dg kesimpulan anak bingung puting. perlu perjuangan utk keluar asi. Walau, pernah sehari pernah mendapatkan hingga 70cc sekali perah. Namun, selanjutnya tidak pernah lagi. Berbagai macam makanan yg menurut orang tua bisa menambah asi, asi tetap tidak lancar. Sedih rasanya…. Setelah 3 minggu kemudian, asi sudah bisa keluar. menurut saya cukup utk my baby, bila melihat indikator, buang air kecil lebih dari 10 kali dalam satu harian. masalah yg timbul adalah bayi tidak tidur sepanjang hari. bila malam tiba, my baby menjadi rewel, namun bisa tidur sepanjang malam walaupun minta disusui setiap jam. menurut orangtua, my baby tidak tidur sepanjang hari, dikarenakan my baby tidak kenyang dg asi. sekarang usia my baby 2.5 bulan. dikarenakan harus kembali kerja, my baby ditinggal bersama dg neneknya. neneknya memberikan susu formula sesuai dg permintaan my baby dan my baby dapat tidur nyenyak dalam sepanjang hari (sudah berjalan dalam 2 minggu ini, waktu istirahat siang pulang utk diberikan asi). dikarenakan my baby semakin banyak utk susu formula, my baby susah diberi susu formula dg sendok. (walau hati kecil miris, my baby menderita sekali minum susu pakai sendok ;( ) hal inilah, yg membuat masalah, shg menjadi kontra dalam pemberian asi dan pemberian dot.
    pls advise pengalaman teman-teman, bagaimana?

  71. ana

    March 25, 2009 at 2:28 pm

    aku melahirkan bulan nov kmrn. dari wkt hamil udah nyari2 info ttg asi exlusif dari internet,dll. jau2 hari,suami udah dibilangin mau asi exlusif,n dia mau. senang bgt..tyt,pas melahirkan asi ga keluar sama sekali,udah minum susu utk ibu menyusui,di coba pake pompa,tetap ga keluar,padahal babyku begitu lahir lgsg mau nenen,sayang ga keluar.tp dia gigih..tetap rajin ngisap meski gada asinya keluar. untungnya dokter kandungan dan dokter anak di rs tmpt ngelahirin mendukung asi. tiap hari mensupport supaya ga patah semangat. untungnya lagi bisa room-in,dari abis melahirkan,menuju kamar,babyku udah sama aku,gada pisahnya. dan dia ga mau tidur di box,jd tidur sama aku diranjang. hari kedua di rs,babyku teriak2 malam,aku panggil suster minta dikasih dot,eh susternya ga mau krn katanya dokter anak ku ga bolehin n bisa marah kalo tau dikasih susu formula. pulang kerumah,asi tetap ga keluar.sampai2 payudara (maaf) bengkak n sakit ga karuan… akhirnya babyku disuapin susu formula krn udah mulai kuning. sampai manggil tukang pijat,mijat dipayudara..ampun sakit bgt..tp abis itu asinya netes..alhamdulillah..senang bgt..apalagi babyku jd senang..awalnya masih diselang seling susu formula dan asi,krn kt ipar2 asiku sedikit..sedih bgt kalo dia nangis trs dikasi susu formula. ketika udah mulai kerja kembali,babyku dititipkan di tmpt ipar..krn asi pas diperas dpt dikit bgt akhirnya babyku minum susu formula (1 x) trus siang plg nyusuin(dpt ijin dari kantor istirahat labih cepatsampe baby umur 6 bln,senangnya..), sore dot lg abis itu malam sampe pagi asi. babyku jg bobo seranjang dg aku,krn ga mau di box. tp krn asi sedikit kdg dia nenen sampe tertidur,akhirnya kebiasaan ngempeng,gamau tidur malam kalo ga ngempeng nenen. akhirnya suami marah2.. apalagi babyku tetap ga mau dot. keluarga suami kurang ngedukung asi,jd suami terikut2 juga pdhal dulu udah setuju mau asi exlusi dan yg jaga ga betah nyuapin susu pake sendok. akhirnya sering tengkar hanya gara2 anak ga mau dot. pdhal baby ku udah tumbuh jadi anak yg pinter,ngerti kalo diomongin (pdhal baru 4 bulan lebih). browsing diinternet gmn cara ngajarin dot,eh ketemu blog ini..andai aja suami ikutan baca… sampe sekarang ga tega liat dia diajarin pake dot..apalagi kalo liat baby ku begitu menikmati moment nenennya..uh..semua cape dan stres krn pekerjaan hilang… ditambah lg..tiap pulang siang nyusuin,dia begitu antusias melihatku datang sampe2 mau loncat2 gitu dari gendongan. kt yg jaga kalo udah jam aku pulang siang tp blm sampe,babyku sering nyosor di dada yg gendong,cari asi.. tp bingung juga..jatah pulang istirahat siang cuma sampe baby umur 6 bulan (artinya 2 bulan lg). gmn kalo abis itu tetap ga mau susu formula? (dot ato disendok tetap ga mau)

