Vaksinasi dan Autisme

Saya termangu membaca tulisan pak Harry tentang autisme. Teringat kegelisahan seorang ibu yang menanyakan pada saya, hubungan antara imunisasi dan autisme.

Anaknya sebaya Daud dan (saat itu) masih punya jadwal beberapa kali imunisasi. Rupanya e-mail tentang imunisasi yang menyebabkan autisme sedang beredar di milis yang ia ikuti. Sebenarnya ini bukan berita baru. Semacam siklus saja, muncul periodik. Vaksinnya tak selalu sama, tapi intinya sama: bahaya autisme mengintai di balik imunisasi.

Pak Harry menulis tentang autisme dengan mencuplik dari wikipedia. Izinkan saya untuk mengambil sumber dari tulisan yang lain dan dari sisi pandang yang agak berbeda.

Dari dr. Sears:

There has been some recent press over a concern of some medical researchers that the MMR vaccine may be a contributing link to autism. There has been no conclusive medical evidence to date that supports this concern, and the potential severity of these three illnesses makes vaccinating against them very important.

Some parents who have a child with autism, or know someone who has a child with autism, and have a concern about it's relation to the MMR vaccine, can give their child each of the three components of this shot separately, one year apart. However, this is two extra injections.

Dari mayoclinic:

Some people believe autism is caused by vaccines — particularly the measles-mumps-rubella vaccine (MMR), as well as vaccines containing thimerosal, a preservative that contains a very small amount of mercury. But extensive studies have shown no link between vaccines and autism.

Sedangkan dari WHO:

Based on the extensive review presented, GACVS concluded that no evidence exists of a causal association between MMR vaccine and autism or autistic disorders. The committee believes the matter is likely to be clarified by a better understanding of the causes of autism.

GACVS also concluded that there is no evidence to support the routine use of monovalent measles, mumps and rubella vaccines over the combined vaccine, a strategy which would put children at increased risk of incomplete immunization. Thus, GACVS recommends that there should be no change in current vaccination practices with MMR.

Penelitian yang dijadikan rujukan bagi pemberitaan adanya korelasi antara vaksin MMR dan autisme dinyatakan memiliki cacat serius. Bertanggal 13 Juni 2003, artikel ini menuliskan:

Committee on Safety of Medicines (CSM) advice on methodology used in this paper

Previous research by Geier and Geier, using similar methodology, has been carefully reviewed by the CSM. The advice of the CSM was that this type of analysis (use of spontaneously reported adverse reaction data and numbers of vaccine doses distributed) cannot be used to determine and compare the incidence of adverse reactions associated with different vaccinations.

CSM will shortly be asked to review the current study by Geier and Geier. However, it is clear from CSM’s previous advice that this methodology is seriously flawed and the conclusions of the authors concerning the association between MMR and DTP vaccine and the outcomes studied cannot therefore be justified.

Sedangkan dari asosiasi dokter anak Amerika (AAP):

The most important weakness of the article is the reliance on VAERS (Vaccine Adverse Event Reporting System) data to draw conclusions about adverse event associations or causality. VAERS is a passive surveillance system for reporting possible vaccine adverse events that depends on health care professionals, patients, and others to file reports.

Health effects reported to VAERS as being associated with vaccines may represent true adverse events, coincidental occurrences, or mistakes in filing. Inherent limits of VAERS include incomplete reporting, lack of verification of diagnoses, and lack of data on people who were immunized and did not report problems.

Data from VAERS are useful for hypothesis generation (raising questions) but should not be used for research aimed at determining whether vaccines cause certain health problems (hypothesis proving), as was done in the article by Geier and Geier.

Dan dari Vaccine Safety, (format pdf):

Consistent evidence from ecologic, case-control, case-crossover, and cohort studies showing lack of an association between MMR vaccine and an increased risk for developing autism, either in the short time window following vaccination or at times distant from vaccination.


Group Health Cooperative Center for Health Studies
CDC Vaccine Safety Datalink Project

Sebagai pengingat: ini bukan pengganti nasihat/diskusi medis. Saya bukan peneliti, apalagi dokter. Namun jika anda bertanya tentang keputusan saya, saya tetap bergeming dengan jadwal imunisasi MMR untuk kedua anak saya.

Saya hanya berharap, para orangtua membuat keputusan tidak berdasarkan emosi dan paranoia semata. Pertimbangkan baik-baik, dan jika ragu dengan kondisi anak, konsultasikan pada dokter.

Walau demikian, keputusan ada di tangan orangtua. Milik orangtua. Dan dijalani anak kelak. Semoga tak ada kata menyesal.

30 Comments

  1. danu

    October 19, 2006 at 1:16 pm

    iya nih bude, eh, bu, autis selalu dihubung2in sama vaksin. tp krn dr mulut ke mulut lebih ‘ampuh vaksin’nya banyak juga yang percaya. sama juga hebohnya kalo ikut penataran pra-nikah disuntik kb. *kok, ikatan dokter anak indonesia, gak dikutip pendapatnya? :d*

  2. Lita

    October 19, 2006 at 9:23 pm

    Danu
    Aduh maap, bukannya sentimen, tapi saya gak bisa akses http://www.idai.or.id/ sedangkan saya ngga nemu yang saya inginkan di IDIonline (lagipula gak nyaman juga navigasi situsnya –komplen terbuka ke admin nih :p )

  3. Dhika

    October 20, 2006 at 5:52 am

    semalam sebenarnya mau ngomong buat kasih komen mengani tulisan mas Harry, eh lha kok malah keluar tulisannya… *seide berarti 🙂

  4. dini

    October 20, 2006 at 9:59 am

    Absen: Fathia saya kasi imunisasi MMR, Alhamdulillah sampe sekarang (2 taun 3 bulan) ndak nunjukin tanda-tanda autis..

    Sekalian mbak, mau ngucapin Mohon maaf lahir batin, Taqobbalallhu minna wa minkum, semoga jumpa lagi di Ramadhan taun depan 🙂

    Lebaran di mana nih???

  5. Lita

    October 20, 2006 at 1:11 pm

    Dhika
    Keduluan sehari ya? 😉

    Dini
    Lebaran di Jakarta dong hehehe…
    Wah, jadwal imunisasinya udah abis dong ya untuk balita? 🙂

  6. Weni

    October 20, 2006 at 3:46 pm

    ndak papa ya numpang di postingan ini hehehe.

    Selamat Idul Fitri buat Lita sekeluarga.
    Mohon maaf lahir dan batin.

    Gak mudik khan ya ? Berarti nggak usah ngasih ucapan ‘met mudik’ hehe.

  7. Indah

    October 20, 2006 at 9:20 pm

    Oke deh Bu, ditunggu judul selanjutnya 🙂
    – Televisi dan Autisme
    – Genetik dan Autisme
    – Makanan dan Autisme
    – Radiasi dan Autisme, terutama yang soal USG. juga radiasi yang lain mengingat disini bnyk sekali barang yang memancarkan radiasi
    – Folic Acid dan Autisme
    – Sekolah Awal dan Autisme

    walopun memang kita mesti cerdas dalam mengkonsumsi makanan sehat juga informasi dari televisi dsb. Akibatnya tidak hanya soal autis

  8. renee, bundanya aila

    October 27, 2006 at 12:47 pm

    mba’ lita…
    sebelum komen, minal aidin wal fa’idzin. mohon maaf lahir & bathin.
    mau tau gossip yg lebih heboh lagi?
    asosiasi dentist di amrik mencurigai tambalan gigi yg menggunakan timah pada wanita merupakan pemicu timbulnya autis pada anak yg dikandung wanita tsb!
    itulah kenapa sekarang tambalan jenis tsb dilarang disono.
    kabarnya kandungan plumbum (Pb, timah hitam???)dalam tambalan gigi dapat masuk ke dalam aliran darah, terus ke rahim, & mengendap di otak janin saat pembentukan sehingga menimbulkan autisme.
    ngeri kaaan???
    tapi ini juga masih simpang siur lho…
    aku dapet daei dokter gigi adeku & sampe hari ini masih minim pembahasan ttg topik tsb di website.
    maaf ya kalo malah ‘bikin gara2x’ 😀

  9. Lita

    October 28, 2006 at 10:19 am

    Weni
    Bunda Reva, di sini gak ada yang mudik soale pada nggantiin si mbak jadi pasukan cleaning service :mrgreen:
    Mohon maaf lahir batin juga ya, salam buat Reva. Sudah ada kosa kata baru yang selaras dengan KBBI? 😀

    Indah
    Ini serius atau becanda? Panjang bener requestnya :p

    bunda Aila
    Bunda, tentang logam yang dapat mengendap di otak ini sudah pernah dibahas di milis sehat. Sudah agak lama dan pembahasannya pun panjang nian berekor.
    Jadi sebelum daku jawab, itu e-mail berkelok harus dibaca dulu betul-betul. Nanti kalau sudah selesai bacanya, saya share di sini deh.
    Terimakasih ya sudah mengingatkan pada topik ini 🙂