    1. Lita

      March 26, 2009 at 10:55 am

      Dear mbak Ana,
      ASI eksklusif memang penuh perjuangan, ya 🙂
      Butuh dukungan penuh dan benar-benar penuh dari anggota keluarga, terutama suami. Ajak suaminya ikut baca saja 🙂

      Kalau sudah 6 bulan kan sudah dapat diberikan MPASI. Jadi mungkin (mungkin, walau biasanya sih tetap saja) sekitar istirahat siang itu bayi mbak Ana tidak terlalu antusias lagi untuk mencari ASI (karena sudah kenyang oleh makanan).

      Tetap sabar untuk ASI perah, ya. Bisa dikonsultasikan ke konsultan laktasi terdekat, atau kalau semua jalan sudah mentok ya MPASInya dibuat dengan susu formula. Di bawah 1 tahun belum susu sapi biasa, ya.

      Semoga membantu.

  72. septi

    June 15, 2009 at 7:44 am

    Aloo mba lita, nice blog. Jadi nambah info soal ASI. Aku lagi cari2 info soal ASI nii, skrng aku lagi hamil 8 bln, bayi kedua (yg pertama meninggal dlm kandungan, jd aku ga bs nyusuin) & sepertinya butuh info lebih banyak soal ASI. Rencana aku akan lahiran secara Ceasar, krn tnyt aku plasenta previa. Aku udh bertekad pingin bgt ntar baby nya ASI ekslusif, tp keluarga suami gak ada yg support, krn ktnya bdn ku kan kurus + payudara jg kecil (sediih bgt belom apa2 udh di judge begitu),pasti ASI yg keluar sedikit & belom tentu bagus kualitasnya… pdhl adek ku yang bdnnya jauh lebih kecil & kurus dari aku bisa keluar ASI banyak. Jadinya suamiku ikut kebawa keluarganya untuk gak terlalu pro ASI. (Pdhl aku butuh bgt support dari org terdekat & keluarga soal ini). Mama ku siih lebih prefer ASI, tp aku skrg tinggalnya dkt dgn keluarga suami. Aku lagi nyari2 info yang bisa aku kasih liat (file nya) ke suami supaya dia bs lbh support aku soal ASI ini.. Kalo mba Lita punya file nya, aku mau doong mba di kirim ke emailku. Soalnya aku kayak berjuang sendirian nii skrg buat nantinya kasih ASI ke baby ku.
    Sebelumnya thx ya mba!

    Cheers!

    1. Lita

      June 17, 2009 at 12:24 pm

      Dear Septi,
      Sila berkunjung ke http://aimi-asi.org dan atau bergabung dengan milis ASIforBaby atau milis Sehat di Yahoogroups. Konsultan laktasi dan ibu menyusui (bekerja atau tidak) lainnya akan dengan senang hati berbagi dengan mbak 🙂
      Tulisan/rangkuman saya beserta komentar yang ada di sini bisa membantu melengkapi.