  10. Indah

    October 28, 2006 at 2:06 pm

    yah… (bukan manggil mas yahya lho :P)
    giliran serius malah dikira becanda 😀
    yang tentang USG udah dapet penjelasan di milis sehat sih, tentang radiasi yang lain nih yg masih tanda tanya.
    bahasan yang lain juga sih… so, ditunggu ya…

  11. galih

    October 30, 2006 at 10:16 am

    wah, investigasi ala Pak Priyadi dengan rasa Buk Lita 😀

  12. siwoer

    October 30, 2006 at 10:19 am

    minal aidin wal fa idzin.
    mohon maaf lahir dan batin ya mak 🙂
    sapa tau komen2 ku di sini nyela mulu … heheheh

  13. harry

    October 31, 2006 at 5:38 am

    Halo mbak Lita 🙂 trims untuk urun rembugnya.

    MMR betul-betul adalah salah satu contoh kontroversi karena ada tabrakan banyak kepentingan disini. Perusahaan vaksin tidak ingin vaksinnya tidak laku, pemerintah perlu memvaksinasi penduduknya agar kasus MMR tidak meledak di masa depan, ada para dokter & pejabat yang kontra karena melihat data2 bahaya MMR, ada para dokter & pejabat yang pro dengan berbagai alasan, para orang tua yang cemas dengan potensi bahaya MMR, para orang tua yang ingin anaknya selamat dari MMR, dst.

    Saya kebetulan mengalami langsung konflik MMR ini di Inggris. Salah satu contoh bahasannya bisa dibaca disini
    Juga berkali-kali muncul berita bagaimana beberapa hari setelah vaksinasi MMR, anak-anak kemudian berubah menjadi autis.

    Jadi, masalah vaksinasi MMR ada beberapa :

    1. Penggunaan thimerosal, yang berbasis mercury. Thimerosal adalah zat pengawet vaksin. Namun karena mengandung mercury (logam berat), maka banyak memicu protes. Diduga sebagai salah satu pemicu autisme / masalah2 lainnya.
    Bagi orang tua, tidak selalu mudah untuk mengetahui apakah suatu vaksin mengandung thimerosal atau tidak,

    2. MMR, sebagai triple vaccination, diduga membebani sistim pertahanan tubuh dengan terlalu berlebihan.

    3. Paling tidak di Inggris, ada indikasi bahwa MMR belum betul-betul terbukti keamanannya; namun sudah langsung diterapkan di lapangan.

    4. Makin jelas potensi keterkaitan antara inflammatory bowel disease (IBD) dengan autisme. MMR diduga bisa memicu terjadinya IBD.

    5. Walaupun tidak semua penerima vaksinasi MMR menjadi penderita autisme, tentu saja tidak berarti bahwa tidak ada masalah. Jika ada sekian persen saja yang tiba-tiba menjadi penderita autis, maka ini perlu diteliti lebih lanjut.
    Pada kasus di Inggris, ada peningkatan penderita autis 10 kali lipat setelah diperkenalkannya imunisasi MMR.

    6. dst.

    Jadi, masalah vaksinasi ini bukan cuma pada MMR nya saja. Baru vaksin ini saja sudah mengandung banyak potensi masalah. Entah bagaimana dengan vaksin-vaksin lainnya.

    Belum lagi berbagai berita bagaimana berbagai negara berkembang digunakan oleh para perusahaan vaksin sebagai ladang kelinci percobaan bagi vaksin-vaksin baru mereka.
    Baru beberapa bulan yang lalu anak saya akan divaksinasi oleh sekolahnya, namun mereka TIDAK TAHU vaksin apa yang akan disuntikkan ke tubuh anak saya (sangat konyol, dan tidak bertanggung jawab sama sekali). Dengan tegas saya menolaknya.

    Mengenai berbagai studi yang ada, pada saat ini saya kira masih sulit untuk mendapatkan hasil yang konklusif (bahaya / tidak); karena berbagai hal : jangka waktu studi (heboh MMR belum lama terjadi), sample kasus, kejadiannya pada anak-anak bayi sehingga penelitian lebih sulit, dst.
    Jadi yang berani mengatakan MMR pasti menyebabkan atau tidak menyebabkan autis sama-sama perlu ditilik dengan waspada (sok tahu? atau ada conflict of interest? dll)

    Bagaimana solusinya untuk saat ini? Saya kira kita juga tidak ingin anak-anak kita menjadi korban MMR.
    Pada saat ini sepertinya yang bisa kita lakukan adalah memvaksinasi secara terpisah 3 kali (bukan digabung), dan memastikan bahwa vaksin-vaksin tersebut tidak menggunakan mercury / zat pengawet berbahaya lainnya.
    Jika ada ide lainnya, monggo.

    Pada intinya, saya kira kita perlu lebih selektif dan mencari tahu mengenai hal-hal yang akan masuk ke tubuh anak-anak kita – dalam hal ini, berbagai vaksinasi yang ada.
    Trims.

  14. harry

    October 31, 2006 at 6:03 am

    Beberapa poin yang terlewat di komentar saya sebelumnya :

    1. Keamanan vaksin: seingat saya, pemerintah Inggris cukup banyak mendapat kecaman karena ada bukti-bukti bahwa mereka tidak melakukan uji coba keamanan yang cukup pada vaksin MMR.
    Mudah-mudahan vaksin yang sekarang sudah tidak mengandung lagi zat-zat yang berbahaya.

    2. Salah satu solusi MMR : tunda pemberiannya sampai anak sudah agak besar / lebih dari dua tahun. Ini berkaitan dengan indikasi bahwa MMR membuat sistim kekebalan tubuh menjadi overload; pada anak yang sudah lebih besar, diharapkan sistim kekebalan tubuhnya sudah lebih siap untuk menerima vaksin 3-in-1 ini.

    3. Bagi yang muslim, saya kira kita juga perlu mulai mempertimbangkan kehalalan vaksin. Saat ini sepertinya hal ini belum banyak disadari. Saya mungkin akan coba bergabung di komunitas halal Indonesia dan mencoba mencari tahu apakah sudah ada inisiatif / solusi / informasi lebih detail dalam hal ini.

    Mungkin itu dulu, terimakasih.

  15. zuhra

    November 1, 2006 at 11:41 am

    @Indah:
    sekalian: sabun dan autisme. hehehe… siapa tahu ada yang pengalaman make sabun jadi autis gitu, anyone?

    Oh iya, minal aidin wal faidzin. mohon maaf lahir batin, buat semuanya.

  16. RhoMayda

    November 2, 2006 at 3:45 am

    mbaaaaaaaaak maaf lahir batiiiiin…
    haduuuuuuuuuuh telat banget yaaa?

    sepertinya
    saya lumayan ngeri juga baca ini 🙁

  17. fatimah

    November 2, 2006 at 3:40 pm

    OOT: maaf lahir batin yaa…taqobbalallahu minna wa minkum

    ~telatbanget 😀

  18. Unung

    November 3, 2006 at 5:37 pm

    Bener mbak, minggu lalu kami akan vaksin Raka, diingetin sama mbak (barusan punya anak juga), untuk jangan divaksin MMR. Katanya kalau nggak kuat bisa autis. Bundanya Raka mengiyakan saja, namun anehnya malah telpon ke Klinik kapan ada dokter untuk vaksin ya, sambil ngingetin saya untuk ngantar Raka vaksin. Doain nggak ada apa-apa dech. Salam. Tak lupa, mohon maaf lahir dan batin, taqobbalallohu minna wa minkum.

  19. mpokb

    November 6, 2006 at 11:41 am

    non lita juga sudah ganti leot rupanya 🙂
    hm, mungkin kondisi anak pengaruh juga yak. bisa aja kan ada dua anak bersaudara diberi vaksin yg sama, tapi hanya seorang yg menjadi autis?

  20. bebek

    November 6, 2006 at 2:16 pm

    ikutan OOT… maap lahir batin ya mbak… dulu sering “ngerasanin dan iri ma tulisan ibu lita”.. huehehehe… :p

  21. nYam

    November 6, 2006 at 3:52 pm

    kalo ga salah, vaksin MMR emang mengandung merkuri, tapi kadarnya suangat kecil. en kalo anak divaksin terpisah (ga simultan), apa ga bikin si anak takut disuntik? cmiiw.

    perlu penelitian lebih lanjut neh. soale dah sering banget baca soal vaksin vs autisme ini. yang lebih nyebelin lagi, seorang temen pernah bikin posting tentang vaksin vs autisme tapi dikaitkan dengan:
    1. ketidakrelaan+ketidaksiapan menerima takdir Allah
    2. vaksin tuh propaganda Israel+Amrik
    3. kalo anak sakit, obatilah pake obat herbal (FYI, dia ikutan MLM obat [yang ngakunya] herbal)

    T_T

  22. Lita

    November 6, 2006 at 9:02 pm

    ALL
    Tentang autisme (dan serba-serbinya), saya sedang mempersiapkan tulisan berseri.
    Mohon bersabar. Artikelnya panjang-panjang jadi butuh waktu sekadar untuk memilah, menyalin, dan menyunting, bahkan belum termasuk opini saya pribadi (doh!).