      Ngomong-ngomong saya kurus banget dan termasuk ‘rata’, lho. Kecuali suami & saya, wajar saja kalau semua berpikir saya tidak akan mampu menyusui dengan baik, apalagi ASI eksklusif 6 bulan.
      Alhamdulillah bisa. Lanjut sampai 2 tahun 3 bulan saya bertahan menyusui dan menyapih dengan santai (tanpa pahit-pahit atau paksaan) 🙂

      Yuk mbak, yang penting mbak dan suami berpikir positif dan berusaha sebaik-baiknya. Yang menyurutkan semangat tak perlu terlalu dirisaukan. Semangat ya, mbak 🙂

  73. Jefrry

    November 17, 2009 at 5:05 pm

    Yth ibu ibu sekalian,
    saya mau tanya klinik laktasi yang dimedan dengan alamat
    RSU Dr. Pirngadi
    Jl. Prof. H.M. Yamin SH. No.47
    Medan 20217
    Telp. (061) 453 6022 ext 267
    kok tidak bisa dihubungi ya?
    Apa no tlpnya salah?
    Mohon bantuannya ya, karena istri saya kesulitan menyusui, sama seperti pengalaman ibu2 yang disodori susu formula sewaktu baru melahirkan. Umur baby saya sekarang baru 2 minggu tetapi sudah malas menyusui, apa karena dikasih susu formula dalam dot ya? Kemaren2 asi istri saya masih ada tetapi mulai semalam sudah tidak ada lagi, mohon bantuannya ya ibu2, saya pengena sekali baby saya diberi asi bukan susu formula.

    Salam,
    Dapot

    1. Lita

      November 20, 2009 at 11:34 pm

      Bapak yang baik, ‘kemalasan’ menyusu memang dapat disebabkan oleh pemberian susu melalui dot sejak dini. ASI yang terhambat keluar dapat diproduksi kembali, dan memang membutuhkan kesabaran dalam mengusahakannya.
      Terimakasih untuk dukungannya bagi ibu ya, pak.

      Jika mengalami kesulitan mencari konsultan ASI setempat, dapat coba menghubungi AIMI dan menanyakan langsung alternatif bantuan yang dapat diperoleh.
      AIMI: http://aimi-asi.org/kontak/ atau sila mencari informasi yang dibutuhkan di sana.
      Semoga dapat membantu, ya. Saya doakan segera membaik 🙂

  74. etyabdul

    January 2, 2010 at 9:20 pm

    sy s7 bgt dg ASI.Tapi sy msh blm paham kalimat mba Lita…”kita hrs berpikiran terbuka bahwa ASI tdk……..dan tdk sma yg minum sufor…..apa itu tdk membuat org ragu akan kehebatan ASI,klo ada ibu yg dak mau kasih ASIdg alasan minum sufor pun anak tetap bs cerdas,lalu buat ksh ASI?makasih jawabannya.ijin link ke blog mba ya…blog saya baru jd.

  75. Lita

    January 3, 2010 at 11:00 am

    @EtyAbdul:
    Yang ini ya, mbak?

    ASI tidak menjamin seorang anak menjadi super dan susu formula juga tidak selalu membuat anak menjadi gemuk dan lebih rentan terhadap penyakit.

    Tentunya saya tidak bermaksud agar kehebatan ASI diragukan. Semata hendak menjernihkan pandangan bahwa jika anak diberi ASI eksklusif maka ia akan tidak pernah sakit, pasti selalu sehat, pasti jadi yang paling pintar, pasti jadi yang paling sopan, pasti jadi yang paling erat hubungan emosinya dengan ibu, dan lain-lain.
    Bukan ke-super-an yang ditonjolkan dari kebaikan ASI. ASI tidak membuat anak menjadi sempurna, dan ASI tidak meniadakan peran lingkungan dari pembentukan anak.
    Jangan lupakan bagaimana tingkat higienitas ibu dan keluarga, bagaimana keluarganya mengajar & mendidiknya, bagaimana sekolahnya, dan sebagainya.

    Walaupun, menurut penelitian, anak ASI relatif lebih cerdas daripada anak yang diberi susu formula. Pastinya tidak akan menjadi landasan bagi generalisasi “Jika anak diberi ASI maka ia pasti akan lebih cerdas daripada jika diberi susu formula”. Lalu peran pendidikan di mana? 🙂
    Menurut saya, penelitian itu hanya merujuk pada bakat. Bagaimana mengembangkan (dan mengempiskan) bakat, itu adalah peran banyak faktor. ASI adalah salah satunya, bukan satu-satunya.

    Merangkum semuanya, tetap: ASI adalah yang terbaik.
    Terimakasih sudah mampir ya, mbak 🙂

  76. Diah

    February 17, 2010 at 11:47 am

    Mba Lita, anak saya baru umur 3 bulan. ketika lahir dia menelan ketuban sehingga gak bisa mimik, akibatnya dia kuning. karena asi belum keluar terpaksa saya beri susu formula, supaya dia cukup minum dan gak kuning lagi. ini berpengaruh terhadap produksi asi saya. memang sih setelah itu saya kadi asi terus.sayangnya saya cuma bisa ngasi asi selama 2 bulan. setelah ditinggal kerja terus dikasi susu dia udah keburu nangis kalo dikasi asi. akhirnya sekarang udah susu aja. soalnya dia selalu gak sabaran kalo dikasi asi mungkin dapetnya ga sebanyak kalo pake dot. akibatnya produksi asi sudah hampir terhenti(masih keluar tapi sedikit sekali).saya pingin relaktasi tapi dengan kondisi bekerja seperti ini agaknya sulit karena saya seharian bekerja.
    kalau nanti saya punya anak kedua saya ingin entah bagaimana caranya anak kedua saya nanti harus bisa asi eksklusif.

  77. Lita

    February 18, 2010 at 12:07 pm

    @Diah: Semangat ya, mbak. Galang dukungan dari suami & keluarga. Dikuatkan dasar ilmunya, yuk 🙂 Semoga sukses.

  78. Bnda Rafif

    March 23, 2010 at 9:19 am

    Mba Lita, saya baru melahirkan 2 bulan lalu. Selama saya cuti, anak saya mendapatkan ASI full. namun menjelang usia 3 bulan (karena cuti habis), otomatis saya berikan formula. mulanya anak saya mau menetek namun seiring berjalan hari (+- 2minggu) anak saya sama sekali tidak mau menetek, kalau saya paksa anak saya menangis keras banget. Saya sedih banget karena ingin memberikan ASI. Bagaimana ya Mba, apakah tidak apa-apa jika saya berikan formula saja? Makasih banyak sebelumnya ya Mba Lita atas sarannya… 🙂

  79. Lita

    March 23, 2010 at 9:47 am

    Bunda Rafif,
    Yang bunda alami sebetulnya tidak asing, yaitu bingung puting. Biasanya, walau tidak selalu, jika bayi sudah mengenal puting karet dan mudahnya menyusu dari botol, ia akan malas menyusu langsung dari payudara ibunya.
    Menyusu langsung memerlukan tenaga dan kesabaran yang lebih tinggi dari bayi karena ASI tidak langsung keluar dan pancaran susunya hanya akan deras jika dihisap kuat-kuat. Tidak semudah menyusu dari botol, bagaimanapun putingnya dibuat ‘mirip’ dengan payudara.

    Jangan dipaksa, bunda. Dia telah berusaha beradaptasi dengan botol, tentunya akan memerlukan usaha yang lebih jika harus bergantian antara botol-payudara. Pelan-pelan saja.

    Bunda bisa perah ASInya, disimpan di kulkas (tidak perlu dibekukan) untuk mulai mencobakan memberi ASI perah melalui sendok ketika bunda sedang tidak di rumah. Ini akan membutuhkan kesabaran ekstra dari yang menyuapi, karena memberi susu dengan botol tinggal ‘clep’ sedangkan menyuapi menggunakan sendok bisa tumpah, bayi tak mau membuka mulut, geleng-geleng, dsb.

    Coba ‘sapih’ dia dari susu botol sembari bunda berlatih memerah ASI. Jadi walaupun masih agak sulit menyusu langsung, bayi bisa menikmati ASI bunda, tidak terpaksa beralih ke susu formula.
    Masih ada jalan lain, bunda. Memang perlu kerjasama, kesabaran dan keteguhan dari anggota keluarga yang mendukung bunda untuk bekerja. Mohon pengertian mereka, dukungan suami nyaris menjadi syarat mutlak jika bunda ingin kembali memberikan ASI.

    Selamat mencoba ya, bunda.