    Bebek
    Wah saya seneng dirasani, jadi ngerasa ngetop hihihi…
    Terimakasih ya sudah menyimak bananaTALK. Stay tuned! 🙂

  23. Denny

    November 7, 2006 at 3:00 pm

    Lita.. inget ga aku pernah ragu untuk vaksin MMR ke Rama? Trus kamu jawab, pilihan ada di orangtua. Then aku milih utk vaksin plus doa2 tentunya :D. Thanks God.. so far, Rama udah banyak kemajuan di usia menjelang 2 taon ini dan semuanya normal. So.. what’s wrong with you? apakah jd ikut ragu?

  24. Lita

    November 7, 2006 at 5:18 pm

    Denny
    Bukan ragu, mbak Denny.
    Aku hanya terkesima, ternyata walau sudah berlalu bertahun-tahun email tentang ini teruuuuusss beredar. Seperti ada jadwal periodik untuk kemunculan topik ini di milis. Jawabannya ya sama terus, kecuali mungkin ada tambahan update informasi terbaru dari dokter yang memang nyemplung di bidang ini.

    Getooo. As I said, aku tetap dengan jadwal imunisasi MMR untuk kedua anakku kok, ngga diundur dengan sengaja.
    Kalau aku ragu, tentu aku akan menyatakan keraguanku di tulisan ini 🙂

    Makasih udah inget, mbak Denny.
    Tulisan tentang autisme ini aku teruskan (berseri) sebagai informasi bagi mereka yang membutuhkan, supaya bahasannya lebih lengkap dan tuntas.
    Karena dari iseng-iseng ngga berhadiah ternyata dengan kata kunci ‘vaksinasi dan autisme’ blog ini muncul di halaman pertama Google. Berarti cukup banyak yang mengakses. Jadi sekalian aja ditulis buanyak hehehe…

  25. dini

    November 24, 2006 at 9:56 am

    mbak lita,. duh g bingung semakin banyak komen, semakin banyak merepotkanmu..
    ini lagi yg jadi masalah sekarang ini, raihan is 33 bulan. belom samsek dikasih hib ama mmr.
    alasannya? suami ketakutan. klo hib or mmr susulan kira2 bisa ga ya? klo aku lihat jadwal IDAI harusnya terakhir itu mmr ama hib 4 15-18 bulan,.. dibarengin ama tipfoid boleh ga yah?

  26. Lita

    November 24, 2006 at 11:48 pm

    Dini
    MMR bisa di umur 3 tahun.
    HiB… Duh, saya ngga menguasai soal jadwal imunisasi, mbak. Terbiasa ikut jadwal. Kalaupun telat, yang membuatkan jadwal susulan ya dokternya langsung.
    Maaf ya ngga bisa bantu 🙁

  27. rany

    February 20, 2007 at 5:33 pm

    Jadi takut, klo USG bisa bikin bayi autis?padahal setiap aku periksa ke dokter selalu di USG.

    Emang bener?apa uda ada kasusnya?radiasi apa aja selain USG?para ahlinya mohon di jawab, plz

    Temenku pas hamil selalu di USG, tetapi anaknya fine2 aja, sekarang uda 4 tahun.

  28. Lita

    February 20, 2007 at 11:01 pm

    Rany
    Mbak bisa membaca lebih lengkap tentang USG di sini dan di sini.
    USG tidak menggunakan radiasi, tapi gelombang suara untuk menghasilkan citra (image). Jadi tidak perlu mengkhawatirkan efek radiasi.
    Walaupun begitu, dalam pemeriksaan kehamilan, tidak setiap kunjungan memerlukan pemeriksaan dengan USG. Seperlunya saja, tidak sampai seminggu sekali saking semangatnya ingin tahu perkembangan rupa janin 🙂

  29. Vaksinasi dan Autisme « pencerahan

    July 3, 2008 at 12:53 pm

    […] dan Autisme Juli 3, 2008 Posted by annisa in vaksinasi. trackback Vaksinasi danAutisme […]

  30. Umm Hamzah

    August 9, 2011 at 5:04 pm

    Salam alaikum wa Rahmat Allah wa Barakatuh,

    Sekedar berbagi informasi, semoga bermanfaat.

    Tentang hukum pemakaian barang haram dalam proses pembuatan vaksin :
    http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.immunize.org%2Fconcerns%2Fporcine.pdf&h=a4e65

    .

Leave a Reply to bebek Cancel

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.