  80. widy mama aufa

    March 23, 2010 at 3:30 pm

    Mb Lita, sy support ASI-X, aufa msh asi-x sampai skrg (8bln) dan alhamdullah aufa sehat, daya thnnya bgs, ga ada riwayat sakit kecuali demam efek samping imun DPT. Dl abis ngelahirin jg dikasih kado sufor ma rs bersalin, tp sy minum sendiri (he2 nakal, is it ok anyway mb?).
    Tiap krj sy ninggalin asi d kulkas, tp skrg produksi asi agk berkurang, wlpn udah mkn bubur n tim saring, takut aufa krg cairan ni. 4 hr ini sy cobain sufor (disendokin) tp kok ga mau ya, mulutnya lsg diumpetin. Sy hrs gmn mb?

  81. Lita

    March 23, 2010 at 10:24 pm

    Hahaha… ngga papa, mbak Widy.
    Susu sama aja kok hihihi… emangnya enak, mbak? 😀

    Kalau sudah lebih dari 6 bulan, asupan cairan ngga cuma ASI atau sufor kan, ya. Bisa jus buah, yang lebih mudah ya air putih. Kalau ngga sulit minum, insya Allah Aufa ngga kurang cairan, kok.

    ASI lebih enak daripada susu formula, lho. Ngga bosenin, rasanya ganti-ganti karena makanan kita bervariasi. Jadi bukan hal yang aneh kalau anak menolak minum susu formula setelah kenal enaknya ASI 🙂

    Nggak papa. Divariasikan saja asupan cairannya, ya.

  82. anggi

    April 1, 2010 at 8:51 am

    wah…makasi mbak..bagus banget tulisannya..aku lg hamil 2 bulan ni…jadi bertekad pengen ngasi asi ke bayi..mbak..kalau klinik laktasi di balikpapan ada ga ya?tolong infonya dong…thx ya..

  83. tukang colong

    April 3, 2010 at 9:49 am

    susu formula apa yang baik?

  84. dwi setyaningsih

    April 21, 2010 at 1:52 pm

    susu formula yg bagus untuk bayi prematur yg berusia 1,5 thn ap ya?,,,thank

  85. Emmanuel Subekti

    April 24, 2010 at 2:07 pm

    Memang ASI lebih baik dari susu formula. Salah satunya dari segi penyajiannya pun ASI selalu pada suhu yang tepat untuk bayi, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

    Tapi coba jika seorang ibu yang menyusui, makanannya pentol yang di jual Rp. 100/biji dengan saosnya yang menurut saya tidak sehat. Selain itu makanannya mi instan. Apakah ini akan membuat kualitas ASI baik? menurut saya tentu tidak. Dan hal ini saya lihat dengan mata kepala saya sendiri. Seorang Ibu Menyusui yang tidak memperhatikan makanannya untuk menjaga GIZI ASI yang akan diberikan kepada bayinya.

    Menurut saya jika Ibu Menyusui, coba lengkapi makanan anda dengan 4sehat 5sempurna. Makanlah 80% Makanan Sumber Vitamin, Mineral dan serat. 20% Makanan Sumber Lemak dan Protein.

    Jika hal diatas tidak dapat terpenuhi, menurut saya lebih baik anda berikan susu formula yang baik untuk anak anda.

    Anak Anda adalah Masa Depan Anda, Investasikan sesuatu yang baik pada anak anda. Jika anda ingin mendapat return yang baik pula.

    Salam Sukses,
    Emmanuel Subekti

  86. Miranda

    February 10, 2011 at 11:03 am

    Kandungan susu formula banyak dibesar-besarkan untuk meningkatkan penjualan, namun perlu diperhatikan juga bahwa ada efek samping/alergi yang dapat muncul akibat kandungan proten susu sapi.

  87. cecilia

    October 15, 2011 at 7:50 pm

    sy mw ikutan sharing ya mbk Lita..buat para bunda yg bayinya mengalami bingung puting karena pemberian sufor dgn dot,bisa coba cara sy menyiasati..awalnya anak sy hanya mau minum dr dot krn bingung puting,apalagi puting sy kecil..trus sy pke ‘puting palsu’ atw silicon nipple,kan rasanya mirip2 sm dot tuh..tp keluarnya asi..sy pake smpe anak sy umur 3mg..trus pelan2 sy latih menyusu lsg (tnpa nipple) dan berhasil..sampe saat ini anak sy umur 5 bln dan dia sangat2 nyaman menyusu lsg..

  88. Ria kusuma

    October 28, 2011 at 10:53 am

    Mbak lita anak saya lahir prematur dgn bb 1,4 dikarenakan waktu itu saya menderita preeklampsia, saat anak saya lahir,anak saya lgsg dimasukkan ke nicu selama 6 hari, di hari ke 2 saya kasih dia asi lewat suster ygmenangani anak saya, kata dsa anak prematur harus mengkonsumsi susu formula, padahal waktu itu asi saya cukup banyak, karna saya masih sangat kawatir dgn kondisi anak saya, saya turuti aja permintaan dsa anak saya, katanya diselang seling pemberiannya,yang saya tanyakan apakah efektif keunggulan asi bisa menyerap ke tubuh anak saya apabila pemberiannya diselang seling dgn susu formula? Setelah anak saya pulang kerumah saya usahakan asi terus, bagusnya anak saya setiap kali dikasih susu formula dia menolak,dengan mengeluarkan lidahnya terus, dengan kasus yang saya alami apakah pemberian asi tanpa susu formula menunjang kebutuhan tubuh anak saya mbak? Sekarang anak saya sudah 3 bln beratnya 4,6 kg. Dan alhamdulilah selama beradadirumah anak saya sehat wal afiat, mohon tanggapannya ya mbak lita, terimaksih

  89. dewe mommy celica

    October 30, 2011 at 10:34 am

    salam kenal

    saya melahirkan baby celica di rs di daerah pondok gede,.. sebelum melahirlan saya sudah wanti2 ke dokter dan perawat saya mau kasih ASI. proses caesar baby keluar dokter langsung menempelkan anak saya ke PD saya walau hanya sebentar,…
    sekarang baby celica usia nya 10 minggu,.. hanya dengan ASI baby saya BBnya sdh 5,8kg.. saat lahir 2.95kg alhamdulillah sehat
    memang ASI is the best

  90. alex

    December 13, 2011 at 7:33 am

    Bagaimana jika memang produksi ASI tidak mencukupi? Jangan di bilang bahwa ASI pasti mencukupi dan hanya 1 dari 1000 orang dll. Tapi jika memang tidak mencukupi, Apakah kita masih tetap tidak boleh kasih sufor? Bukan kah sufor di ciptakan untuk membantu jika memang ASI tidak mencukupi?

    1. Lita

      December 20, 2011 at 11:21 am

      Saya kan mengomentari promosinya, pak. Bukan pemberiannya karena kondisi yang mendesak 🙂
      Bisa disimak di tulisan-tulisan yang lain. Silakan…

  91. tia

    February 2, 2012 at 8:33 pm

    mba, aq mau nanya di RS. MiSi Rangkasbitung ada btl khusus asi g plus penyedot asi nya.. Mksh

    1. Lita

      February 3, 2012 at 7:13 am

      Silakan hubungi RS-nya langsung untuk menanyakan ya, mbak.

  92. chikmah

    March 19, 2012 at 12:42 pm

    mb’ bayi ku uda 8 bulan, emang masih asi tapi uda di tmbah soya. gimana ya biar produksi asiku kembali banyak kayak 0-7 bulan yang lalu, tiap jam 12 siang di kantor slalu aku perah tapi sekarang hasilnya g’ banyak kayak dulu, dulu bisa sampai 250 ml tapi skrag 100 ml aja uda alhamdullilah???

    1. Lita

      April 12, 2012 at 9:00 am

      Dear mbar Chikmah, supaya produksi ASI tetap banyak, selain makanan dijaga dengan baik, tekad tetap kuat, jika mbak mau bisa konsultasi ke konsultan laktasi. Kalau bayi masih menyusu, rangsangan pada payudara (dan sistem tubuh kita) akan tetap ada untuk memicu produksi ASI. Jadi diteruskan saja menyusuinya sambil gizi dari makanan padat juga dilengkapi.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.